Tragedi malam pengantin

PoV Arini

Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. Penantianku selama 17 tahun atas perjodohanku kini berakhir. Betapa senangnya aku hari ini. Kutatap foto calon suamiku, hmmm... dia ganteng juga. Tapi..bagaimana dengan sikapnya ya? Apa dia baik? ramah? Atau malah sebaliknya?

Apa dia juga seperti aku yang tak sabar menantikan hari ini? Mudah-mudahan kami bisa beradaptasi meski kami menikah lewat perjodohan.

Hatiku serasa plong... begitu dia mengikrarkan janji ijab kobul di hadapan penghulu. Mungkin tadi dia yang gemetaran sebelum membaca ijab kobul. Sekarang malah aku yang gemetaran yang sudah sah menjadi istri.

Aku dipapah ke ruang tamu untuk disandingkan di depan penghulu. Keringat dingin mulai bercucuran. Apalagi ketika tanganku menyentuh tangan dia yang sama-sama dingin. Aku mencium tangannya yang lebih besar dari tanganku dengan takzim.

Nyess... rasanya, begitu dia membalas mencium keningku. Aku baru bisa melihat wajahnya dari dekat. Aslinya dia lebih tampan dari foto. Matanya yang sendu kulitnya yang putih juga bulu-buku halus yang rapih terpampang jelas di wajahnya.

Alhamdulillah... semoga rumah tangga kami rukun. Semoga kami bisa mengarungi bahtera rumah tangga dengan akur dan makmur. Itulah yang kupanjatkan ketika dia memasangkan cincin di jari manisku.

Ya acara pernikahan kami memang sederhana. Kami hanya mau saudara-saudara dekat saja yang hadir. Dan beberapa tetangga saja yang diundang. Bahkan teman-teman kerja pun tak ada satupun yang diberitahu. Karena itu adalah permintaan suamiku sendiri. Entah kenapa dia ingin merahasiakan identitasnya dari banyak orang. Padahal kalau secara materi dia bukan orang tak mampu. Meski dia memberikan mahar yang lumayan besar yaitu sejumlah 1milyar tapi bukan itu yang menjadi tujuan pernikahan kami. Meski kami dijodohkan sejak kecil aku akan berusaha menerima dengan ikhlas meski aku tak tahu dia seperti apa sifatnya.

Ya suamiku ingin kami bermalam di apartemennya. Meski keluargaku sudah menyiapkan kamar pengantin yang lumayan wah.. akhirnya kamar itu aku tinggalkan demi keinginan suamiku. Aku akan mengikuti kemana pun dia pergi. Karena sejak ijab kobul diikrarkan aku sudah terikat di langit sebagi istri yang harus patuh pada suami.

Entah kami merasa canggung atau apa, sepanjang perjalan menuju apartemen kami hanya berdiam. Hanya deru nafas kami dan jantung kami yang seolah terdengar oleh telinga. Aku pun malu untuk berbasa-basi memulai pembicaraan.

Ya biarlah.. mungkin dia menunggu setelah kami masuk di apartemennya.

Dengan menggeret kopor, aku agak kesulitan berjalan. Karena gaun pernikahanku belum sempat diganti. Begitu selesai acara bersalaman, suamiku meminta ingin segera pergi dari rumahku.

Bahkan perutku belum sempat menikmati makanan pesta yang disediakan keluargaku. Aku baru mengisi sarapan pagi saja sebelum dirias. Aku berusaha bersabar dan memaklumi sikap suamiku yang mungkin saja dia agak malu untuk menghabiskan malam pengantinnya di rumahku. Mungkin kalau di tempat terpisah, dia bebas berekspresi. he he... itu yang ada dalam pikiranku sekarang.

Kami masuk ke dalam apartemen bersama. Selain debaran jantungku yang kian cepat, aku melihat takjub isi apartemennya. Selain besar, perabotannya begitu bagus dan bersih. Wewangian di dalam apartemennya begitu kuat tercium di hidung. Aku menduga dia suka kebersihan dan kerapihan. Benar-benar laki-laki unik.

Kami duduk berhadapan di sofa empuk nan elegan. Terus-terang, aku deg-degan ditatap suamiku dengan matanya yang tajam menyorot. Ini kali pertama jantungku seperti dipanah. Aku tak berani mengangkat wajahku dan bersitatap dengannya.

Dia berdehem untuk memulai berbicara. Penampilannya nampak berwibawa. Aku semakin gugup dekat dengannya.

Telinga dan hatiku sedang disiapkan untuk mendengar. Ya.. antara gugup, senang dan takut kini berselimut di hati dan pikiranku. Ini pengalaman pertama aku dekat laki-laki. Karena sejak 17 tahun yang lalu aku selalu menjaga pergaulanku, menutup hatiku untuk laki-laki manapun demi perjodohan ini. Aku tak ingin mengecewakan orang tua dan suamiku sendiri nantinya.

Bibirnya mulai bergerak dan suaranya yang bariton mulai keluar dari bibir sang pemilik. Kata demi kata aku dengarkan dengan serius. Tapi kata-kata yang keluar dari suamiku makin kesini terasa seperti pisau bedah. Membelah rasa dan mulai mencabik-cabik tubuhku.

Sakit dan terluka yang tak berdarah. Aku hanya diam. Tak tahu harus merespon apa awalnya. Tapi aku tak bisa diam ketika dia berlaku egois.

Ya aku bisa mengahafal dengan lengkap kata-kata nya yang merasa terbebani oleh perjodohannya. Apalagi dia sempat terbebani dengan kelebihanku. Apakah selama ini dia menjadi kesusahan karena aku?

Kenapa?

Kenapa harus begitu? Aku belum mengerti kenapa dia harus minder? Apa dia nyaman dengan pacarnya disebabkan aku?

"Oh my God.. "

Buat apa dia menjadi lelaki lemah gara-gara aku? Apa salahku? Apa aku harus jadi perempuan bodoh agar suamiku percaya diri?

Itu kegilaan yang dibuat-buat.

Aku baru tahu kalau keluarganya ada hutang budi dengan keluargaku. Selama ini umi dan abi tak pernah membicarakan apapun tentang masa lalu suamiku. Lalu hutang budi apa yang membuatnya begitu tersiksa?

Ya... yang tadinya aku gembira dengan pernikahan ini. Kini semuanya runtuh. Hatiku semakin sakit mendengar ocehan recehnya yang terdengar seperti orang bodoh yang egois. Aku berniat pulang ke rumah tapi dia melarang ku pergi. Aku sangat emosi. Aku tidak bisa menerima semua aturan mainnya. Kamu kira pernikahan ini bisa dipermainkan seenak perutnya apa?

Ya aku berusaha menekan emosi. Aku tak ingin malam pengantin ini rusak gara-gara aku tidak tenang.. Aku mengikuti perintahnya masuk ke kamar meski hatiku sakit. Setelah menuntaskan kesedihanku, aku tak boleh larut. Aku mandi dan shalat juga berganti pakaian. Aku keluar kamar dan pergi ke dapur untuk membuat air teh karena kerongkonganku sangat kering.

Ini dapur apa display sih? Semua isi rak hanya berisi gelas. Kulkas pun kosong melompong. Semua alat glowing seperti masih baru. Bahkan untuk minum saja aku bingung. Apa selama ini dia alien yang gak pernah makan dan minum? Apa saking gila kebersihannya segini kosongnya dengan makanan.

Ketika suamiku hendak pergi, entah kenapa aku panik tak mau ditinggalkan. Aku berlari menyusulnya. Namun sayang langkah ku kalah cepat.

Kuputuskan untuk kembali ke apartemennya untuk mengambil handphone juga dompet. Sialnya aku lupa tidak menanyakan password pintu apartemennya. Di malam pengantin aku tertidur di luar sampai seseorang membangunkanku.

Aku memutuskan pergi ke bagain security untuk meminta bantuan. Seorang security menelpon suamiku.

Ya *******-******* manja yang terdengar dari seberang telepon memperjelas sedang apa suamiku sekarang.

Sakit hatiku mendengar itu.

Terpopuler

Comments

Mom La - La

Mom La - La

1 M ???
nilai yg sgt fantastis !!!

2023-03-17

1

Bisikan_H@ti

Bisikan_H@ti

mengsedih😭😭

2023-03-04

0

Bisikan_H@ti

Bisikan_H@ti

OMG 1 M?

