Arsya berusaha menenangkan Naufal dan membawanya dalam pelukan. Tapi Naufal menolaknya dengan mendorong tubuh Arsya.
Arsya terkejut atas perlakuan Naufal padanya. Arsya tidak marah bahkan dia mengerti dengan keadaan Naufal yang sekarang ini. Terlihat dari tatapan mata Naufal. Tatapan yang penuh KEKECEWAAN.
"Jangan sentuh aku!" bentak Naufal.
"Maafkan kami, Naufal!" Ardian menatap wajah Naufal dengan sedih.
"Apa dengan kata maaf dari kalian semuanya akan kembali seperti dulu lagi?" tanya Naufal dengan menatap tajam keenam kakaknya.
Sedangkan para kakak-kakaknya hanya bisa diam.
Tangisan Naufal sedikit mereda.
"Sekarang biarkan aku pulang. Aku muak ada di tempat ini. Apalagi bersama dengan kalian."
Mereka terkejut atas perkataan Naufal. Tapi mereka harus berlapang dada menerima semuanya. Disini merekalah yang bersalah.
"Kami akan mengurusnya," jawab Ardian.
"Aku akan panggil Dokter." Dhafin berlalu pergi meninggalkan ruang rawat tersebut.
Lima menit kemudian Dhafin datang bersama seorang Dokter.
CKLEK..
"Apa kabar, Naufal? "tanya Dokter itu.
"Kabarku sangat tidak baik siang ini. Jadi, biarkan aku pulang," Naufal menjawabnya dengan nada ketus.
"Baiklah.. baiklah. Kau boleh pulang hari ini." Dokter itu berbicara setelah selesai memeriksa keadaan Naufal.
"Kalau begitu saya permisi."
"Terima kasih Dokter." Arsya berbicara lembut dengan Dokter.
Naufal sudah selesai mengganti bajunya. Dia sudah tidak sabar untuk pergi dari tempat mengerikan ini.
"Mana kunci motorku? Aku akan pulang sendiri dan kalian tidak perlu mengantarku," ucap Naufal yang masih dengan nada dinginnya.
"Kunci motormu ada dalam tasmu, Fal!" Reza berbicara dengan lembut.
Setelah itu, Naufal memeriksa tasnya dan menemukan kunci itu ada di dalam tas tersebut.
"Baiklah. Aku pergi."
***
Mereka melangkahkan kaki pergi meninggalkan rumah sakit dengan menyusuri setiap koridor rumah sakit dan akhirnya sampailah mereka di depan pintu masuk rumah sakit lalu mereka tiba-tiba berhenti, tapi tidak dengan Naufal.
Naufal tetap terus melangkahkan kakinya menuju parkiran. Meninggalkan para kakaknya yang masih berdiri mematung di depan rumah sakit. Langkahnya seketika terhenti, saat salah satu kakaknya memanggilnya.
"Naufal," itu Barra.
Naufal menoleh dan melihat kearah Barra. "Biarkan kakak mengantarmu. Kau baru sembuh, Fal!"
"Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri. Terima kasih," ucap Naufal dingin.
Naufal kembali melangkahkan kakinya. Baru beberapa langkah kakinya melangkah, tiba-tiba Naufal menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya untuk melihat kearah kakak-kakaknya.
"Oh ya. Kalian boleh datang berkunjung ke mansionku. Itupun kalau kalian berminat. Anggap saja sebagai tanda terima kasihku kepada kalian yang sudah membawaku ke rumah sakit. Untuk alamat mansionku Pondok Indah Beverly Hills nomor 10." sahut Naufal sambil mengukir senyuman di bibirnya.
Mendengar ucapan Naufal barusan membuat hati mereka sangat sangat bahagia.
Bagaikan mendapatkan durian runtuh. Setelah dua tahun Naufal pergi meninggalkan mereka dengan membawa rasa kekecewaan.
Akhirnya ada sedikit celah terbuka untuk mereka. Adik kecil mereka telah kembali, adik kecil mereka telah tersenyum. Terlihat dengan jelas senyuman tulus terukir di bibir sang adik.
"Pasti Naufal! Kami akan mengunjungimu. Kami akan datang menemuimu ke mansion milikmu. Terima Kasih," batin mereka.
***
Naufal sekarang sudah berada di rumahnya. Dirinya sangat lelah sekali dan memutuskan untuk istirahat sejenak.
Saat Naufal ingin melangkahkan kakinya menuju kamar kesayangannya, seseorang yang datang dari arah dapur memanggilnya.
"Tuan. Apa anda mau makan sekarang?" tanya bibi Rya selaku pelayan di rumahnya.
"Boleh, Bi!" Naufal langsung mengiyakan pertanyaan dari pelayan tersebut.
"Baiklah, Tuan. Bibi akan siapkan," jawab pelayan tersebut.
Setelah itu, pelayan tersebut langsung menuju dapur untuk menyiapkan makan siang untuk Naufal.
Lima belas menit kemudian, makanan pun selesai dan sudah terhidang di meja makan. Lalu pelayan tersebut menuju kamar Naufal untuk memanggilnya.
TOK..
TOK..
"Tuan. Makanannya sudah siap."
"Baiklah, Bi!"
^^^
Naufal sudah berada di meja makan untuk makan siang. Dan Naufal langsung memakan makanannya.
"Waahh! Makanannya enak, Bi! Kalau setiap hari seperti ini, aku tidak akan makan di luar."
"Aah. Tuan bisa saja. Bibi masak seperti ini memang untuk tuan. Terima kasih kalau tuan menyukai masakan bibi."
Akhirnya Naufal selesai makan siangnya. Dan memutuskan langsung ke kamarnya.
"Bi. Aku langsung ke kamar saja. Terima kasih makan siangnya."
"Baik tuan. Sama-sama tuan."
Naufal beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
***
Keesokan paginya di mansion mewah milik Naufal. Naufal yang sudah bangun dari tidurnya dan langsung mengambil handuk lalu melangkahkan kaki menuju kamar mandi.
Lima belas menit kemudian, Naufal pun selesai membersihkan tubuhnya lalu Naufal keluar dari kamar mandinya.
CKLEK..
Pintu kamar mandi terbuka. Menampakkan sesosok pemuda tampan yang bertubuh kekar dan berotot yang baru keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri.
Naufal lalu menuju lemari pakaiannya dan membukanya. Dan dia mengambil kaos berwarna putih dan celana jean berwarna biru.
Lalu terdengar suara ketukan dibalik pintu kamarnya.
TOK..
TOK..
Terdengar suara bibi Rya yang memanggil dirinya. "Tuan muda Naufal. Apa tuan sudah bangun? Sarapan paginya sudah siap, tuan!"
Naufal melangkah menuju pintu kamarnya dan membukanya.
CKLEK..
Naufal membuka pintu kamarnya. Terlihat wanita paruh baya yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya. Pelayan yang sudah lama bekerja dengan keluarganya.
"Baik, Bi! Aku akan turun ke bawah."
Naufal menjawabnya dengan senyumannya. Sedangkan pelayan itu langsung menuju ke dapur.
Sekarang Naufal sudah berada di meja makan. Dan sudah disambut dengan masakan yang lezat oleh pelayannya.
"Pagi, Bi!"
"Pagi juga, Tuan. Makan yang banyak tuan. Bibi tidak mau tuan sampai sakit karena telat makan."
"Eeemmm." Naufal hanya berdehem.
Saat sedang asyik menikmati makanannya. Terdengar suara ponsel berbunyi.
DRTT..
DRTT..
Naufal mengambil ponsel miliknya dan mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo."
"Maaf Bos saya mengganggu? Saya mau nanya, apa berkas-berkas kemarin sudah Bos pelajari dan apakah Bos sudah mempersiapkan materi kerja sama kita dengan GRAVITY CORP?" tanya si penelpon.
"Apa?" teriak Naufal. "Saya benar-benar lupa? Kenapa baru sekarang kau mengingatkanku? Ya, sudah aku ke kantor sekarang?"
"Ada apa, tuan?"
"Aku lupa hari ini ada pertemuan dengan rekan kerja baruku, Bi!"
"Kalau begitu aku bersiap-siap dulu, Bi!"
Naufal langsung berlari ke kamarnya untuk bersiap-siap.
Lima belas menit kemudian, Naufal sudah rapi dengan jas kantornya. Setelah benar-benar rapi dan semuanya sudah lengkap, Naufal pun turun ke bawah.
Dan tibalah Naufal dibawah. Dan dapat dilihat Bibi Rya yang sedang membersihkan mansionnya.
"Bibi Rya. Aku berangkat dulu."
"Baiklah, Tuan. Tuan muda Naufal hati-hatilah di jalan dan jangan ngebut saat membawa kendaraannya."
"Baik. Aku tidak akan ngebut. Terima kasih, Bi!"
Naufal pun melangkahkan kakinya menuju pintu utama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments