Mobil mewah yang di tumpangi oleh Aji dan Puri sudah memasuki sebuah parkiran hotel mewah di kotanya. Kedua mata Puri terbelalak binguung. Apa maksudnya? Kenapa mobil ini malah masuk ke hotel berbintang lima?
"Mas? Kita mau ketemu siapa?" tanya Puri pelan.
"Ekhemm ... Ada orang yang harus aku temui dulu ya? Sebentar saja. Tapi kamu harus ikut. Kamu kan calon istri Mas, jadi harus tahu, Mas bertemu dengan siapa?" titah Aji dnegan suara menegaskan.
"Iya Mas," jawab Puri dengan suara pelan.
Mobil mewah itu sudahberhenti di parkiran bawah tanah. Parkiran yang nampaknya memang khusus dan di belakangnya langsung menghubungkan pada pintu lift.
"Yuk Ri. Kita turun," titah Aji pada Puri.
Aji turun lebih dulu dan membukakan pintu mobilPuri lalu membantu calon istrinya keluar dari mobil mewahnya. Reno juga sudah keluar dari mobil dan mengunci pintu mobil itu lalu menunggu di depan pintu lift.
Aji menggandenga tangan Puri seperti biasa, dan sontak membuat Puri berbisik lirih ke telinga Aji sambil sedikit berjinjit agar ia bisa menggapai telinga Aji yang cukup berjarak dnegan dirinya.
"Mas ... Gak usah di gandeng juga. Malu tahu," ucap Puri lirih sekali sambil berusaha melepas genggaman tangan Aji yang malah semakin erat menggenggam.
Aji hanya menatap Puri dan menggelengkan kepalanya pelan tanpa harus menjawab dengan suara permintaan Puri baru saja.
Permintaan yang aneh, batin Aji. Hubungan serius juga haru sdi publikasikan agar semua terlihat jelas bukan suatu permainan semata. Aji hanay ingin merubah image Puri yang hanay menganggap ini sebagai sebuah misi saja. Padahal ini adalah nyata dan benar -benar bentuk suatu keseriusan Aji kepada Puri.
Aji, Puri dan Reno masuk ke dalam lift dan mengantar mereka ke lantai tujuh. Puri hanya menurut dan tetap mengikuti Aji.
"Kamu santai aja. Gak usah gugup dan takut gitu. Kita mau ketemu seseorang yang penting," bisik Aji di telinga Puri.
Deg ...
Suara bisiskan itu cukup membuat dirinya begitu tersentak kaget. Oarng penting yang harus di temui. Siapa dia? Siapa kira -kita orang ayng akan ia temui di sini nanti?
Pintu lift itu terbuka lebar. Aji menggandeng Puri dengan lembut dan mengajaknya keluar dari lift menuju kamar yang sudah di pesan.
"Kamar? Kamu gak lagi macem -macem kan Mas?" tanay Puri yang sedikit panik.
"Kalau mau macem -macem mending dari kemarin,Ri. Gak usah sekarang yang malah ada Reno," ucap Aji dengan logika dan lebih realistis.
Puri mengangguk kecil. Benar sekali. Kenapa tidak kemarin saja, Aji kalau mau nekat macem -macem. Apalagi saat berada di kamar mandi berdua. Padahal itu waktu yang sangat mudah dan bebas. Tpi? Nyatanya Aji tidak seperti itu. Ia lelaki yang baik dan benar -benara amanah dan sama sekali tidak iseng.
"Bener kan? Kemarin banyak kesempatan, kalau Mas mau? Iya gak? Tapi kan? Mas bukan lelaki modus yang bisa mencari celah," ucap Aji menjelaskan.
"ini kamarnya," ucap Reno dengan suara agak keras.
Kamarnya cukup luas terlihat dari jarak dinding dnegan pintu kamar yang berjauhan. Di selasar ini saja, dari arah lift tadi baru ada tiga pintu yang di temui. Bisa di bayangkan ukuran kamarnya mungkin seperti kamar apartemen yang cukup besar dengan beberapa kamar kecil dan ruang lainnya.
Degup jantung Puri semakin keras berdetak. Ada apa ini sebenarnya? Kenapa malah menjadi panik dan gugup seperti ini.
"Kamu gugup?" tanya Aji pada Puri yang nampak kegugupannya.
'Iya Mas. kayak bakal terjadi sesuatu, tapi entah apa itu. Mas lagi gak ngerjan Puri kan?" tanya Puri pelan.
"Dari tadi, pertanyaan itu saja yang kamu ungkap. Coba janagn overtinking bisa gak? Kamu harus lebih santai dan memang harus sesantai itu. Jangan banyak beban pikiran. Sudah siap? Kita mau buka kamarnya," ucap Aji pelan malah membuat dada Puri semakin bergemuruh tak karuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments