Naufal Alexander

Naufal Alexander

Pulang Ke Bandung

Di sebuah mansion yang mewah yang terletak di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Tinggal seorang pemuda tampan yang bernama Naufal Alexander. Naufal memiliki sebuah perusahaan yang bernama NFL'Corp, Studio rekaman yang bernama KING STUDIO dan tempat olahraga yang diberi AVANA GYM.

Naufal saat ini sedang duduk santai di sebuah ruangan yang disebut ruang tengah sembari berkutat dengan laptop miliknya.

Ketika sedang fokus dengan laptop miliknya, tiba-tiba dirinya di kejutkan dengan suara ponsel yang berbunyi. Menandakan sebuah panggilan masuk.

Naufal langsung melihat ke layar ponselnya dan disana tertera nama 'Kak Rayyan' kakak ketiganya. Naufal pun langsung menjawab panggilan tersebut.

"Hallo, kak Rayyan. Ada apa?"

"Naufal. Kamu ada di mana sekarang? Kira-kira besok kamu sibuk tidak?"

"Aku ada dirumah, Kak. Eeemm. Sepertinya tidak terlalu sibuk. Memangnya kenapa, Kak?

"Daddy dan Mommy menyuruhmu untuk pulang. Apa kamu bisa pulang?"

"Bisa, sih. Tapi ada hal apa sampai-sampai Mommy dan Daddy menyuruhku pulang?"

"Kakak juga tidak tahu. Tapi sepertinya ada masalah yang ingin mereka sampaikan pada kita."

"Ya, sudah. Kalau kamu sudah mau berangkat besok. Hubungi kakak. Oke."

"Baik, kak!"

"Kalau begitu kakak tutup teleponnya."

PIP

"Sebenarnya apa yang ingin dibicarakan oleh Daddy dan Mommy?" batin Naufal

***

Keesokannya, Naufal sudah berada di KING STUDIO. Dirinya sedang mengurus sesuatu sekalian ingin berpamitan pada sahabat-sahabatnya yang bekerja membantunya di studio.

"Ricky, Theo, Henry, Nathan aku mau pulang ke Bandung. Ada urusan keluarga. Jadi aku titip Studio kepada kalian ya!" Naufal berbicara sembari menatap satu persatu wajah keempat sahabatnya

"Berapa lama kau di Bandung?" tanya Nathan

"Mungkin seminggu," jawab Naufal

"Ok. Kau tidak perlu khawatir. Serahkan pada kami!" seru Henry dan diangguki oleh Ricky, Theo dan Nathan

***

Naufal sudah didalam perjalanan menuju Bandung. Dirinya mengendarai mobil mewahnya.

"Aish!! Kenapa macet sekali?" gerutu Naufal

Naufal memutuskan untuk berhenti sebentar lalu dirinya mengirimkan pesan chat pada kakak ketiganya.

[CHAT]

FROM : Naufal Alexander

Kakak. Kau ada dimana?

Apa kakaka sudah sampai?

TO : Rayyan Alexander

Kakak sudah di Rumah.

Kamu ada dimana, Fal?

FROM : Naufal Alexander

Aku sudah di Jalan.

Tapi disini benar-benar macet, kak!

TO : Rayyan Alexander

Sabar, Fal!

FROM : Naufal Alexander

Kak. Apa kak Aditya juga pulang?

TO : Rayyan Alexander

Ya. Kak Aditya juga pulang.

FROM : Naufal Alexander

Ya, sudah.

Aku lanjut jalan, kak!

TO : Rayyan Alexander

Iya, Fal.

Hati-hati di jalan. Jangan ngebut, oke!

FROM : Naufal Alexander

Baik, kak!

Setelah selesai berbalas chat dengan kakak ketiga nya itu. Naufal pun kembali menjalankan mobilnya.

***

Di mansion mewah milik keluarga ALEXANDER telah berkumpul tiga Alexander bersaudara. Mereka sedang menunggu kedatangan adik kesayangan mereka. Mereka menunggu dengan rasa khawatir.

Bagaimana tidak khawatir? Adik kesayangan mereka pulang ke Bandung membawa mobil sendiri. Padahal mereka tahu kondisi adik mereka belum memungkinkan membawa mobil sendiri. Karena sang adik mengancam tidak akan pulang ke Bandung kalau tidak di izinkan bawa mobil sendiri. Dan akhirnya mereka pun terpaksa mengalah karena mendapatkan ancaman dari adik mereka.

"Kenapa lama sekali sih? Seharusnya Naufal sudah sampai sepuluh menit yang lalu?" Aditya sangat mengkhawatirkan adik manisnya itu.

"Sabar Adity. Mungkin jalanan macet kali," hibur Elvan.

"Iya, Kak. Aku dan Naufal sempat berkirim pesan. Kata Naufal ada kemacetan di jalan!" ucap Rayyan.

"Kita tunggu saja. Mungkin sebentar lagi Naufal sampai," kata Elvan.

Dan benar saja. Detik kemudian terdengar suara bunyi klason mobil di luar.

TIN!

TIN!

"Nah. Itu pasti Naufal!" seru Rayyan.

Mereka bertiga pun menuju pintu utama untuk menyambut adik bungsu mereka. Dapat dilihat oleh mereka mobil adik mereka memasuki perkarangan rumah mewah milik mereka.

"Naufal," panggil mereka saat melihat adik kesayangan mereka turun dari mobil dalam keadaan baik-baik saja.

"Kakak!" teriak Naufal langsung berlari menghampiri ketiga kakak-kakak kesayangannya dan menghambur dalam pelukan mereka.

GREP!

Keempat Alexander bersaudara pun berpelukan.

Setelah mereka puas berpelukan. Akhirnya mereka melepaskan pelukannya masing-masing.

"Bagaimana perjalanan dari Jakarta ke Bandung, Fal?" tanya Elvan sambil berjalan memasuki mansion mewah tersebut.

"Awalnya lancar, Kak! Tapi setelah dua jam perjalanan, tiba-tiba macet. Mancetnya panjaaaaaang sekali. Sudah seperti kereta api! Huuuffff!" saut Naufal sambil menghempas tubuhnya di sofa ruang tengah.

Mereka hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum mendengar keluhan sang adik.

"Aku haus kak," rengek Naufal

"Biar kakak ambilkan!" seru Elvan dan langsung pergi menuju dapur

Setibanya di dapur. Elvan membuka lemari pendingin. Terlihat minuman kesukaan sang adik yang sudah tersaji rapi di dalamnya.

Susu pisang adalah minuman kesukaan adiknya. Elvan mengambil dua botol lalu bergegas menuju ruang tengah. Dia tidak mau membuat adiknya terlalu lama menunggu.

Setelah sampai di ruang tengah. Elvan langsung memberikan susu pisang itu pada Naufal, adik bungsunya itu.

"Ini minumlah," ucap Elvan lalu menyodorkan dua botol susu pisang pada adiknya

Terukir senyuman dibibir Naufal. "Kak. Ini susu pisang kesukaanku!" seru Naufal lalu mengambil susu tersebut dan langsung meminumnya.

"Pelan-pelan, Naufal." Aditya menasehati adiknya

"Aku haus kak," saut Naufal

"Iya, kami tahu. Maka dari itu pelan-pelan minumnya. Nanti kamu bisa tersedak," kata Rayyan

Setelah puas menghabiskan dua botol susu pisang kesukaannya itu. Naufal pun beranjak dari tempat duduknya.

"Kakak. Aku ke kamar dulu ya. Aku lelah mau istirahat."

Naufal pun berlalu pergi meninggalkan ketiga kakak-kakak kesayangannya itu untuk menuju peraduannya yaitu kamar kesayangannya. Kamar Naufal berada di lantai dua

Naufal saat ini sudah berada di dalam kamarnya. Sesampainya di dalam kamarnya, Naufal langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur kesayangannya. Dirinya benar-benar lelah membawa mobil selama 5 jam dari Jakarta ke Bandung. (Anggap saja seperti itu)

Saat Naufal hendak menutup kedua matanya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Mendengar suara ponselnya, Naufal pun mengambil ponselnya yang ada di saku celananya.

Ketika ponselnya sudah ditangannya. Naufal melihat nama 'Henry' di layar ponselnya. Naufal pun segera menjawabnya.

"Hallo, Henry."

"Hallo, Fal. Apa kau sudah sampai di Bandung?"

"Sudah, Henry. Baru aja. Ini aku berada di kamar sekarang!"

"Ach, syukurlah. Aku khawatir tahu."

Naufal tersenyum saat mendengar ucapan dari Henry. "Makasih, ya."

"Dalam persahabatan tidak ada kata terima kasih. Semua yang kita lakukan adalah keikhlasan dan ketulusan. Kita sahabat dan juga saudara."

"Ya, kau benar."

"Ya, sudah kalau begitu. Sepertinya kau lelah. Kau istirahatlah."

"Hm."

"Bye."

"Bye."

Setelah mengatakan hal itu, baik Naufal maupun Henry sama-sama mematikan teleponnya.

Naufal meletakkan ponselnya di atas kasur. Beberapa detik kemudian, matanya pun terasa berat. Dan pada akhirnya, dirinya pun tertidur.

Di lantai bawah, Elvan, Aditya dam Rayyan masih duduk di ruang tengah. Mereka tampak bahagia saat melihat adik bungsunya pulang dengan selamat.

"Aku senang Naufal baik-baik saja dan tidak terluka sama sekali!" seru Aditya

"Apalagi, kakak. Kakak sangat-sangat bersyukur Naufal tidak kenapa-kenapa," sela Elvan

"Iya, kak. Aku tadi juga sempat khawatir akan Naufal yang belum kunjung sampai. Tapi saat melihat Naufal baik-baik saja. Aku bisa bernafas lega," ucap Rayyan

"Aku takut kejadian lima tahun yang lalu terulang kembali!" seru Aditya

Lima tahun yang lalu Naufal pernah mengalami kecelakaan maut yang hampir merenggut nyawanya. Dalam kecelakaan tersebut, Naufal sempat koma selama 6 bulan. Selama Naufal koma seluruh anggota keluarga bersedih. Tidak ada kebahagiaan sama sekali tersirat diwajah mereka semua.

"Semoga Naufal selalu baik-baik saja dimana pun Naufal berada!" seru Elvan

"Iya, kak. Semoga Tuhan selalu melindungi Naufal," saut Rayyan

"Semoga adik kita baik-baik saja," ucap Aditya

Terpopuler

Comments

Glastor Roy

Glastor Roy

update dong tor

2023-02-01

0

Ryo gunawan

Ryo gunawan

dabel up lah thor

2023-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 Pulang Ke Bandung
2 Menyampaikan Sesuatu
3 Demam
4 Kecelakaan
5 Pertemuan Kakak Dan Adik
6 Pertengkaran Kecil Naufal Dan Ketiga Kakaknya
7 Kekhawatiran Keluarga
8 Bercerita
9 Flashback
10 Flashback 2
11 Keterkejutan Naufal
12 Pertengkaran Naufal Dan Aditya
13 Kekesalan Naufal
14 Berdamai
15 Ardian Krishon
16 Kerinduan Barra, Dhafin, Davian Dan Reza
17 Kebencian Naufal
18 Bagaikan Mendapatkan Durian Runtuh
19 Davian Dan Barra
20 Telepon Dari Rasya
21 Berkunjung
22 Jatuh Pingsan
23 Kesedihan Dan Kekhawatiran
24 Kesedihan Dan Kekhawatiran 2
25 Kecurigaan
26 Tertangkapnya Sipengkhianat
27 Memasang Alat Pelacak
28 Kekompakan Alexander Bersaudara
29 Cinta Pada Pertemuan Pertama
30 Tertekan
31 Paket
32 Kehangatan Keluarga
33 Menceritakan Masalah
34 Kecelakaan Maut
35 Kesedihan
36 Merindukan
37 Pria Misterius
38 Kesedihan 2
39 Vanesha Palsu
40 Pertemuan Vanesha Dengan Keluarga Naufal
41 Keras Kepala
42 Ingatan Kembali
43 Kecelakaan Davian Dan Reza
44 Pria Misterius 2
45 Perasaan Takut Anggota Keluarga
46 Kembali
47 Kembali 2
48 Berkorban
49 Hari Yang Buruk
50 Hari Yang Buruk 2
51 Rencana Penculikan
52 Keberhasilan Kendrik Alvaro
53 Berhasil Menemukan Lokasi
54 Hukuman Mati Untuk Kendrik
55 S2. Kerinduan Naufal Terhadap Vanesha
56 S2. Kejahilan Dan Kekesalan Naufal
57 S2. Kejahilan Naufal
58 S2. Kelakuan Menyebalkan Naufal
59 S2. Kabar Dari Damian
60 S2. Pesan Misterius
61 S2.
62 S2. Bayangan Vanesha
63 S2. Kemarahan Naufal
64 S2. Kekecewaan Naufal
65 S2. Kekesalan Naufal
66 S2. Flashdisk
67 S2. Video Tentang Fakta Vanesha
68 S2. Rekaman
69 S2. Hati Yang Terluka
70 S2. Membuat Rencana
71 S2. Isak Tangis Vanesha Bersama Sang Ayah
72 S2. Keberhasilan Damian
73 S2. Pertemuan Naufal Dan Vanesha
74 S2. Kemarahan Alex Alvaro
75 S2. Janji Seorang Kakak
76 S2. Awal Kemenangan
77 S2. Membahas Rencana Selanjutnya
78 S2. Meretas Mobile Banking
79 S2. Menghubungi Musuh Via Telepon
80 S2. Telepon Dari Vanesha
81 S2. Kekalahan Alex Alvaro Dan Derry Alvaro
82 S2. Menikmati Kebahagiaan
83 S2. Minta Dibelikan Laptop
84 S2. Kakak Alice!
85 S2. Menceritakan Kondisi Alice
86 S2. Kekesalan Aditya Akan Naufal
87 S2. Sumpah Seorang Tasya
88 S2. Kemarahan Keluarga Besar Harisman
89 S2. Pembalasan Yang Setimpal
90 S2. Isak Tangis Alice
91 S2. Gadis Misterius
92 S2. Aku Kembali Naufal
93 S2. General Manager Baru
94 S2. Tugas Pertama Laura Dari Naufal
95 S2. Alona Divia Eknath
96 S2. Kemarahan Naufal Terhadap Divia
97 S2. Traktiran Dari Arsya
98 S2. Kepercayaan Penuh
99 S2. Kemarahan Serta Ancaman Rayyan Terhadap Divia
100 S2. Kemarahan Yosef Terhadap Mareta
101 S2. Kemarahan Diva Terhadap Divia
102 S2. Merencanakan Pembalasan Terhadap Divia
103 S2. Kemarahan Dan Ancaman Naufal
104 S2. Penyerangan Naufal
105 S2. Keterkejutan Aditya Dan Rayyan
106 S2. Culik Dia Dan Bawa Ke Markas
107 S2. Memberikan Hukuman
108 S3. Pikirkan Sebab Akibatnya Sebelum Menghina Orang
109 S2. Surat Perjanjian
110 Kau hanya milikku, Tasya!
111 S2. Lain Kali Jangan Mengira Orang Itu Lemah
112 S2. Ada Udang Dibalik Risol
113 S2. Tunggu Apa Yang Akan Menantimu
114 S2. Membahas Sebuah Rencana
115 S2. Alat Canggih Menyerupai Ponsel
116 S2. Bab 116
117 S2. Bab 117
118 S2. Bab 118
119 S2. Bab 119
120 S2. Buku Nikah
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Pulang Ke Bandung
2
Menyampaikan Sesuatu
3
Demam
4
Kecelakaan
5
Pertemuan Kakak Dan Adik
6
Pertengkaran Kecil Naufal Dan Ketiga Kakaknya
7
Kekhawatiran Keluarga
8
Bercerita
9
Flashback
10
Flashback 2
11
Keterkejutan Naufal
12
Pertengkaran Naufal Dan Aditya
13
Kekesalan Naufal
14
Berdamai
15
Ardian Krishon
16
Kerinduan Barra, Dhafin, Davian Dan Reza
17
Kebencian Naufal
18
Bagaikan Mendapatkan Durian Runtuh
19
Davian Dan Barra
20
Telepon Dari Rasya
21
Berkunjung
22
Jatuh Pingsan
23
Kesedihan Dan Kekhawatiran
24
Kesedihan Dan Kekhawatiran 2
25
Kecurigaan
26
Tertangkapnya Sipengkhianat
27
Memasang Alat Pelacak
28
Kekompakan Alexander Bersaudara
29
Cinta Pada Pertemuan Pertama
30
Tertekan
31
Paket
32
Kehangatan Keluarga
33
Menceritakan Masalah
34
Kecelakaan Maut
35
Kesedihan
36
Merindukan
37
Pria Misterius
38
Kesedihan 2
39
Vanesha Palsu
40
Pertemuan Vanesha Dengan Keluarga Naufal
41
Keras Kepala
42
Ingatan Kembali
43
Kecelakaan Davian Dan Reza
44
Pria Misterius 2
45
Perasaan Takut Anggota Keluarga
46
Kembali
47
Kembali 2
48
Berkorban
49
Hari Yang Buruk
50
Hari Yang Buruk 2
51
Rencana Penculikan
52
Keberhasilan Kendrik Alvaro
53
Berhasil Menemukan Lokasi
54
Hukuman Mati Untuk Kendrik
55
S2. Kerinduan Naufal Terhadap Vanesha
56
S2. Kejahilan Dan Kekesalan Naufal
57
S2. Kejahilan Naufal
58
S2. Kelakuan Menyebalkan Naufal
59
S2. Kabar Dari Damian
60
S2. Pesan Misterius
61
S2.
62
S2. Bayangan Vanesha
63
S2. Kemarahan Naufal
64
S2. Kekecewaan Naufal
65
S2. Kekesalan Naufal
66
S2. Flashdisk
67
S2. Video Tentang Fakta Vanesha
68
S2. Rekaman
69
S2. Hati Yang Terluka
70
S2. Membuat Rencana
71
S2. Isak Tangis Vanesha Bersama Sang Ayah
72
S2. Keberhasilan Damian
73
S2. Pertemuan Naufal Dan Vanesha
74
S2. Kemarahan Alex Alvaro
75
S2. Janji Seorang Kakak
76
S2. Awal Kemenangan
77
S2. Membahas Rencana Selanjutnya
78
S2. Meretas Mobile Banking
79
S2. Menghubungi Musuh Via Telepon
80
S2. Telepon Dari Vanesha
81
S2. Kekalahan Alex Alvaro Dan Derry Alvaro
82
S2. Menikmati Kebahagiaan
83
S2. Minta Dibelikan Laptop
84
S2. Kakak Alice!
85
S2. Menceritakan Kondisi Alice
86
S2. Kekesalan Aditya Akan Naufal
87
S2. Sumpah Seorang Tasya
88
S2. Kemarahan Keluarga Besar Harisman
89
S2. Pembalasan Yang Setimpal
90
S2. Isak Tangis Alice
91
S2. Gadis Misterius
92
S2. Aku Kembali Naufal
93
S2. General Manager Baru
94
S2. Tugas Pertama Laura Dari Naufal
95
S2. Alona Divia Eknath
96
S2. Kemarahan Naufal Terhadap Divia
97
S2. Traktiran Dari Arsya
98
S2. Kepercayaan Penuh
99
S2. Kemarahan Serta Ancaman Rayyan Terhadap Divia
100
S2. Kemarahan Yosef Terhadap Mareta
101
S2. Kemarahan Diva Terhadap Divia
102
S2. Merencanakan Pembalasan Terhadap Divia
103
S2. Kemarahan Dan Ancaman Naufal
104
S2. Penyerangan Naufal
105
S2. Keterkejutan Aditya Dan Rayyan
106
S2. Culik Dia Dan Bawa Ke Markas
107
S2. Memberikan Hukuman
108
S3. Pikirkan Sebab Akibatnya Sebelum Menghina Orang
109
S2. Surat Perjanjian
110
Kau hanya milikku, Tasya!
111
S2. Lain Kali Jangan Mengira Orang Itu Lemah
112
S2. Ada Udang Dibalik Risol
113
S2. Tunggu Apa Yang Akan Menantimu
114
S2. Membahas Sebuah Rencana
115
S2. Alat Canggih Menyerupai Ponsel
116
S2. Bab 116
117
S2. Bab 117
118
S2. Bab 118
119
S2. Bab 119
120
S2. Buku Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!