"Oh.. judulnya mau bawa pacar kesini? Kalau begitu saya mending balik saja ke rumah umi daripada harus menyaksikan suamiku bermaksiat di depan mata. Nanti kena cipratan dosa dong, kalau sampai kamu berbuat maksiat di depan mataku." Meski Arini belum mencintai Andre, Arini tak mau kalau suaminya berbuat selingkuh di depan matanya. Karena setiap indra kita menyaksikan keburukan, maka kita terkena kewajiban untuk menegur dan mengingatkannya.
Pernikahan yang harusnya membawa kebahagiaan ini malah menoreh luka juga masalah. Arini tidak bisa diam menerima begitu saja. Rasanya tidak adil, apakah hanya Andre saja yang boleh membuat aturan disini? Padahal disini Arini sama-sama korban perjodohan.
"Sudah aku bilang jangan sampai orang tua kita tahu, ini malah mau balik. Kamu bodoh apa bego sih?" Andre takut sekali jika dirinya akan ketahuan lebih cepat. Apa jadinya jika kedua orangtuanya sampai tahu tentang kondisi pernikahannya.
Jebbb
Kata-kata yang membuat hati Arini teriris berkali-kali saat Andre mengatakan dirinya bodoh dan bego.
"Maaf.. apa disini yang punya hak protes itu cuman kamu? Aku tidak, begitu? Ck. ck. ck.... Aku tak habis pikir dengan jalan pikiran kamu. Jika kamu tak mau menikah denganku, ya tak apa. Jangan sampai kamu menikahi aku, lalu kamu bisa seenak perut membuat aturan tanpa mengindahkan bagaimana perasaanku?"
"Hhh... Aku juga tidak memaksa kamu untuk menikah denganku atau menerima aku. Kalau berpikir kesana, aku pun ingin menolak kamu sebagai suamiku. Tapi aku berusaha ikhlas menerimanya sebagai takdirku. Menikah adalah ibadah. Tapi jika pernikahan ini tidak menjadi ibadah, lebih baik aku pergi." Arini berdiri sambil menggeret koper yang tadi dibawanya dari rumah.
"Hei.. " Andre langsung mencegah langkah Arini untuk keluar dari apartemennya.
"Masuk kamar!" Andre mengeluarkan perintah pada Arini. Kini kedua netra saling memandang tajam seolah perang akan dimulai.
"Gue bilang masuk! Jangan sampai gue pake kekerasan ngomongnya!" Bentak Andre. Wajahnya merah menyala saking emosinya pada Arini.
Arini membuang pandangan lalu membalikkan badannya melangkah masuk ke dalam kamar yang tadi ditunjukan Andre. Dia menutup pintu keras lalu berdiri dibelakang pintu. Pasrah.
Enak saja dia ngomong. Emangnya gue gak punya hati apa? Disini yang menderita emang elu aja? Dasar laki-laki egois..Gue bela-belain nunggu elu... eh yang ditunggu malah kamprett.
Perlahan tubuh Arini melorot ke bawah. Perlahan air matanya meleleh. Hatinya begitu sakit menerima kenyataan. Bahwa suaminya terang-terangan mempunyai perempuan di luar sana. Arini menyeka ujung kelopak matanya menarik cairan bening dari hidungnya.
Arini berdiri berjalan ke arah cermin. Berdiri sambil bicara dengan dirinya sendiri.
Ya Allah... kalau dia memang jodohku maka kuatkan kami berdua dan dekatkan dengan-Mu. Tapi kalau bukan jodoh maka pisahkan kami secara baik-baik dan pertemukan dengan jodoh kami yang terbaik menurut pandangan-Mu.
Arini memanjatkan doa-doa dan harapannya di depan cermin sambil menilik rupanya sendiri. Dia mencoba menerima pernikahan ini dan tak mau menyerah begitu saja. Pasalnya sang suami belum bisa menerima takdirnya yang menikahi dirinya.
Kalau dari segi fisik, Arini mempunyai wajah cantik, pintar, karir yang bagus, juga karakter tegas dan keras. Begitupun dengan Andre. Selain tampan sebenarnya dia juga laki-laki yang lumayan pintar. Namun dia tidak percaya diri jika harus disandingkan dengan Arini yang selama ini selalu dibanding-bandingkan dengan dirinya. Dia lebih nyaman dengan wanita yang bernama Renata. Wanita seksi, modis dan mempunyai pergaulan bebas.
Setelah dirasa cukup melihatnya di cermin, Arini pun membuka asesoris yang menempel di atas kerudungnya. Lalu menanggalkan satu persatu baju pengantin yang sedang dia pakai. Dia melangkah ke kamar mandi hendak membersihkan tubuhnya
Lantas Arini membawa handuk yang telah di bekal nya dari rumah dengan membongkar isi koper terlebih dahulu. Meletakkan baju-bajunya di atas kasur, dia berniat akan membereskannya jika sudah selesai mandi.
Di lain tempat, Andre masuk ke kamarnya dengan membawa kekesalan
Benar-benar bikin kesal. Ternyata dia berani juga melawan.
Andre membuka jasnya lalu menggantungnya dengan rapih. Kebiasaannya berbalik dengan Arini. Dia memang tidak suka kalau kamarnya berantakan. Sejak kecelakaannya 17 tahun yang lalu dia mengidap (Obsessive Compulsive Disorder)
Andre membaringkan tubuhnya menerawang ke atas langit-langit kamarnya. Membayangkan apa yang baru saja dibicarakan Arini padanya.
Aku mesti berpikir bagaimana caranya untuk menceraikan Arini dan bisa menikah dengan Renata dengan mengantongi restu kedua orang.
Andre bangkit dari tempat tidurnya lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan badan.
Tak lama kemudian dia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang hanya menutupi bagian pusar sampai lutut. Dia membuka lemari mencari pakaian yang pantas dipakai untuk ke suatu tempat. Setelah mendapatkan baju kaos polo bergaris dan celana jins biru langitnya, Andre pun memakainya.
Tak lupa Andreas menyemprotkan parfum merk luar dengan harga selangit itu ke bagian tubuhnya.
Wanginya segera menyeruak memenuhi isi kamarnya. Dia bercermin lalu memakaikan perawatan kulit wajahnya dan menyisir rapih rambut yang sudah wangi terkena shampo.
Setelah itu dia mencari beberapa benda miliknya. Diantaranya, kunci mobil, handphone, dompet dan tak lupa jaket kulit kesayangannya. Setelah dirasa lengkap, dia keluar kamar.
Keltrak
Arini membuka tutup rak kitchen mencari gelas juga teh. Arini ingin membuat teh karena kerongkongannya cukup kering sejak tadi.
"Ngapain kamu disitu?" Andre menatap sinis Arini yang sedang berada di dapur.
"Nyari teh. Dimana kamu menyimpannya?" Sudah beberapa kali Arini membuka rak kitchen dan membuka kulkas, isinya ternyata kosong.
Aku lupa tak pernah mengisi kulkas juga dapur. Jadi meski dia sudah berusaha mencarinya, pastinya tidak bakal ketemu.
"Kamu beli saja di bawah! Di sana ada cafe. Kamu bisa ngenteh, ngopi juga makan. Aku tak mau apartemen ini jadi berantakan dan beraroma lain." Ucap Andre sambil berjalan mendekati pintu.
"Hei.. kamu mau kemana?" Arini menatap aneh penampilan Andre yang sudah berpenampilan rapih.
"Aku peringatkan jangan campuri urusanku!" Mata Andre menyalang, dia tak mau Arini ikut campur atas urusannya.
Andre pun melengos meninggalkan Arini yang masih berdiri.
Aish... dasar kampret. Memangnya dia mau kemana? Apa kata orang jika malam pertama dia malah keluyuran.
Kenapa gue diem saja? Mending gue susul aja tuh si Andre. Curiga kemana dia akan pergi
Dengan penampilan kaos hudy dan celana santai jins juga sandal capit, Arini menyusul Andre keluar .
Karena terburu-buru, handphone dan dompetnya Arini tertinggal di dalam apartemen. Dia baru teringat ketika dia sampai di area parkir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Iya kaya kampret emg😂
Yaudh arini km hrs punya pcr bikin suamimu itu cemburuu
2024-10-15
1
💞Amie🍂🍃
Fav n sub udah mndrat ya kak, jangan lupa mampir
2023-11-24
0
Mommy QieS
like subscribe n setangkai 🌹 untuk mu, Kak.😊😘😘
2023-02-03
2