Untuk menghindari emosinya Andre buru-buru pergi ke kantor.
"Kenapa pak? Wajah anda seperti habis begadang, kusut?" Gery sang asisten melihat wajah tampan Andre seperti kehilangan aura.
"Bukan begadang lagi. Pikiranku mumet. Aku butuh vitamin." Andre memijat-mijat keningnya yang terasa berdenyut.
"Anda.. mau soft terapi mungkin? Untuk mengendurkan ketegangan." Gery yang terbiasa menemani pelanggannya tahu betul tempat-tempat spa atau massage yang cocok untuk kaum elit.
"Sekarang kerjaan banyak tidak?" Andre meski dalam keadaan sakit kepala, tak mau tanggungjawabnya pada perusahaan jadi terbengkalai. Dia ingin membuktikan pada kedua orangtuanya bahwa dirinya mampu.
"Bisa dicancel pak. Kebetulan hari ini ada meeting yang bisa zoom kalau bapak mau. Dan yang lainnya saya bisa meng-handle. Kalau bapak sudah mendingan tinggal dicek kembali." Gery asisten yang lumayan cekatan. Cocok sekali bersanding dengan Andre. Bahkan bisa dikatakan asistennya lebih pintar dari sang bos. Ya. menang di doku aja sama sih bos.
"Oke.. antarkan aku ke tempat spa.. aku ingin terapi. Badanku serasa lelah pikiranku juga serasa kaya baling-baling." Andre mengeluhkan apa yang dirasakannya.
Gery malah tersenyum tipis ingin menertawakan penderitaan bosnya.
Emang doraemon pak.. baling-baking bambu. Mereka aja gak pusing pake baling-baling. Atau jangan-jangan baling-baling itu sendiri adalah bapak.
Ngapain kamu kaya senyum-senyum gitu?" Andre sepintas melirik pada Gery yang sedang menyembunyikan senyumannya.
"Eh ga pa-pa pak. Itu tadi saya melamun dikit." Gery yang sudah seperti sahabat kadang tidak canggung untuk mengungkapkan isi hatinya.
"Melamun mesum?" Andre pernah memergoki Gery di satu club sedang men*** perempuan yang umurnya di atasnya. Tapi Andre tak berani bertanya. Menurutnya itu urusan privasi asistennya sendiri.
"Mmm.. gak lah.. masa mesum di kantor." Gery yang penampilannya lebih keren daei sang bos mengelak Andre. Ya Gery tipe cowok mandiri, metropolitan, dan kegantengannya itu tak kalah dari model-model luar. Bahkan Andre pun banyak diuntungkan untuk urusan penampilannya. Dia bisa membawa diri dimana pun berada.
Jangan salah.. pamor asistennya malah lebih terkenal dari sang bos. Tapi Andre bukan tipe orang yang ambil pusing untuk urusan begitu. Selama Gery bisa membantu pekerjaannya juga menguntungkan perusahaan ist Oke saja lah.
"Mari pak!" Gery membuka pintu mobil untuk Andre. Dia membawa mobilnya tidak menggunakan sopir pribadi. Hari ini Andre ingin ditemani Gery. Dia sengaja mengajaknya, karena Andre membutuhkan teman bicara di luar kantor dan juga bisa dipercaya.
"Elu sering kesini Ger.?" Ucap Andre melihat tempat spa yang nyaman. Cocok untuk merelaksasi kan otot-ototnya juga memanjakan mata.
"Ya.. sering sih enggak. Cuman seringnya mengantar." Jawab Gery santai.
Dua orang cowok ganteng ini segera disambut oleh pelayanan setelah sebelumnya melakukan reservasi.
"Elu sering nganter siapa emang?" Andre menoleh ke sebelah Gery. Keduanya sedang mengganti bajunya dengan handuk pendek agar memudahkan badannya dipijat.
"Ya siapa aja yang mau kesini." Jawab Gery yang sepertinya sudah pengalaman sering datang ke tempat spa ini. Dia berjalan tanpa diarahkan lagi oleh pelayanan.
Andre hanya mengikuti langkah Gery. Lalu Gery pun masuk ke sebuah ruangan yang terdapat meja yang diatasnya ada sebuah matras khusus memijat. Wangi ruangan itu begitu wangi menenangkan. Apalagi di depannya disuguhi dengan taman. Ya dinding depan ruangan itu sengaja dibuat dengan kaca agar tembus pandang keluar tapi dari luar tak bisa tembus.
"Maaf.. tuan-tuan. Apakah anda sudah siap untuk dipijat?" Ucap kepala pelayanan di sana dengan suara merdunya.
"Mmm." Gery dan Andre yang sudah tengkurap menjawab pendek.
"Oke. Kami akan siap memulai. Dua orang wanita dengan seragam khusus masuk ke dalam ruangan itu. Mereka dengan menenteng minyak aroma terapi sudah siap memijat tubuh dua lelaki di depannya.
Perlahan-lahan keduanya mengurut dan memijat jari-jari kaki setelah mengolesi tubuh keduanya dengan minyak aroma terapi. Perlahan Andre dan Gery pun menikmatinya. Tak terasa mereka pun ikut larut sampai tertidur.
Di lain tempat Arini masuk ke apartemen dengan membawa semua belanjaannya dibantu empat orang sewaan yang ikut membawakan semua belanjaan dan menatanya sesuai Arahan Arini.
Selah satu jam menata dan memasukan barang-barang belanjaan, kini apartemen ini lengkap sudah dengan semua aneka makanan dan kebutuhannya.
Arini menghempaskan tubuhnya di atas sofa karena lelah seharian berbelanja. Dan akhirnya dia pun tertidur.
Setelah satu jam berlalu Arini pun mengerjapkan matanya. Dia melihat pada jam dinding yang menempel di atas tembok. Lalu dia bangun dan melangkah ke kamarnya.
"Wah... kamar aku jadi rapih begini???" Arini membelalakan matanya melihat kamarnya rapih dan wangi. Tidak seperti ketika dia meninggalkannya tadi pagi ketika pergi ke rumah sakit.
"Apa Andre yang membersihkan kamarku?" Arini masih mengelus-ngelus spreinya yang halus dan wangi. Semua pakaian kotornya pun sudah tak ada lagi di lantai berserakan.
Arini kini sedang memasukan semua barang belanjaannya mulai baju, sepatu, sandal dan tas juga perhiasan ke dalam wardrobe yang ada di dalam kamarnya.
"Aku mau memasak dahulu. Setelah beres memasak nanti aku mandi dan menata meja makan untuk menyambut suamiku pulang." Arini ingin melaksanakan perannya sebagai seorang istri. Meski tadi malam mereka belum bisa beradaptasi, tapi setidaknya Arini mempunyai keinginan untuk menjadi istri yang terbaik agar suami bisa menerima takdir dari rumah tangganya seperti dirinya.
Ya Arini memulai aksinya. Dia yang mempunyai hobi lain yaitu memasak, sangat menikmati pekerjaan memasaknya. Badanya yang sesekali bergoyang ke kiri dan ke kanan terlihat lucu. Dia bernyanyi sambil memainkan pisau juga alat masak dengan cekatan.
Satu jam berlalu Arini selesai masak. Dia tersenyum melihat hasil masakannya dengan penuh kesenangan.
"Sekarang aku mau mandi dan berdandan cantik. Biar nanti pas dia pulang, dia betah di rumah." Arini kembali berdendang menuju kamarnya. Aura kebahagiaan sedang menyelimuti Arini.
Di lain tempat Andre dan Gery masih asik menikmati rendaman air hangat yang telah dicampur minyak esensial juga bunga-bunga setelah tadi dua jam lamanya mereka dipijat.
"Ger.. ngomong-ngomong elu punya pacar tidak?" Andre ingin berbicara masalah dirinya tapi bingung harus mulai darimana.
"Tidak. Memangnya kenapa?"
"Mmm.. gak."
"Bapak lagi ada masalah?"
" Ya begitulah kamu tahu kan Renata? Aku.. ingin menikah dengannya. Tapi orang tuaku malah menjodohkan aku dengan perempuan yang lain." Gery yang tidak tahu bosnya sudah menikah, menoleh ke samping.
"Lalu?
"Iya.. gue bingung Ger.. sekarang gue udah married. Gue mesti gimana?"
"Ya ampun jadi kemarin bapak absen karena itu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Bisikan_H@ti
Arini benar ² borong 😅😅
2023-03-25
1
Sunmei
2lije hadir k
2023-02-15
1
kookv
semoga yang diharapkan Arini ga sia2...
2023-02-05
1