DEG!!
Saat gadis itu menatap kearah kursi di sudut kanan belakang, tiba-tiba dirinya terkejut bukan main saat melihat teman sebangkunya yang melambai pelan kearahnya dengan senyuman penuh arti.
'Pria itu... Bukankah pria itu yang berada di perpustakaan tadi???' pikir Alice terkejut.
"Silahkan duduk di kursi mu Alice" ujar guru itu ramah.
Alice kembali menatap pada gurunya dan mengangguk pelan. Gadis itu melangkah pelan kearah kursi di belakang dengan tatapan datarnya.
Beberapa siswa laki-laki sedikit bersiul saat Alice melewati mereka. Alice terlihat mencoba menahan kegeramannya dan memilih untuk mengacuhkan mereka.
Gadis itu telah berada di kursinya dan menyimpan tas nya di atas meja lalu duduk tanpa mengacuhkan tatapan pria disampingnya yang sejak tadi memperhatikan dirinya dengan intens.
"Baiklah, kalau begitu kita mulai pembelajaran kita hari ini" ujar guru itu setelah Natalie berpamitan padanya.
Alice mengeluarkan buku di dalam tasnya dan mulai fokus untuk memperhatikan guru di depannya.
Dari sudut matanya Alice dapat melihat teman sebangkunya itu masih terus memperhatikannya dengan intens sambil menopang tangannya di atas dagu.
"Aku tidak menyangka, kita bisa kembali bertemu.." ujar pria itu menyeringai pelan.
Alice terlihat tidak mengidahkan ucapan pria itu dan tetap fokus pada penjelasan guru di depannya,
"Sepertinya benar kata pepatah... Kalau jodoh memang tidak akan kemana" lanjut pria itu dengan senyuman percaya dirinya.
Alice terlihat masih bersikap datar dan seolah tidak menganggap pria di sampingnya itu ada.
Mata pria itu masih menelisik wajah Alice dan tersenyum penuh arti. Pria itu memperhatikan setiap gerakkan Alice dengan intens,
"Kau sangat cantik..." ujarnya pelan dan dalam.
BRAK!!!
Seketika Alice menyimpan pulpennya di atas meja dengan keras. Refleks semua siswa dan guru yang berada di depan pun membalikkan tubuhnya dan menatap Alice dengan heran,
"Ada apa Alice?? Apa ada sesuatu yang ingin kau tanyakan???" tanya guru itu.
Alice menghela nafasnya dan menggeleng pelan,
"Tidak ada..." ujar Alice datar.
Guru di depannya pun mengernyitkan keningnya dengan bingung lalu mengangkat bahunya,
"Tolong untuk tidak bersuara ketika aku sedang menjelaskan sesuatu di depan" ujar guru itu sambil kembali menerangkan beberapa materi di papan tulis.
Alice kembali terdiam dan mulai memfokuskan dirinya untuk melihat penjelasan guru itu.
Beberapa siswa wanita terlihat berbisik dan tersenyum mengejek melihat tingkah Alice,
"Baru saja masuk sudah mencari masalah" celetuk seorang siswa pada teman sebangkunya.
Alice dapat mendengar bisikkan itu dan mencoba untuk mengacuhkannya. Ini semua karena pria menyebalkan ini!! geram Alice dalam hatinya.
Sedangkan pria yang berada di sebelahnya terlihat hanya tersenyum dan masih menatap Alice dengan intens,
"Maaf... Kali ini aku tidak akan menganggu lagi" ujar pria itu sambil menyeringai.
Alice mengacuhkan ucapan pria itu dan memilih untuk fokus pada pembelajaran. Gadis itu sedikit heran, mengapa guru di depannya tidak menegur pria ini yang terlihat tidak fokus belajar dan malah menatap dirinya sejak tadi, pikir Alice.
"Itu karena aku adalah siswa yang pintar dan berprestasi..." ujar pria disampingnya tiba-tiba yang membuat Alice terkejut.
'Apakah pria itu bisa membaca pikirannya???' pikir Alice lagi.
Pria di sampingnya kembali menyeringai tipis dan menatap Alice intens,
"Aku bukan paranormal... Jadi aku tidak bisa membaca pikiran orang lain..." ujar pria itu lagi.
Lalu pria itu pun sedikit mendekatkan wajahnya pada Alice dan berbisik pelan pada gadis itu,
"Aku.... hanya dapat membacanya dari raut wajahmu... Sangat jelas terlihat..." bisiknya intens.
Seketika Alice mengarahkan wajahnya ke samping dan menatap pria itu dengan tajam.
Posisi mereka terlihat sangat dekat. Mereka saling menatap dengan tatapan yang berbeda.
