Alif menemui Aina sangat pagi setelah sholat subuh dia pulang untuk tidur tidak biasa tidur di ruangannya jadi Alif pulang, Alif masuk melihat Aina dengan mukena karna sebelum pulang Aina meminta mukena nya,Alif duduk di brandar Aina menaik kan satu kaki nya dan menepuk tangan Aina pelan yg selesai doa
"Pagi"ujar Alif tersenyum
"Subuh kali tumben pagi sekali ke sini bukan nya kamu susah bangun"ujar Aina
"Cemas pada mu ngak ada yg jagain"ujar Alif
"Hhmm udah berani banget pegang pegang"ujar Aina melirik tangan nya
"Iya dong halal"kekeh Alif
"Nyebelin "Sebal Aina
"Alif kapan aku bisa pulang "ujar Aina dia sangat pegal terus berbaring
"Tunggu sembuh"ujar Alif
"Mau makan ngak"ujar Alif lagi
"Tidak "ujar Aina
"Malah pegal baring terus"ujar Aina lagi
"Biar aku pijitin "ujar Alif membantu Aina berbaring menyamping lalu Alif memijit pinggang Aina
"Duduk biar enek"ujar Alif membantu Aina duduk
"Sstt perih"ucap Aina memegang dadanya
"Aku lihat dulu ya"ujar Alif menatap Aina
"Apa aku boleh melihat aurat mu sekalian aku bersihkan badan nya biar ngak lengket"ujar Alif
"Pada saat operasi siapa yg bantu dokter Avantika"tanya Aina
"Aku"ujar Alif
"Tapi ngak lihat yg lain selain pokus pada hati mu yg ada nama Alif"ujar Alif tertawa
"Nyebelin banget sih"ujar Aina lalu melepaskan mukena nya ya Alif juga sudah jadi suami nya
"Wah kamu cantik juga ternyata"kekeh Alif
"Keturunan ku cantik semua"ujar Aina tersenyum Alif melihat dada Aina
"Aina kamu tidur ngak ribet kan"tanya Alif menatap Aina
"Semalam rasa nya pegel jadi aku tidur menyamping "ujar Aina pelan
"Jahitannya terbuka bentar"ucap Alif mengambil tampan lalu memakai sarung tangan
"Lif ngak di bius sakit nanti"ujar Aina
"Bentar aja hanya satu jahitan terbuka "ujar Alif mulai pokus pada jarum nya Aina merasa nyeri di dadanya
"Udah selesai "ujar Alif tersenyum mengancing kan baju Aina dan meletakkan nampan nya
"Aku pijitin jangan nolak"ujar Alif duduk di belakang Aina memijit bahu Aina dan kepala Aina setelah itu Alif mengambil tisu basah mulai mengelap leher Aina mengosok lengan Aina dan wajah Aina, Alif turun membuang sampah itu
"Mau baringan pusing"lirih Aina ,Alif membantu nya berbaring masih duduk di samping Aina dengan kaki satu naik ke brandar
"Aina mau rasain cium bagaimana "ucap Alif cengengesan Aina melotot mencubit tangan Alif
"Jangan aneh"ujar Aina dia malu harus di cium Alif
"Bentar aja ngak cium bibir kok cium pipi aja"ucap Alif
"Apaan sih"ujar Aina nolak
"Mau rasa kan"ujat Alif lalu mengecup pipi Aina dengan cepat
"Iss Alif"ujar Aina pipinya jadi merah dia memeluk Alif malu
"Sehangat ini di peluk sama Aina jika begitu dari dulu"batin Alif tersenyum mengelus kepala Aina
"Udah puas kayak gitu rasanya"ujar Alif cengengesan
"Dasar bocah tengik"ucap Aina malu
"Aku mau tugas dulu nanti mama ngantar makanan"ujar Alif menyerah kan pada Aina jilbabnya lamu Alif pergi
"Dasar Alif aneh aneh saja pikiran nya"ucap Aina tersenyum malu
Karna rasa pegal dan bosan jadi Asma Zenap dan Syifa mengajak Aina keluar dengan kursi roda hanya di depan rumah sakit biar Aina juga merasakan udara segar di pagi hari
"Sekalian makan ya Aina"ujar Asma membuka rantang isi nya bubur
"Ngak ma"tolak Aina
"Kenapa sayang mau mama suapin"ujar Zenap mengengam tangan Aina
"Ma aku ngak lapar belum mau makan"ujar Aina
"Aina harus makan biar ngak sakit lagi lihat tubuh mu kurusan "ujar Syifa
"Aku ngak nafsu tan nanti aja makan nya"ujar Aina ngak nafsu makan nya
"Ya udah jika ngak mau"ucap Asma menutup lagi rantang nya
"Tan apa kak Nur sama kak Abi mau cerai"tanya Aina serius
"Ngak sih jadi pada saat kamu meninggal dan berada di ruang mayat itu Abi mengatakan cinta jadi karna itu dia mau cerai pada Nur dan nikah sama kamu tante bilang jika Kamu mau menikah maka kami akan cerai kan tapi jika tidak ya dia harus menerima pernikahan ini"jelas Syifa
"Aku sempat meninggal"tanya Aina
"Iya mati suri"ucap Zenap
"Kamu menolak Abi kenapa kalian dekat kan"ujar Syifa menatap Aina
"Tidak tan aku hanya menganggap Abi hanya kakak ipar"ujar Aina
"iya tapi mereka akan cerai"ucap Syifa
"Ya aku kan udah nikah sama Alif"ujar Aina masih menatap arah lain Syifa tersenyum kecil
"Bukan nya Abi ngajak kamu nikah sebelum Alif ngajak kamu nikah"ucap Syifa
"Ahh tante aku mau berdiri"ucap Aina menurunkan kaki nya Syifa terkikik memukul bahu Zenap
"Cuaca pagi ini lucu ya"ujar Asma tertawa
"Tidak juga malah cerah"ucap Aina membuat ketiga perempuan itu hanya tersenyum Aina berdiri melangkah dengan pelan
"Aina kenapa ngak pakai sendal nya"ujar Zenap melihat kaki Aina telanjang
"Ngak apa ma aku mau rasain tanah ini"ucap Aina berdiri berjalan bahkan oksigen nya dia lepas
"Aina"panggil Avantika
"Lho mau jenguk aku"ujar Aina tersenyum
"Tidak kebetulan mau ketemu sama dokter Leon untuk mengurus beberapa obat rumah sakit"ucap Avantika
"Wah aku senang lihat nya"ujar Avantika tersenyum
"Alhamdulillah aku sehat"ujar Aina tersenyum
"Aku duluan ya"ujar Avantika berlalu
"Hai"sapa seseorang
"Jadi pasien"kekeh nya
"Iya "ucap Aina
"Iya sih kamu ternyata benar sakir cepat sembuh"ucap Ragil
"Terimakasih"ucap Aina lalu Zenap mendekat
"Ragil kamu juga di sini"ujar Zenap
"Iya tan"ujar Ragil tersenyum
"Hhmm"dehem Alif mendekat dia melipat tangannya di dada
"Saya mau memperkenalkan diri suami nya Aina"ucap Alif menatap Ragil
"Calon suami nya Aina"ujar Ragil santai Alif sangat kesal
"Awas kamu ya deket deket sama istri saya"kesal Alif
"Lagian becanda nya lucu"ujar Ragil tertawa
"Ragil maaf ya waktu itu Aina sempat menolak mu malah dia nikah sama Alif"ujar Zenap
"Nikah tan ya sayang sekali cewek secantik Aina harus nikah"ujar Ragil
"Kamu harus istirahat"ucap Alif menggendong Aina
"Alif "ujar Aina kaget tentu dia kaget atas apa yg Alif lakukan
"Semua Aina harus istirahat di kamar nya"ujar Alif berjalan meninggalkan ibu ibu itu
"Alif ngak harus kayak gini ada kursi roda"ucap Aina
"Harus"ucap Alif masuk lift menekan tombol lantai atas memeluk pinggang Aina
"Kamu kayak cemburu saja"ujar Aina santai
"Aku hanya menyelamatkan kamu saja"ketus Alif ,Aina gelagapan lalu memeluk lengan Alif
"Boleh kan"ujar Aina tersenyum
"Tentu saja "ucap Alif tersenyum mereka menuju kamar Aina untuk istirahat
###
Arysif menghadiri meeting bersama pimpinan cabang perusahaan karna atas keberhasilan mereka jika uang kerugian sudah kembali dan uang perusahaan sudah stabil Arsyif juga berniat mengadakan acara perusahaan untuk keberhasilan itu
"Nanti saya akan beri tau inti acaranya"jelas Arysif
"Siap tuan nanti kami akan segera datang kapan acara"ujar nya
"Baik meeting sampai di sini"ucap Arysif lalu semua berdiri dan bubar
"Tuan Arysif saya juga mengucapkan selamat atas keberhasilan nya"ujar Clarissa
"Ya terimakasih kenapa kamu yg datang"ucap Arsyif berdiri
"Iya papa ku ngak enak badan jadi aku mengantikan nya"ucap Clarissa mendekat dan memegang dasi Arysif
"Tuan Arysif hebat banget ya "ujar Clarissa menarik narik dasi Arysif
"Kamu suka ambil aja saya mau pulang"ucap Arysif melepaskan dasi nya lalu pergi
"Sial banget sih"geram Clarissa sebal
"Mau menggoda aku ternyata"ujar Arysif terkekeh dia segera pulang
"Humairoh perut nya masih sakit"tanya Arysif duduk di samping Humairoh yg berbaring seminggu ini dia mengalami datang bulan dan perut nya sakit dokter bilang itu efek kista nya akan keluar
"Ya bang sakit banget"ucap Humairoh berbaring menatap Arysif
"Jadi apa yg harus aku lakukan biar sakit nya hilang"ujar Arysif tidak tega melihat Humairoh
"Ngak apa bang"ujar Humairoh
"Apa ngak jenguk Aina"tanya Humairoh
"Tidak,Aina juga akan pulang jadi buat apa kita jenguk"ucap Arysif
###
Kemarin Aina di perbolehkan pulang tetap istirahat di rumah bisa rawat di rumah apa lagi Aina merasa bosan dengan rumah sakit jadi Alif memperbolehkan nya pulang.Alif berjalan pelan menuruni tangga dengan kemeja lengan pendek dan celana panjang nya
"Alif ,Aina sudah pulang kan"tanya Asma serius melihat Alif duduk untuk sarapan
"Iya ma"ucap Alif meneguk susu nya
"Terus di mana dia"tanya Asma memicingkan kan mata nya
"Di rumahnya lah"ujar Alif santai
"Lalu kamu di sini kenapa"ucap Asma lagi
"Ya ini kan rumah ku"ujar Alif memakan nasi goreng nya lalu Asma berlalu
"Harus nya kamu temenin Aina dia kan istri kamu"ujar Gio menasehati
"Hubungan aku dan Aina itu berbeda dari yg lain apa lagi kami menikah karna persahabatan jadi kami suami istri tapi tetap pada kehidupan masing masing"ujar Alif
"Ya ampun dapat dari mana pemikiran anak ini"ujar Gio menggeleng
"Ambil nih kamu mama usir dari rumah kamu pergi ke rumah Karten sana"kesal Asma melempar tas pada Alif
"Lho kenapa ma"ujar Alif kaget
"Kamu tanya kenapa astaghfirullah Alif kamu itu udah menikahi Aina setidaknya Aina kamu ajak ke sini atau kamu temani dia kamu mau Aina di goda Abi apa kamu tidak niat memperistri nya ceraikan saja Aina itu istri kamu"geram Asma
"Sekarang pergi kamu"ujar Asma menarik Alif dan mengusir anak nya itu
"Ma ma aku tidak salah"teriak Alif
"Tidak salah kepala mu pulang ke rumah istri mu"ujar Asma membuka pintu lalu menutup pintu lagi
"Anak itu menjengkelkan apa maksud nya"ucap Asma duduk
"Alif emang kayak gitu ma jangan di pikir kan dia hanya perlu pencernaan dari Aina "kekeh Leon
"Salah apa aku"gumam Alif mengambil tas nya masuk mobil
Aina bersender di kepala ranjang dengan buku yg dia baca ya dari pada dia ngak ada kerjaan mending dia manfaat kan waktu nya dengan menambah ilmu dengan membaca
"Aina ngak sarapan"tanya Arysif datang bersama Humairoh
"Ngak bang malas makan ngak nafsu"ucap Aina meletakkan buku nya
"Jadi gimana ya kayak nya hubungan Abi sama Nur masih dingin"ucap Humairoh duduk di samping Aina
"Karna aku ya kak"ujar Aina ngak enak
"Ngak juga sih hubungan rumit Abi sendiri yg buat"ujat Arysif
"Gimana kita manfaatkan saja jika bang Arysif mau pokus kesembuhan kak Hum bang Arysif suruh aja kak Nur kerja di kantor"ujar Aina
"Tapi kita kan tau Nur bagaimana"ucap Arysif
"Abang ganti aja kan Nur jadi asisten nya tapi tetap jika pekerjaan Abi asistennya"ucap Aina
"Maksud kamu Abi akan jadi Presdir nya biar ngak menyinggung perasaan Abi tapi Presdir nya aku Nur hanya menemani"ujar Arysif
"Ya seperti itu mana bagus"ujar Aina tersenyum
"Siap"ujar Arysif menemukan ide yg bagus
cklek
"Aina kenapa belum makan dari kemarin kamu tidak makan"ucap Zenap datang meletakkan tas Alif tadi Asma menelpon nya menjelaskan semua nya
"Ngak nafsu ma"ucap Aina
"Itu tas siapa"tanya Aina lagi
"Tas Alif dia emang bocah"ujar Zenap menjelaskan semua nya
"Bocah itu ngak boleh bisa dewasa apa pikiran nya hanya kedokteran saja"ujar Aina menggeleng
"Aina aku pamit dulu ya mau cek Humairoh lagi ke dokter lagi"ujar Aina
"Iya kak"ucap Aina ,Arysif segera pergi dengan Humairoh
"Aina "panggil Alif masuk
"Mama tinggal ya sekalian ambil sarapan"ujar Zenap lalu pergi
"Kamu kenapa lagi Alif"ujar Aina melipat tangannya
"Kenapa aku emangnya aku salah lihat aku di usir"tunjuk Alif pada tas nya
"Alif"ucap Aina menarik pipi Alif
"Kamu itu suami aku tentu mama Asma marah kamu sebagai suami ku tapi tidur nya terpisah hubungan suami istri itu hal yg suci tidak boleh di anggap mainan atau remeh kamu juga sebagai kepala keluarga belajar dewasa jangan kekanakan terus"ucap Aina
"Maaf ngak lagi "ucap Alif menepuk kepala Aina
"Kamu nya kekanakan"ujar Aina menggeleng
"Iya iya lain kali akan dewasa"ujar Alif tersenyum lalu Zenap masuk membawa makanan
"Ma aku kan ngak mau sarapan nanti aja"ucap Aina menolak
"Harus dong dari kemarin ngak makan"ucap Zenap
"Ngak nafsu"ucap Alif di angguki Aina
"Biar aku aja ma paksa dia kamu harus makan Aina biar tetap sehat ini salah sayu efek penyakit mu kamu harus tetap mengkonsumsi makanan sehat biar cepat sembuh dan cepat beraktivitas dengan benar"ucap Alif mengambil bubur dan mengambil kan nya menyuapi nya pelan memaksa Aina memakan nya Aina kelabakan apa yg Alif lakukan tentu dia kaget
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments