Menikahlah dengannya, aku sudah ikhlas.

"Kita masuk lagi! Calon suamimu pasti sudah menunggu."

Mereka kembali masuk ke dalam gedung setelah lama berbincang, saling mengatakan semua perasaan masing-masing. Viona juga menjelaskan alasannya menikah dengan Marshal. Awalnya Indra tidak terima mendengar alasan itu. Tapi, setelah Viona mencoba meyakinkannya, jika dia baik-baik saja, Indra mulai merasa tenang. Dia sangat menyayangkan keputusan Viona. Namun, semuanya sudah terjadi, Indra hanya bisa ikut menguatkan Viona dari belakang. Dan berharap kebahagiaan akan menghampiri Viona nantinya. Ya, walaupun dalam hatinya masih berharap jika dialah yang menjadi suaminya.

Mereka menghampiri Marshal yang sedang memegang guci di tangannya. Melihat detail ukiran guci sendirian, karena koleganya sudah pamit sejak tadi. Marshal menoleh ke arah Viona dan Indra yang mendekatinya.

"Terima kasih, sudah memberikan saya kesempatan untuk bicara dengan Viona." ujar Indra.

"Oh, sudah?"

Viona mengangguk membalas pertanyaan calon suaminya.

"Kalau begitu, saya permisi dulu, Tuan." Indra berlalu setelah mendapat anggukan dari Marshal. Namun, sebelum benar-benar pergi, dia mendekati Viona. Mengusap tangan Viona lembut. "Doakan aku supaya cepat menemukan penggantimu! Menikahlah dengannya, aku sudah ikhlas." Dan dia pergi dari sana.

Marshal memandangi Viona dengan banyak pertanyaan berkecamuk dalam benaknya. "Kemari!"

Viona mendekat pada Marshal dengan bingung. Laki-laki yang menjadi calon suaminya itu memperlihatkan guci yang sedang dipegangnya pada Viona. Sangat cantik terbuat dari tanah liat dan diukir sedemikian rupa menjadi sebuah guci yang mempunyai nilai estetika yang tinggi dan bernilai mahal tentunya.

"Ini bagus tidak?"

"Bagus." Viona meneliti ukirannya. Memang sangat bagus dan terlihat mewah. Orang yang membuat guci kecil itu pasti mempunyai jiwa seni yang sudah tidak bisa dikatakan biasa.

"Suka?" Marshal kembali bertanya. Viona mengernyit memandangi Marshal dan guci bergantian. "Jika kamu suka, aku akan membawanya pulang. Nanti aku taruh di rumah kita," jelas Marshal yang menyadari kebingungan Viona.

Mengangguk untuk membalas ucapan Marshal, Viona kembali terdiam. Dia masih belum bisa merasa nyaman jika berada di dekat Marshal. Viona mengulum senyum karena Marshal benar-benar membawa pulang guci yang tadi dilihatnya. Ternyata Marshal seperti ibu-ibu, asal lihat barang bagus, langsung bungkus.

****

"Yang tadi itu siapanya kamu?" tanya Marshal memecah keheningan saat sedang berada dalam mobil menuju rumah Viona.

Duduk bersampingan dengan Marshal di kursi penumpang. Viona melirik sejenak. "Hanya kerabat jauh, Tuan."

"Benarkah, hanya kerabat?"

Viona mengangguk dengan cepat. Indra memang hanya kerabatnya, kenapa Marshal harus bertanya seperti itu? Apa dia tidak percaya padanya?

"Jawab jujur, padaku! Siapa dia sebenarnya? Aku yakin, dia bukan hanya sekadar kerabat, kan?"

Alis Viona terangkat dengan bingung. "Kak Indra hanya kerabat saya, Tuan. Beneran!"

Marshal masih tidak percaya dengan ucapan Viona. Perkiraannya, Indra bukanlah sekadar kerabat bagi Viona. Melihat tatapan Indra saat memandangi Viona penuh rasa, Marshal yakin ada sesuatu di antara mereka. "Lalu, kenapa sikapnya terlihat berbeda padamu?"

"Berbeda bagaimana, Tuan?"

Marshal berdecak. Memandangi Viona dengan tatapan penuh. "Cara dia mengutarakan perpisahan, terlihat ada sesuatu yang mungkin terasa berat. Dia juga bilang, semoga cepat mendapat penggantimu dan sudah ikhlas jika kamu menikah. Maksudnya apa?"

Viona diam. Daya telusur Marshal cukup tajam. Dia bahkan masih mengingat kalimat yang Indra katakan saat pamitan. Sekarang Viona bingung harus menjelaskannya. Tidak mungkin semuanya dia katakan pada Marshal yang belum kama dia kenal.

"Heh! Jawab aku! Jelaskan semuanya dengan jujur padaku!"

"Semuanya, Tuan?"

Pletak!

Viona tersentak kaget saat sebuah sentilan mendarat di keningnya. Dia mengusap keningnya serta meringis pelan. Ada rasa kesal pada diri Viona saat memandangi Marshal yang menurutnya terlihat menyebalkan, jika sedang banyak mengatur seperti itu.

"Jelaskan semuanya! Secara detailnya! Jangan ada yang tertutupi!"

"Secara detail?" Viona malah kembali bertanya dengan mata membulat sempurna. Marshal sampai kesal melihatnya. Satu sentilan kembali mendarat di kening Viona. Putri Heru tersebut kembali meringis pelan. Rasa kesal mulai menjalar dalam dirinya. Dengan terpaksa dia menjelaskan semuanya pada Marshal. Mulai dari perjodohannya dengan Indra yang batal karena Viona menolak untuk menikah muda serta perasaan Indra yang tidak terbalaskan olehnya.

"Tapi, jika kulihat, dia orang bermartabat. Kenapa kamu menolaknya?"

Viona menghela napas dalam. Marshal ternyata termasuk orang yang suka mengorek kehidupan orang lain. "Memangnya perasaan bisa dipaksakan, Tuan? Saya tidak bisa menerimanya karena saya tidak pernah punya perasaan padanya."

"Tapi, kamu menerimaku. Apa kamu punya perasaan padaku? Mencintaiku misalnya?" goda Marshal menaik turunkan alisnya di depan Viona yang malah memalingkan muka. Mendengus dengan kasar.

"Jika bukan karena tuntutan, saya juga tidak akan menerima Anda, Tuan," gumamnya, tetap memalingkan muka ke luar jendela.

"Kamu bilang apa barusan?"

"Tidak, Tuan. Mungkin Tuan salah dengar."

"Awas saja jika kamu memaki aku diam-diam, perusahaan ayahmu akan aku tenggelamkan."

Viona mencibir dalam hati. Sepertinya hidup Viona tidak akan mudah setelah ini. Melihat sikap Marshal yang seperti itu, dia jadi tahu, jika nantinya hidup Viona akan terkekang dengan berbagai larangan. Viona menggeleng pelan di saat pikirannya malah membayangkan kehidupannya setelah menikah. Tidak mendapat kebebasan dan terus tertekan. Hufth ... dia tidak mau. Semoga saja apa yang dia pikirkan tidak terjadi.

****

Sepulang dari pameran seni, Marshal mengajak Viona untuk makan dulu di restoran. Ingin Viona menolak, tapi dia tidak berani. Perasaan segan terhadap Marshal kini menjadi penghalangnya dalam mengeluarkan suara. Dia takut Marshal tidak suka dengan sikapnya yang berlebihan.

Saat masuk restoran, tangan Viona ditarik oleh seseorang. Viona yang kala itu sedang berjalan berdampingan dengan Marshal, menoleh dengan kaget. Namun, senyuman terbit di bibirnya saat melihat siapa orang yang sudah menariknya tersebut.

Tiga laki-laki muda serta tampan. Mereka adalah teman Viona jika sedang kuliah. Satu di antara mereka mendekat, yang tak lain adalah orang yang menarik tangannya tadi.

"Makin cantik aja kamu, Vi. Ngapain ke sini?"

"Mau makan. Kalian ngapain?"

"Nongkrong!" sahut mereka bertiga dengan kompak. Viona sampai tertawa geli mendengarnya. Dia menggeleng pelan melihat ketiga teman sekampusnya itu menatapnya dengan sejuta godaan. Mata yang berkedip nakal dan senyuman yang sangat menyebalkan.

Melihat interaksi mereka, Marshal tidak suka. Dia langsung menarik tangan Viona supaya menempel di tubuhnya. Ketiga laki-laki tersebut mengernyit dalam. Dia baru sadar jika ada seseorang di samping Viona. Mereka tersenyum ramah meskipun tidak mengenalnya.

Viona melirik Marshal dengan kesal. Menjauhkan diri dengan cepat. Dia tidak mau dekat-dekat dengan Marshal. Selain tidak nyaman, dia juga memang tidak mau.

"Siapa?" tanya Reno, salah satu dari tiga laki-laki tampan yang sedari tadi manatapnya penasaran.

Viona melirik Marshal sebentar. Dia tidak tahu harus menjelaskan Marshal sebagai siapa. Belum dia menjawab pertanyaan Reno, Marshal sudah merangkul pundaknya dengan posesif.

"Kekasihnya Viona. Kalian siapanya, ya?"

Ekspresi kaget dari tiga pemuda itu begitu kentara. Mereka memandangi Viona tidak percaya dengan mulut menganga. Viona hanya menunduk menahan malu. Kenapa juga Marshal harus bilang seperti itu? Meskipun mereka akan menikah, tetapi seharusnya Marshal tidak berkata seperti itu di depan temannya. Mereka tidak pernah tahu jika Viona punya kekasih, karena dia memang tidak pernah berpacaran. Semua mahasiswa di kampus juga tahu hal itu. Viona tidak pernah sekali pun digosipkan menjalin hubungan, keculli dekat dengan Sendi. Karena kedekatannya dengan Sendi sudah terjalin sejak masih SMA.

"Ya ampun, Sweety ... aku terkejut banget. Hatiku sakit mendengarnya. Kukira kamu masih free, makanya kami terus mengejarmu. Tapi, eh, ternyata ...." seru Banu dengan logat lebay dibuat-buat seolah dia memang patah hati yang diangguki oleh kedua temannya.

Viona semakin menunduk malu. Ingin sekali dia berlari jauh dari sana sekarang. Dia menengadah melihat pada Marshal saat tangannya digenggam oleh calon suaminya. Diteguknya ludah dengan susah payah. Viona takut melihat tatapan tajam Marshal padanya.

Ketiga pemuda tersebut masih mengoceh tidak jelas. Mengungkapkan semua rasa patah hati mereka pada Viona. Mereka memang suka mengejar-ngejar adik dari Vino tersebut. Karena Viona gadis yang cantik, baik dan punya tingkat keramahan melebihi batas normal, dengan mudah dia mendapatkan gelar primadona dari semua orang yang mengenalinya.

Banyak yang mengejarnya, bahkan tidak jarang juga yang mengungkapkan perasaannya hingga banyak juga yang mengajaknya untuk menikah. Namun, Viona tetap teguh pada pendiriannya. Dia tidak mau menjalin hubungan sebelum menyelesaikan pendidikan. Sudah banyak pemuda yang ia tolak dengan halus, namun mereka tetap mengejarnya. Viona diamkan saja selama itu tidak terlalu mengusiknya. Tapi, jika terlampau kesal, Viona juga tidak jarang menghajar mereka sampai mereka kapok dan tidak lagi mengejarnya.

"Maaf, kami tinggal dulu, ya," pamit Marshal pada ketiga pemuda yang masih mengoceh tersebut. Dia tidak peduli terhadap sekitar dan langsung menarik tangan Viona untuk mengikutinya dan menjauh dari mereka.

"Jaga pandanganmu! Jangan berlebihan jika berhadapan dengan laki-laki lain selain aku!" tegur Marshal saat mereka sudah menjauh dari temannya Viona.

Viona berdecak pelan. Kenapa Marshal sangat suka sekali mengatur hidupnya? "Mereka hanya teman saya, Tuan. Kenapa Tuan melarang saya seperti ini?"

Marshal melototkan matanya tajam. "Sudah kubilang jangan pernah membantahku! Kamu ini tidak paham-paham juga. Pokoknya aku tidak mau melihatmu berlebihan terhadap pria mana pun lagi!"

Viona mendengus kesal. Siapa Marshal sampai dia berani berkata seperti itu? Wajar saja jika dia tersenyum dan menyapa temannya, kan? Kenapa Marshal malah melarangnya, seolah dia adalah pemilik Viona. Mereka memang akan menikah, tapi menurut Viona sikap Marshal terlalu berlebihan.

Bersabarlah, Nak! Sepertinya hidupmu mulai tidak akan bisa terasa lega lagi, batin Viona menyahuti.

Terpopuler

Comments

👑

👑

like

2020-12-16

1

DeputiG_Rahma

DeputiG_Rahma

like datang, kembali, hadir ,lagi.....😁🖐🖐🖐🖐🖐

2020-12-12

2

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

kudaratkan 10 like sampai sini❤️

2020-08-06

1

lihat semua
Episodes
1 Tawaran
2 Aku harus bagaimana?
3 Apa aku harus menyetujuinya?
4 Penolakan
5 Menemui Putri Pratama
6 Mencurigakan
7 Makan siang
8 Penawaran kembali
9 Aku tidak bisa bersabar lagi.
10 Viona menyetujuinya?
11 Tidak mendapat jawaban
12 Menyampaikan keputusan
13 Menyetujui
14 Setelah Persetujuan
15 Mulai Tercekat
16 Siapa laki-laki itu?
17 Baru Calon Istri
18 Kenapa Kamu Membuatku Patah Hati?
19 Menikahlah dengannya, aku sudah ikhlas.
20 Ta'aruf
21 Minggu depan?
22 Saya meminta keadilan, boleh?
23 Bertemu Calon Mertua
24 Nikah
25 Ritsleting
26 Dia punya kekasih
27 Pikiran Konyol Nona
28 Menapaki Rumah Marshal
29 Begadang
30 Tidak percaya
31 Hanya Pelayan
32 Terlambat bangun
33 Bulan Madu?
34 Amanda?
35 Tidak marah
36 Kuli Panggul Macho
37 Guling Bernyawa
38 Tugas baru
39 Kondisi Sendi
40 Berkunjung
41 Cucu
42 Masih ada harapan
43 Terjebak sandiwara
44 Rahasia
45 Bosan
46 Ceraikan Dia
47 Diantar Pulang
48 Alasan
49 Istriku, bukan pelayan
50 Kekasih suamiku
51 Bukan saya, sungguh!
52 Itu ... Sendi?
53 Bendera Perang
54 Akan Kutunggu Jandamu!
55 Saya mencintainya, Tuan.
56 Bukan balas dendam
57 Lunch Box
58 Senang diperhatikan
59 Kesal
60 Maaf
61 Info!
62 Izin
63 Membujuk
64 Miskin
65 Apa kamu sudah mencintai Marshal?
66 Petuah
67 Hey, there! This your collections.
68 Status dan Cinta itu berbeda
69 Tidak mengerti
70 Tamparan
71 Bagaimana mau bahagia, jika cinta saja tidak ada?
72 Negosiasi
73 Perdebatan
74 Akibat mata rabun
75 Kembali tunduk
76 Berkenalan dengan Zean
77 Terlalu Rumit
78 Jatuh Cinta
79 Kejadian Tidak Senonoh
80 Zahra
81 Ditinggal ke luar kota
82 Check in Hotel
83 Bertemu Sendi
84 Patah Hati
85 Memuakkan!
86 Ketahuan
87 Pilih salah satu atau tidak dua-duanya?
88 Kacau
89 Kemarahan Kembali
90 Alasan Kebencian
91 Tanpa Sepengetahuan Marshal
92 Bersiap Mengakhiri Hubungan
93 Membujuk Michelle
94 Menginginkan perceraian?
95 Luapan Perasaan
96 Ke Persidangan?
97 Benar-benar pergi
98 Kenapa?
99 Mungkin kembali akan jadi solusi
100 Visual
101 Mulai sekarang, saya yang berkuasa.
102 Hanya satu bulan
103 Peluklah sesuka hati Tuan.
104 Kecelakaan
105 Kabar Mengejutkan
106 Tidak Berarti Apapun
107 Malah Semakin Memperburuk Hubungan
108 Seorang Marshal Mencintai Istrinya?
109 Cinta atau Obsesi?
110 Mengalah
111 Istri Keras Kepala
112 Menjenguk Sendi
113 Kamu mau nikahin seorang janda, kan?
114 Ruyam
115 Uji Coba?
116 Ternyata Hanya Obsesi
117 Menghindari untuk Memulai kembali
118 Awal Baru
119 Ratu dan Lebah Jantan
120 Takdir
121 Bertemu Lagi Dengannya
122 Harus Melupakan!
123 Khawatir
124 Aku Mencintaimu, Zahra.
125 Isi Dompet
126 Koleksi?
127 Cinta Pertama
128 Kamu Cinta Terakhirku
129 Selir?
130 Berapa istrimu sebenarnya?
131 Sikap Istri Tergantung Sikap Suami
132 Kalo Kamu Seperti Ini, Aku Pasti Gak Nyaman.
133 Pacaran Setelah Menikah
134 Keuntungan Berinvestasi
135 Suamiku Tampan
136 Undangan
137 Tidak Akan Memaksa
138 Dilabrak
139 Tidak Menyangka
140 Yang Sebenarnya ...
141 Berusaha Tegas Menghadapi
142 Manda, berhenti mengatainya!
143 Suami Berkencan, Istri Asyik Main Game.
144 Aku Mau Kamu
145 Minta dihamili?
146 Apa yang terjadi?
147 Amanda Bunuh Diri
148 Manda, Bertahanlah!
149 Menyinggung
150 Masalah Kesiapan
151 Ditinggal Lagi
152 Rahma Menangis
153 Melepaskan
154 Konsultasi
155 Manja
156 Hadiah
157 Honeymoon?
158 Viona Cemburu?
159 di Belakang Marshal
160 Membujuk Marshal Yang Sakit
161 Mau Makan Karena Ciuman
162 Bisikkan Michelle
163 Dia Tersinggung
164 Ingin Pulang
165 Sebuah Pengkhianatan
166 Membunuh Rio
167 Ada Apa Ini?
168 Rencana Berhasil
169 Dipermainkan
170 Ingin Jadi Istri Kamu Seutuhnya
171 Tibalah Saatnya
172 Keberhasilan
173 Kekesalan Viona
174 Kesal Berlanjut
175 Bukan begitu, Sayang.
176 Aku Makin Sayang Sama Kamu
177 Bersyukur Jadi Istri Marshal
178 Cukup Marshal Saja!
179 LDR-an. Melepas Rindu Lewat Sambungan
180 Kepanikan
181 Kecemasan
182 Ukiran Nama di Cincin Nikah
183 Penyebab Kebakaran
184 Gelisah
185 Pulang
186 Nyonya Pejabat
187 Malu
188 Orang suruhan nona Amanda
189 Viona Cemburu
190 Marshal Kecelakaan
191 Kekejaman Marshal
192 Penangkapan Amanda
193 Demi Kamu
194 Buronan
195 Dilema Lagi
196 Balik Lagi
197 Amanda Telah Dipenjara
198 Marshal Berbeda
199 Masalah Kecebong
200 Marshal Ingin Punya Anak
201 Membujuk Viona
202 Predator
203 Aquarium Buat Nyonya
204 Kapan Akan dipanggil Papa?
205 Membujuk Lewat Lina
206 Viona Menyosor Marshal
207 Lebih Baik
208 Semakin Manis?
209 Belanja Bareng Mertua
210 Membeli Pakaian Seksi?
211 Mau Punya Anak Seperti Zean?
212 Viona Ingin Berkencan
213 Berkencan
214 Ya ... nanti.
215 Akan Berangkat Bulan Madu
216 Melakukannya di Kamar Mandi?
217 Grand Opening
218 Nyonya Marshal Cemburu
219 Terakhir
220 Kantor Marshal
221 Nyonya Kesal, Kesal, KESAL!
222 Cemburu Viona Menyeramkan
223 Apa aku bisa menjadi seorang ibu, Chal?
224 I-iya
225 Viona yang Agresif
226 Kenapa harus dengan wanita itu?
227 Chal, aku rindu.
228 Kenapa Garmita yang menerima teleponnya?
229 Apakah Marshal masih mencintainya?
230 Viona Diculik
231 Siapa Laki-Laki Itu?
232 Semua Ide Rio
233 Kejutan yang tidak Mengejutkan
234 Negeri Sakura
235 Honeymoon Macam Apa Ini?
236 Pagi Cerah!
237 Nyonya Senang, Marshal Menang.
238 Chidorigafuchi
239 Tokyo Tower
240 Belanja Oleh-Oleh
241 Kabar Buruk
242 Berat Hati
243 Perhatian Viona
244 Viona Hilang
245 Kembali Meminta Untuk Bercerai
246 Mereka Sama-Sama Tersiksa
247 Viona Hamil?
248 Embrio
249 Rahma Siuman
250 Rujuk Uhuy!
251 Marshal Diusir
252 Sabar, Chal ...
253 di Bawah Kolong Meja
254 Bangun
255 Sabar
256 Nyonya dan Tuan
257 Si Dedek
258 Mirip Mama atau Papa?
259 Latihan Melahirkan
260 Viona Harus Ngidam
261 Rrrr ... hentikan!
262 Tidak Ingin Anaknya Mirip Marshal
263 Si Jagoan
264 Dasar gak peka!
265 Nama untuk Tuan Kecil
266 Viona Terjatuh
267 Mari Bersiap Bersama!
268 Memenangkan Perang
269 Akhir dari Sebuah Perjalanan
270 Huh, Extra Part!
271 Holaaaaaa ....
Episodes

Updated 271 Episodes

1
Tawaran
2
Aku harus bagaimana?
3
Apa aku harus menyetujuinya?
4
Penolakan
5
Menemui Putri Pratama
6
Mencurigakan
7
Makan siang
8
Penawaran kembali
9
Aku tidak bisa bersabar lagi.
10
Viona menyetujuinya?
11
Tidak mendapat jawaban
12
Menyampaikan keputusan
13
Menyetujui
14
Setelah Persetujuan
15
Mulai Tercekat
16
Siapa laki-laki itu?
17
Baru Calon Istri
18
Kenapa Kamu Membuatku Patah Hati?
19
Menikahlah dengannya, aku sudah ikhlas.
20
Ta'aruf
21
Minggu depan?
22
Saya meminta keadilan, boleh?
23
Bertemu Calon Mertua
24
Nikah
25
Ritsleting
26
Dia punya kekasih
27
Pikiran Konyol Nona
28
Menapaki Rumah Marshal
29
Begadang
30
Tidak percaya
31
Hanya Pelayan
32
Terlambat bangun
33
Bulan Madu?
34
Amanda?
35
Tidak marah
36
Kuli Panggul Macho
37
Guling Bernyawa
38
Tugas baru
39
Kondisi Sendi
40
Berkunjung
41
Cucu
42
Masih ada harapan
43
Terjebak sandiwara
44
Rahasia
45
Bosan
46
Ceraikan Dia
47
Diantar Pulang
48
Alasan
49
Istriku, bukan pelayan
50
Kekasih suamiku
51
Bukan saya, sungguh!
52
Itu ... Sendi?
53
Bendera Perang
54
Akan Kutunggu Jandamu!
55
Saya mencintainya, Tuan.
56
Bukan balas dendam
57
Lunch Box
58
Senang diperhatikan
59
Kesal
60
Maaf
61
Info!
62
Izin
63
Membujuk
64
Miskin
65
Apa kamu sudah mencintai Marshal?
66
Petuah
67
Hey, there! This your collections.
68
Status dan Cinta itu berbeda
69
Tidak mengerti
70
Tamparan
71
Bagaimana mau bahagia, jika cinta saja tidak ada?
72
Negosiasi
73
Perdebatan
74
Akibat mata rabun
75
Kembali tunduk
76
Berkenalan dengan Zean
77
Terlalu Rumit
78
Jatuh Cinta
79
Kejadian Tidak Senonoh
80
Zahra
81
Ditinggal ke luar kota
82
Check in Hotel
83
Bertemu Sendi
84
Patah Hati
85
Memuakkan!
86
Ketahuan
87
Pilih salah satu atau tidak dua-duanya?
88
Kacau
89
Kemarahan Kembali
90
Alasan Kebencian
91
Tanpa Sepengetahuan Marshal
92
Bersiap Mengakhiri Hubungan
93
Membujuk Michelle
94
Menginginkan perceraian?
95
Luapan Perasaan
96
Ke Persidangan?
97
Benar-benar pergi
98
Kenapa?
99
Mungkin kembali akan jadi solusi
100
Visual
101
Mulai sekarang, saya yang berkuasa.
102
Hanya satu bulan
103
Peluklah sesuka hati Tuan.
104
Kecelakaan
105
Kabar Mengejutkan
106
Tidak Berarti Apapun
107
Malah Semakin Memperburuk Hubungan
108
Seorang Marshal Mencintai Istrinya?
109
Cinta atau Obsesi?
110
Mengalah
111
Istri Keras Kepala
112
Menjenguk Sendi
113
Kamu mau nikahin seorang janda, kan?
114
Ruyam
115
Uji Coba?
116
Ternyata Hanya Obsesi
117
Menghindari untuk Memulai kembali
118
Awal Baru
119
Ratu dan Lebah Jantan
120
Takdir
121
Bertemu Lagi Dengannya
122
Harus Melupakan!
123
Khawatir
124
Aku Mencintaimu, Zahra.
125
Isi Dompet
126
Koleksi?
127
Cinta Pertama
128
Kamu Cinta Terakhirku
129
Selir?
130
Berapa istrimu sebenarnya?
131
Sikap Istri Tergantung Sikap Suami
132
Kalo Kamu Seperti Ini, Aku Pasti Gak Nyaman.
133
Pacaran Setelah Menikah
134
Keuntungan Berinvestasi
135
Suamiku Tampan
136
Undangan
137
Tidak Akan Memaksa
138
Dilabrak
139
Tidak Menyangka
140
Yang Sebenarnya ...
141
Berusaha Tegas Menghadapi
142
Manda, berhenti mengatainya!
143
Suami Berkencan, Istri Asyik Main Game.
144
Aku Mau Kamu
145
Minta dihamili?
146
Apa yang terjadi?
147
Amanda Bunuh Diri
148
Manda, Bertahanlah!
149
Menyinggung
150
Masalah Kesiapan
151
Ditinggal Lagi
152
Rahma Menangis
153
Melepaskan
154
Konsultasi
155
Manja
156
Hadiah
157
Honeymoon?
158
Viona Cemburu?
159
di Belakang Marshal
160
Membujuk Marshal Yang Sakit
161
Mau Makan Karena Ciuman
162
Bisikkan Michelle
163
Dia Tersinggung
164
Ingin Pulang
165
Sebuah Pengkhianatan
166
Membunuh Rio
167
Ada Apa Ini?
168
Rencana Berhasil
169
Dipermainkan
170
Ingin Jadi Istri Kamu Seutuhnya
171
Tibalah Saatnya
172
Keberhasilan
173
Kekesalan Viona
174
Kesal Berlanjut
175
Bukan begitu, Sayang.
176
Aku Makin Sayang Sama Kamu
177
Bersyukur Jadi Istri Marshal
178
Cukup Marshal Saja!
179
LDR-an. Melepas Rindu Lewat Sambungan
180
Kepanikan
181
Kecemasan
182
Ukiran Nama di Cincin Nikah
183
Penyebab Kebakaran
184
Gelisah
185
Pulang
186
Nyonya Pejabat
187
Malu
188
Orang suruhan nona Amanda
189
Viona Cemburu
190
Marshal Kecelakaan
191
Kekejaman Marshal
192
Penangkapan Amanda
193
Demi Kamu
194
Buronan
195
Dilema Lagi
196
Balik Lagi
197
Amanda Telah Dipenjara
198
Marshal Berbeda
199
Masalah Kecebong
200
Marshal Ingin Punya Anak
201
Membujuk Viona
202
Predator
203
Aquarium Buat Nyonya
204
Kapan Akan dipanggil Papa?
205
Membujuk Lewat Lina
206
Viona Menyosor Marshal
207
Lebih Baik
208
Semakin Manis?
209
Belanja Bareng Mertua
210
Membeli Pakaian Seksi?
211
Mau Punya Anak Seperti Zean?
212
Viona Ingin Berkencan
213
Berkencan
214
Ya ... nanti.
215
Akan Berangkat Bulan Madu
216
Melakukannya di Kamar Mandi?
217
Grand Opening
218
Nyonya Marshal Cemburu
219
Terakhir
220
Kantor Marshal
221
Nyonya Kesal, Kesal, KESAL!
222
Cemburu Viona Menyeramkan
223
Apa aku bisa menjadi seorang ibu, Chal?
224
I-iya
225
Viona yang Agresif
226
Kenapa harus dengan wanita itu?
227
Chal, aku rindu.
228
Kenapa Garmita yang menerima teleponnya?
229
Apakah Marshal masih mencintainya?
230
Viona Diculik
231
Siapa Laki-Laki Itu?
232
Semua Ide Rio
233
Kejutan yang tidak Mengejutkan
234
Negeri Sakura
235
Honeymoon Macam Apa Ini?
236
Pagi Cerah!
237
Nyonya Senang, Marshal Menang.
238
Chidorigafuchi
239
Tokyo Tower
240
Belanja Oleh-Oleh
241
Kabar Buruk
242
Berat Hati
243
Perhatian Viona
244
Viona Hilang
245
Kembali Meminta Untuk Bercerai
246
Mereka Sama-Sama Tersiksa
247
Viona Hamil?
248
Embrio
249
Rahma Siuman
250
Rujuk Uhuy!
251
Marshal Diusir
252
Sabar, Chal ...
253
di Bawah Kolong Meja
254
Bangun
255
Sabar
256
Nyonya dan Tuan
257
Si Dedek
258
Mirip Mama atau Papa?
259
Latihan Melahirkan
260
Viona Harus Ngidam
261
Rrrr ... hentikan!
262
Tidak Ingin Anaknya Mirip Marshal
263
Si Jagoan
264
Dasar gak peka!
265
Nama untuk Tuan Kecil
266
Viona Terjatuh
267
Mari Bersiap Bersama!
268
Memenangkan Perang
269
Akhir dari Sebuah Perjalanan
270
Huh, Extra Part!
271
Holaaaaaa ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!