Sakit mata

Arini mengambil wadah kotak khusus makanan lalu memasukannya beberapa masakannya ke kotak itu. Dia berniat akan memberikan makanan itu pada pak Parman. Padahal dia sendiri belum makan. Tadi dia berniat menunggu Andre pulang dan bisa makan bersama. Tapi kini, masakannya mungkin akan menjadi rejeki orang.

Pintu apartemen yang sedari tadi terbuka membuat pandangan Kris bisa melihat jelas isi dan kejadian di dalamnya. Bukan sengaja menguping tapi tanpa sengaja terdengar.

Dia berdiri mematung melihat aksi Andre dan Arini tadi. Dia khawatir ada hal buruk yang terjadi diantara mereka. Pasalnya malam tadi saja, dia melihat Arini tertidur di luar. Lalu sekarang mereka malah bertengkar.

Kris pun masuk ke dalam apartemennya setelah dirasa situasi aman terkendali. Karena dia menyaksikan suami istri itu bersetru, hatinya menjadi ikut gamang.

Pantesan saja dia kemarin tertidur di luar. Ternyata suaminya galak sekali. Padahal apa salahnya kalau di apartemennya bau masakan. Bukankah mereka pasangan? Sewajarnya seorang istri memasak dan menyiapkan hidangan untuk suaminya.

Kris bermonolog. Lalu dia duduk di sofa sambil mengistirahatkan tubuhnya.

Arini yang selesai memasukkan semua makanan ke dalam kotak. Dia membawa piring dan mangkok bekasnya dan mencucinya lalu menaruh benda-benda itu di tempatnya kembali.

Ini hari ke dua pernikahannya dengan Andre. Satu persatu dia mengetahui sifat suaminya. Dia menyukai kebersihan dan kerapihan. Dia tak menyukai berantakan dan bau-bauan. Itu yang baru diketahuinya.

Arini menempelkan satu pesan di kulkas sebagai izin pada suaminya bahwa dirinya akan keluar. apartemen. Sampai sekarang Arini belum mempunyai nomor kontaknya. Padahal tadi pagi dia sudah menempelkan pesan di depan kulkas, tapi entah kemana kertas itu. Karena sampai sekarang Andre belum ada menghubunginya.

Arini pun menyemprotkan parfum ruangan agar bau masakan tidak terlalu tajam tercium suaminya. Setelah itu dia membawa kotak susun keluar apartemen.

Mencoba bersabar. Mudah-mudahan dengan aku bersabar Andre mau menerima pernikahan ini. Tak apa lambat yang penting bisa selamat.

Arini menaruh harapan pada setiap doa-doanya. Ingin sekali sebenarnya bicara peace to peace dengan Andre. Tapi mungkin sekarang belum saatnya. Dia pun selalu terpancing emosi jika Andre berlaku kasar. Disinilah Arini harus belajar lemah lembut. Karena selama ini dia terbiasa tomboy, semerawut dan cuek.

Arini sampai di lantai 1. Dia berjalan menuju ruangan security.

"Assalamu'alaikum." Ucap Arini menyapa. beberapa security yang kebetulan sedang ada di ruangan.

"Eh.. waalaikumsalam.. masuk bu dokter!" Pak. Parman dengan ramahnya mempersilahkan Arini untuk masuk dan duduk.

"Ini pak. Tadi saya masak banyak. Jadi masih banyak sisa makanannya. Mudah-mudahan bapak-bapak bisa menikmatinya." Arini menyodorkan kotak susun yang berisi masakannya.

"Wah.. bu dokter masih sempat masak ya? Amazing dokter Arini!" Pak Parman mengacungkan jempolnya. Lalu membuka kotak susun itu satu persatu dengan mata yang hampir saja keluar melihat aneka masakan Arini begitu menggiurkan.

"Dari wanginya ini pasti enak." Teman-teman security pun ikut menghampiri mendekati pak Parman.

"Wah ini mah makan besar atuh bu dokter. Terima kasih banyak ya sudah repot-repot membuatkan ini untuk kami." Ucap pak Parman tersenyum pada Arini.

"Gak pa-pa pak. Sekalian masak saja pak." Bohong Arini sambil tersenyum palsu.

"Kalau begitu saya pergi dulu ya pak! Selamat menikmati! Assalamualaikum." Arini berdiri hendak meninggalkan ruangan security.

"Terimakasih ya bu. Nanti wadahnya saya antarkan! Waalaikumsalam." Pak Parman sudah tidak sabar untuk menikmati aneka masakan Arini yang dari tampilannya saja menggiurkan.

"Santai saja!" Arini pergi dari ruangan security.

Dia mencari cafe di lantai itu. Ironis sekali. Capek-capek memasak akhirnya nongkrong di cafe juga. Tapi Arini tak merasa terbebani, karena memasak adalah hobinya. Siapapun yang menikmati masakannya dia selalu happy saja.

Arini memesan minuman juga makanan yang cocok dilidahnya.

"Aku boleh duduk disini gak?" Tiba-tiba Kris meminta izin duduk di depan Arini.

Arini hanya menatap cuek pada laki-laki yang di depannya.

"Bebas. Aku hanya beli makanannya, bukan beli kursi mejanya." Dengan nada dinginnya Arini menjawab Kris.

"Ma kasih." Kris segera memesan makanan dan minumannya.

"Kenalkan aku Kris tetangga depan kamu." Kris menyodorkan tangannya.

"Kamu pastinya sudah tahu namaku siapa. Jadi aku tidak akan mengenalkan diri lagi" Anita dengan tenang mengunyah nasi dan ayam yang dipesannya.

Gila.. jutek abis. Bikin aku penasaran saja. Kamu benar-benar menarik Arini

Kris menarik kembali tangannya.

"Oke. No problem. Isikan nomor kamu!" Kris menyodorkan handphonenya untuk melanjutkan perkenalannya pada Arini. Meski dia tahu Arini adalah perempuan bersuami, tapi Kris tak terbebani apapun.

"Heh.. Percaya diri sekali. Kamu mau mengajak aku kencan apa? Tahu aku sudah bersuami, mau jadi pebinor?" Arini tak mau mengambil handphonenya untuk memberikan nomor handphonenya pada sembarangan orang.

"Mau.. siapa takut. Kutunggu jandamu!" Kris berbisik ke depan wajah Arini.

"Dasar gila!" Arini menyebikan bibirnya.

"Gak apalah gila sama kamu. Asal jangan gila sama yang lain.. Aku tipe suami lho!" Entah kenapa Kris senang sekali menggoda Arini. Padahal sebelumnya dia bukan tipe laki-laki penggombal.

"Setia tiap tikungan kali!"

"Ha ha ha.. aku semakin suka sama kamu. Kapan kamu cerai. Aku mencium gelagat perpisahan." Kris mulai menikmati makanan yang dipesannya.

"Aku duluan!" Arini hendak berdiri. Tapi tangan Kris segera menariknya kembali untuk duduk.

"Temani aku makan! Suamimu sedang bersama kekasihnya." Bersamaan Kris keluar dia melihat wanita seksi masuk ke dalam apartemennya yang disambut Andre.

Deg

Hati Arini serasa tertonjok benda berat. Rasanya menyesakkan.

"Jika kamu tak tahan, kamu bisa tinggal di apartemenku. Kamu bebas mengembangkan bakat kamu memasak. Kalau kamu ingin buka cafe aku bisa mendukung kamu. Mending kamu tinggalkan laki-laki tak berguna seperti dia!" Kris ikut menyesalkan pada kondisi rumahtangga Arini yang sepertinya diambang kehancuran.

"Jangan mengumpat suamiku. Sekali kamu menghinanya, kurobek seluruh isi perutmu." Arini membuang muka.

Sakit hatinya membayangkan suaminya sedang bercumbu dengan pacarnya di dalam apartemennya. Ternyata Andre tidak main-main dengan ancamannya. Arini menghela nafas panjang, matanya berkaca-kaca ingin sekali dia berteriak saat itu. Tapi sebisa mungkin dia harus menahannya.

"Aku pergi." Arini langsung pergi meninggalkan Kris begitu laki-laki itu lengah. Arini ingin membuktikan apa benar apa yang dikatakan Kris barusan. Dia tidak boleh lemah pada Andre. Apapun yang dia lakukan dia akan pasang badan sampai akhir.

Arini dengan langkah panjang ingin segera sampai di dalam apartemennya. Jantungnya berdebar tidak karuan menahan emosi

Brak

Pintu terbuka. Mata Arini menyorot tajam.

Terpopuler

Comments

linda sagita

linda sagita

gue suka gya Lo kris

2023-03-05

1

Sunmei

Sunmei

semangat selalu kk

2023-02-17

1

kookv

kookv

jreng jreng... apa ya... yang dilihat Arini.... jangan2... wkwkwkwk....

2023-02-05

2

lihat semua
Episodes
1 Menjadi orang asing dalam satu ikatan
2 Mendadak lupa
3 Terjebak
4 Aku pulang
5 Tragedi malam pengantin
6 Seperti maling
7 Olahraga pagi
8 Usaha
9 Tak tahan bau
10 Sakit mata
11 Diam-diam menghanyutkan
12 Yesss
13 Matamu
14 PoV Andre
15 Penyesalan.
16 Dokter kesayangan
17 Nervous
18 Musibah membawa hikmah
19 Tersiksa
20 Ranjang kesayangan
21 Dia kan bukan single?
22 Bos arogan
23 Kepergok
24 Pencarian
25 Jodoh takkan lari kemana
26 Ingin healing
27 Ide gila
28 Kemana..
29 Calon ibu
30 pilihan
31 Kenyataan yang mulai terbuka
32 Kembalilah anakku
33 Berpetualang
34 Hiburan ala dokter
35 Mencari hotel murah
36 Mirip
37 Jejak
38 Ketahuan
39 Dibalik kemiskinan
40 Vila oh vila..
41 Dewi penolong
42 Gercep
43 Yang dicari ada di depan mata.
44 Susah takluk
45 Kepergok
46 Mengalah demi perpisahan
47 Kembali
48 Niat terselubung
49 Pulang ke rumah
50 Mengukir harapan
51 Harapan
52 Kata ampuh yang membuat jatuh
53 Mencoba mengingat
54 Jadi buruh
55 Canggung
56 Gugup
57 Damai hatiku
58 Menjadi asing
59 Menjadi orang lain
60 Tanggung jawab
61 Pengumuman
62 Kecewa
63 Cinta tak bisa dipaksa
64 Mendua tak lebih baik
65 Hidup dalam. pura-pura
66 Kejelasan
67 Maafkan
68 Bertandang
69 Suara yang sama
70 Beruntung
71 Daftar penggemar
72 Pacar
73 Pe de ka te
74 Galau
75 Prasangka
76 Mencari bukti
77 Bukti mulai terbuka
78 Janda tapi perawan
79 Ingin abai
80 Rasa
81 Draft
82 Bibit Cinta
83 Serpihan hati yang terluka
84 pengumuman
85 Amarah
86 Kecurigaan
87 Menanam kebencian
88 Telat jatuh cinta
89 Nekad
90 Tekad Edward
91 Sebuah keinginan
92 Penculikan
93 Kabut gelap
94 nafsu terkutuk
95 Kembali kepangkuan ibu
96 Kiriman foto Syur
97 Pencarian
98 Tersadar
99 Membujuk
100 Titik awal
101 Harapan yang pupus
102 Sekeping harap
103 kembali ke rumah
104 Penyesalan
105 Pecundang
106 Hidup segan mati pun segan
107 Pertemuan terakhir
108 Selamat jalan
109 Sama-sama berjuang
110 Curi pandang.
111 Bibit cinta
112 Lesu
113 Ada apa dengamu
114 Penyesalan selalu datang terlambat
115 Tersihir
116 Menggoda
117 Ada maunya
118 Tebakan jitu
119 Ingin sendiri
120 Gosip percintaan
121 Sebuah Rasa
122 Kembali ke Jakarta
123 Menyusul
124 Cemas
125 Main detektif
126 Banci
127 Memantau
128 Penolong
129 Semangat baru
130 Arini Hamil
131 Kehidupan baru
132 Anak siapa?
133 Ingin bertanggungjawab
134 Mencoba
135 Satu. syarat
136 Ingatan yang kembali
137 Bocah tampan
138 Mana orangtuanya?
139 Nama panggilan
140 Selalu saja ada saingan
141 Sakit hati
142 Jangan paksa kesabaranku hilang
143 Tidak rela
144 Menghilang
145 Diculik
146 Tak percaya
147 Hantu atau bukan
148 Pencarian
149 Kesepakatan gila
150 Masa lalu
151 Seperti apa masa lalu
152 Maaf yang tak termaafkan
153 Deal
154 Rebutan
155 Reuni keluarga
156 Angan yang tertunda
157 Sebatas wajar
158 Sebuah permohonan
159 Tidak siap
160 Penyesalan selalu datang di belakang
161 Ingin menyerah
162 sikapku
163 Benci tapi rindu
164 Sebuah rahasia
165 Obat rindu
166 Pamit pulang
167 Hati yang tertinggal
168 Melayang
169 Bucin
170 Hasrat yang hadir
171 Posesif
172 Bahagianya punya anak
173 Pawang
174 Ayah siaga
175 Drama cemburu
176 Masa lalu dan masa depan.
177 Curiga
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Menjadi orang asing dalam satu ikatan
2
Mendadak lupa
3
Terjebak
4
Aku pulang
5
Tragedi malam pengantin
6
Seperti maling
7
Olahraga pagi
8
Usaha
9
Tak tahan bau
10
Sakit mata
11
Diam-diam menghanyutkan
12
Yesss
13
Matamu
14
PoV Andre
15
Penyesalan.
16
Dokter kesayangan
17
Nervous
18
Musibah membawa hikmah
19
Tersiksa
20
Ranjang kesayangan
21
Dia kan bukan single?
22
Bos arogan
23
Kepergok
24
Pencarian
25
Jodoh takkan lari kemana
26
Ingin healing
27
Ide gila
28
Kemana..
29
Calon ibu
30
pilihan
31
Kenyataan yang mulai terbuka
32
Kembalilah anakku
33
Berpetualang
34
Hiburan ala dokter
35
Mencari hotel murah
36
Mirip
37
Jejak
38
Ketahuan
39
Dibalik kemiskinan
40
Vila oh vila..
41
Dewi penolong
42
Gercep
43
Yang dicari ada di depan mata.
44
Susah takluk
45
Kepergok
46
Mengalah demi perpisahan
47
Kembali
48
Niat terselubung
49
Pulang ke rumah
50
Mengukir harapan
51
Harapan
52
Kata ampuh yang membuat jatuh
53
Mencoba mengingat
54
Jadi buruh
55
Canggung
56
Gugup
57
Damai hatiku
58
Menjadi asing
59
Menjadi orang lain
60
Tanggung jawab
61
Pengumuman
62
Kecewa
63
Cinta tak bisa dipaksa
64
Mendua tak lebih baik
65
Hidup dalam. pura-pura
66
Kejelasan
67
Maafkan
68
Bertandang
69
Suara yang sama
70
Beruntung
71
Daftar penggemar
72
Pacar
73
Pe de ka te
74
Galau
75
Prasangka
76
Mencari bukti
77
Bukti mulai terbuka
78
Janda tapi perawan
79
Ingin abai
80
Rasa
81
Draft
82
Bibit Cinta
83
Serpihan hati yang terluka
84
pengumuman
85
Amarah
86
Kecurigaan
87
Menanam kebencian
88
Telat jatuh cinta
89
Nekad
90
Tekad Edward
91
Sebuah keinginan
92
Penculikan
93
Kabut gelap
94
nafsu terkutuk
95
Kembali kepangkuan ibu
96
Kiriman foto Syur
97
Pencarian
98
Tersadar
99
Membujuk
100
Titik awal
101
Harapan yang pupus
102
Sekeping harap
103
kembali ke rumah
104
Penyesalan
105
Pecundang
106
Hidup segan mati pun segan
107
Pertemuan terakhir
108
Selamat jalan
109
Sama-sama berjuang
110
Curi pandang.
111
Bibit cinta
112
Lesu
113
Ada apa dengamu
114
Penyesalan selalu datang terlambat
115
Tersihir
116
Menggoda
117
Ada maunya
118
Tebakan jitu
119
Ingin sendiri
120
Gosip percintaan
121
Sebuah Rasa
122
Kembali ke Jakarta
123
Menyusul
124
Cemas
125
Main detektif
126
Banci
127
Memantau
128
Penolong
129
Semangat baru
130
Arini Hamil
131
Kehidupan baru
132
Anak siapa?
133
Ingin bertanggungjawab
134
Mencoba
135
Satu. syarat
136
Ingatan yang kembali
137
Bocah tampan
138
Mana orangtuanya?
139
Nama panggilan
140
Selalu saja ada saingan
141
Sakit hati
142
Jangan paksa kesabaranku hilang
143
Tidak rela
144
Menghilang
145
Diculik
146
Tak percaya
147
Hantu atau bukan
148
Pencarian
149
Kesepakatan gila
150
Masa lalu
151
Seperti apa masa lalu
152
Maaf yang tak termaafkan
153
Deal
154
Rebutan
155
Reuni keluarga
156
Angan yang tertunda
157
Sebatas wajar
158
Sebuah permohonan
159
Tidak siap
160
Penyesalan selalu datang di belakang
161
Ingin menyerah
162
sikapku
163
Benci tapi rindu
164
Sebuah rahasia
165
Obat rindu
166
Pamit pulang
167
Hati yang tertinggal
168
Melayang
169
Bucin
170
Hasrat yang hadir
171
Posesif
172
Bahagianya punya anak
173
Pawang
174
Ayah siaga
175
Drama cemburu
176
Masa lalu dan masa depan.
177
Curiga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!