Aji dan Puri sudah berada di kafe favorit anak audit nongkrong.
Puri sudah memesan banyak makanan sesuai dengan keinginannya. Puri memang doyan sekali makan. Tapi tubuhnya tetap saja kurus dan kecil seperti kurang gizi. Tubuhnya kutilang darat, begitu katanya untuk sebutan kurus tinggi langsing dada rata. Memang jauh dari kata seksi dan bahenol.
Aji menatap satu per satu makanan yang datang adalah makanan pesanan Puri.
"Loe gak salah? Pesenannya banyak amat? Bakal habis? Loe yakin? Kayak orang ngidam aja," tanya Aji menyelidik.
"Habislah. Loe masih gak yakin sama gue? Kalau gak habis, gue yang bayarin semuanya. Kalau habis, loe bayarin semua plus makan siang gratis selama sebulan tanpa ada limit. Gimana? Setuju?" tanya Puri pelan. Ia sudah mulai memasukkan beberapa makanan ke dalam mulutnya dan mengunyah dengan tenang.
"Oke. Boleh. Gue malah ada tawaran menarik buat loe. Loe mau gak tugas bareng gue. Kita berangkat besok ke Bali. Semua akomodasi sudah di persiapkan tinggal berangkat. Dari kantor hanya satu team saja dan hanya untuk dua orang saja. Gimana?" tanya Aji melipat tangannya di atas meja.
"Cuma berdua? Loe sama gue aja? Tuh cewe loe si Marsya kagak ngomel?" tanya Puri terkekeh.
Satu ruangan sudah tahu. Betapa bucinnya Aji pada Marsya. Hubungan mereka memang LDR -an. Tapi Marsya sering datang untuk menemui Aji.
Aji berdecih keras saat Puri mengatakan soal Marsya.
"Gue udah putus sama Marsya. Jadi loe gak usah sebut nama perempuan itu lagi," titah Aji tegas.
"Hah? Putus? Kapan? Gue kok gak tahu?" tanya Puri melotot. Mulutnya masih mengunyah makanannya.
"Emang loe siapa gue? Harus tahu gue putus," cetus Aji masa bodoh.
"Ya. Gue kan bawahan loe. Maksud gue, kita di ruangan itu kan sudah kayak saudara. Biasanya apa yang terjadi pada siapa pun pasti akan celat di ketahui. Tapi loe kok santuy amat. Setahu gue, loe kan bucin banget sama Marsya. Jadi gue agak gimana nih, denger loe putus. Tapi ... gue gak tahu harus seneng apa sedih ya. Cuma gue mau bilang innailahi aja. Semoga ke depannya loe dapat cewek yang lebih baik dari Marsya," ucap Puri lembut mendoakan yang baik -baik untuk Aji.
"Thanks ya doanya," ucap Aji pelan.
"Ekhemm ... Gue terima deh kerjaan besok ke Bali. Lumayan lah uang lump sum -nya. Tul gak? Jadi besok pagi gue langsung ke Bandara kan?" tanya Puri semangat.
"Yes. Apa mau gue jemput? Rumaj loe masih yang dulu kan?" tanya Aji pelan.
"Iya lah. Masih yang dulu. Kan rumah bokap nyokap gue. Gue kan belum nikah jadi belum ada yang bawa gue keluar dari rumah bokap nyokap gue," ucap Puri tertawa lepas.
"Itu ada Arka. Bukannya loe bentar lagi married?" tanya Aji menyelidik. Ia masih penasaran dengan cincin tunangan yang di lepas dari tangan Puri dan hanya di letakkan di dalam keranjang tempat alat tulis. Apakah cincin berlian itu se -tak berhaga itu buat Puri. Apakah terlalu murah atau Puri tak suka dengan modelnya.
Puri berpura -pura fokus pada makanannya seolah tak mendengar pertanyaan Aji barusan.
"Loe sengaja gak mau cerita? Ya gak apa -apa. Itu juga bukan urusan gue. Tapi setidaknya loe itu hargain gue dong. Jawab apa kek, jangan sok budeg," ketus Aji kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Viin
Puri lapar atau gimana nih?
2023-04-30
0