Pertemuan Kakak Dan Adik

Disinilah mereka berenam sekarang berada, di Apartemen milik Barra. Mereka berkumpul bersama untuk melupakan sejenak tentang rutinitas mereka. Dan hari lainnya mereka sibuk dengan tugas mereka masing-masing di Perusahaan.

Setiap mereka ada waktu, mereka selalu bertemu dan berkumpul disini. Mereka meluapkan semua rasa bahagia yang ada pada diri mereka. Mereka bersyukur karena Tuhan masih mengizinkan mereka untuk bisa bertemu & berkumpul kembali seperti dulu lagi.

Harapan mereka tetap sama sampai saat ini yaitu ingin bertemu dan memeluk Naufal adik kecil kesayangan mereka.

"Bagaimana kabar Naufal sekarang ya? Semoga Naufal selalu dalam keadaan baik-baik saja dimanapun dia berada. Aku benar-benar merindukannya," kata Davian.

"Ya. Kau benar Davian. Semoga keadaan adik kita baik-baik saja. Kakak juga merindukankannya. Merindukan senyuman kelincinya," saut Arsya.

"Kakak berharap saat bertemu nanti dia sudah tidak marah lagi dengan kita semua. Kakak merindukan senyuman dan sifat jahilnya," ucap Barra.

"Aku juga merindukannya Davian. Merindukannya saat bermain Game bersama. Aku selalu kalah darinya dan aku juga selalu memaksa untuk terus bermain Game sampai aku benar-benar menang darinya," tutur Reza.

"Aku merindukan sifat manjanya dan juga sifat merajuknya. Aku membayangkan saat bibirnya yang dimanyun-manyunkan ketika dia sedang kesal. Dan itu benar-benar lucu dan menggemaskan!" seru Dhafin.

"Ini semua salah kakak. Coba waktu itu kakak tidak egois. Mungkin hal ini tidak bakalan terjadi," kata Arsya dengan penuh penyesalan.

"Aku juga salah disini. Aku selaku Leader dulu seharusnya aku bisa mengambil keputusan yang benar," sela Ardian.

"Sudahlah. Apa apaan ini? Kenapa kalian malah menyalahkan diri kalian? Kak Arsya, Ardian ini bukan salah kalian. Ini adalah takdir!" seru Barra.

"Sekarang ini kita fokus ke Naufal. Siapa yang bersalah disini. Yang pastinya kita semua yang salah dalam masalah ini," pungkas Davian.

Semua terdiam dan menunduk. Lalu terdengar suara ponsel milik Arsya berdering.

Drrtt..

Drrtt..

"Hallo, Mi!" jawab Arsya.

"Hallo, Arsya. Kamu ada dimana sekarang?" tanya Andhira.

"Aku lagi di Apartemen Barra. Ada apa, Mi?" tanya Arsya yang khawatir.

"Bisa tidak kamu ke rumah sakit sekarang? Mami di rumah sakit Advent. Mami tunggu," kata Andhira.

"Apa? Mami di rumah sakit. Memang apa yang terjadi Mami?" tanya Arsya.

"Kamu datang saja dulu. Nanti Mami akan cerita kalau kamu sudah datang," jawab Andhira.

"Baiklah aku segera kesana," jawab Arsya.

TUUT..

TUUT..

"Ada apa, kak Arsya?" tanya Reza.

"Mami di rumah sakit. Mami menyuruh kakak kesana. Tapi Mami tidak mengatakan apapun," jawab Arsya.

"Ya sudah. Tunggu apa lagi. Ayo, kita semuanya ke Rumah Sakit!" seru Barra.

***

Lorong Rumah Sakit yang tadinya sangat lengang berubah menjadi gaduh saat langkah kaki dari keluarga Alexander yang melangkah terburu-buru hanya untuk cepat sampai menuju Ruang UGD dengan raut wajah terlampau khawatir.

Bagaimana tidak, tepat 15 menit yang lalu sebuah panggilan dari Dokter untuk keluarga Alexander dan panggilan dari Nyonya Ravindra untuk keluarga Ravindra membuat mereka panik.

