Setelah selesai sarapan pagi, kini Naufal dan keluarganya saat ini tengah berkumpul di ruang tengah.
"Sebenarnya ada hal apa sampai Mommy dan Daddy mengumpulkan kami disini?" tanya Elvan sebagai yang tertua.
"Baiklah! Begini anak-anak. Perusahaan kita yang ada di Jerman sedang ada masalah. Jadi mau tidak mau kami harus berangkat kesana dan akan menetap disana," jawab Albert Alexander.
"Berapa lama Daddy dan Mommy disana?" tanya sibungsu.
"Kemungkinan selama dua tahun sayang." jawab Helena Alexander sambil mengelus rambut putra bungsunya yang sedang memeluk dirinya.
"Selama itukah?" tanya Naufal yang tidak rela ditinggal terlalu lama oleh orang tuanya.
"Sayang..." belum selesai Helena menyelesaikan kalimatnya putra bungsunya sudah terlebih dahulu memotongnya.
"Aku mengerti!" saut Naufal yang sedikit tidak ikhlas.
"Kapan Daddy dan Mommy akan berangkat?" tanya Aditya.
"Sabtu depan," jawab Albert.
"Jadi kalian mengizinkan kami untuk berangkat kesana?" tanya Albert menatap satu persatu wajah putra-putranya.
Elvan, Aditya dan Rayyan mengangguk, tapi tidak dengan Naufal. Naufal masih setia memeluk Mommynya. Tanpa sadar air matanya mengalir membasahi pipinya.
"Aku pasti akan sangat merindukan kalian!"
Helena dan suaminya Albert menjadi tidak tega melihat air mata putra bungsunya itu. Tapi bagaimana lagi? Ini sudah terjadi dan mereka harus tetap berangkat.
Semua menjadi hening dan tidak ada satu pun yang bersuara.
Karena merasa jengah dengan keadaan yang hening. Rayyan pun bersuara sambil menatap adik bungsunya yang masih menangis dalam pelukan Mommy nya.
"Hei, siluman kelinci. Sejak kapan kau jadi cengeng seperti itu, hum? Kau itu laki-laki kenapa cengeng sekali?" goda Rayyan.
"Biarin. Jangan ganggu aku," sahut Naufal memanyunkan bibirnya.
"Hahahaha. Melihat wajahmu seperti itu, kau mirip seorang perempuan, Fal! Mana ada laki-laki yang wajahnya manis, cantik, imut dan menggemaskan sepertimu itu." Rayyan masih menggoda adiknya.
"Yak, kak! Kalau kakak ingin protes tentang wajahku. Kenapa tidak protes saja pada Mommy dan Daddy? Kan mereka yang membuatku ada di dunia ini," jawab Naufal polos.
Mendengar penuturan Naufal yang sedikit keluar jalur membuat mereka cengo. Mereka tak habis pikir kalau Naufal akan mengatakan hal itu. Mereka terus memperhatikan Naufal.
Sedangkan Naufal yang tahu dirinya ditatap hanya menunjukkan ekspresi cuek.
"Yayaya! Wajahku memang tampan dan bahkan lebih tampan dari Daddy dan kakak. Jadi tidak perlu melihatku seperti itu juga. Apa kalian mau bola mata kalian keluar bila melihatku terus?" Naufal berbicara dengan nada yang kesal.
"Pedemu terlalu tinggi, Fal!" ucap Aditya mengejek.
"Lebih baik pede daripada minder dan tidak berani melakukan apapun? Kapan mau berkembang," jawab Naufal acuh.
Albert dan Helena tersenyum bangga mendengar ucapan sang bungsu.
"Sudah.. Sudah. Kenapa jadi ribut dan adu mulut begini sih?" lerai Helena pada putra-putranya.
"Jadi, Mommy dan Daddy akan tetap pergi? Apa tidak bisa ditunda? Apa tidak ada orang lain yang menggantikan Daddy dan Mommy?" tanya Naufal bertubi-tubi.
"Tidak bisa sayang. Harus Daddy dan Mommy yang turun tangan," jawab Helena sambil mengelus rambut Naufal.
"Ya sudah. Aku akan menginap disini. Aku ingin ikut mengantar Mommy dan Daddy kebandara!" ucap Naufal sedih.
"Lalu bagaimana dengan perusahaan NFL'Corp, KING STUDIO dan AVANA GYM ITU, hum?" tanya Albert.
"Peduli amat dengan dengan semua itu. Yang penting saat ini aku ingin bersama kalian. Dan membuang semua urusan yang lain," jawab Naufal.
Mendengar jawaban dari Naufal, mereka hanya geleng-geleng kepala.
"Lalu bagaimana dengan kak Aditya dan kak Rayyan? Kalian berdua akan menginap disini jugakan?" tanya Naufal.
"Ya, iyalah! Memangnya kamu saja yang akan menginap. Putra Mommy dan Daddy itu ada empat bukan kamu saja. Kita tidak akan membiarkan kamu menguasai Daddy dan Mommy sendirian. Apalagi Mommy," ejek Aditya.
