MPB Bab 15

Satya memijat keningnya yang terasa berdenyut, hari ini dia sedikit tidak enak badan. Semalam Satya pulang dalam keadaan basah kuyup, saat dirinya pulang ke kontrakannya selepas dirinya bekerja paruh waktu di hotel. Tenggorokannya terasa panas, di tambah lagi ibunya menelepon.

Wanita tua itu mengatakan bahwa dirinya sangat rindu padanya. Satya tidak bisa melakukan apa pun, waktunya cuti kuliah dan bekerja belum dia dapatkan. Kalau pun memaksa hal itu pasti berpengaruh pada nilainya dan pekerjaannya disini.

Tidak mudah mendapatkan pekerjaan di kota besar seperti ini. Walaupun gajinya kecil kalau dirinya rajin dan cekatan, pasti ada saja tamu yang memberikan tips untuk membayar jasanya. Tidak banyak, tapi cukup untuk membayar kontrakan dan bensin motor usangnya.

Tapi sepertinya hari ini Satya tidak bisa masuk kuliah, kepalanya yang berdenyut tidak bisa membuatnya konsentrasi nantinya. Bahkan mungkin kalau keadaannya masih seperti ini, pekerjaannya pun bisa terabaikan.

Bukan hanya kuliah dan pekerjaannya saja yang terbengkalai, tapi Shella juga belum sempat dia kabari pagi ini.

Pasti gadis itu tengah menunggunya sekarang, ponselnya yang tiba tiba lowbatt setelah ibunya menelepon belum bisa Satya gunakan untuk saat ini.

Pria itu kembali memejamkan kedua matanya, hawa panas yang dikeluarkan oleh tubuhnya kian membuatnya tidak merasa nyaman. Bahkan selimut tebal pemberian Abella tidak mampu membuatnya hangat.

Satya hanya meminum obat seadanya, bahkan hanya sarapan roti isi siap saji yang ada dilemari es. Mungkin itu roti sisa yang Abella beli beberapa hari atau bahkan beberapa pekan yang lalu.

Perlahan kedua mata Satya terpejam erat, dia berusaha menenangkan diri hingga akhirnya terlelap kembali. Beruntung matahari pagi ini tidak terlalu cerah, sepertinya mendung dan gerimis akan datang menghampiri sebentar lagi.

Sementara di tempat lain

Abella terus saja menatap ponsel mahalnya tanpa bosan. Sudah banyak pesan dan panggilan yang dia lakukan untuk menghubungi kekasihnya hari ini, tapi berkali kali sambungan telepon itu tidak tersambung.

"Lo kenapa sih?" Nadira yang melihat temannya itu gelisah sedari tadi tidak bisa lagi menyembunyikan rasa penasarannya.

"Satya gak aktif dari tadi pagi. Kayaknya gue balik aja deh, lagian kita udah gak belajar kan? Gue mau ke kontrakan Satya, karena kata Dion cowok gue gak kuliah."

Abella bangkit, dia segera meraih tas punggungnya dan bergegas keluar dari kelas. Bahkan panggilan serta teriakan Nadira sama sekali tidak dia hiraukan. Pikirannya terus saja tertuju pada Satya yang sejak tadi tidak dapat dia hubungi.

Bahkan pria itu juga tidak kuliah hari ini, ada apa sebenarnya?

Tanpa menunggu lama Abella segera menaiki taksi, dia akan menuju ke kontrakan Satya. Didalam taksi gadis itu cukup gelisah, bahkan berkali kali mengecek ponselnya tapi sayang chat yang dia kirim masih centang satu.

Butuh waktu beberapa belas menit untuk sampai disana. Taksi yang dia tumpangi berhenti di depan gang karena tidak dapat lagi masuk kedalam. Dengan cepat Abella keluar dari dalam taksi setelah melakukan pembayaran dan berlari kecil karena gerimis mulai turun.

Napasnya terengah, kedua matanya menatap kearah pintu kontrakan yang dihuni oleh Satya. Pintu itu tertutup, tapi dia tidak tahu terkunci atau tidak.

"Pit!" panggilnya.

Dengan cepat dia meraih kenop pintu, hingga akhirnya terbuka tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga. Detak jantung Abella kian menggila, bahkan semakin gelisah dan khawatir saat melihat suasana didalam kontrakan kekasihnya.

Sepi

"Pit, kamu didalam?" Abella mendekat ke arah pintu kamar.

Tangannya dengan cekatan meraih handle pintu dan membukanya cepat. Abella sempat membatu di ambang pintu saat melihat seseorang tengah bergulung dibawah selimut dalam keadaan menggigil.

"Pit, kamu-,"

Suara Abella tertahan di tenggorokan, dia segera mendekat tanpa kembali bertanya. Dengan cepat dia membuka selimut itu dan menemukan Satya yang terlihat menggigil karena demam.

"Kamu sakit, tapi gak bilang sama aku. Hape kamu juga mati, kenapa gak bilang sih- sampe menggigil kayak gini!" Abella terlihat khawatir dan penuh emosi. Dia tidak tega melihat pria yang selalu ada untuknya menahan sakit sendiri, sementara dirinya baru tahu sekarang.

Terpopuler

Comments

Ririe Handay

Ririe Handay

untung kau datang bel

2023-03-02

0

Yunia Afida

Yunia Afida

abella emang ikatan bathin nya kuat, semoga bahagia

2023-02-25

0

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2023-02-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!