Di halaman istana berkumpul sekte hitam, mereka menyerukan pangeran Jangja sebagai raja negeri Libria. Jasad Kangra baru saja di kebumikan, perayaan peresmian pengganti raja langsung di gelar meriah. Semua penghuni istana bungkam tidak berani menentang kehendak kepala sekte hitam. Semua itu atas ijin Jangja dan penasehat istana yang sudah di rasuki sihir si kepala sekte. Wajahnya menunjukkan kepatuhan, apapun kehendaknya pasti segera dia setujui.
“Hidup raja Jangja!”
“Hidup!”
Sorak para penghuni istana dan seisinya menyerukan raja baru yang duduk di singgahsana.
...----------------...
Di dalam ruangan pribadi raja Jangja, dia menuntut pada kepala sekte hitam akan kematian Kangra.
“Pero, aku tidak meminta kematian Kangra. Aku hanya ingin berada di posisinya!”
“Kau seolah meminta langit menurunkan emas permata. Wahai raja Jangja, apakah kau masih meragukan ku? Jika aku tidak membunuh Kangra maka dia akan menjadi duri dalam daging di hidup mu.”
“Tidak, itu hanya pemikiran mu saja. Walau bagaimanapun dia adalah saudara ku.”
“Kau terlalu banyak menuntut, raja iblis sudah menikmati setiap tetesan darahnya. Bukan kah kau sendiri yang datang ke sekte hitam? Kini kau mencuci tangan seolah tidak bersalah dan andil berperan besar dalam rencana ini. Ahahhh!”
“Cepat penuhi janji mu. Beri kami ruang dan tempat untuk menguasai para perdana menteri” ucap Kepala sekte Pero lagi.
...----------------...
Yumna tetap pada pendirian berjalan berlawan arah memasuki area kebakaran. Sesaat sebelum tiba, terlihat pemandangan yang mencengangkan mata. Orang-orang berkumpul dan berbaris dengan wajah menunduk menghadap seorang yang berpakaian hitam memakai jubah dengan pedang di tangannya. Pria yang tadi membawa Yumna tiba-tiba dari arah belakang menutup mulutnya dan menggiring dia mundur lalu membungkuk bersembunyi di balik semak belukar.
"Stzh.." desis nya melototi Yumna.
Semua orang yang ada disana di sangat ketakutan, bergetar bahkan salah satu di antaranya bersujud memohon ampun.
"Di era jaman ini bahkan masih ada mendewakan manusia yang sudah melakukan tindak kejahatan! tidak akan aku biarkan!" gumam Yumna berlari menendang sosok lelaki yang kini menjadi incaran mata putri yang mendiami tubuh gadis bumi itu.
"Berani sekali kau! gadis kecil yang harus di beri pelajaran!" ucapnya membersihkan darah yang keluar dari hidung.
"Tidak ku sangka ada yang berani melawan panglima kerajaan. Lihatlah dia sampai mengeluarkan banyak darah" gumam pria itu.
Dewi Yumna menggunakan kekuatannya untuk menghajar para petugas dan lelaki berbaju hitam sampai babak belur. Meski seutuhnya semua kekuatan yang dia miliki belum bisa di kendalikan, Yumna meringkus mereka yang sudah tidak berdaya. Sang panglima yang tidak terima di kalahkan oleh wanita kembali bangkit di sambut serangan berbalik.
"Arghhh..!"
Hantaman, benturan dan suara tulang retak terdengar kuat. Mereka semua lari kocar-kacir meninggalkan tempat itu.
"Tunggu pembalasan ku!"
Seorang pria yang membantunya tadi mengulurkan tangan memperkenalkan diri namun sang dewi hanya mematung memperhatikannya.
“Kenalkan saya Gemusa. Siapa nama mu?”
“Nyonya Bening! Uhuk, uhuk!” teriak wanita tua berlari menghampirinya.
“Maksud nenek, wanita ini namanya bening?”
“Panggil aku dayang Kun!”
“Nyonya! Kami pikir tidak akan melihat nyonya lagi. Nyonya terlalu jauh melarikan diri sampai kesini” ucap wanita lainnya.
“Kalian siapa?” tanya sang dewi.
“Gawat! Dayang Kun, sepertinya nyonya Bening hilang ingatan. Dia bahkan tidak mengenali ku!” ucap dayang Ibri histeris.
“Nyonya adalah anak pertama dari tuan besar Zafran. Ayo kita pulang sebelum nyonya Meran marah” ajak Ibri menarik lengannya.
“Sstthh” sang dewi meringis kesakitan.
Luka bakar di lengannya semakin terasa perih. Sang dayang yang baru mengetahui bahwa dia sedang terluka langsung meminta maaf memintanya segera kembali ke kediaman.
“Maaf kan saya nyonya.”
“Semoga kita bertemu lagi!” teriak Demusa menaiki kuda meninggalkannya.
......................
Yumna kembali ke rumahnya, dia di sambut oleh para pelayan, mereka menyediakan segala keperluan untuk membersihkan diri. Dayang Kun juga memanggil tabib untuk segera mengobati lukanya.
"Nona, mari kami bantu untuk membersihkan tubuh anda" ucap salah satu pelayan tergopoh-gopoh memegang peralatan mandi.
Yumna menggelengkan kepala, dia meminta dua pelayan yang dari tadi mengikuti untuk pergi.
"Tinggalkan aku, biar aku membersihkan tubuh sendiri" ucapnya meraih wadah peralatan mandi dari tangan mereka.
"Tapi nyonya__"
"Ah, sudahlah tidak apa-apa. Oh ya aku ingin bertanya, siapa nama ku?"
"Sepertinya nyonya muda sedang amnesia" ucap sang pelayan.
"Nyonya Bening adalah putri ketiga dari keluarga tuan besar Zafran" jawab mereka.
“Bukan kah kedua dayang yang membawa ku pulang tadi mengatakan bahwa aku putri pertama. Kenapa jawaban para pekerja ini berbeda-beda?” gumam sang dewi.
“Siapa dua saudara di atas ku?”
“Nyonya Opila dan Faga.”
"Terimakasih, kalau begitu sekarang kalian bisa kembali menyelesaikan tugas.”
Sang dewi mendorong kedua pelayan dan dayang keluar ruangan. Kamar baru di bumi bernuasa klasik tepat dia datang kembali dari sinar yang di iringi oleh bintang Sansai. Sang dewi masih tidak percaya bahwa tubuhnya kini telah berbeda. Memutar badan lebih dekat ke cermin. Dia mengamati setiap lekukan anggota tubuh manusia yang dia tempati. Bola mata besar yang mempunyai kemiripan dengan pemilik tubuh aslinya.
"Apa yang sudah terjadi pada mu? kemana Sukma mu yang asli berada?" gumam sang dewi sambil bercermin.
......................
Beberapa menit setelah selesai membersihkan tubuh, Yumna memilih baju yang akan dia kenakan. Setelan gaun berwarna hijau menarik perhatian, polesan wajah yang sederhana, hiasan rambut yang rapi, pada bagian pergelangan tangan terpasang aksesoris bebatuan hijau. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu sampai mendobrak masuk mengagetkannya.
"Hei Bening, kenapa kau masih disini? bukan kah hari ini adalah tugas mu untuk membersihkan kamar ku dan membantu ku merapikan rambut untuk pesta malam ini?" seorang wanita muda bertolak pinggang melotot.
Wanita berperawakan kurus, rambut pendek keriting berwarna pirang itu mengerutkan dahi melihat penampilannya. Opila adalah kakak tiri Bening, dia selalu memperlakukan Bening seperti budak. Setiap kali membuka mata, hidup Bening tidak tenang sampai pada hari ini sikapnya berubah drastis membuat Opila sedikit ketakutan.
"Mau pergi kemana kau? lepaskan baju itu! kau tidak pantas mengenakannya atau aku akan melaporkan pada ibu."
Dia menarik rambut sang dewi, hal itu membuat amarah Yumna meradang. Dia menekuk paksa jemari wanita berambut pirang yang sudah mengganggunya.
"Ah sakit! ibu!" jeritnya berlari keluar.
Yumna meneruskan dandanan, dia menyisir rambut membentuk sanggul menata dengan hiasan aksesoris sebuah bunga sakura di atasnya. Polesan wajah putih, memakai pelembab bibir merah muda.
"Siapapun kau, aku tidak akan membiarkan mu tersakiti. Kini engkau adalah Bening dari dewi Yumna yang berasal dari negeri Khayangan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Hanum Anindya
lanjut kak 💕
2023-02-04
0
Alif
lanjut miss
2023-02-04
0
Abang rafi
si nenek Dayang kun udah tua terpaksa lari marathon demi mengejar bening. untuk nggak rematik.
2023-02-04
0