Puri dan Aji sudah di berada restaurant di lantai satu setelah mereka merapikan semua pakaian ke dalam lemari pakaian dan merapikan beberpa batamg pribadinya di meja rias dan di kamar mandi.
Satu meja dengan dua kursi di pojok restauran yang berada di bagian luar atau balkon. Puri dan Aji masih takjub dengan semua pemandangan indah yang bisa di nikmati secara gratis. Makanan yang di sajikan pun sangat mewah dan berkelas. Namanya juga Hotel bintang lima tentu sajiannya begitu mengesankan dan tidak abal -abal.
Puri menyeruput es teh madu jahe. Rasanya luar biasa nikmat dan begitu menggelitik kerongkingan karena rasa pedas dari jahe.
Aji juga mengambil es teler khas Bali.
"Makanannya enak -enak ya. Mau nambah lagi, tapi malu," ucap Aji yang sudah menghabiskan makan siang yang di ambilnya tadi. Tak kira -kira dua piring sudah Aji melalang buana di sekitar meja prasmanan untuk memilih makanan yang unik yang belum pernah ia makan.
"Tinggal balik ke dalam. Pilih ambil dan bawa kesini, habiskan. Ngapain malu, gak ada yang kenal. Paling juga petugas prasmanan yang kasih piring, lha kok orang ini lagi. Perut sudah buncit masih saja makan tetus," ucap Puri tertawa keras.
"Jiah ... Bilang gue buncit. Lihat nih, sikpeck donk kayak roti tawar, kotak -kotak gitu," tegas Aji memperlihatkan dada bidangnya.
"Yuk ... Sudah jam satu. Kita ada janji sama Pemilik Hotel. Siapa sih namanya?" tanya Puri menghabiskan minumnya.
"Ekhemm ... Siapa ya? Arkana Wijayanto. Eh ... Namanya mirip tunangan loe ya Ri. Arka," ucap Aji santai.
Deg ...
Wajah Puri langsung berubah masam. Namanya sama persis dengan nama Arka, tunangannya. Tapi tidak mungkin kan? Dia bukan orang Bali walaupun ia seorang pengusaha muda. Hanya kebetulan saja, namanya sama persis, berharap bukan dia orangnya.
"Kenapa loe? Asem banget tuh wajah," tanya Aji pelan.
"Gak apa -apa kok," jawab Puri lemas.
Keduanya langsung menuju ruang direktur di lantai dua belas. Jelas sekali ruangan besar seperti aula yang bersekat dan ada beberapa karyawan mengurus berkas dan administrasi. Keduanya berjalan ke lorong dan menenukan ruangan dengan tulisan besar di depannya Ruang Direktur atau Pemilik Hotel.
Tok ... tok ... tok ...
"Masuk ...." jawab orang dari dalam ruàngan itu.
Ceklek ...
Aji membuka pintu ruangan itu dan masuk ke dalam bersama Puri. Pandangan Puri pun langsung tertuju pada lelaki yang duduk tegak di balik layar laptop.
Deg ...
"Dia Arka. Ternyata pemilik hotel itu benar Arka," batin Puri di dalam hati.
Jujur, Puri masih mencintai Arka. Tapi ... Meninggalkan Puri begitu saja tanpa ada kata -kata. Lalu, mengabari Puri bahwa Arka akan menikah dengan wanita lain.
Gila!! Dunia ini memang gila!! Kenapa harus ada rasa sakit!! Ini hati woy ... Bukan tiang listrik yang terbuat dari besi dan kuat.
Aji melirik ke arah Puri. Aji pun kaget saat melihat Arka. Ia adalah tunangan Puri. Aji pernah sekali bertemu Arka saat menjemput Puri.
Arka mengangkat wajahnya dan bertatapan langsung pada Aji dan ... Puri. Wajahnya sedikit berubah namun berhasil ia tutupi dengan senyumnya yang lebar dan manis.
"Hei ... Kalian yang akan mengaudit? Silahkan duduk. Setelah ini kalian langsung bekerja di bagian keuangan. Di sana adalah tempat yang paling riskan dan beresiko tinggi terjadinya korupsi. Kalian paham kan maksud saya?" titah Arka menatap Aji dan Puri lekat. Seolah mereka memang baru bertemu dan baru saling mengenal.
"Apa kamu lupa? Apa kamu memang amnesia, Arka?" tanya Puti di dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BENARKN, INI HOTEL AAA PSTI MILIK ARKA....
2023-09-26
0