Reinkarnasi waktu

Beberapa menit berlalu, pelayan Kun datang dan langsung bersujud di kakinya penuh rasa takut. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan si tuan besar bersiap di hukum karena kelalaian tidak bisa menjaga Bening.

“Ampuni nyawa saya tuan” ucapnya ketakutan.

“Sayang, pecat saya dayang tua tidak berguna itu. Biar aku saja yang mencarikan pengganti pelayan yang tepat untuk putri kita.”

"Tuan, nyonya besar mohon ampuni Dayang Kun. Saya yang bersalah meninggalkan nyonya muda sendirian" ucap Dayang Ibri berlutut di hadapan mereka.

“Ayah..” panggil sang dewi dari kejauhan.

Dia tersenyum lalu membungkuk memberi hormat pada Zafran.

“Anak ini, seharusnya sudah mati di dalam gua kematian!” gumam Meran memalingkan wajah.

Zafran mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam sela jubahnya. Dia memberikannya kepada sang dewi. Kotak hitam yang berisi sebuah gelang giok berwarna putih.

“Terimakasih ayah!” ucapnya lalu memasang gelang itu mendekati Opila dan Faga.

Keduanya tampak kesal, mereka pergi sambil membawa beberapa benda tersebut. Zafran mengernyitkan wajah melihat pria asing yang berdiri diantara alun-alun taman bunga.

“Siapa dia?”

“Ayah, dia adalah tamu istimewa kita. Saudagar kaya yang memberikan batu kerkilau bernilai tinggi” ucap Meran mengusap punggung suaminya.

“Hanya demi uang, engkau tidak memperdulikan keselamatan ketiga anak gadis kita?” tanya Zafran melotot.

“Sayang, dia adalah pria yang baik. Kau boleh mengujinya dan jika aku keliru maka silahkan usir dia dari rumah ini.”

Meran begitu membela Demusa, dia tidak ingin kehilangan serpihan batu permata berkilau dan semua uang hasil penjualan batu itu.

“Demusa kemari lah” panggil Meran.

Dia memberi hormat kepada Meran dan lelaki asing di hadapannya. Membungkukkan badan sangat lama, sampai Zafran menyuruhnya untuk berdiri tegak.

“Hormat saya tuan” ucap Demusa.

“Melihat kedekatan Meran terhadap lelaki ini, tidak salah lagi kalau dia adalah ayahnya Bening” gumam Demusa.

“Jangan lupa aku selalu mengawasi mu. Jika kau melakukan sesuatu yang menyakiti anak dan istri ku maka nyawa mu akan menghilang” bisik tuan Zafran pergi meninggalkannya.

“Baik tuan” jawabnya membungkuk.

“Ayah, aku ada urusan. Ijinkan lah aku pamit undur diri” ucap sang dewi tanpa memperdulikan Demusa yang dari tadi melihatnya.

“Dayang Ibri akan menemani mu. Jaga diri baik-baik, tidak selamanya ayah selalu berada di dekat mu” ujar tuan Zafran.

Sang putri masuk ke dalam kamar, posisi tidur menghadap ke arah kiri membelakangi dayang Ibri yang berjaga. Agar tidak meletakkan rasa curiga kepada semua orang, sang dewi berpura-pura terlelap untuk memisahkan rohnya melanjutkan bersemedi kembali ke dalam goa. Zeus memperhatikan dari balik pintu lalu menggelengkan kepala.

“Aku yakin pemisahan roh hanya bersifat sementara. Dewi Yumna dan Bening tidak bisa terlepas berjarak putaran waktu senja” gumam Zeus.

Dewa petir itu berpikir sejenak, dia ingin leluasa keluar masuk ke kediaman tuan Zafran. Dengan terpaksa di siang hari yang cerah, dia harus mengeluarkan petir dan hujan badai.

“Penampilan ku harus terkesan seperti manusia bumi. Satu lagi, aku harus mengeluarkan sekotak emas untuk meyakinkan Meran si manusia rakus harta” gumam Zeus menuju pintu masuk.

Seorang penjaga menodongkan senjata ke arahnya. Fostur tubuh besar membusungkan dada menatap tajam.

“Kau tidak di ijinkan masuk sebelum membuat janji kepada tuan besar” ucapnya.

“Aku sudah membuat janji kepada beliau, ijinkan aku masuk” ucap Zeus mengambil sekeping emas kemudian meletakkan ke tangan si penjaga.

Melihat Demusa akan keluar rumah, Zeus dengan cepat menggandeng tangannya masuk.

“Dia adalah teman ku, terimakasih ya.”

Zeus menarik tangan Demusa melewati lorong menuju kamarnya.

“Aku tidak mengenal mu! Dan satu lagi, kenapa kau mengetahui letak kamar ku?” ucap Demusa kebingungan.

“Ceritanya panjang, sebelumnya aku ingin memberikan setengah kekuatan ku untuk mu. Mulai hari ini, kau harus menjaga Bening untukku, kau juga harus menyerahkan gulungan ini untuknya ” ucap Zeus.

Netron menekan tujuh titik aliran darah Demusa, hal itu membuat denyut nadinya melemah.

“Bersiaplah, kekuatan mu ini dapat di transfer ke manusia lain saat sinar rembulan di telan oleh awan hitam.”

Dia mulai mentransfer kekuatan ke dalam tubuhnya. Badan terasa sangat panas, sesekali bergetar tidak kuat menahan rasa sakit. Pernafasannya perlahan stabil hingga pada energi dalam masuk ke dalam pembuluh darah mengakibatkan Demusa tidak sadarkan diri.

“Argh..” teriaknya.

“Selamat, kau mendapat anugrah dari langit” ucap Zeus.

Petir Zeus masih menyambar di langit, dia membaringkan Demusa di atas kasur dan menghilang.

......................

Hujan telah berhenti, cahaya pelangi indah membentang menggambarkan harapan baru. Sang dewi berhasil melepas ruh untuk melihat masa lalu Bening. Hal ini telah lama dia nanti, mengetahui tafsir garis antara sang dewi dengan nya. Seorang gadis melarikan diri menyeret gaun pengantin panjang berlari ke dalam hutan larangan. Dia di kejar oleh ibu tiri Meran dan kedua kakak tirinya. Dia menangis namun di tarik paksa kembali melangsungkan acara pernikahan dengan pria pilihan ibu tirinya.

Tirai merah di sepanjang pilar kediaman tuan Zafran. Perjodohan pernikahan untuk Bening dan anak tuan takur tanah si panglima perang tampak meriah dan sangat ramai. Riasan di wajah Bening Luntur penuh siraman air mata berlinang. Dia di seret masuk ke dalam kamar, ibu tiri Meran memerintahkan para pelayan kembali mendandaninya. Bening meronta-rontah bersujud meminta pengampunan untuk membatalkan pernikahan.

“Dasar anak tidak tau diri, seharusnya engkau bahagia karena telah aku jodohkan dengan pria kaya dan mempunyai kekuasaan tertinggi kedua di kerajaan yang berkaki satu itu. Ahahaha."

“Tidak! Tolong aku! Ibu bantu aku terlepas dari pernikahan ini, aku berjanji akan menuruti semua perintah mu” bujuk Bening.

“Bunuh saja dia. Aku sudah menyediakan racun di minumannya” bisik Faga kepada Opila.

“Apakah kau bersedia menuruti semua perintah ku?” tanya ibu tiri Meran menyeringai.

“Ya, apapun itu akan aku turuti.”

Meran mengeluarkan sebuah botol kecil, dia menyodorkan untuk di minum oleh Bening. Wanita polos itupun menyetujuinya, Bening meneguk sampai habis cairan merah yang memanaskan tenggorokannya. Sedetik-dua detik, dia terjatuh lemah di bawa para pelayan menuju aula pernikahan. Di depan mimbar sana, seorang pria berkaki palsu berdiri menunggunya, Bening terpaksa menuruti permintaan Meran, dia mengikuti proses ritual adat pernikahan berlangsung sangat lama.

Wajahnya semakin memucat, pria yang sudah berstatus menjadi suami Bening meminta para undangan tetap menikmati acara dan hidangan sekalipun dia berpamitan meninggalkan acara untuk membawanya beristirahat.

“Selamat menikmati malam pertama” ucap salah seorang sahabat karibnya.

“Demusa! Kenapa ada dia disana?” gumam roh sang dewi melihat lelaki yang selalu mengikutinya itu di bumi.

Terpopuler

Comments

Admaja

Admaja

Bening di masa kini dan lalu menderita. Hanya sedikit berbeda akan arwah dewi yang mendiami tubuh nya

2023-02-05

0

Uma adin

Uma adin

mantap

2023-02-05

0

Hanum Anindya

Hanum Anindya

wanita jahat di meran, pantas kalau Yumna bakal menolong bening. yang aku heran kan kenapa yumna masuk ke bening, apa ada hubungan antara mereka?

2023-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!