Sipemuda tampan Naufal Alexander mengalami kecelakaan motor di jalan raya. Tepat ketika langkah mereka berhenti didepan ruangan UGD rumah sakit tersebut, dilihat sudah ada beberapa orang disana yang sedang menunggu dengan wajah khawatir.

"Mami," panggil Arsya sambil berlari dan langsung memeluk ibunya.

"Apa yang terjadi? Siapa yang masuk ke rumah sakit, Mi?" tanya Arsya yang melihat ibunya menangis.

"Dia seorang pemuda tampan. Dan dia juga yang sudah menolong Mami saat diganggu tiga preman saat Mami lagi belanja disebuah mini market. Saat Mami pulang. Di perjalanan ada kecelakaan. Lalu Mami turun dari mobil ingin melihat langsung siapa yang kecelakaan? Saat Mami melihat wajahnya. Mami terkejut. Ternyata yang kecelakaan itu pemuda yang telah menolong Mami," jawab Andhira Ravindra yang masih menangis.

"Semoga semuanya baik-baik saja. Semoga pemuda itu selamat." Arsya mencoba menenangkan Ibunya.

Sepuluh menit kemudian. Keluarga Naufal pun datang. Dan mereka sudah berada didepan UGD. Tapi ada yang aneh dengan tatapan dari Helena Alexander. Dia menatap sendu kearah perempuan itu. Makin lama tatapannya makin dalam yang membuat semua orang bingung. Berlahan Helena menghampirinya.

"Andhira!" panggil Helena.

Dengan segera perempuan yang namanya dipanggil menolehkan wajahnya kearah suara yang memanggilnya.

DEG..

"Ka-kakak. " ucap Andhira terbata.

Mereka berdua kini saling tatap satu sama lain. Mata mereka berkaca-kaca menandakan kesedihan dan kerinduan selama ini.

"Apa kamu akan diam saja, hum? Dan kamu tidak mau memeluk kakakmu ini?" tanya Helena yang sudah menangis.

"Kakak!" teriak Andhira yang langsung memeluk kakak perempuannya itu.

"Andhira!" teriak seseorang.

Orang itu adalah Felix Ravindra datang bersama putra sulungnya Pasya Ravindra.

Andhira yang mendengar panggillan suaminya, kemudian melepaskan pelukannya dari sang kakak dan mendekati suaminya.

"Kamu tidak apa-apa, sayang? Aku panik sekali saat mendapat kabar dari Pasya yang mengatakan kamu ada dirumah sakit, " ucap Felix.

"Aku baik-baik saja, sayang!" balas Andhira.

"Eheem!" Albert berdehem. "Sudah lama kita tidak bertemu tuan Felix Ravindra!" seru Albert dan hal itu sukses membuat Felix terkejut dan menolehkan wajahnya kearahnya.

"Albert Alexander!" seru Felix.

"Ya. Ini aku. Kenapa? Tidak maukah kau memeluk sahabatmu ini yang juga berstatus sebagai kakak iparmu," goda Albert.

Dan tanpa pikir panjang lagi. Felix pun memeluk sahabatnya sekaligus iparnya.

"Alexander. Aku bahagia bisa bertemu denganmu lagi!"

"Aku juga Ravindra," balas Albert.

Felix melepaskan pelukannya dari sahabatnya. Dan pandangannya melihat istrinya dan istri sahabatnya.

"Akhirnya kalian bertemu kembali setelah sekian lama berpisah," tutur Felix.

Andhira tak henti-hentinya menangis. Dia kembali memeluk kakak perempuannya.

"Kakak, aku bahagia bisa bertemu denganmu lagi," lirihnya.

Helena mengusap punggung adik perempuannya dengan lembut.

"Kakak juga bahagia bisa bertemu lagi denganmu, Dhira."

"Mami," panggil Arsya.

Andhira melepaskan pelukannya dari kakak perempuannya dan melihat putra bungsunya.

"Arsya, Pasya. kemarilah sayang." panggil Andhira.

Arsya dan Pasya pun menghampiri Ibunya. "Ini Bibi kalian. Kakak perempuan Mami."

"Bibi," sapa Arsya dan Pasya.

"Elvan, Aditya, Rayyan." panggil Helena.

Mereka pun mendekati. "Ya, Mommy." jawab mereka.

