MPB Bab 19

Suara keributan dari arah luar membuat Satya terusik, pria itu memasang telinganya baik baik, ekor matanya melirik ke arah kamar dimana Abella berasa sekarang.

Gadis itu terlelap disana setelah menyantap makan siangnya, dan sudah hampir dua jam Abella tertidur. Satya membiarkan Abella menikmati waktu istirahatnya karena dia yakin gadis itu tidak hanya lelah fisik, tapi juga batin setelah melihat kelakukan Papa kandungnya diluaran sana.

Padahal Satya berencana tidak akan membongkar kebusukan Bramono pada Abella, tapi ternyata Abella tahu lebih dahulu. Satya hanya ingin menjaga perasaan kekasihnya agar tidak semakin hancur saat mengetahui berapa brengeseknya seorang Bramono Suherman itu.

"Sebentar saya panggil dulu anaknya! Bapak yang sabar dong jangan seenaknya disini, Bapak pikir ini hutan teriak teriak!"

Satya kian dibuat penasaran, dia bangkit meninggalkan tugasnya yang hampir selesai. Tubuhnya belum pulih sepenuhnya, seharusnya Satya beristirahat dan tidak mengerjakan apa pun terlebih dahulu, itu yang dokter katakan. Dia terlalu kelelahan, terlebih saat mengikuti olimpiade diluar kota beberapa waktu kemarin, akhirnya dia tumbang karena sistem imunnya melemah.

"PANGGIL COWOK SIALAN ITU CEPAT! SAYA YAKIN PUTRI SAYA ADA DIDALAM!"

Langkah Satya kian melebar, dia segera membuka pintu sebelum ada orang yang mengetuk nya dari luar. Pria itu mengedarkan pandangannya, dahinya berkerut kala melihat seorang pria paruh baya yang dikenalnya tengah menuding wajah tetangga kost nya.

"Nah, itu Satya. Bro, ada yang nyari nih! Kayaknya dia ngebet banget mau ketemu sama lo, Sat!"

Pria bertato di lengannya itu terkekeh geli melihat wajah pria paruh baya yang tadi memarahinya tanpa sebab, dia berlalu pergi meninggalkan Satya dan pria pemarah itu. Dan sekarang tinggallah Satya yang terlihat tenang menatap pria yang dia kenal.

Bramono melangkah cepat, rahangnya mengetat melihat pria muda yang dia cari sedari tadi.

"Dimana Abella?!" sentaknya.

Bahkan tanpa aba aba Bramono mencengkeram kaos yang dipakai Satya, kedua matanya mendelik tajam penuh intimidasi. Tapi sepertinya itu sama sekali tidak membuat Satya takut dan terpengaruh, pria muda itu perlahan menurunkan tangan Bramono dan menjauh beberapa langkah kebelakang.

"Abella lagi tidur,"

Jawaban yang Satya berikan sepertinya sama sekali tidak membuat Bramono puas. Pria paruhbaya itu kembali mendekat pada Satya dan mencengkeram kaosnya lebih kencang dari tadi.

"Saya tidak akan membiarkan putri saya berhubungan lebih jauh dengan kamu! Kamu itu hanya cowok kere, kampungan, tidak tau diri, jadi sadar diri saja kalau Abella tidak pantas buat kamu!"

Tubuh Satya terhuyung kebelakang saat Bramono mendorongnya, tubuhnya yang masih lemah membuat dia terhantuk ke arah dinding, tapi Satya masih tenang dan sabar agar tidak melakukan hal yang tidak sopan pada Papa kekasihnya.

"Tapi setidaknya cowok kere, kampungan dan tidak tahu diri ini tidak pernah menyakiti putri anda, Pak Bramono. Tidak mengkhianatinya dan mengabaikannya, seperti pria kaya yang ada dihadapan saya," cetus Satya santai tapi terkesan menusuk.

Kedua tangan Bramono mengepal, rahangnya mengetat, emosi semakin menguasai otak serta hatinya. Pria muda yang ada dihadapannya saat ini benar benar menguji kesabarannya.

"Sudah miskin banyak bicara, kamu itu benar benar sial-,"

"PAPA!"

Ucapan Bramono terputus saat mendengar suara bentakan dari arah belakang tubuh Satya, napasnya naik turun- kedua matanya menatap tajam ke arah seorang gadis yang terlihat satu karena baru saja bangun tidur.

"Ngapain Papa disini?!"

Abella bertanya tanpa basa basi, dia tidak mau menunjukan sikap manis dan baik baik saja saat bertemu dengan Papanya. Dia cukup kecewa, sakit hati dan juga jijik melihat pria yang dulu sangat disayanginya itu.

"Pulang! Ada yang harus Papa bicarain sama kamu," suara Bramono melembutkan, dia berusaha bersabar saat mendapatkan sambutan tidak menyenangkan dari putrinya.

"Pulang?" Abella tertawa miris dan terkesan sinis.

Kedua matanya memicing tajam pada pria paruh baya yang saat ini masih menahan emosinya, Abella tahu kalau suara lembut Bramono tidaklah tulus.

"Pulang kemana? Aku sudah pulang, dan sekarang tolong anda pergi dari sini. Jangan membuat keributan disini, kalau memang ada sesuatu yang ingin anda bicarakan dengan saya sekarang katakan saja, tapi kalau tidak ada silahkan-,"

"Izinkan Papa menikah dan membawa ibu tiri kamu ke rumah!" Bramono memotong cepat, dia tahu Abella tidak akan mengiyakan kemauannya saat ini.

Tawa kecil Abella menggema, gadis itu semakin memandang tidak suka pada Sang Papa.

"Papa boleh saja menikah lagi, silahkan aku enggak peduli. Tapi jangan pernah membawa perempuan sialan itu ke rumah Mama, kalau Papa berani melakukannya- aku enggak segan segan nyeret perempuan itu bahkan Papa dari rumah peninggalan Mama!" ancam nya dengan sungguh sungguh.

Terpopuler

Comments

Yunia Afida

Yunia Afida

langsung kicep tu bramono

2023-03-06

0

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

mantap Bell...keren 😍

2023-03-06

0

mang tri

mang tri

ayah ga tau diri, kere teriak kere. ga tau malu

2023-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!