2023-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Menjadi orang asing dalam satu ikatan
2 Mendadak lupa
3 Terjebak
4 Aku pulang
5 Tragedi malam pengantin
6 Seperti maling
7 Olahraga pagi
8 Usaha
9 Tak tahan bau
10 Sakit mata
11 Diam-diam menghanyutkan
12 Yesss
13 Matamu
14 PoV Andre
15 Penyesalan.
16 Dokter kesayangan
17 Nervous
18 Musibah membawa hikmah
19 Tersiksa
20 Ranjang kesayangan
21 Dia kan bukan single?
22 Bos arogan
23 Kepergok
24 Pencarian
25 Jodoh takkan lari kemana
26 Ingin healing
27 Ide gila
28 Kemana..
29 Calon ibu
30 pilihan
31 Kenyataan yang mulai terbuka
32 Kembalilah anakku
33 Berpetualang
34 Hiburan ala dokter
35 Mencari hotel murah
36 Mirip
37 Jejak
38 Ketahuan
39 Dibalik kemiskinan
40 Vila oh vila..
41 Dewi penolong
42 Gercep
43 Yang dicari ada di depan mata.
44 Susah takluk
45 Kepergok
46 Mengalah demi perpisahan
47 Kembali
48 Niat terselubung
49 Pulang ke rumah
50 Mengukir harapan
51 Harapan
52 Kata ampuh yang membuat jatuh
53 Mencoba mengingat
54 Jadi buruh
55 Canggung
56 Gugup
57 Damai hatiku
58 Menjadi asing
59 Menjadi orang lain
60 Tanggung jawab
61 Pengumuman
62 Kecewa
63 Cinta tak bisa dipaksa
64 Mendua tak lebih baik
65 Hidup dalam. pura-pura
66 Kejelasan
67 Maafkan
68 Bertandang
69 Suara yang sama
70 Beruntung
71 Daftar penggemar
72 Pacar
73 Pe de ka te
74 Galau
75 Prasangka
76 Mencari bukti
77 Bukti mulai terbuka
78 Janda tapi perawan
79 Ingin abai
80 Rasa
81 Draft
82 Bibit Cinta
83 Serpihan hati yang terluka
84 pengumuman
85 Amarah
86 Kecurigaan
87 Menanam kebencian
88 Telat jatuh cinta
89 Nekad
90 Tekad Edward
91 Sebuah keinginan
92 Penculikan
93 Kabut gelap
94 nafsu terkutuk
95 Kembali kepangkuan ibu
96 Kiriman foto Syur
97 Pencarian
98 Tersadar
99 Membujuk
100 Titik awal
101 Harapan yang pupus
102 Sekeping harap
103 kembali ke rumah
104 Penyesalan
105 Pecundang
106 Hidup segan mati pun segan
107 Pertemuan terakhir
108 Selamat jalan
109 Sama-sama berjuang
110 Curi pandang.
111 Bibit cinta
112 Lesu
113 Ada apa dengamu
114 Penyesalan selalu datang terlambat
115 Tersihir
116 Menggoda
117 Ada maunya
118 Tebakan jitu
119 Ingin sendiri
120 Gosip percintaan
121 Sebuah Rasa
122 Kembali ke Jakarta
123 Menyusul
124 Cemas
125 Main detektif
126 Banci
127 Memantau
128 Penolong
129 Semangat baru
130 Arini Hamil
131 Kehidupan baru
132 Anak siapa?
133 Ingin bertanggungjawab
134 Mencoba
135 Satu. syarat
136 Ingatan yang kembali
137 Bocah tampan
138 Mana orangtuanya?
139 Nama panggilan
140 Selalu saja ada saingan
141 Sakit hati
142 Jangan paksa kesabaranku hilang
143 Tidak rela
144 Menghilang
145 Diculik
146 Tak percaya
147 Hantu atau bukan
148 Pencarian
149 Kesepakatan gila
150 Masa lalu
151 Seperti apa masa lalu
152 Maaf yang tak termaafkan
153 Deal
154 Rebutan
155 Reuni keluarga
156 Angan yang tertunda
157 Sebatas wajar
158 Sebuah permohonan
159 Tidak siap
160 Penyesalan selalu datang di belakang
161 Ingin menyerah
162 sikapku
163 Benci tapi rindu
164 Sebuah rahasia
165 Obat rindu
166 Pamit pulang
167 Hati yang tertinggal
168 Melayang
169 Bucin
170 Hasrat yang hadir
171 Posesif
172 Bahagianya punya anak
173 Pawang
174 Ayah siaga
175 Drama cemburu
176 Masa lalu dan masa depan.
177 Curiga
178 Trauma masa lalu
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Menjadi orang asing dalam satu ikatan
2
Mendadak lupa
3
Terjebak
4
Aku pulang
5
Tragedi malam pengantin
6
Seperti maling
7
Olahraga pagi
8
Usaha
9
Tak tahan bau
10
Sakit mata
11
Diam-diam menghanyutkan
12
Yesss
13
Matamu
14
PoV Andre
15
Penyesalan.
16
Dokter kesayangan
17
Nervous
18
Musibah membawa hikmah
19
Tersiksa
20
Ranjang kesayangan
21
Dia kan bukan single?
22
Bos arogan
23
Kepergok
24
Pencarian
25
Jodoh takkan lari kemana
26
Ingin healing
27
Ide gila
28
Kemana..
29
Calon ibu
30
pilihan
31
Kenyataan yang mulai terbuka
32
Kembalilah anakku
33
Berpetualang
34
Hiburan ala dokter
35
Mencari hotel murah
36
Mirip
37
Jejak
38
Ketahuan
39
Dibalik kemiskinan
40
Vila oh vila..
41
Dewi penolong
42
Gercep
43
Yang dicari ada di depan mata.
44
Susah takluk
45
Kepergok
46
Mengalah demi perpisahan
47
Kembali
48
Niat terselubung
49
Pulang ke rumah
50
Mengukir harapan
51
Harapan
52
Kata ampuh yang membuat jatuh
53
Mencoba mengingat
54
Jadi buruh
55
Canggung
56
Gugup
57
Damai hatiku
58
Menjadi asing
59
Menjadi orang lain
60
Tanggung jawab
61
Pengumuman
62
Kecewa
63
Cinta tak bisa dipaksa
64
Mendua tak lebih baik
65
Hidup dalam. pura-pura
66
Kejelasan
67
Maafkan
68
Bertandang
69
Suara yang sama
70
Beruntung
71
Daftar penggemar
72
Pacar
73
Pe de ka te
74
Galau
75
Prasangka
76
Mencari bukti
77
Bukti mulai terbuka
78
Janda tapi perawan
79
Ingin abai
80
Rasa
81
Draft
82
Bibit Cinta
83
Serpihan hati yang terluka
84
pengumuman
85
Amarah
86
Kecurigaan
87
Menanam kebencian
88
Telat jatuh cinta
89
Nekad
90
Tekad Edward
91
Sebuah keinginan
92
Penculikan
93
Kabut gelap
94
nafsu terkutuk
95
Kembali kepangkuan ibu
96
Kiriman foto Syur
97
Pencarian
98
Tersadar
99
Membujuk
100
Titik awal
101
Harapan yang pupus
102
Sekeping harap
103
kembali ke rumah
104
Penyesalan
105
Pecundang
106
Hidup segan mati pun segan
107
Pertemuan terakhir
108
Selamat jalan
109
Sama-sama berjuang
110
Curi pandang.
111
Bibit cinta
112
Lesu
113
Ada apa dengamu
114
Penyesalan selalu datang terlambat
115
Tersihir
116
Menggoda
117
Ada maunya
118
Tebakan jitu
119
Ingin sendiri
120
Gosip percintaan
121
Sebuah Rasa
122
Kembali ke Jakarta
123
Menyusul
124
Cemas
125
Main detektif
126
Banci
127
Memantau
128
Penolong
129
Semangat baru
130
Arini Hamil
131
Kehidupan baru
132
Anak siapa?
133
Ingin bertanggungjawab
134
Mencoba
135
Satu. syarat
136
Ingatan yang kembali
137
Bocah tampan
138
Mana orangtuanya?
139
Nama panggilan
140
Selalu saja ada saingan
141
Sakit hati
142
Jangan paksa kesabaranku hilang
143
Tidak rela
144
Menghilang
145
Diculik
146
Tak percaya
147
Hantu atau bukan
148
Pencarian
149
Kesepakatan gila
150
Masa lalu
151
Seperti apa masa lalu
152
Maaf yang tak termaafkan
153
Deal
154
Rebutan
155
Reuni keluarga
156
Angan yang tertunda
157
Sebatas wajar
158
Sebuah permohonan
159
Tidak siap
160
Penyesalan selalu datang di belakang
161
Ingin menyerah
162
sikapku
163
Benci tapi rindu
164
Sebuah rahasia
165
Obat rindu
166
Pamit pulang
167
Hati yang tertinggal
168
Melayang
169
Bucin
170
Hasrat yang hadir
171
Posesif
172
Bahagianya punya anak
173
Pawang
174
Ayah siaga
175
Drama cemburu
176
Masa lalu dan masa depan.
177
Curiga
178
Trauma masa lalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!