"Renata... " Peliknya agak terkejut, melihat kehadiran kekasihnya di depan pintu. Tadi Andre membukakan pintu apartemen setelah belt berbunyi beberapa kali.
"Habis.. kamu ditelpon susah banget sih sayang.. jadi aku nyusul deh kesini!" Gelayutnya manja sambil melingkarkan tangannya di leher Andre.
"Maaf.. aku tadi silent. Tadi aku habis dari spa bersama Gery habis itu aku pulang. Badanku agak kurang fit." Ucap Andre beralasan.
Cup
Renata menyambar bibir Andre. Bersamaan pintu apartemen tetangganya terbuka.
Begitu Kris membuka pintu apartemen, matanya disuguhi pemandangan adegan dewasa.
...Mmmm... tak tahu sopan santun. Setidaknya lakukanlah di dalam apartemen....
Imbuh Kris dalam hati melihat dua orang berbeda gender itu saling memagut di depan pintu.
"Ehem.. ehem.. " Kris berdehem begitu dia melewati keduanya.
Spontan Andre yang berada jelas menghadap ke arah tetangganya melepas bibirnya lalu menyadari ada orang yang tidak nyaman. Dia menarik Renata ke dalam apartemen dan menutup pintu.
"Mmm.. sepertinya aku mencium wangi masakan." Renata berkomentar begitu masuk ke dalam apartemen Andre.
Sepanjang dia tahu, Andre tidak menyukai bau-bauan masakan dan tidak suka apartemennya berubah wanginya.
"Istriku tadi memasak." Ucap Andre sambil mengajak Renata duduk.
"Aku.. rasa ada yang berubah dengan isi apartemenmu." Renata berkeliaran melihat-lihat perubahan isi apartemen Andre. Dia melihat ada tambahan kulkas juga alat-alat di dapur Andre.
"Wah... ini bisa bikin betah Ndre. Semua lengkao." Mata Renata tertuju pada lemari pendingin minuman yang isinya seperti supermarket penuh dengan aneka minuman. Lalu dia membuka kulkas empat pintunya. Itupun sudah tertata rapih buah-buahan bersama aneka makanan. Dan satu lagi dia melihat lemari pendingin khusus yang isinya aneka daging dan frozen food.
"Baru kali ini aku melihat isi apartemen kamu penuh dengan makanan. Seperti mau musim dingin saja menyetok banyak makanan." Renata dan Renata yang sudah berpengalaman di luar negeri tentu tidak heran dengan kondisi musim dingin yang orang-orang banyak menyetok aneka makanan dan minuman di dalam rumahnya selama persiapan musim dingin.
"Sudahlah! Itung-itumg musim dingin saja! Gak usah banyak berkomentar. Aku gak mau hari ini kita bad mood gara-gara makanan." Andre yang baru saja marah dengan Arini, tak mau kondisinya bertambah pusing dengan perubahan isi dapurnya.
"Lho.. kok mejanya kosong? Tapi bau masakannya masih kuat tercium hidung. Apa makanannya habis?" Renata sejak mencium wangi masakan, perutnya tiba-tiba seperti terpancing untuk mencicipi masakan.
"Istriku sedang membuangnya." Ucap Andre malas sembari melihat Renata dari kejauhan mengamati apa yang dilakukannya.
"Wah... sayang. Dikira masih ada." Wajah Renata seperti berubah kecewa setelah mendengar apa yang dicarinya tak ada.
"Kamu tahu sendiri, aku tak suka apartemenku baunya berubah. Kalau ada yang memasak otomatis seluruh ruangan ini akan bau masakan." Keluh Andre.
"Mmm.. harusnya kamu senang, istrimu mau memasak. Berarti dia memperhatikanmu Ndre. Coba kalau kamu lapar gak ada makanan. Berabe harus repot pesan, menunggu datang makanan lama." Ucap Renata yang tidak bisa menyalahkan seratus persen kesalahan istrinya Andre.
"Lah kenapa kamu tiba-tiba membela musuh mu sendiri?" Ucap Andre menatap Renata yang kini duduk di sampingnya.
"Aku tidak menganggap dia musuh. Aku melihat dia juga korban seperti kamu. Kamu saja yang melihat dia seperti itu." Renata memiringkan kepalanya manja di bahu Andre.
"Kamu memang selalu pengertian Ta.. itu yang aku suka dari kamu." Andre mengecup pucuk kepala Renata penuh perhatian.
Klek.
Renata menegakkan duduknya begitu suara pintu terdengar dibuka.
Pintu apartemen Andre kini terbuka kembali. Mata Andre dan Renata spontan tertuju pada pintu melihat sosok yang baru saja tiba di apartemennya.
Pandangan Arini begitu sakit melihat suaminya bersama seorang wanita yang duduk berdekatan.
Sejenak dia mematung, tak tahu apa yang harus dilakukannya.
Hei.. dasar tak tahu malu. Apa bisa kalian menjaga perasaanku tidak? Setidaknya kalian boleh bermesraan di luar sana. Tapi janganlah kalian bermesraan di depan mataku!
Rasanya Arini ingin sekali membentak dua orang yang sedang duduk bergandengan itu dengan kata-kata tadi. Tapi.. sayangnya bukan dia tak ada nyali tapi dia ingin bersikap elegan di hadapan mereka. Agar dia bisa mengambil hati Andre agar tidak melenceng jauh dari dosa dengan terus-terusan dengan wanita itu sekarang.
"Mmm.. ada tamu ya!" Arini memaksakan tersenyum pada dua orang yang sedang melihatnya. Padahal dadanya sesak.
Keduanya diam melihat sikap Arini yang tidak arogan. Mungkin tadi menyangka Arini akan mengamuk jika melihat mereka ada di dalam apartemen dalam keadaan akrab tapi kenyataan malah 180 derajat di luar dugaan.
Arini langsung melangkah ke dapur membawakan dua cangkir cantik khusus untuk tamu lalu membawakan kopi susu instan dan menyeduhnya. Dia membawa nampan lalu meletakkan gelas-gelas itu. Tak lupa dia membawa toples berisi kue kering yang sengaja dia beli untuk camilan.
Arini menarik nafas lalu menghembuskan nya perlahan, mengatur emosi dan juga dadanya yang naik turun agar bisa tenang.
"Bismillah." Arini menguatkan hatinya. Dia membawa nampan itu ke ruang tamu.
"Silahkan diminum!" Ucap Arini berpura-pura baik. Arini pun duduk di antara mereka tepatnya seberang kanan sofa setelah menyimpan gelas dan camilannya di atas meja.
Kedua orang itu hanya saling melirik. Mereka seperti gerogi melihat sikap Arini tenang. Arini menatap keduanya silih berganti menunggu reaksi.
"Mmm.. kenalin! Dia Renata. Dan itu Arini." Ucap Andre akhirnya bersuara. Dia masih mempunyai rasa malu sehingga dia agak bergeser sedikit menjauh dari Renata.
"Kenalin aku Renata kekasihnya Andre." Renata menyodorkan tangannya.
"Arini." Arini tak memperkenalkan statusnya. Dia pikir Renata pasti sudah tahu siap dirinya. Dia hanya menerima jabat tangan Renata dengan tangan setengah malas.
Hening.
"Silahkan diminum selagi hangat!" Ucap Arini berusaha sopan padahal dadanya begitu bergemuruh menahan marah dan juga kesal. Perempuan mana yang tak sakit hati melihat suaminya membawa selingkuhannya sampai masuk ke dalam tempat tinggalnya.
Keduanya diam. Mereka pasti tahu keadaan Arini tidak baik-baik saja, meski terlihat tenang.
"Aku.. mau keluar dulu mengantar Renata." Andre berdiri sambil menarik pergelangan tangan RAndre, mungkin tak tahan dengan keadaan seperti itu. Rasanya lebih baik Arini marah daripada harus bersikap seperti itu.
"Mmm.. kalian duduklah! Ada yang ingin aku bicarakan pada kalian." Ucap Arini dengan nada serius.
Andre kembali duduk bersama Renata.
"Mmm.. mumpung kalian di sini. Aku ingin bicara pada kalian berdua selalu orang dewasa." Imbuh Arini sambil menatap keduanya silih berganti.
Keduanya diam tak berani mengangkat wajah seperti terdakwa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Mom La - La
wkwkwk. aku sallut sma sikap Arini.
2023-03-19
0
💙« احت كمفرت»💙
Kasih sianida harusnya Rin 🤭😂
2023-02-16
1
💙« احت كمفرت»💙
Pekik ya Bund, wkwk kenapa aku bacanya paklik, alamaaak mataaaku 😅
2023-02-16
1