Alice menatap pria itu dengan sangat tajam. Berbeda dengan pria di sampingnya, dia menatap mata Alice dengan intens dan dalam,
"Jangan ganggu aku!" ujar Alice pelan dan tajam.
Pria itu masih menatap mata Alice dengan dalam. Hembusan nafas gadis di depannya itu bagaikan hembusan angin yang menyejukkan bagi dirinya.
Alice kemudian kembali memalingkan wajahnya dan mulai kembali berkonsentrasi melihat penjelasan guru di depannya.
Pria itu pun seketika terdiam dan tersenyum tipis. Gadis ini... Sangat berbeda dengan gadis manapun, pikirnya.
Pria itu pun memilih untuk tidak menganggu Alice lagi dan membiarkan gadis itu untuk fokus belajar.
~~
KRING!!
Bel pun berbunyi, saatnya untuk beristirahat. Alice memasukkan bukunya ke dalam tas. Sudut matanya menatap pria di sampingnya yang mulai berdiri dari duduknya dan berjalan ke luar kelas tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Alice menghela nafasnya dengan lega. Sepertinya pria itu sudah sadar diri dan tidak akan mengganggunya lagi, pikir Alice.
Saat Alice sedang membereskan alat tulisnya, tiba-tiba terlihat beberapa pria berjalan ke arah mejanya.
Lalu salah satu pria duduk di kursi samping Alice dan tersenyum ramah padanya,
"Hai.." sapanya.
Beberapa pria lain terlihat mengelilingi meja Alice dan tersenyum penuh arti. Mereka terlihat seperti sebuah geng, dan sepertinya pemimpin mereka adalah pria yang sedang duduk di samping Alice.
Alice tidak mengidahkan ucapan pria di sampingnya dan masih fokus memasukkan alat tulisnya di dalam tas,
"Kenalkan.. Namaku Ruben" ujarnya sambil mengulurkan tangannya pada Alice.
Alice terlihat tidak tertarik dan tidak sedikit pun menatap pria di sampingnya itu,
Senyuman Ruben pun seketika menghilang. Pria itu kembali menarik tangannya dengan wajah yang sedikit kecewa,
"Uuhh... Sepertinya kau di tolak" sindir salah satu pria sambil tersenyum senang.
Ruben menatap kesal ke arah pria itu dan kembali tersenyum pada Alice,
"Sepertinya sedikit sulit untuk berteman denganmu" sindir Ruben pelan.
Alice lalu berdiri dari kursinya dan mencoba untuk keluar dari segerombol siswa lelaki itu,
"Minggir!!" ujar Alice pelan dan tajam.
Pria-pria itu seketika bersorak dengan seringai mereka,
"Uuhh... Ternyata kau galak juga... Sangat menarik.." ujar pria yang berdiri di depan Alice.
Alice menghela nafasnya kasar dan mencoba untuk melewati pria-pria itu. Namun seketika mereka masih menutupi jalan dan tidak membiarkan Alice untuk keluar,
"Ya ampun.. Jangan terlalu kasar Alice... Kami hanya ingin berkenalan denganmu. Bukankah kita teman satu kelas??" ujar pria lain menggoda.
Alice menatap tajam pada pria itu sambil mengepalkan tangannya,
"Minggir dari hadapanku!!" ujar Alice tajam.
Pria-pria itu kembali bersorak dan tersenyum senang melihat reaksi Alice.
Seketika pria bernama Ruben tadi langsung berdiri sambil mendorong teman-temannya,
"Sudahlah!! Jangan ganggu dia!! Biarkan dia lewat" perintah Ruben.
Lalu seketika segerombol pria lain pun menghela nafas kecewanya dan membuka jalan untuk Alice,
"Baiklah.. baiklah.." ujar mereka.
Alice pun dengan cepat melangkah pergi ke luar kelas tanpa menatap segerombol siswa lelaki tadi.
"Hey Ruben... Kenapa kau melepaskannya???" ujar salah satu dari mereka dengan kesal.
Seketika Ruben pun menatap tajam pada pria itu,
"Memangnya kenapa???" tanyanya dengan tatapan yang menyeramkan.
Seketika pria yang bertanya tadi langsung menunduk,
"Ku peringatkan kalian!!! Jangan ada yang berani menganggu dia, kecuali aku!!! tegasnya.
Ruben pun menghela nafasnya lalu duduk di atas meja Alice dengan senyuman penuh artinya,
'Gadis yang menarik... Akan ku pastikan, aku akan mendapatkanmu!!' ujarnya yakin di dalam hati.
Bersambung..
Halo, dukung cerita ini ya..
Jangan lupa kasih like, vote, komen dan hadiahnya 🙏
Terimakasih ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Apakah cuman Alice doang yg melihatnya? ntar siswa/i lain pasti nyangka Alice gila lagi..
2023-10-04
0