"Ini Bibi kalian. Adik perempuan Mommy."

"Hallo, Bi." sapa mereka bertiga.

"Oh ya Dhira, kenapa kamu ada disini? Siapa yang sakit?" tanya Helena.

"Aku menolong seorang pemuda yang mengalami kecelakaan motor," jawab Andhira.

"Lalu kakak sendiri? Kenapa ada disini? Apa ada saudara kita yang sakit?" tanya Andhira.

"Putraku!" jawab Helena singkat.

"Maksudnya kakak?" tanya Andhira bingung lalu melirik ketiga putra-putra kakaknya.

"Putra yang mana?" batin Helena.

Saat Helena ingin memberitahu adik perempuannya, tiba-tiba terdengar suara pintu UGD dibuka. Dan keluarlah seorang dokter yang tak lain adalah Kishan Alexander, sang Paman.

CKLEEK..

Elvan langsung menghampiri pamannya itu. "Bagaimana keadaan Naufal, Paman?"

"Naufal." batin Arsya dan yang lainya dan mereka saling melempar pandangan.

"Adikmu baik baik saja Elvan. Hanya saja tadi sedikit ada masalah dengan jantungnya tambah lagi kecelakaan yang menimpanya membuatnya kehilangan banyak darah." jawab Kishan.

"Tapi kalian tak perlu khawatir. Naufal sudah mendapatkan Transfusi Darah dan juga jantungnya baik-baik saja walau sempat ada masalah sedikit."

"Naufal akan baik-baik sajakan, Paman? tanya Aditya dan Rayyan bersamaan.

"Ya, dia akan baik-baik saja. Karena Naufal punya Daddy, Mommy dan ketiga kakak-kakaknya yang menunggunya," imbuh Kishan membuat kelimanya menatap dalam dirinya.

"Kalian bisa melihatnya setelah dia dipindahkan ke ruang rawat," ucap Kishan.

"Terima Kasih Kishan," ucap Albert.

"Kakak jangan seperti ini padaku. Naufal itu keponakanku. Sudah tugasku sebagai seorang dokter sekaligus Paman untuknya. Ya, sudah! Kalau begitu aku permisi dulu. Ada pasien lain yang menunggu." Kishan pun pergi meninggalkan kakaknya dan yang lainnya.

