Aji mengusap wajahnya dengan kasar saat ia mengalami kendala pada sistem yang sedang ia teliti saat ini./ Pikirannya mulai tertuju pada Marsha yang bterlihat bahagia tadi.
Ternyata melupakan seorang gadis yang sudah lama ada di hatinya itu tak mudah di lupakanbegitu saja. Hari ini ia bertemu lagi dengan Marsha secara tak sengaja. Wajah Marsha maish cantik dan cara berpakaiannya masih anagt elegan seklai. Itu yang membuat Aji menyukai Marsha. Senyum Marsha yang mempesona dan tawanya begitu lepas tadi. Aji cemburu. Aji masih menyimpan rasa sayang hingga ia merasa panas melihat kemesraan tadi.
Tug ...
"Minum ini. Boba cokelat biar kepala adem. Adem mikirin kerjaan dan hatinya adem dari rasa cemburu melihat kemesraan tadi," ucap Puri to the poin.
Puri tahu, Aji bukanlah tanpa lasan menariknya keluar dari restaurant itu. Bohong!! Jika ia sudah bisa berdamai dengan keadaan. Puri saja masih kesulitan wlaupun memang ia sedang berusaha. Jika ia mulai memikirkan Aji dan perlakuan akan sikap manisnya terhadap Puri. Perlahan cinta Puri untuk Arka akan luntur dengan sendirinya. Tentunya akan tumbuh cinta yang lain yaitu cinta kepada Aji.
Aji menatap satu minuman manis boba yang terlihat enak dan dingin sekali. Tatapannya berpindah ke arah Puri yang datang tiba -tiba. Ucapan Puri adalah sebuah sindiran bagi Aji.
"Buat aku?" tanya Aji elan.
"Menurut Mas Aji? Buat siapa? Arka?" ucap Puri tersenyum sinis.
"Terima kasih Ri," jawab Aji pelan.
Aji mengambil minuman itu dan menusuk dengan sedotan dan menyeruput minuman manis dengan bulatan boba yang bikin mulutnya semakin merasa nikmat.
"Makanya lain kali gak usah punya misi kalau belum bisa meninggalkan masa lalu. Sakit kan rasanya? Itu yang Puri rasain juga Mas," ucap Puri pelan.
Puri duduk di samping Aji. Ia juga menyeruput minuman boba yang di belinya tadi.
Aji menatap Puri lalu menunduk dan kembali menyelesaikan tugasnya. Puri pikir Aji akan memberikan satu penjelasan atau alasan apapun terkait apapub masalah tadi. Nyatanya sama sekali tidak.
Satu menit ...
Dua menit ...
Lima menit ...
Puri bangkit berdiri dan keluar daru ruangan Aji sambil membawa minumannya. Puri hanya ingin sebuah penjelasan dan sebuah kepastian. Ini memang misi. Tapi tidak ada salahnya jika semua harus di perjelas bukan?
Ceklek ...
Aji mengangkat wajhanya dan menatap punggung Puri yang sudah keluar dari ruangan tersebut.
Terselip rasa bersalah dan rasa yang membuat dirinya tak lagi bisa berkutik dengan ucapan sindiran Puri tadi. Aji tak memikirkan ke depannya seperti apa? Ia pikir akan mudah melupakan wanita dengan memiliki hubungan dengan wanita lain. Tapi ... Tidak semudah yang di bayangkan oleh Aji. Bahkan hatinya kini semakin benci pada Marsha tapi semakin sulit wajah cantik itu di buang dari pikirannya.
Puri berdiri di depan pintu ruangan Aji dan menarik napas dalam. Tugasnya sudah selesai. Laporannya juga sudah selesai.
Tadi sempat gugup juga memberikan hasil laporan pada Arka, pemilik hotel AA. Arka dan Puri cukup profesional dan mereka sama sekali tidak membahas hubungan mereka secara pribadi yang sedang bermasalah. Walaupun memang sudah bukan siap -siapa lagi. Tak ada hubungan khusus dan spesial seperti dulu. Puri berusaha menahan gejolak perasaannya agar tidak hanyut lagi dalam kebaeran. Ia sellau menguingat wajah Aji untuk melupakan Arka yang ia anggap brengsek dan pengecut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments