Davian Dan Barra

Selamat pagi tentu saja untuk mengawali semua kegiatan yang akan dilakukan hari ini. Tak terkecuali oleh keluarga Carney.

Seorang pemuda dengan terpaksa harus membuka matanya, meninggalkan mimpinya dan bangun dari tidur nya tatkala hawa panas mulai menyelimuti tubuhnya. Pemuda itu adalah Davian Carney putra ketiga dari dari Daksa Carney.

Davian berdiri dari tempat tidurnya lalu beranjak menuju kamar mandi. Ia membasuh wajahnya dan mengerikan nya dengan handuk kecil.

Setelah itu, Davian keluar dari kamar, menuruni anak tangga dan menuju meja makan.

"Pagi Pa, Ma, Kak!" Davian menyapa anggota keluarganya.

"Pagi juga, Davian!" mereka menjawab sapaa dari Davian bersamaan.

"Sekarang duduklah dan makan sarapanmu," ucap Cathrina pada putra bungsunya.

Davian langsung duduk di kursinya, tepat di sebelah kakaknya, Samuel Carney. Davian mengambil roti yang sudah diolesi selai coklat dan meletakkan nya di piringnya lalu memakan berlahan.

"Eemm.. Pa." Davian memanggil Ayahnya.

"Ya. Ada apa, sayang?" tanya Daksa lembut.

"Boleh tidak aku menanyakan sesuatu pada, Papa?" tanya Davian ragu-ragu.

"Tentu saja sayang. Memangnya kamu mau nanya apa sama, Papa?" tanya Daksa balik.

"Apa Papa mengenali Paman Albert?" tanya Davian.

"Ya, Papa mengenalnya. Sangat mengenalnya. Kita sarapan dulu ya. Nanti setelah selesai sarapan Papa akan ceritakan semuanya pada kalian," ucap Daksa.

^^^

Mereka telah selesai melaksanakan aktivitas sarapan pagi mereka. Sekarang mereka sudah berkumpul di ruang tengah.

"Papa. Tolong ceritakan padaku. Bagaimana Papa bisa mengenal Paman Albert, Ayahnya Naufal?" tanya Davian penasaran.

"Baiklah. Papa akan ceritakan," ucap Daksa.

"Papa bisa kenal dengan Ayahnya Naufal itu dikarenakan kakek-kakek kalian itu bersahabat. Kakek Carney memiliki lima sahabat yaitu Tuan Alexander, Tuan Ravindra, Tuan Adhitama, Tuan Pratista dan Tuan Krishon."

"Persahabatan mereka terbentuk sejak pertama mereka masuk sekolah tingkat pertama. Mereka mengingat janji akan terus menjalin hubungan persahabatan ini sampai mereka berkeluarga bahkan sampai memiliki keturunan. Dan persahabatan ini akan mereka turunkan kepada anak cucu mereka."

"Inti dari persahabatan mereka itu adalah mereka saling membantu, saling mengingatkan, saling menguatkan, saling support, saling berbagi dan saling terikat satu sama lain. Tidak ada kata EGOIS dalam diri mereka."

"Sahabat dan keluarga adalah prioritas utama mereka. Mereka rela melakukan apa saja apabila ada sahabat ataupun keluarga dalam masalah. Tak terkecuali keluarga dari sahabatnya sendiri. Disini yang paling banyak berjasa adalah tuan Alexander. Kalian tahu, perusahaan HYUNDAI MOBIS yang sekarang Papa kelola itu adalah hadiah dari Tuan Alexander, kakeknya Naufal"

"Kok bisa? Gimana ceritanya, Pa?" tanya Davian.

"Perusahaan Hyundai Mobis milik kakek Carney yang berdiri selama tiga tahun mengalami musibah kebakaran. Ada orang yang sengaja melakukan ini pada perusahaan kakek kalian. Saat kebakaran itu terjadi, tiga karyawan meninggal dunia. Dalam proses penyelidikan, polisi berhasil menangkap pelakunya dan dijatuhi hukuman 15 tahun dipenjara."

"Semenjak kejadian itu, kakek Carney sangat sedih. Tuan Alexander sangat tidak menyukai kalau sahabat-sahabat terpuruk dalam kesedihan lalu beliau memutuskan mengajak kakek Carney bekerja di perusahaannya. Kebetulan Tuan Alexander memiliki tujuh perusahaan besar, satu perusahaan tidak memiliki pimpinan, jadi kakek Carney yang disuruh memegang kursi kepemimpinan di perusahaan itu. Dua tahun kakek Carney memimpin perusahaan tersebut dan dua tahun juga perusahaan itu berkembang dan terkenal. Diam-diam, Tuan Alexander menyiapkan kejutan untuk Kakek Carney, sahabat nya itu. Kejutan nya itu adalah perusahaan yang Papa kelola sekarang ini sebagai ganti perusahaan kakekmu yang sudah hangus terbakar. Bukan hanya pada Kakekmu saja, kepada sahabat sahabat nya yang lain juga beliau bantu. Bahkan ada beberapa perusahaan yang hampir Collab, dibantu oleh Kakeknya Naufal dengan menyuntikkan dana ke perusahaan itu dengan jumlah yang fantastis. Sudah banyak kebaikan yang dilakukan oleh kakeknya Naufal pada orang-orang diluaran sana."

"Setelah Kakeknya Naufal meninggal, Albert Alexander, Ayahnya Naufal yang menggantikan beliau, dibantu oleh kedua adik-adiknya. Apa yang dilakukan beliau ketika hidup, itu juga yang dilakukan oleh Albert dan adik-adiknya."

"Nah. Hal itu juga yang membuat kami melakukan apa yang sudah dilakukan oleh para kakek-kakek kalian. Kami melanjutkan tugas mereka. Makanya kami sangat bahagia saat mendengar kabar kalau kalian berada dalam satu Grup Idol yaitu PANTA BOYS dan bahkan kalian memutuskan untuk tinggal bersama selama enam tahun."

"Kebahagiaan kami tiba-tiba menghilang disaat kalian memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kalian sebagai Idol PANTA BOYS. Dan membuat salah satu dari kalian marah dan kecewa. Dan dia memilih pergi meninggalkan kalian semua disaat kalian melakukan Konser terakhir kalian untuk para Fans. Dan berakhirlah hubungan kalian seperti ini."

"Lalu bagaimana hubungan kalian dengan Naufal? Apa sudah baikan?" tanya Daksa.

"Belum, Pa. Naufal masih tetap dengan pendiriannya. Awalnya aku pribadi dan Reza berencana mau mengunjunginya di Bandung. Tapi saat aku dan Reza lagi di taman. Kami berdua melihat Naufal ada di taman itu juga, Pa! Bahkan keadaannya saat itu sedang tidak baik," ucap Davian.

"Apa maksudmu, nak?" tanya Cathrina.

"Naufal sakit Ma dan dia pingsan saat di taman itu. Aku dan Reza panik. Lalu kita berdua membawa Naufal ke Rumah Sakit."

"Lalu apa kata, Dokter?" tanya Daksa.

"Naufal kelelahan. Banyak pikiran. Kurang istirahat. Pola makan tidak teratur dan Dokter menyarankan agar Naufal dirawat beberapa hari di Rumah Sakit. Mama tahu sendirikan bagaimana watak dan sifat nya Naufal? Dia paling anti berada di Rumah Sakit. Bahkan kami sempat adu mulut sekitar 10 menit. Tiba-tiba saja, Reza dengan ide liciknya berhasil membuat Naufal bungkam dan menurut pada kami."

"Emangnya apa yang dilakukan oleh Reza sampai membuat Naufal nurut gitu saja?" tanya Michael, kakak kedua Davian.

"Reza bilang pada Naufal akan menghubungi kak Elvan. Dan mengatakan kalau Naufal masuk Rumah Sakit. Awalnya Reza sempat ragu, apakah ide nya ini bakal berhasil? Karena dilihat dari reaksi Naufal biasa-biasa saja. Tapi dengan penuh keyakinan, Reza mengambil ponselnya dan berpura-pura menekan nomor kak Elvan. Saat Reza mau mengarahkan ponselnya ke telinganya dan mengatakan Hallo, teriakan Naufal terdengar. Naufal melarang Reza untuk tidak menghubungi kak Elvan dan dia bersedia di rawat di rumah sakit dan kami semua hanya bisa tertawa melihat tingkahnya."

"Ada sedikit harapan dan celah yang diberikan oleh Naufal, Pa!" seru Davian.

"Apa itu, nak?" tanya Daksa.

"Naufal mengatakan pada kami. Kami boleh mengunjunginya di mansion miliknya. Itu pun kalau kami berminat," saut Davian.

"Bagus itu. Kalau Mama jadi kamu, Mama bakal mengunjunginya setiap hari," ucap Cathrina.

"Lalu kau bagaimana? Apa kau tidak akan mengunjunginya?" tanya Samuel.

"Ya pastilah kak. Aku akan mengunjunginya. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini," ucap Davian penuh keyakinan.

"Mama dan Papa akan selalu berdoa buat kalian. Semoga usaha kalian untuk mendekati Naufal membuahkan hasil dan bisa berkumpul lagi seperti dulu!" seru Daksa.

"Makasih Pa, Ma!"

***

Barra beserta keluarganya tengah berkumpul di ruang keluarga. Mereka sedang bersantai. Dikarenakan memang waktu mereka untuk keluarga.

"Jadi semua itu benar, Pi? Kalau Papi mengenal keluarga Alexander?" tanya Barra.

"Ya. Papi mengenal mereka."

"Pi. Tolong jelaskan semuanya pada kami." Barra meminta Ayahnya untuk bercerita.

"Baiklah. Keluarga Alexander, lebih tepatnya Tuan Alexander kakek dari Naufal. Beliau adalah sahabat dari kakek kalian. Dan juga sahabat kakeknya Dhafin, Davian, Reza, Arsya, dan Ardian. Mereka bersahabat sejak masuk sekolah Tingkat Pertama sampai mereka memulai bisnis masing-masing."

"Mereka membangun sebuah perusahaan dan perusahaan yang mereka bangun berhasil dan sukses serta berkembang pesat sampai keluar negeri. Mereka kompak satu sama lain. Setiap ada masalah, mereka menghadapi nya bersama. Tidak ada kata EGOIS dalam diri mereka. Ternyata kebahagiaan, kesuksesan mereka berubah menjadi kesedihan dan kehancuran. Masalah datang menghampiri mereka. Perusahaan kakeknya Davian dan Reza disabotase. Ada orang yang sengaja membakar perusahaan itu dan mengakibatkan tiga karyawan meninggal dunia. Selanjutnya perusahaan kakeknya Dhafin dan kakeknya Ardian, semua data-data perusahaan dicuri, berkas-berkas penting hilang dan mengakibatkan perusahaan mengalami Collab dan berikut nya perusahaan kakeknya Arsya dan perusahaan kakek kalian. Perusahaan dituduh melakukan penggelapan dana dengan jumlah yang sangat luar biasa dan melakukan transaksi ilegal dengan mafia. Dan itu mengakibatkan perusahaan ditutup sampai kasus selesai. Mereka semua kehilangan perusahaan yang sudah susah payah mereka bangun."

"Lalu Bagaimana dengan perusahaan, kakek Alexander, Pi?" tanya Barra.

"Untuk Perusahaan Tuan Alexander. Orang itu tidak berani menyentuhnya karena Tuan Alexander sudah melindungi semua Aset perusahaan ditangan Hukum. Kalau orang itu berani menyentuhnya dan mengotak-atik perusahaannya, maka secara langsung akan terlacak siapa orang itu sebenarnya? Orang itu memang tidak berani menyentuh perusahaan Tuan Alexander, tapi bukan berarti orang itu akan diam saja menyaksikan kesuksesan yang diraih oleh Tuan Alexander. Orang itu punya rencana lain."

"Tuan Alexander sudah mengetahui masalah yang dihadapi para sahabatnya lalu Tuan Alexander memutuskan untuk menyuruh mereka bekerja di perusahaannya, sampai mereka bisa mendapatkan perusahaan mereka kembali. Tapi tidak dengan Tuan Carney, kakeknya Davian dan Reza. Perusahaannya sudah hangus terbakar. Tapi Tuan Alexander tidak diam saja, dia sudah memikirkan hal itu. Tuan Alexander memberikan wewenang penuh pada mereka untuk mengurus satu perusahaan miliknya."

"Untuk masalah yang menimpa sahabat nya. Tuan Alexander tidak diam saja melihat kesusahan para sahabatnya. Tuan Alexander dibantu oleh beberapa pihak kepolisian untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi para sahabatnya itu. Beliau mempunyai banyak koneksi mulai dari polisi, pakar komputer dan salah satunya beliau memiliki sepuluh orang dalam yang bekerja di pemerintahan. Jadi berkat Tuan Alexander, kakeknya Naufal, semua perusahaan kakek kalian kembali lagi. Dan orang itu berhasil ditangkap dan dihukum 15 tahun penjara. Maka dari itulah, kenapa Papi sangat mengenal Albert, Ayahnya Naufal. Albert melanjutkan apa yang sudah dikerjakan oleh Ayahnya dulu. Apa yang dilakukan oleh Ayahnya, itu juga yang dilakukan nya sampai sekarang. Albert juga sering membantu Papi dan juga sahabat-sahabat yang lainnya. Albert itu bukan sekedar sahabat untuk Papi. Bahkan sudah seperti saudara bagi Papi. Maka dari itu, Papi minta pada kalian berdua jagalah Naufal, sayangi dia seperti adik kandung kalian sendiri," ucap serta mohon Radeon.

"Tanpa Papi minta, aku pasti akan menjaganya dan menyayanginya," jawab Barra.

"Ya, Pi. Pasti," jawab Chello dan Agra bersamaan.

"Terima kasih sayang. Papi menyayangi kalian!" seru Radeon pada ketiga putranya.

"Kami juga sangat menyayangi, Papi!" seru mereka bertiga.

