Alice dan Justin telah tiba di depan rumah Lola.
Dengan cepat Alice pun turun dari atas motor dan melepaskan helmnya.
Sherly yang tengah menjaga Lola dengan segera bangkit dari kursinya dan menatap kearah jendela saat mendengar suara motor dari luar,
"Nenek.. Itu Justin dan Alice!!!!" teriaknya lega bercampur bahagia.
Lola yang masih lemas di atas kursi seketika menghembuskan nafasnya dengan lega,
"Terimakasih Tuhan.." bisiknya penuh rasa syukur.
Alice masuk ke dalam rumah tanpa menunggu Justin di belakangnya. Gadis itu melangkah masuk dan langsung menatap penuh rasa bersalah saat melihat neneknya tengah bersandar di atas sofa,
"Nenek!!" ujar Alice merasa bersalah.
Lola menatap cucunya dengan mata yang berkaca-kaca sambil merentangkan kedua tangannya,
GREP!!
Alice pun memeluk tubuh Lola dan mencoba menahan tangisnya. Sedangkan Lola tengah memeluk tubuh cucunya itu dengan erat sambil menangis,
"Ya Tuhan Alice!!! Syukurlah kau baik-baik saja hiks... Nenek sangat mengkhawatirkanmu.." ucapnya tersedu.
Alice mengangguk pelan dan mengusap punggung Lola untuk menenangkannya.
Sherly menghapus air matanya melihat adegan yang menyentuh di depannya itu. Sedangkan Justin hanya terdiam dan menatap Alice dengan perasaan leganya.
Lola pun melepaskan pelukannya pada Alice dan menelisik seluruh tubuh cucunya itu dengan khawatir,
"Kau tidak apa-apa kan??? Tidak ada yang menyakitimu kan??? Apa ada yang terluka????" tanyanya bertubi-tubi.
Alice menyentuh tangan neneknya dan menggeleng pelan,
"Aku baik-baik saja nek.. Aku tidak terluka.." jawab Alice pelan.
"Maaf telah membuat nenek khawatir" lanjutnya merasa bersalah.
Lola menghapus air matanya dan menggeleng pelan,
"Nenek tidak mau lagi hal seperti ini terjadi.. Kau tau, nenek hampir mati karena begitu mencemaskanmu!! Kau adalah cucu nenek satu-satunya!! Nenek tidak rela jika sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan padamu!!" ucapnya sedih.
Alice mengangguk dan tersenyum pelan untuk menenangkan Lola,
"Iya nenek.. Aku berjanji tidak akan membuat nenek khawatir lagi" jawabnya.
Lola menyentuh pipi Alice dan menatapnya dengan tatapan yang meminta penjelasan,
"Sebenarnya apa yang terjadi?? Kemana saja kau seharian ini??" tanya Lola.
Alice terlihat terdiam sesaat dan memasang senyumnya pada Lola,
"Aku... Aku hanya tidak sengaja terkurung di perpustakaan sekolah" jawab Alice berbohong.
"Tapi.. untung saja petugas sekolah mengetahuinya dan membuka kembali pintunya" lanjutnya mencoba tersenyum.
Seketika Justin menatap Alice dengan tatapan menelisiknya,
"Apa itu benar???" tanya Justin tiba-tiba yang mewakili pertanyaan yang sama dari Lola dan Sherly.
Alice terdiam sejenak dan mengangguk meyakinkan,
"Iya.. Itu benar!" ujarnya tegas.
"Itu semua murni salahku.. Aku terlalu asik membaca sampai ketiduran. Dan, tanpa sengaja aku terkunci di dalam sana" lanjutnya.
Sherly terlihat mengerutkan keningnya mendengar ucapan Alice,
"Kau kembali ke perpustakaan lagi setelah istirahat??" tanyanya ragu.
Alice menatap Sherly dan mengangguk untuk meyakinkan gadis itu,
"Iya... Ada barangku yang tertinggal. Dan... Aku juga sebelumnya lupa untuk meminjam buku, jadi aku mencari-cari buku lagi sampai lupa waktu.." ucapnya.
"Aku juga lupa meminta izin tidak masuk di jam terakhir" lanjutnya.
Lola pun menghela nafasnya dan menyentuh rambut Alice dengan lembut,
"Baiklah.. Nenek percaya.. Lain kali, kau harus lebih hati-hati lagi Alice. Nenek tidak mau hal seperti ini terjadi lagi" ucapnya lembut.
Alice pun tersenyum lega dan mengangguk pelan,
"Baik nenek.." ujarnya.
Terlihat Justin hanya diam dan menatap wajah Alice dalam. Entah mengapa pria itu tidak mempercayai alasan Alice. Gadis itu pasti berbohong, pikirnya yakin.
"Baiklah kalau begitu, ini sudah sangat larut.. Sebaiknya kau Sherly dan Justin pulang ke rumah, besok kalian masih harus berangkat ke sekolah" ujar Lola pada Justin dan Sherly.
Mereka pun mengangguk pada Lola. Sherly menghampiri Alice dan memeluknya,
"Aku sangat senang kau baik-baik saja Alice.." ujarnya terharu.
"Kau membuatku khawatir" lanjutnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Alice pun tersenyum dan mengangguk pelan pada Sherly,
"Maaf telah merepotkanmu.. Dan, terimakasih telah menjaga nenekku" ujarnya tulus.
Sherly tersenyum senang dan menyentuh pundak Alice,
"Sama-sama.. Aku sama sekali tidak merasa di repotkan. Nenekmu juga sudah ku anggap sebagai nenekku sendiri.. Kita kan teman.." ucap Sherly tersenyum tulus.
Alice pun terdiam sejenak dan tersenyum mendengar ucapan Sherly,
"Terimakasih.." ucapnya lagi.
Sherly pun mengambil tas nya dan hendak berpamitan,
"Kalau begitu aku pamit dulu, supirku telah menjemput di depan" ujarnya.
"Selamat malam, sampai bertemu besok" pamitnya sambil melambaikan tangannya pada Alice, Justin dan Lola.
Setelah Sherly pergi, Justin pun terlihat menatap Lola dan menghampirinya,
"Kalau begitu, aku juga pamit dulu nek.." ujarnya.
Lola tersenyum menatap Justin dan menyentuh tangannya,
"Terimakasih banyak Justin.. Kau telah menjemput Alice sampai basah kuyup begini" ujarnya sambil menatap tubuh Justin yang basah.
Justin tersenyum pelan dan menggeleng,
"Tidak apa-apa nek.. Aku senang bisa membantu" jawabnya.
"Lagipula.. Aku juga mengkhawatirkan Alice.. Jadi, aku akan tenang jika aku bisa melihatnya baik-baik saja" lanjutnya penuh arti sambil melirik pelan pada Alice.
Alice yang mendengar ucapan Justin hanya diam dan tidak memberikan reaksi apapun pada pria itu. Sedangkan Lola terlihat tersenyum penuh arti melihat kearah Justin dan Alice secara bergantian.
"Ekhem!! Alice, berterimakasihlah pada Justin, dia sudah rela basah kuyup seperti ini untuk menjemputmu.. Bahkan Justin terlihat lebih khawatir daripada Nenek saat dia tau bahwa kau belum pulang selarut ini.." ujar Lola serius.
Alice hanya dapat menghela nafasnya pelan dan menatap Justin dengan singkat,
"Terimakasih" ucapnya singkat.
Justin terlihat tersenyum pelan mendengar ucapan Alice dan mengangguk.
"Sama-sama" jawabnya.
Justin pun berdiri dan bersiap untuk melangkah keluar,
"Kalau begitu, aku permisi dulu.." pamitnya.
Lola pun mengangguk dan melambaikan tangannya pada Justin,
"Hati-hati di jalan" sahutnya pada Justin.
Lola pun menepuk tangan Alice dan memberikan isyarat pada gadis itu untuk mengantar Justin sampai di depan pintu.
Alice pun hanya dapat menghela nafasnya pasrah dan mengantar pria itu sampai di depan pintu.
Setelah di depan pintu, Justin pun membalikkan tubuhnya dan menatap Alice dengan lembut,
"Istirahatlah.." ujarnya lembut.
Alice hanya menanggapi ucapan Justin dengan datar. Pria itu pun mulai naik ke atas sepeda motornya dan memakai helm nya.
"Selamat malam" sahut Justin pada Alice.
Setelah itu pria itu pun menyalakan sepeda motornya dan berlalu pergi.
Saat Alice hendak masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Tiba-tiba gadis itu mengurungkan niatnya dan kembali membalikkan tubuhnya keluar.
Entah mengapa gadis itu merasa seperti ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Alice mengarahkan pandangannya ke sekitar dan tidak menemukan siapapun disana.
Gadis itu pun menghela nafasnya dan kembali masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintunya.
Angin di luar tiba-tiba bertiup cukup kencang..
Di balik sebuah pohon, seorang pria keluar dari persembunyiannya.
Tatapan matanya terlihat begitu dalam menatap rumah di depannya.
Pria itu pun menatap kembali tanda di pergelangan tangannya yang mulai kehilangan salah satu kelopaknya lagi.
Pria itu menghela nafasnya dan menatap lampu yang baru menyala di lantai atas rumah di depannya,
"Alice... Kau tau..." ucapnya pelan.
"Aku berharap sampai waktuku berakhir, aku bisa membuatmu mulai percaya padaku.." lanjutnya penuh harap.
Bersambung..
Hai, support selalu cerita ini ya,
Jangan lupa kasih like, vote, komen dan hadiahnya ☺️
Oh iya, kalau baca novel jangan sampai lupa waktu ya, apalagi ninggalin sholat 😁👍
Jangan lupa juga mampir di novelku yang judulnya 'Gadis Penakluk Pria Dingin' 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments
Cancer
bner2 misterius jack
2023-03-08
1