"Ya.. bagaimana lagi? Tanganku begini kan?" Arini terdengar sedih.
"Iya iya tunggu! Aku mau membawa dulu sarung tangan sama jubah mandi." Entah apa yang direncanakan Andre untuk Arini. Padahal Arini hanya butuh bantuan untuk membersihkan bekas air kencingnya saja.
Tak lama kemudian Andre sudah memakai kaos tangan lalu dan masker di mulut. Dengan menjinjit mengarahkan shower otomatis pada bagian intim Arini. Sesudah itu mengambil tisu untuk mengeringkannya.
Uwek.. uwek.. uwek..
Andre membuka masker lalu muntah-muntah di atas wastafel. Rupanya Andre menahan sekuat mungkin untuk tidak jijik. Mukanya merah dan berair. Jangan tanyakan bagaimana sekarang keadaan Andre. Dia sedang mengatur nafasnya setelah barusan muntah.
Sebegininya gue harus nyebokin bayi besar. Ah.. perutku begitu mual seperti diaduk-diaduk.
"Mas Andre... " Arini memanggil Andre.
kenapa dia sampai muntah-muntah seperti itu? Apa. karena barusan sudah nyebokin aku? Apa separah itu penyakit OCD nya?
"Sebentar.. " Suaranya agak terdengar sesak. Tapi Andre sadar, Arini tak bisa ditinggalkan begitu saja setelah barusan dicebokin.
Perlahan Andre membawa jubah mandi dan mendekati Arini yang masih duduk di closet duduk dengan merapatkan pahanya.
"Sekarang aku buka semua baju kamu ya? Dan kamu pakai jubah mandi ini!" Andre dengan nafas masih tersenggal-senggal bicara pada Arini.
"Lho kok pakai baju mandi? Aku kan belum mau mandi mas Andre?" Arini mendongak pada Andre yang berdiri di depannya. Andre membuang muka, karena tak mau melihat paha Arini yang terpampang di depannya. Meski dia istrinya, tapi Andre merasa dia tidak berhak untuk menatapnya. Bahkan dengan barusan menyentuhnya, darah Andre berdesir hebat.
Arini pun begitu. Dia sebenarnya malu dengan keadaan ini. Tapi apa boleh buat, dia terpaksa menutup malunya di hadapan Andre. Biarlah hanya laki-laki yang di depannya yang boleh menyentuhnya. Karena status dia adalah suaminya sekarang. Dia berhak melihat, menyentuh bahkan memperlakukan lebih. Tubuhnya adalah haknya. Meski pernikahan ini karena perjodohan, tapi tak ada yang salah dengan semua takdirnya.
"Ish.. tangan robot kamu yang kaya gitu gak mungkin masuk Arini ke baju yang sempit. Jubah mandi ini kan longgar. Jadi kamu leluasa untuk memasukan tangan kamu juga pergi ke toilet jika kamu punya hajat." Terang Andre.
He he benar juga sih.. kok aku tidak kepikiran sampai sana ya...
Arini membenarkan apa yang dikatakan Andre.
"Baiklah aku.. ikut saja apa katamu." Arini pasrah dengan saran Andre. Andre dengan memejamkan matanya menutup paha Arini yang terbuka. Lalu membawa gunting yang berada di atas rak.
"Eh.. kok bawa gunting..? Buat apa itu?" Arini cemas, kenapa Andre membawa gunting.
"Buat gunting kemeja kamu lah.. Susah aku buat buka baju kamunya." Jawab Andre.
Arini mengangkat sisi bibirnya meringis.
"Dokter bedah, giliran dirinya dibedah gini aja takut." Andre mulai menggunting lengan kemeja Arini sambil menggerutu. Arini cas takut gunting itu menyentuh kulitnya.
Beralih pada kancing kemeja Arini yang masih tertutup rapat. Andre menatap ke bagian dada Arini. Arini yang merasa ditatap langsung menyilangkan kedua tangannya ke dada.
"Jangan liatin kaya gitu! Aku malu." Ucap Arini.
"Kalau mau malu sejak tadi harusnya malu!" Ini pengalaman pertama Andre harus membuka baju seorang wanita dalam keadaan normal. Ini benar-benar menyiksanya.
"Maaf.. aku.. mau buka kancingnya.. " Andre meminta izin pada Arini. Keringat dingin mulai keluar dari tubuh Andre. Antara segan dan kaku untuk melakukan itu. Kalau bukan karena kesalahannya Andre tak mungkin dengan rela mengurus Arini.
Perlahan Arini menurunkan tangannya yang menghalangi dadanya.
Andre dengan sedikit membuang muka membuka satu persatu kancing kemeja Arini.
Kini bongkahan gunung kembar Arini jelas terlihat di depan Andre.
Seketika itu juga air liurnya hampir saja menetes. Itu siksaan terberat Andre. Melihat tapi tak bisa menyentuh. Matanya sudah tak bisa dipejamkan melihat pemandangan indah di depannya.
Arini kembali menyilangkan tangan ke dadanya dadanya.
"Mmm.. tolong jubah mandinya!" Dengan malu Arini meminta Andre memakaikan jubah mandiri itu ke tubuhnya.
"Iy iya.. " Andre menjawab dengan tergagap. Lalu mengambil jubah mandi yang menutupi paha Arini. Dengan tangan gemetar Andre memakaikan jubah mandi dan melilitkan tali pinggangnya.
Setelah dirasa jubah mandi itu menutupi tubuh Arini. Arini pun berdiri dari closet duduk.
"Maaf.. aku jadi merepotkanmu!" Arini tahu Andre sangat tersiksa karena harus mengurusnya.
"Mmm." Jawab Andre singkat. Dia membawa baju-baju Arini yang tercecer di lantai.
"Tapi mas.. " Arini merasa ada yang kurang.
"Apalagi?" Andre menoleh ke belakang melihat Arini.
"Masa iya aku tak pakai cd?" Ucap Arini tak nyaman.
"Kalau kamu pakai itu, gue yang menderita. Harus bolak-balik memakaikan dan melepaskan. Kamu pikir aku suka melakukannya?" Ucap Andre agak ketus.
"Mmm." Arini tak lagi protes. Hidup dengan orang asing memang berat dirasakan Andre. Meski dia lelaki tapi dia bukan tipe laki-laki buaya darat yang begitu melihat kesempatan seperti ini langsung embat. Bahkan keadaan seperti ini dirasakannya sebagai siksaan batin. Melihat tapi tak bisa menyentuh. Padahal sebagai suami, dia berhak untuk menikmati tubuh Arini. Hanya satu yang menghalanginya, yaitu belum ada rasa cinta.
"Ayo keluar! Lama-lama di kamar mandi nanti masuk angin." Ucap Andre.
Ada rasa senang di hati Arini melihat Andre begitu perhatian.
Arini duduk di sofa. Andre memasukan baju Arini ke dalam kantong plastik untuk memudahkan tukang laundry membawanya.
"Mas.. aku haus." Ucap Arini.
"Mau minum apa?" Andre dengan nada dingin menjawab.
"Air putih saja. Tapi pakai sedotan!"
Andre pun membawa gelas dari rak dan mengisinya dengan air mineral. Tak lupa memasukan sedotan di gelas untuk memudahkan Arini meminumnya.
"Nih! Andre mendekatkan sedotan itu ke bibir Arini. Ditatapnya bibir tipis Arini.
Gue lama-lama bisa tergoda kalau terus-menerus kaya begini. Ya Tuhan... tolong kuatkan iman hamba.. agar tidak menyentuh dia..
Doa yang semestinya ditolak langit. Kenapa Andre harus menolak rizki yang sudah diberikan langit padanya. Sungguh sekarang para malaikat sedang menatap tajam pada Andre seorang laki-laki yang tak tahu bersyukur.
Andre menggelengkan kepala untuk menetralisir pikiran-pikiran kotornya dari Arini.
Kenapa dia menolak yang halal dan malah menyukai yang haram. Aku tahu dia sangat menderita harus disuguhi tubuhku yang tak mau disentuhnya.
"Mas.. aku mau wudlu. Kayanyanya aku harus tayamum deh. Mas bisa bukain kerudung aku?" Arini benar-benar menguji Andre.
"Mmm." Andre tak menolak. Dia mendekat kan wajahnya membuka jarum yang berada tepat di bawah dagu Arini. Jantung Andre kini berlompatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
💙« احت كمفرت»💙
Nanti kalau sudah anu pasti suka 🤭🤣
2023-03-18
1
💙« احت كمفرت»💙
Ya kan beda konsep babang Andre gimana sih 🤭
2023-03-18
1
kookv
Oalah Arini pake kerudung ya... baru ngeh saya....
2023-02-10
0