Takdir ganas

“Demusa awas!” teriak Bening.

Dia terlempar lalu terbanting sangat keras. Pertarungan sengit mengakibatkan gua terguncang, tubuh Demusa melemah. Bening tiba-tiba merasakan dahaga kembali berubah wujud mengerikan. Hal yang pertama dia mangsa adalah lelaki berbaju hitam. Sebelum jiwa membunuhnya tanpa mengenal orang sama sekali, di berhasil mengambil jantung milik lelaki tersebut. Hanya sekali lahap, kini pandangan Bening tertuju pada Demusa. Dia menyerang Demusa tanpa ampun. Saat Demusa sudah sekarat, Bening mencekik lehernya.

“Bening sadarlah ini aku Demusa. Jangan sampai jiwa mu habis di makan oleh bunga kematian yang itu” ucapnya bernada putus-putus.

Demusa melompat ke atas danau, berusaha mencabut bunga kematian yang terlihat semakin mekar dan tumbuh. Bening ikut melompat memukul lalu menendang tubuhnya. Dia menghalangi Demusa untuk mencabut bunga itu. Cakaran, sayatan pada kulit serta gigitan menghisap darah. Demi keselamatan Bening, Demusa merelakan diri untuk menarik paksa tumbuhan hidup yang mematikan itu masuk ke dalam danau hitam yang mendidih. Suara jeritan melengking yang berasal dari bunga iblis telah mati terbawa olehnya. Bening kembali ke wujud semula menyaksikan tubuh Demusa tenggelam di dalam air panas yang menyemburkan buih-buih lahar merah.

“Tidak! Demusa!” jeritnya.

Inilah cinta sang panglima kepadanya, cinta tulus tanpa balasan dan ingin di balas oleh Bening. Dia menangis sejadi-jadinya, sukmanya dari tadi tanpa dia sadari telah terlepas dari tubuhnya. Dia melompat ke dalam danau namun tidak merasakan hawa panas sekalipun. Tangisnya meraung tidak bisa menyentuh tubuh Demusa di dalam air mendidih. Berhari-hari, ribuan tahun gua itu tidak di sentuh oleh manusia. Musim salju membekukan tubuh Demusa beserta air yang mendidih menjadi es yang membatu.

Setengah badannya masih terlihat disana. Bening masih menunggu keajaiban agar Demusa bisa hidup kembali. Ketika dia melihat tubuhnya seperti orang tertidur, tidak tampak jasad yang mati karena rona merah masih terlihat di wajah Bening.

“Apa yang sudah terjadi dengan tubuh ku?” gumamnya.

Rambut panjang, bibir merah merona, gaun merah bahkan warna kulit tidak berubah sama sekali. Hari buruk dan sepi setiap hari dia lewati sendiri. Sukma Bening masih di samping Demusa sambil tidak henti menangis.

...Masih ada keajaiban di alam semesta. Sebuah kisah kebaikan dari insan ingin membebaskan jiwa manusia dari rasa sakit....

...Mengenal mu, hanya sebatas layang. Perjuangan mu menjaga ku sampai saat ini. Dunia masih tetap sama, sekalipun kau pergi. Hadir mu masih ku rasa. Sisa perjuangan mu membekas menyelamatkan ku dari kematian. Tapi lihatlah, aku bahkan tidak bisa menggerakkan tubuh ku sendiri. Ada hal yang belum ada ketahui dari semua rahasia ini. Kini aku berharap pada sinar rembulan di hari esok. ...

...-Bening-...

Musim berganti, sinar rembulan bersinar terang hingga menembus dinding goa. Sukma Bening mendongakkan kepala menatap langit. Dia meminta pada dewi rembulan untuk menghidupkan Demusa kembali.

“Wahai penguasa kekuatan alam, ijinkan aku meminta pada dewa dan dewi rembulan untuk memberikan jiwa dan kehidupan untuk Demusa” ucapnya.

Sudah beberapa jam meteor jatuh bertaburan, di langit malam yang gelap berubah sangat terang benderang. Dari atas langit ada cahaya putih masuk ke dalam gua berwujud wanita berambut putih panjang sangat cantik menemuinya. Sukma Bening melayang mendekati wanita bak putri bercahaya.

......................

“Wahai manusia yang penuh luka, aku mendengar dan merasakan ketulusan dari doa yang engkau ucapkan. Siapa yang engkau katakan itu?” tanya wanita tersebut.

“Oh dewi yang agung, hidupkan lah kembali Demusa. Dia sangat baik dan rela berkorban untuk ku. Kematiannya menjadi sia-sia akibat dari kejahatan orang-orang yang ingin mencelakai ku” ucap Bening penuh harapan.

“Bukan kah dia telah rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan mu? Kau sekarang bisa masuk kembali ke tubuh mu. Sukma mu terlepas akibat keinginan mu begitu kuat untuk pergi dari dunia ini.”

“Tidak, gantilah sukma ku untuk menghidupkan Demusa. Ambilah tubuh ku” kata Bening memelas.

“Baiklah, aku akan mengabulkan permintaan mu, tapi aku tetap meninggalkan tubuh mu disini” ucap sang wanita bercahaya berkilau lalu naik lagi ke atas langit.

Cahaya putih yang berubah menjadi wanita kini tampak berbentuk sebutir bola berukuran kecil masuk ke tubuh Demusa. Lelaki itu terlempar dari dalam goa, sukma Bening tidak bisa menemukannya.

“Tron, aku rasa kita akan berpisah selamanya” ucap Bening tertarik ke dimensi lain.

Tubuh tuan dewi Yumna melemah, setengah ingatan mengenai garis kejadian langit perlahan dia ingat kembali. “Lalu, kenapa aku bisa masuk ke tubuh wanita ini? Bukan kah seharusnya aku berada di negeri bulan?” gumam sang dewi.

Keringat dingin, nafas tersengal-sengal. Yumna kembali lagi masuk ke tubuh Bening membuka mata melihat tubuh siluman kelinci sudah membiru.

“Wahai sosok yang kini menjadi teman ku di bumi. Aku akan mencoba membantu mu sekali lagi” ucapnya mengeluarkan energi.

Kekuatan sang dewi kini kembali, bahkan setelah berhasil membaca hubungannya dengan Bening di masa lalu. Kini dia bisa menggunakan kekuatannya kembali di dalam tubuh Bening.

Di alam nyata

Tok, tok (Suara ketukan pintu).

“Bening apakah kau tidak apa-apa?” panggil Demusa dari luar.

“Suara lelaki berkaki cacat itu, ternyata hidup kembali karena kekuatan ku di masa lalu” gumamnya.

Saat siluman kelinci putih bisa membuka matanya kembali. Dia melihat sang dewi membuka pintu langsung di peluk oleh Demusa. Lantas pandangan mata sang kelinci melotot melihat ekspresi sang dewi menghempaskan tubuh Demusa ke lantai.

“Maafkan aku” ucap Demusa.

Sang dewi melengos meninggalkannya. Dia menuju kolam teratai menatap rembulan di malam hari.

“Kini aku masih terjebak di alam dunia. Aku harus bersabar, menjaga tubuh yang aku tempati ini dengan baik. Baiklah Bening, kau tidak akan pernah di tindas oleh siapapun lagi” gumam sang Dewi.

Dia melompat dari pohon ke pohon menuju hutan belantara yang jaraknya lumayan jauh dari kediaman Zafran. Siluman kelinci putih yang sudah tidak mendeteksi aroma tubuhnya langsung mencari melalui jejak tapak kaki. Begitupun Demusa yang kini memiliki kekuatan dari Zeus tampak bisa bergerak cepat mengejar.

“Tidak di sangka, pria lemah itu bisa mengikuti ku sampai sejauh ini” ucap siluman kelinci.

“Dewi tunggu aku!” teriak sang kelinci.

Dia sampai di depan jalan masuk hutan, suasana mencekam membuatnya sedikit merasa takut.

“Walau aku adalah siluman, hutan kematian ini bisa membunuh para siluman tanpa pandang bulu. Lihatlah akarnya yang hidup itu. Dia seolah telah siap membunuh ku” gumam siluman kelinci.

Saat Demusa juga sampai di depan hutan, dia melihat keanehan pada hutan yang sering dia dengar dari banyak orang.

“Untuk apa Bening pergi kesini?” gumamnya melangkah masuk.

Siluman kelinci mengikutinya dari belakang, sambutan hewan bersayap yang mempunyai taring tajam menyerang. Demusa membunuh hewan tersebut dengan kekuatan miliknya. Siluman kelinci bersembunyi di balik semak di tarik oleh akar hidup masuk ke dalam lubang pohon.

“Dewi Yumna tolong aku!” jerit siluman kelinci kesakitan.

Terpopuler

Comments

🌚akang gelap

🌚akang gelap

Demusa memperjuangkan si wanita yang sama sekali tidak mencintai nya. tragisnya sampai dia rela mengorbankan nyawanya. jaman sekarang kebanyakan pria cari wanita lain lagi. apalagi kalau kasih darah gitu sih ogah

2023-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!