"Kalian itu lebih tua dariku. Seharusnya kalian lebih mengalah, Kak" protes Naufal.
"Enak saja. Kalau masalah manja-manja bukan kamu saja yang diperbolehkan. Kami juga berhak bermanja-manja dengan Mommy," pungkas Rayyan menambahkan.
Naufal mempoutkan bibirnya. Dirinya tidak terima kalau kedua kakaknya itu merusak momentnya bersama ibunya.
"Kakak Elvan. Kenapa kakak diam saja? Bantu aku dong, kak." mohon Naufal.
Sedangkan Elvan hanya mengangkat kedua bahunya acuh. Dirinya sengaja membuat adik bungsunya bertambah kesal.
Naufal menatap kakak tertuanya itu horor dengan bibir dimanyunkan.
"Tidak perlu menunjukkan wajah seperti itu, Naufal Alexander. Kakak juga tidak mau ketinggalan untuk bermanja-manja ria dengan Mommy. Kakakkan anak Mommy juga. Yang paling tua lagi. Jadi kakak juga ingin bermanja dengan Mommy!" seru Elvan yang tidak tinggal diam ikut menjahili adiknya.
"Terserah kalian. Pokoknya Mommy hanya milikku!" seru Naufal dan mengeratkan pelukannya dipinggang Mommynya.
Sedangkan Helena dan Albert hanya tersenyum bahagia melihat pertengkaran kecil keempat putra-putra kesayangannya itu.
Adity melirik Elvan lalu beralih melirik Rayyan. Mereka yang mengerti dari lirikan Aditya pun mengangguk.
Mereka kemudian kembali melihat kearah Naufal dan tersenyum menyeringai. Naufal menyadari bahwa ketiga kakak-kakaknya menatapnya dan mengerutkan kedua alisnya.
"Mencurigakan." batin Naufal.
Detik kemudian Elvan, Aditya dan Rayyan mendekati Naufal. Kemudian mereka mengangkat tubuh Naufal secara bersama.
"Yak, kakak! Kalian mau ngapain?" tanya Naufal.
Mereka bertiga hanya tersenyum horor pada adik bungsu mereka.
"Kakak, lepaskan aku!" teriak Naufal.
Mereka tidak mempedulikan teriakan dari sibungsu. Mereka terus saja mengangkat dan membawa tubuh adik mereka menuju teras belakang rumah mereka.
"KAKAAAAKKKK. LEPASKAN AKU. KALIAN MAU APA?" teriak Naufal lagi.
Tapi yang diteriaki malah acuh tak acuh. Mereka masih sibuk dengan kegiatan mereka.
Dan sekarang mereka sudah berada di teras belakang. Tepatnya di depan kolam renang.
Naufal yang menyadarinya menatap satu persatu kakak-kakaknya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kakak. Apa yang akan kalian lakukan?" tanya Naufal.
"Menurutmu?" seringai para kakaknya.
"KAKAAAAKKK. AWAS SAJA KALAU KALIAN BERANI-BERANI MENYEMBURKAN KU KE KOLAM RENANG!" ancam Naufal.
Tapi para kakaknya tidak peduli ancamannya. Elvan, Aditya dan Rayyan saling melirik lalu mereka mengangguk.
1
2
3
BYUURR
Mereka melempar tubuh Naufal ke kolam renang. Tubuh Naufal terjun bebas di dalam kolam renang atas ulah kakak-kakaknya.
"Hahahaha." tawa para kakak-kakaknya.
"KAKAAAAKKK!! KALIAN BENAR-BENAR MENYEBALKAN. AKU TIDAK AKAN MAU BICARA DENGAN KALIAN!" teriak Naufal.
"Kau benar-benar lucu, Fal!" setu Aditya sambil tertawa.
Naufal naik ke atas permukaan. Dirinya benar-benar kesal atas ulah ketiga kakaknya itu.
Saat sudah sampai di atas. Naufal langsung pergi tanpa melihat ketiga kakaknya yang menyebalkan itu. Kakinya terus melangkah. Dia ingin segera sampai di kamarnya dan mengganti pakaiannya.
"Naufal," panggil Elvan.
Tapi Naufal tetap tak berhenti. Dia terus melangkah.
Saat sampai di ruang keluarga, kedua orang tuanya menghampirinya. Tapi Naufal malah acuh dan kembali melangkah menuju kamarnya.
Saat tiba di depan pintu kamarnya. Naufal membukanya.
CKLEK
Pintu itu terbuka. Setelah Naufal berada di dalam kamar. Naufal kembali menutup pintu kamar itu
BLAM
Naufal menutup pintu kamarnya dengan cara membantingnya. Dan membuat kedua orang tuanya terkejut, tak terkecuali ketiga kakaknya.
Mereka menyesal sudah menjahili adik mereka. Padahal mereka tahu bahwa mood adik mereka sedang buruk.
"Bagaimana ini, kak?" tanya Rayyan.
"Biarkan saja dulu. Nanti kita bicara padanya," jawab Elvan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments