My Perfect Boyfriend

My Perfect Boyfriend

MPB Bab 1

KELUAR DARI ZONA NYAMAN DINASTI DUREN SAWIT, MARI KITA HEALING SEJENAK KE DUNIA LUAR 😘😘😘

Selamat membaca

"Mama... Jangan tinggalin Abel hiks.. hiks...," terlihat seorang gadis remaja tengah menangisi seorang wanita yang telah tertutup kain di sekujur tubuhnya.

Suasana di rumah mewah itu terlihat ramai dengan banyaknya orang berlalu lalang menggunakan pakaian serba hitam, menandakan mereka sedang berduka.

"Mamaaaa....!" terdengarlah kembali tangis pilu seorang gadis dari dalam rumah besar itu, membuat para pelayat terenyuh dan kembali meneteskan air mata.

" Abel, sudah sayang kasihan mama nak," Sang ayah memcoba mendekati dan merengkuh tubuh kecil itu kedalam pelukannya .

" Abel mau mama... Ayah tolong bangunin Mama.. Mamaaaa." Abel terus menjerit membuat orang orang yang sedang mengaji pun semakin meneteskan air matanya.

" Abel kemari!" Sang kakak merentangkan tangan nya agar sang adik mendekat.

Abel yang memang lebih dekat dengan sang kakak dari pada Ayahnya melepaskan pelukan itu dan berlari kecil menuju pria yang terlihat mendung.

" Dengerin kakak, Abel jangan menangisi Mama seperti itu. Apa Abel tidak kasihan kalau mama tidak tenang di sana?" bisik sang pria. Tapi itu malah membuat Abel semakin terisak mendengarnya.

"Tapi Abel gak mau di tinggalin Mama, kenapa Mama gak ngajak Abel aja?" Abella begitu mencintai dan menyayangi mama nya, dia tahu saat sang mama mengalami kecelakaan , mamanya bertengkar hebat dengan sang Ayah. Dan akhirnya mobil Sang Mama menabrak separator jalan dan akhirnya nyawanya tidak tertolong.

""Abel dengar, masih ada kakak sama Ayah di samping kamu. Kakak sayang sama kamu, kita semua pasti selalu ada untuk kamu." bisik sang kakak lagi berusaha menenangkan adik semata wayangnya, membuat Abel semakin mengeratkan pelukan nya pada tubuh pria itu.

' Semoga saja'

" Mas, jenazah Mama mau segera di makam kan, kasihan Mama kalau terlalu lama." ucap Nindi, istri dari kakak Abel. Alex surya Suherman, anita cantik yang bergelar sebagai Dokter bedah.

" Kak Nindi!" Abel yang melihat kakak iparnya segera memeluk wanita yang sedang hamil 5 bulan itu.

" Abel jangan sedih masih ada kakak sama Mas Alex, masih ada Ayah yang akan ada buat Abel." ucapnya lirih. Nindi begitu menyayangi Abel maklum saja dia anak adalah tunggal di keluarganya jadi Abel merupakan saudara satu satunya bagi Nindi.

Mereka bertiga saling memeluk dan saling menguatkan. Sementara tidak jauh dari mereka seorang pria paruhbaya yang tengah memandangi wajah Almarhumah istrinya yang sudah terbungkus kain kafan, hanya menunduk tak berani mengangkat wajahnya.

" Maafkan aku Rima"

🌻🌻🌻

"Ijinkan saya masuk pak!" Lelaki itu terus meminta dan memohon pada petugas keamanan untuk mengijinkannya masuk ke dalam area rumah.

"Maaf mas, rumah sedang kosong soalnya Tuan besar dan Non Abel serta Tuan Alex sedang kepemakaman Almarhumah Nyonya Rima." ucap sang satpam sopan. Pria yang ada di luar gerbang itu terlihat lesu, dia terlambat untuk bisa menguatkan Abel- kekasihnya. Perjalanan terhambat lama saat dia mendapat kabar dari temannya Abel, bahwa mama dari sang kekasih kecelakaan dan meninggal dunia. Di karenakan dia harus mewakili universitasnya, untuk pergi bertanding ke universitas lain di luar kota.

"Terimakasih atas infonya pak." pria itu segera menstater motor maticnya dan bergegas menuju pemakaman terdekat dari komplek itu.

Lima belas menit dirinya sampai di sebuah pemakaman yang sangat tertata rapi, bahkan tidak ada kesan angker disana.

Terlihat banyak kerumunan orang berpakaian serba hitam di salah satu makam yang terlihat masih merah. Disana ada seorang gadis tengah memeluk gundukan tanah merah dengan keadaan memilukan.

Langkahnya semakin cepat saat mengetahui gadis yang menangis pilu itu adalah Abella- kekasihnya .

" Bby!" panggilnya.

Abel menoleh saat mendengar panggilan khusus untuknya itu, begitu pun dengan semua orang disana termasuk Sang Kakak dan Ayahnya.

" Ppit," Abel bangkit dari duduknya, lalu dengan cepat dia berlari dan memeluk erat tubuh tinggi yang berada tidak jauh darinya.

" Pit, Mama ninggalin aku," Abel semakin terisak dalam dekapan kekasihnya.

" Sstt...,ikhlasin. Kamu gak boleh kayak gini kasian mama kamu." Satya membelai lembut punggung dan rambut hitam legam Abel yang tertutup selendang hitam itu, tanpa memperdulikan tatapan para pelayat di sana dan juga tatapan kakak serta Ayahnya Abel. Saat ini dia hanya memperdulikan mental dan perasaan Abel. Dan bersyukurlah tidak lama Abel terlihat mulai tenang dan mengangguk dalam dekapan kekasihnya itu.

" Kamu tenangin Abel dulu, kita pulang duluan." Alex menepuk pundak pria itu. Disini Alex sangat merestui hubungan antara Abel dengan pria yang dia ketahui bernama Satya. Tapi tidak dengan Tuan Bramono Suherman Ayah dari Abel. Dia menentang hubungan anak gadisnya itu, karena Bram menganggap Satya hanya pemuda sederhana dan miskin yang tidak sebanding dengan Abel anaknya.

Sedangkan Alex merestui hubungan mereka karena Satya adalah pemuda baik dan pintar. Alex tahu bahwa Satya kuliah dari bantuan Beasiswa. Satya salah satu mahasiswa terpandai di kampusnya. Dia selalu memenangkan banyak olimpiade kimia di segala katagori . Bahkan Alex juga tahu Satya bukan hanya membiayai kuliahnya sendiri dengan bekerja sebagai pelayan di salah satu hotel, tapi dia juga harus membiayai ibu kandung nya yang sudah menjada di kampung. Alex percaya Satya bisa menjaga adik satu satunya kelak.

Semua para pelayat meninggalkan area pemakaman, termasuk Alex , Nindi dan Tuan Bramono. Kali ini Bramono masih membiarkan Abel dekat dengan Satya tapi tidak lain kali, begitu pikirnya.

" Kamu mau jalan jalan sebentar." Satya meraih pipi tirus yang masih memerah itu.

" Huum, aku belum mau pulang ke rumah Pit." Abel mengangguk pelan sembari terus menyeka air mata dan air hidung nya yang terus menetes dan itu malah terlihat lucu dimata Satya.

"Sini, biar aku bantu". Satya menyeka air mata Abel dengan kemeja yang sedang di pakai nya, dia tidak peduli itu jorok atau enggak yang penting sekarang adalah gadis yang ada di hadapan nya ini harus tetap tersenyum.

"Kemeja kamu ada ingus aku nya, Pit." Abel sedikit tersenyum melihat kemeja maroon Satya yang basah karena ingus dan air matanya.

" Gak apa apa, ayo ini sudah mau sore! kita mau ke taman atau ke danau?" Satya memberikan jaket dan helmnya pada Abel saat sampai di motor mereka.

" Ke danau aja." Abel langsung naik di kursi penumpang dan memegang erat pinggang ramping Satya.

" Ok! kalau begitu kita berangkat tuan putri, les't go!" Satya mencoba berbagai cara agar Abel bisa melupakan kesedihan nya saat ini dan hanya cara itu sepertinya berhasil.

Namun Satya salah bukan caranya yang membuat Abel bisa melupakan kesedihan nya saat ini, tapi kehadiran nya lah yang membuat Abel ingin terus tersenyum. Karena kini Satya lah penyemangat hidupnya setelah sang mama pergi meninggalkan dia untuk selamanya.

"Jangan pernah berniat untuk meninggalkan ku sendiri, Pit." rintih pilu hati Abel, Dia semakin mengeratkan pelukannya serta menyandarkan kepalanya di punggung lebar milik Satya.

" Aku akan selalu membuat mu tersenyum, Bby!" Tekad nya dalam hati sembari sebelah tangan nya mengelus punggung tangan Abel yang sedang memeluk erat tubuhnya.

" I love you." ucap mereka beriringan di dalam hati.

SEMOGA ***kalian semua sukaaaaaaa jangan lupa like vote komen hadiah dan favoritnya

Cerita tentang pacar sempurna yang Abella miliki, tapi memangnya Satya sesempurna apa sih***?

Thank you...

Terpopuler

Comments

jeje_😎

jeje_😎

ini tuh novel yg bagus bgt kata q...ceritanya.bhasanya.smua tuh ringan tapi ngena di hati tor...knpa ga di lnjut sh tor

2024-02-02

0

Dia Amalia

Dia Amalia

ok lanjut kk

2023-11-20

0

AhZa Danish Putra Inas

AhZa Danish Putra Inas

mampir kK

2023-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!