Hari kedua menjadi seorang auditor eksternal. Bukanlah suatu pekerjaan mudah jiksa di dalamnya ada mafia terselubung dan ada musuh di damalm selimut.
Puri dan Aji sudah mencium bau keanehan pada sistem dan laporan keuangan setiap bulannya. Ada hal yang terlihat biasa namun setelah di telusuri menjadi tak biasa. Banyak nama akun fiktif yang di jadikan sebuah alasan kredit.
Saat makan siang, Puri menceritakan beberaap penemuannya yang ia tulis sendiri di buku catatannya dan di sertai dnegan bukti -bukti lengkap. Pekerjaannya sebenearnya mudah tapi kalau banyak masalah akan menjadi masalah baru yang makin menjadi masalah di kemudian hari.
"Banayk banget yang aneh. AKun fiktif tentang pengeluaran uang dnegan jumlah besar. Saat Puri konfirmasi dnegan bagian keuangannya tidak bisa menjawab dan gak bisa nunjukki nota atau bukti. Ia cuma beralasan itu kemauan pemilik hotel," ucap Puri penuh semangat.
Memang tugas auditor kan sebagai penemu masalah yang janggal dan sekecil apapun bisa di ketahui.
"Saran aku sih. Kita kerja aja, gak usah peduli apapun. Rekan dan catat setipa bukti. Kayaknya lusa juga udah kelar kok. Kita bisa jalan -jalan," ucap Aji semangat.
"Puri hari ini bisa selesai, besok finishing dan memberikan laporan buat pemilik hotel. Jadi besok selesai," ucap Puri senang.
"Wah ... Aku ketinggalan satu hari dong?" ucap Aji kesal pada dirinya sendiri.
"Puri tungguin Mas. Kalau Puri sudah selesai. paling Puri jalan -jalan sendiri aja dulu di pantai depan. Gak apa -apa kan?" tanya Puri pelan.
Mulai sekarang, Puri belajar sopan dan menghargai Aji, sebagai calon suaminya. Jujur, perasaan cinta belum ada. Perasaan sayang pun masih seperti kepada teman biasa. Perasaan kagum hanya sebatas atasan. Perasaan suka, baru mulai ada sejak tadi pagi.
Puri menikmati makanannya sambil menatap Aji yang ada di depannya. Siang ini Aji menikmati makan siang dengan kepiting, agak ribet juga harus buka cangkang kepiting dan penuh drama. Puri itu cewek tersimpel dan anti ribet. Makanya kalau pergi jauh, dia akan mencari makanan yang aman dan anti mainstream.
Kedua mata Puri terpaku menatap satu pasangan yang baru saja masuk ke dalam restaurant hotel. Pndangan Puri dan Arka bertemu dan mereka saling bertatap dari kejauhna.
Ya, pasangan yang baru masuk itu adalah Arka dan seorang perempuan. Dari cara menggandengnya, sudah tentu jelas sekali, kalau perempuan itu spesial untuk Arka. Tapi, wajah perempuan itu tidak asing bagi Puri. Tapi ... Siapa ... Puri tak ingat sama sekali.
Pandangan Puri di lemparkan ke arah lain. Ia tidak mau ada salah paham pada perempuan yang kini berhasil mendampingi Arka.
Aji menatap Puri yang sama sekali tak konsen dengan makanannya. Aji mengikuti arah pandangannya menatap meja yang ada di ujung. dinding restaurant dan ... Betapa terkejutnya Aji menatap mantan tunangannya itu sedang berduaan dengan ... Hah? Arka? Marsha dan Arka?
"Ri ... Itu Arka kan?" tanya Aji pelan.
Puri langsung membalikkan wajahnya dan menatap Aji lalu tersenyum simpul malu sekali. Ia tidak enak pada Aji takutnya, Aji akan berpikir bahwa Puri belum bisa berdamai dengan keadaannya.
"Maaf Ji. Puri sudah bisa lupain Arka. Tdi gak sengaja aja lihat dia masuk ke dalam. Kaykanya sih itu calon istrinya deh. Puri kayak pernah lihat tap siapa? Puri lupa," ucap Puri pelan.
"Itu Marsha!" tegas Aji penuh kebencian menatap Marsha yang bisa tertawa lepas bersama Arka.
Puri menatap Aji lekat sekali.
"Itu Marsha? Tunangan Mas Aji? Hah? Kita kayak bertukar jodoh tahu gak? Tapi apa bener, Marsha hamil?" tanya Puri penasaran.
"Kamu peduli sama hal itu. Aku sih udah gak peduli," ucap Aji ketus.
Aji mengelap tangannya dan menarik tangan Puri dengan cepat menuju keluar dari restaurant itu.
Puri hanya menurut dan tidak memberontak. Ia mengikuti langkah Aji yang ada di depannya.
"Kita mau kemana Mas?" tanya Puri pelan.
Aji tak menjawab dan diam seribu bahasa. Ia sedang malas bicara dan menanggapi pertanyaan Puri.
Aji mengajaknya naik kelantai atas dan bekerja kembali agar pekerjaaanya cepat selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
TU PREMPUAN MARSYA MNTAN AJI....
2023-09-26
0