Episodes
1 Pulang Ke Bandung
2 Menyampaikan Sesuatu
3 Demam
4 Kecelakaan
5 Pertemuan Kakak Dan Adik
6 Pertengkaran Kecil Naufal Dan Ketiga Kakaknya
7 Kekhawatiran Keluarga
8 Bercerita
9 Flashback
10 Flashback 2
11 Keterkejutan Naufal
12 Pertengkaran Naufal Dan Aditya
13 Kekesalan Naufal
14 Berdamai
15 Ardian Krishon
16 Kerinduan Barra, Dhafin, Davian Dan Reza
17 Kebencian Naufal
18 Bagaikan Mendapatkan Durian Runtuh
19 Davian Dan Barra
20 Telepon Dari Rasya
21 Berkunjung
22 Jatuh Pingsan
23 Kesedihan Dan Kekhawatiran
24 Kesedihan Dan Kekhawatiran 2
25 Kecurigaan
26 Tertangkapnya Sipengkhianat
27 Memasang Alat Pelacak
28 Kekompakan Alexander Bersaudara
29 Cinta Pada Pertemuan Pertama
30 Tertekan
31 Paket
32 Kehangatan Keluarga
33 Menceritakan Masalah
34 Kecelakaan Maut
35 Kesedihan
36 Merindukan
37 Pria Misterius
38 Kesedihan 2
39 Vanesha Palsu
40 Pertemuan Vanesha Dengan Keluarga Naufal
41 Keras Kepala
42 Ingatan Kembali
43 Kecelakaan Davian Dan Reza
44 Pria Misterius 2
45 Perasaan Takut Anggota Keluarga
46 Kembali
47 Kembali 2
48 Berkorban
49 Hari Yang Buruk
50 Hari Yang Buruk 2
51 Rencana Penculikan
52 Keberhasilan Kendrik Alvaro
53 Berhasil Menemukan Lokasi
54 Hukuman Mati Untuk Kendrik
55 S2. Kerinduan Naufal Terhadap Vanesha
56 S2. Kejahilan Dan Kekesalan Naufal
57 S2. Kejahilan Naufal
58 S2. Kelakuan Menyebalkan Naufal
59 S2. Kabar Dari Damian
60 S2. Pesan Misterius
61 S2.
62 S2. Bayangan Vanesha
63 S2. Kemarahan Naufal
64 S2. Kekecewaan Naufal
65 S2. Kekesalan Naufal
66 S2. Flashdisk
67 S2. Video Tentang Fakta Vanesha
68 S2. Rekaman
69 S2. Hati Yang Terluka
70 S2. Membuat Rencana
71 S2. Isak Tangis Vanesha Bersama Sang Ayah
72 S2. Keberhasilan Damian
73 S2. Pertemuan Naufal Dan Vanesha
74 S2. Kemarahan Alex Alvaro
75 S2. Janji Seorang Kakak
76 S2. Awal Kemenangan
77 S2. Membahas Rencana Selanjutnya
78 S2. Meretas Mobile Banking
79 S2. Menghubungi Musuh Via Telepon
80 S2. Telepon Dari Vanesha
81 S2. Kekalahan Alex Alvaro Dan Derry Alvaro
82 S2. Menikmati Kebahagiaan
83 S2. Minta Dibelikan Laptop
84 S2. Kakak Alice!
85 S2. Menceritakan Kondisi Alice
86 S2. Kekesalan Aditya Akan Naufal
87 S2. Sumpah Seorang Tasya
88 S2. Kemarahan Keluarga Besar Harisman
89 S2. Pembalasan Yang Setimpal
90 S2. Isak Tangis Alice
91 S2. Gadis Misterius
92 S2. Aku Kembali Naufal
93 S2. General Manager Baru
94 S2. Tugas Pertama Laura Dari Naufal
95 S2. Alona Divia Eknath
96 S2. Kemarahan Naufal Terhadap Divia
97 S2. Traktiran Dari Arsya
98 S2. Kepercayaan Penuh
99 S2. Kemarahan Serta Ancaman Rayyan Terhadap Divia
100 S2. Kemarahan Yosef Terhadap Mareta
101 S2. Kemarahan Diva Terhadap Divia
102 S2. Merencanakan Pembalasan Terhadap Divia
103 S2. Kemarahan Dan Ancaman Naufal
104 S2. Penyerangan Naufal
105 S2. Keterkejutan Aditya Dan Rayyan
106 S2. Culik Dia Dan Bawa Ke Markas
107 S2. Memberikan Hukuman
108 S3. Pikirkan Sebab Akibatnya Sebelum Menghina Orang
109 S2. Surat Perjanjian
110 Kau hanya milikku, Tasya!
111 S2. Lain Kali Jangan Mengira Orang Itu Lemah
112 S2. Ada Udang Dibalik Risol
113 S2. Tunggu Apa Yang Akan Menantimu
114 S2. Membahas Sebuah Rencana
115 S2. Alat Canggih Menyerupai Ponsel
116 S2. Bab 116
117 S2. Bab 117
118 S2. Bab 118
119 S2. Bab 119
120 S2. Buku Nikah
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Pulang Ke Bandung
2
Menyampaikan Sesuatu
3
Demam
4
Kecelakaan
5
Pertemuan Kakak Dan Adik
6
Pertengkaran Kecil Naufal Dan Ketiga Kakaknya
7
Kekhawatiran Keluarga
8
Bercerita
9
Flashback
10
Flashback 2
11
Keterkejutan Naufal
12
Pertengkaran Naufal Dan Aditya
13
Kekesalan Naufal
14
Berdamai
15
Ardian Krishon
16
Kerinduan Barra, Dhafin, Davian Dan Reza
17
Kebencian Naufal
18
Bagaikan Mendapatkan Durian Runtuh
19
Davian Dan Barra
20
Telepon Dari Rasya
21
Berkunjung
22
Jatuh Pingsan
23
Kesedihan Dan Kekhawatiran
24
Kesedihan Dan Kekhawatiran 2
25
Kecurigaan
26
Tertangkapnya Sipengkhianat
27
Memasang Alat Pelacak
28
Kekompakan Alexander Bersaudara
29
Cinta Pada Pertemuan Pertama
30
Tertekan
31
Paket
32
Kehangatan Keluarga
33
Menceritakan Masalah
34
Kecelakaan Maut
35
Kesedihan
36
Merindukan
37
Pria Misterius
38
Kesedihan 2
39
Vanesha Palsu
40
Pertemuan Vanesha Dengan Keluarga Naufal
41
Keras Kepala
42
Ingatan Kembali
43
Kecelakaan Davian Dan Reza
44
Pria Misterius 2
45
Perasaan Takut Anggota Keluarga
46
Kembali
47
Kembali 2
48
Berkorban
49
Hari Yang Buruk
50
Hari Yang Buruk 2
51
Rencana Penculikan
52
Keberhasilan Kendrik Alvaro
53
Berhasil Menemukan Lokasi
54
Hukuman Mati Untuk Kendrik
55
S2. Kerinduan Naufal Terhadap Vanesha
56
S2. Kejahilan Dan Kekesalan Naufal
57
S2. Kejahilan Naufal
58
S2. Kelakuan Menyebalkan Naufal
59
S2. Kabar Dari Damian
60
S2. Pesan Misterius
61
S2.
62
S2. Bayangan Vanesha
63
S2. Kemarahan Naufal
64
S2. Kekecewaan Naufal
65
S2. Kekesalan Naufal
66
S2. Flashdisk
67
S2. Video Tentang Fakta Vanesha
68
S2. Rekaman
69
S2. Hati Yang Terluka
70
S2. Membuat Rencana
71
S2. Isak Tangis Vanesha Bersama Sang Ayah
72
S2. Keberhasilan Damian
73
S2. Pertemuan Naufal Dan Vanesha
74
S2. Kemarahan Alex Alvaro
75
S2. Janji Seorang Kakak
76
S2. Awal Kemenangan
77
S2. Membahas Rencana Selanjutnya
78
S2. Meretas Mobile Banking
79
S2. Menghubungi Musuh Via Telepon
80
S2. Telepon Dari Vanesha
81
S2. Kekalahan Alex Alvaro Dan Derry Alvaro
82
S2. Menikmati Kebahagiaan
83
S2. Minta Dibelikan Laptop
84
S2. Kakak Alice!
85
S2. Menceritakan Kondisi Alice
86
S2. Kekesalan Aditya Akan Naufal
87
S2. Sumpah Seorang Tasya
88
S2. Kemarahan Keluarga Besar Harisman
89
S2. Pembalasan Yang Setimpal
90
S2. Isak Tangis Alice
91
S2. Gadis Misterius
92
S2. Aku Kembali Naufal
93
S2. General Manager Baru
94
S2. Tugas Pertama Laura Dari Naufal
95
S2. Alona Divia Eknath
96
S2. Kemarahan Naufal Terhadap Divia
97
S2. Traktiran Dari Arsya
98
S2. Kepercayaan Penuh
99
S2. Kemarahan Serta Ancaman Rayyan Terhadap Divia
100
S2. Kemarahan Yosef Terhadap Mareta
101
S2. Kemarahan Diva Terhadap Divia
102
S2. Merencanakan Pembalasan Terhadap Divia
103
S2. Kemarahan Dan Ancaman Naufal
104
S2. Penyerangan Naufal
105
S2. Keterkejutan Aditya Dan Rayyan
106
S2. Culik Dia Dan Bawa Ke Markas
107
S2. Memberikan Hukuman
108
S3. Pikirkan Sebab Akibatnya Sebelum Menghina Orang
109
S2. Surat Perjanjian
110
Kau hanya milikku, Tasya!
111
S2. Lain Kali Jangan Mengira Orang Itu Lemah
112
S2. Ada Udang Dibalik Risol
113
S2. Tunggu Apa Yang Akan Menantimu
114
S2. Membahas Sebuah Rencana
115
S2. Alat Canggih Menyerupai Ponsel
116
S2. Bab 116
117
S2. Bab 117
118
S2. Bab 118
119
S2. Bab 119
120
S2. Buku Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!