Episodes
1 Pulang Ke Bandung
2 Menyampaikan Sesuatu
3 Demam
4 Kecelakaan
5 Pertemuan Kakak Dan Adik
6 Pertengkaran Kecil Naufal Dan Ketiga Kakaknya
7 Kekhawatiran Keluarga
8 Bercerita
9 Flashback
10 Flashback 2
11 Keterkejutan Naufal
12 Pertengkaran Naufal Dan Aditya
13 Kekesalan Naufal
14 Berdamai
15 Ardian Krishon
16 Kerinduan Barra, Dhafin, Davian Dan Reza
17 Kebencian Naufal
18 Bagaikan Mendapatkan Durian Runtuh
19 Davian Dan Barra
20 Telepon Dari Rasya
21 Berkunjung
22 Jatuh Pingsan
23 Kesedihan Dan Kekhawatiran
24 Kesedihan Dan Kekhawatiran 2
25 Kecurigaan
26 Tertangkapnya Sipengkhianat
27 Memasang Alat Pelacak
28 Kekompakan Alexander Bersaudara
29 Cinta Pada Pertemuan Pertama
30 Tertekan
31 Paket
32 Kehangatan Keluarga
33 Menceritakan Masalah
34 Kecelakaan Maut
35 Kesedihan
36 Merindukan
37 Pria Misterius
38 Kesedihan 2
39 Vanesha Palsu
40 Pertemuan Vanesha Dengan Keluarga Naufal
41 Keras Kepala
42 Ingatan Kembali
43 Kecelakaan Davian Dan Reza
44 Pria Misterius 2
45 Perasaan Takut Anggota Keluarga
46 Kembali
47 Kembali 2
48 Berkorban
49 Hari Yang Buruk
50 Hari Yang Buruk 2
51 Rencana Penculikan
52 Keberhasilan Kendrik Alvaro
53 Berhasil Menemukan Lokasi
54 Hukuman Mati Untuk Kendrik
55 S2. Kerinduan Naufal Terhadap Vanesha
56 S2. Kejahilan Dan Kekesalan Naufal
57 S2. Kejahilan Naufal
58 S2. Kelakuan Menyebalkan Naufal
59 S2. Kabar Dari Damian
60 S2. Pesan Misterius
61 S2.
62 S2. Bayangan Vanesha
63 S2. Kemarahan Naufal
64 S2. Kekecewaan Naufal
65 S2. Kekesalan Naufal
66 S2. Flashdisk
67 S2. Video Tentang Fakta Vanesha
68 S2. Rekaman
69 S2. Hati Yang Terluka
70 S2. Membuat Rencana
71 S2. Isak Tangis Vanesha Bersama Sang Ayah
72 S2. Keberhasilan Damian
73 S2. Pertemuan Naufal Dan Vanesha
74 S2. Kemarahan Alex Alvaro
75 S2. Janji Seorang Kakak
76 S2. Awal Kemenangan
77 S2. Membahas Rencana Selanjutnya
78 S2. Meretas Mobile Banking
79 S2. Menghubungi Musuh Via Telepon
80 S2. Telepon Dari Vanesha
81 S2. Kekalahan Alex Alvaro Dan Derry Alvaro
82 S2. Menikmati Kebahagiaan
83 S2. Minta Dibelikan Laptop
84 S2. Kakak Alice!
85 S2. Menceritakan Kondisi Alice
86 S2. Kekesalan Aditya Akan Naufal
87 S2. Sumpah Seorang Tasya
88 S2. Kemarahan Keluarga Besar Harisman
89 S2. Pembalasan Yang Setimpal
90 S2. Isak Tangis Alice
91 S2. Gadis Misterius
92 S2. Aku Kembali Naufal
93 S2. General Manager Baru
94 S2. Tugas Pertama Laura Dari Naufal
95 S2. Alona Divia Eknath
96 S2. Kemarahan Naufal Terhadap Divia
97 S2. Traktiran Dari Arsya
98 S2. Kepercayaan Penuh
99 S2. Kemarahan Serta Ancaman Rayyan Terhadap Divia
100 S2. Kemarahan Yosef Terhadap Mareta
101 S2. Kemarahan Diva Terhadap Divia
102 S2. Merencanakan Pembalasan Terhadap Divia
103 S2. Kemarahan Dan Ancaman Naufal
104 S2. Penyerangan Naufal
105 S2. Keterkejutan Aditya Dan Rayyan
106 S2. Culik Dia Dan Bawa Ke Markas
107 S2. Memberikan Hukuman
108 S3. Pikirkan Sebab Akibatnya Sebelum Menghina Orang
109 S2. Surat Perjanjian
110 Kau hanya milikku, Tasya!
111 S2. Lain Kali Jangan Mengira Orang Itu Lemah
112 S2. Ada Udang Dibalik Risol
113 S2. Tunggu Apa Yang Akan Menantimu
114 S2. Membahas Sebuah Rencana
115 S2. Alat Canggih Menyerupai Ponsel
116 S2. Bab 116
117 S2. Bab 117
118 S2. Bab 118
119 S2. Bab 119
120 S2. Buku Nikah
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Pulang Ke Bandung
2
Menyampaikan Sesuatu
3
Demam
4
Kecelakaan
5
Pertemuan Kakak Dan Adik
6
Pertengkaran Kecil Naufal Dan Ketiga Kakaknya
7
Kekhawatiran Keluarga
8
Bercerita
9
Flashback
10
Flashback 2
11
Keterkejutan Naufal
12
Pertengkaran Naufal Dan Aditya
13
Kekesalan Naufal
14
Berdamai
15
Ardian Krishon
16
Kerinduan Barra, Dhafin, Davian Dan Reza
17
Kebencian Naufal
18
Bagaikan Mendapatkan Durian Runtuh
19
Davian Dan Barra
20
Telepon Dari Rasya
21
Berkunjung
22
Jatuh Pingsan
23
Kesedihan Dan Kekhawatiran
24
Kesedihan Dan Kekhawatiran 2
25
Kecurigaan
26
Tertangkapnya Sipengkhianat
27
Memasang Alat Pelacak
28
Kekompakan Alexander Bersaudara
29
Cinta Pada Pertemuan Pertama
30
Tertekan
31
Paket
32
Kehangatan Keluarga
33
Menceritakan Masalah
34
Kecelakaan Maut
35
Kesedihan
36
Merindukan
37
Pria Misterius
38
Kesedihan 2
39
Vanesha Palsu
40
Pertemuan Vanesha Dengan Keluarga Naufal
41
Keras Kepala
42
Ingatan Kembali
43
Kecelakaan Davian Dan Reza
44
Pria Misterius 2
45
Perasaan Takut Anggota Keluarga
46
Kembali
47
Kembali 2
48
Berkorban
49
Hari Yang Buruk
50
Hari Yang Buruk 2
51
Rencana Penculikan
52
Keberhasilan Kendrik Alvaro
53
Berhasil Menemukan Lokasi
54
Hukuman Mati Untuk Kendrik
55
S2. Kerinduan Naufal Terhadap Vanesha
56
S2. Kejahilan Dan Kekesalan Naufal
57
S2. Kejahilan Naufal
58
S2. Kelakuan Menyebalkan Naufal
59
S2. Kabar Dari Damian
60
S2. Pesan Misterius
61
S2.
62
S2. Bayangan Vanesha
63
S2. Kemarahan Naufal
64
S2. Kekecewaan Naufal
65
S2. Kekesalan Naufal
66
S2. Flashdisk
67
S2. Video Tentang Fakta Vanesha
68
S2. Rekaman
69
S2. Hati Yang Terluka
70
S2. Membuat Rencana
71
S2. Isak Tangis Vanesha Bersama Sang Ayah
72
S2. Keberhasilan Damian
73
S2. Pertemuan Naufal Dan Vanesha
74
S2. Kemarahan Alex Alvaro
75
S2. Janji Seorang Kakak
76
S2. Awal Kemenangan
77
S2. Membahas Rencana Selanjutnya
78
S2. Meretas Mobile Banking
79
S2. Menghubungi Musuh Via Telepon
80
S2. Telepon Dari Vanesha
81
S2. Kekalahan Alex Alvaro Dan Derry Alvaro
82
S2. Menikmati Kebahagiaan
83
S2. Minta Dibelikan Laptop
84
S2. Kakak Alice!
85
S2. Menceritakan Kondisi Alice
86
S2. Kekesalan Aditya Akan Naufal
87
S2. Sumpah Seorang Tasya
88
S2. Kemarahan Keluarga Besar Harisman
89
S2. Pembalasan Yang Setimpal
90
S2. Isak Tangis Alice
91
S2. Gadis Misterius
92
S2. Aku Kembali Naufal
93
S2. General Manager Baru
94
S2. Tugas Pertama Laura Dari Naufal
95
S2. Alona Divia Eknath
96
S2. Kemarahan Naufal Terhadap Divia
97
S2. Traktiran Dari Arsya
98
S2. Kepercayaan Penuh
99
S2. Kemarahan Serta Ancaman Rayyan Terhadap Divia
100
S2. Kemarahan Yosef Terhadap Mareta
101
S2. Kemarahan Diva Terhadap Divia
102
S2. Merencanakan Pembalasan Terhadap Divia
103
S2. Kemarahan Dan Ancaman Naufal
104
S2. Penyerangan Naufal
105
S2. Keterkejutan Aditya Dan Rayyan
106
S2. Culik Dia Dan Bawa Ke Markas
107
S2. Memberikan Hukuman
108
S3. Pikirkan Sebab Akibatnya Sebelum Menghina Orang
109
S2. Surat Perjanjian
110
Kau hanya milikku, Tasya!
111
S2. Lain Kali Jangan Mengira Orang Itu Lemah
112
S2. Ada Udang Dibalik Risol
113
S2. Tunggu Apa Yang Akan Menantimu
114
S2. Membahas Sebuah Rencana
115
S2. Alat Canggih Menyerupai Ponsel
116
S2. Bab 116
117
S2. Bab 117
118
S2. Bab 118
119
S2. Bab 119
120
S2. Buku Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!