Hari ini Puri dan Aji pulang ke kota mereka dan meninggalkan pulau dewata yang di niatkan untuk berlibur. Mereka memiliki acara yang lebih keren dan menakjubkan setelah ini.
Aji sudah membuat acara khusus dan spesial yang sama seklai tak di ketahui oleh Puri. Aji dan keluarga Puri sudah sepakat untuk membuat acara pernikahan yang mewah sekali. Tapi hanya untuk keluarga saja.
Acara pernikahan tertutup ini, di lakukan di sebuah hotel mewah dan ternama di kota mereka. Semuanya sudah rapi dan di persiapkan sesuai rencana. Tinggal menunggu pasanagna pengantinnya saja.
Awalnya kedua orang tua Puri tak percaya dengan ucapan Aji. Aji diam -diam melakukan video call dengan orang tua Puri dan keluarga besarnya. Aji memperkenalkan diir dan menceritakan kejadian sesungguhnya yang di alami Puri dan Arka.
Semua keluarga besar Puri paham. Ini bukan pertama kalinya, tapi memang sudah dua kali ini, pernikahan ini batal.
***
Hari ini akan menjadi hari yang paling penuh kejutan bagi Puri. Puri tidak tahu sama sekali tentang semua yang sudah di persiapkan Aji dan keluarga besarnya sebagai tanda keseriusan Aji pada Puri. Sudah bukan waktunya untuk bermain -main, usia Aji sudah matang dan memang sudah cocok untuk menikah.
Aji dan Puri sudah berada di dalam pesawat untuk kembali ke kotanya. Hari ini rasanya memang berbeda bagi Puri. Sejak pagi, dada Puri berdegup keras. Sepeertiakan terjadi sesuatu. Mata kanan Puri juga berkedut kencang. Arghh ... Firasat apa ini? Puri terus menggerutu di dalam hatinya.
Saat sudah duduk di atas pesawat. tangan Aji terus menggenggam Puri dnegan penuh kasih sayang.
"Mas? Puri di sini lho? Gak kemana -mana," ucap Puri pelan. Puri hanya takut kalau di pandang terlalu lebay dan manja. Sikapnya tidak sesuai dengan usianya yang sudah mulai menua.
Aji melirik sekilas dan kembali memejamkan kedua matanya dengan tangan yang masih menggenggam erat tanga Puri.
"Suka -suka Mas dong. Diri - diri Mas ini. Mau gandeng tangan kamu, mau meluk kamu atau mau mangku kamu sekali pun juga tak masalah kan? Kita sudah mai menikah," ucap Aji dengan penuh percaya diri yang sangat tinggi.
Puri hanya melirik ke arah Aji. Aji memang begitu, suka konyol, suka lucu, tapi tegas. Makanya karirnya cemerlang. Aji dan puri hanya beda satu tahun masuk ke perusahaan KAP tersebut. Prestasinya sangat gemilang dan memiliki penialian yang tinggi sekali. Aji adalag tipe seoarng pemimpin yang berwibawa. Ia bisa membuat timnya selalu kompak dan berprestasi.
Puri ikut bersandar dnegan nyaman lalu menutup kedua matanya sekejap agar bisa istirahat.
Tak berselang lama, pesawat itu sudah sampai di Bandara kota asal Puri dan Aji.
"Ri ... Puri ... Sudah sampai sayang," ucap Aji membangunkan Puri dnegan sangat lembut sekali.
Puri membuka kedua matanya pelan dan menatap Aji yang ada di depannya. Pandangannya langsung menoleh ke arah kaca jendela pesawat untuk menatap ke arah luar. Memang benar, mereka berdua sudah sampai.
Puri bangkit berdiri dan turun mengikuti Aji. tangannya terus di genggam dan di gandeng dengan sangat erat.
"Kita naik apa, Mas?" tanya Puri dnegan suara pelan.
"Nunggu jemputan ya. Sebentar saja," ucap AJi pelan.
Aji menunggu asistennya yang menjemput. Asistennya ini adalah suruhan kedua orang tua Aji untuk mengantarkan Aji dan Puri ke hotel milik keluarganya.
"Itu dia mobilnya," titah Aji dengan suara lantang.
Puri menatap mobil yang berhenti tepat di depan ia berdiri.
"Aji!! Yuk masuk," sapa asistennya itu dnegan bahasa gaul sesuai permintaan Aji.
Sebenarnya Aji tidak mau mebuka identitasnya. Tapi karena Aji mau menikah dan sudah yakin akan menikahi Puri, makanya Aji membuka identitasnya secara perlahan. Bukan untuk mendapatkan suatu pengakuan tapi lebih untuk meyakinkan Puri bahwa ia benar -benar serius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments