Aji meletakkan cincin itu di meja kerja Puri.
"Kenapa loe lepas cincinnya. Bukannya lie selama ini bahagia dan menggebu- gebu saat Arka ngajakin tunangan," ucap Aji penasaran.
Puri sengaja tak menjawab pertanyaan Aji. Ia tidak mau terluka lagi batinnya. Cukup beberapa hari ini ia menyesali semuanya dan ingin kembali ke masa lalu. Masa di mana ia tak mengenal dan tak bertemu Arka di kantor cabang lain saat Puri bertugas di sana.
Ia masih fokus dengan tugas yang di berikan Aji. Membuat laporan SPJ lebij penting di bandingkan mencetitakan masalah yang sedang ia hadapinya.
Aji hanya melirik sekilas ke arah Puri. Ia tahu bagaimana Puri. Puri adalah wanita cerdas, mandiri dan selalu ceria. Selama ini ia tak pernah terlihat murung dan bersedih. Ia selalu bisa membuat lelucon hingga membuat semua teman -temannya satu ruangan kerjanya tertawa terbahak -bahak karena kekonyolan Puri.
"Kalau loe mau cerita. Gue siap nampung cerita loe. Anggap saja kita sahabat," ucap Aji lirih.
Sebenarnya Aji juga sedang tidak baik -baik saja. Ia juga sedang kecewa luar biasa karena kekasihnya memutuskannya begitu saja dan ia dengar gosip dari sahabat kekasihnya kalau Marsya, mantan kekasih Aji tengah mengandung dengan pria lain. Itu yang membuat Aji 'gedek'. Bisa -bisanya Marsya menipunya dan kini dengan mudahnya mengkhianati dirinya tanla ada rasa bersalah sedikit pun.
"Selesai ...." teriak Puri dengan suara keras. Rasanya lega sekali bisa menyelesaiakn laporan estimasi tersrbut. Setidaknya minggu depan Puri bisa pergi dai kota ini dan melupakan sejenak permasalahan pribadinya walaupun acara tersebut adalah tugas kantor.
Aji yang melamun pun langsung menoleh ke arah Puri yang bertetiak keras karena kegirangan. Jelas terlihat di wajahnya hanya ada senyum lebar penuh kepuasan bukan kesedihan dan kekecewaan seperti tadi.
Berkas itu langsung di print oleh Puri dan muncul dari mesin printet lalu di satukan hingga rapi dan di jepret menggunakan steples. Lalu di berikan kepada Aji.
"Selesai ya Bos," ucap Puri tersenyum.
"Makasih ya Ri. Loe emang bisa gue andelin. Makan siang yuk, guebyang traktir," ucap Aji penuh semangat. Entah kenapa Aji jadi simpati pada Puri sejak kejadian jatuhnya cincin tunangan Puri.
Puri menatap Aji lekat.
"Yakin? Loe mau traktir gue? Makan gue banyak lho? Gak tajit rugi bandar nih," tanya Puri kepada Aji.
"Gak lah. Loe mau ngabisin berapa piring juga tetep gue bayar. Santai aja," ucap Aji semangat.
"Oke ... Gue mau. Loe tahu aja gue lagi tongpes. Belum gajian ini," ucap Puri tertawa. Ia membereskan tempat kerjanya dan mematikan komputer dan CPU nya. Tidak lupa menyimpan cincin tunangannya di tempat bolpoin yang ada di meja itu.
Aji menatap Puri dengan tatapan aneh.
"Loe gak salah tuh cincin di taruh di situ. Itu cincin tunangan lho, Ri. Cincin emas yang ada berliannya?" ucap Aji menasehati.
Puri hanya tersemyum simpul dan senyumnya kecut sekali.
"Udah loe kasihin tuh berkasnya sama Pak Direktur. Nanti gue samper kesana. Gue tunggu di depan ruangan bos besar ya?" titah Puri pada Aji.
Aji mengangguk setuju. Ia langsung menumpuk smeua beraks dan membawanya ke ruang Direktur. Kebetulan sekali, Pak Direktur memang sedang menunggu Aji. Baru saja ia akan menyuruh team lain, jika Aji tak menyelesaiakn sekarang juga. Karena tugas itu jadwalnya di majukan dan harus berangkat besok. Kedua, tugas itu hanay di kerjakan oleh team yang hanya beranggotakan dua orang. Tentunya Aji, sebagai kepala bagian dan Aji harus memilih salah satu bawahannya yang di anggap tepat dan kompeten.
Tok ... tok ... tok ...
"Permisi Pak. Ini berkasnya sudah selesai," ucap Aji pelan.
Aji menyodorkan berkas itu kepada Pak Direktur. Direktir sedang membuka dan membaca serta mempelajarinya. Semuabya bagus dan sempurna termasik eatimasi biaya yang di buat begiti ringkas dan tidak bertele -tele.
"Baik. Saya terima. Uang untuk perjalanan dinas sudah di siapkan dan akan di transfer ke rekening kamu, Ji. Kamu bawa satu bawahan kamu yang bisa kamu andalkan. Pekerjaan ini berat dan hanya boleh di kerjakan dua orang saja. Sesuai budget," ucap Pak Direktur dengan suara lantang dan mantap.
"Apa? Besok berangkat? Aji bawa siapa Pak?" ucap Aji bingung.
"Ya gimana kamu saja. Tapi saran saya sih, Puri. Dia cekatan dan cerdas serta bisa di andalkan. Saya rasa pekerjaan kamu akan sangat terbantu sekali jima pilihanmu membawa partner kerja itu tepat," ucap Direktur kepada Aji.
"Baik. Saya kondisikan pada Puri. Bisa atau tidak. Ekhem maksud saya, siap atau tidak. Soalnya Puri suka gak mau kalau cuma pergi berdua walaupun itu urusan tugas kantor," ucap Aji menjelaskan.
"Oke. Nanti sore, Fera akan kasih kau tiket keberangkatan untuk besok pagi. Ingat!! Email seriing kamu cek. Satu minggu kamu di sana dab harus selesai," ucap Direktur itu dengan suara lantang.
"Siap Pak," jawab Aji penuh semangat.
Aji pamit undur diri untuk makan siang. Ia mau bicara pada Puri bahwa Aji akan memilih Puri untuk menjadj partner kerja teamnya selama tugas di Bali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JGN2 KKASIH AJI HAMIL SAMA TUNANGANNYA PURI...
2023-09-26
0
~AruN~
cerita sekilas awal sepertinya menarik..cuma sayangnya msh banyak typo 🙏🏻
smg ke depannya bs lebih rapi lagi tulisannya. tetap semangat u tuk membuat cerita yg menarik 💪🏻💪🏻
2023-02-25
1