Baru Calon Istri

Senyuman terbit di bibir Marshal kala melihat kejadian tersebut. Sungguh luar biasa! Apa yang Viona lakukan barusan sangatlah tidak bisa dipercaya. Marshal tidak menyangka jika gadis cantik dan baik seperti Viona bisa meringankan tangannya di hadapan seorang laki-laki. Dia jadi semakin penasaran terhadap jiwa Viona. Apa yang dia lewatkan selama ini? Seingat Marshal, Viona adalah gadis kecil yang imut dan lucu. Murah senyum dan sangat aktif. Di luar sepengatahuannya, ternyata Viona juga punya jiwa tegas.

"Berani sekali dia menamparnya, Rio?"

Asistennya itu hanya tersenyum. Sama-sama tidak percaya dengan tindakan Viona. "Setelah melihat hal ini, saya rasa sepertinya nona bukan gadis yang mudah dirayu, Tuan."

Marshal bergumam. Senyuman tidak berhenti terbit di bibirnya. Dia sangat setuju dengan ucapan Rio.

"Jangan pernah kamu berbuat seenaknya padaku, Sen! Aku memang memberikan kesempatan padamu untuk berbagi kasih. Tapi, bukan berarti kamu bisa berbuat seenaknya padaku," lugas Viona disertai tatapan tajamnya.

"Aku minta maaf, Vi. Aku gak mau kehilangan kamu. Aku sangat sayang sama kamu. Kamu tahu sendiri 'kan, aku sangat mencintaimu." Sendi memegang tangan Viona untuk mencoba membujuknya. Namun, Viona hanya diam saja karena masih kesal padanya.

"Mari kita pulang, Nona!" Rio tiba-tiba menghampiri mereka.

Dua manusia yang sedang berdebat itu menoleh. Sama-sama terkejut melihat kehadiran asistennya Marshal.

"Lho, Tuan? Kenapa Tuan ada disini?" tanya Sendi dengan heran.

  Viona mengernyit memandangi Sendi. "Kamu kenal dia?"

Sendi menganggukkan kepalanya. "Dia Rio, 'kan, sekertarisnya tuan Marshal."

Viona semakin dibuat heran. "Kenapa kamu bisa kenal sama dia?"

"Tuan Marshal rekan bisnis papa aku. Mereka sangat akrab."

  Viona mengangguk paham. Lalu kembali menatap bingung Rio. "Kenapa Anda di sini?"

"Saya hanya ditugaskan untuk menjemput Anda, Nona."

Viona mengernyit menunjuk diri sendiri. "Menjemput saya?"

"Iya, Nona. Tuan yang meminta. Jadi, Mari kita pulang!"

  Viona celingukan melirik sekeliling tempat itu. Di sekitarannya tidak terlihat keberadaan Marshal sama sekali. "Tuan Marshal menyuruh Anda untuk menjemput saya?" Rio hanya mengangguk.

Sendi jadi ikut heran pada Viona yang berinteraksi dengan akrab pada Rio. "Kamu kenal tuan Marshal juga, Vi?" Hanya anggukan yang Viona berikan karena tatapan Viona kembali pada Rio.

"Mari, Nona, kita pulang sekarang!"

Viona terdiam sejenak. Dia ragu untuk ikut dengan Rio. "Tidak. Saya tidak mau pulang dengan Anda, Tuan. Saya akan pulang dengan Sendi." Merangkul tangan Sendi tiba-tiba, sehingga orang yang sedari tadi berdebat dengannya itu jadi tertegun.

 Jelas Sendi merasa heran. Tadi Viona menolak ajakannya untuk pulang, tetapi kenapa sekarang Viona malah merangkul tangannya dan bilang akan pulang dengan Sendi? Pikiran Sendi jadi berkelana. Sepertinya ada yang Viona tutupi darinya sampai sikap Viona berubah seperti itu. Ada apa dengan Viona sebenarnya?

"Tidak bisa, Nona. Nona harus pulang diantarkan oleh saya, sekarang!"

Viona terdiam memandangi Rio dengan gamang. Dia harus mencari alasan untuk menolak ajakan Rio, karena saat ini, Viona tidak mau bertemu dengan Marshal. Lupakan dulu masalahnya dengan Sendi!

Sekarang dia sangat membutuhkan bantuannya untuk menghindar.

Diliriknya Sendi sebentar, Viona tersenyum dan kembali melihat pada Rio. "Tidak, Tuan. Terima kasih, sudah mau menjemput saya. Tapi, saya akan pulang dengan Sendi. Jadi lebih baik Tuan kembali saja." Melangkahkan kaki serta menarik tangan Sendi. "Yuk Sen, kita pulang!"

Meskipun masih bingung, Sendi tetap menurut. Hatinya bersorak girang karena akhirnya Viona mau pulang diantarkan olehnya. Sendi harus berterima kasih pada Rio. Susah payah dia membujuk Viona dari tadi, tetapi tidak bisa dan malah mendapatkan tamparan di pipinya. Tapi, berkat kedatangan Rio yang memaksa Viona, gadis itu jadi berlindung padanya dan malah mengajaknya untuk pulang.

Belum tiga meter mereka beranjak, tubuh Viona terhuyung ke belakang saat tangan kiri yang tidak menggandeng Sendi, terasa ditarik oleh seseorang. Langkah mereka terhenti dan menoleh ke belakang berbarengan.

Mata Viona membulat sempurna melihat orang yang baru saja menarik tangannya. "Tu-tuan?" Viona gelagapan dengan terkejut melihat Marshal. Dengan cepat melepaskan Sendi dan memberanikan diri untuk berhadapan dengan calon suaminya.

"Mau kemana kamu?"

Marshal mengeratkan genggamannya di tangan Viona. Calon istrinya itu hanya terdiam dengan wajah yang masih terlihat kaget. Tidak menunggu Viona bersuara, Marshal langsung menariknya menuju mobil. Tidak menghiraukan Sendi yang terbengong antara terkejut dan bingung, kenapa Marshal malah membawa Viona?

Dengan langkah terseret, Viona menurut mengikuti langkah Marshal. Tidak berontak saat Marshal menyuruhnya untuk masuk dan duduk di kursi belakang, bersampingan dengan calon suaminya.

Lebih bisa mengendalikan diri, Viona berani menatap pada Marshal. "Kenapa Tuan ada di sini?"

"Aku sengaja menjemputmu karena aku peduli padamu. Aku tahu kamu hari ini tidak membawa mobil, kan?"

"Tapi, Tuan, saya akan pulang dengan Sendi."

"Dengan pria yang tadi sudah berani memelukmu?"

Viona mengangguk dengan wajah polosnya. Eh, tapi? Dia membelalakan mata. "Kenapa Tuan tahu Sendi memeluk saya?"

Dengusan pelan terdengar dari Marshal yang mendelik jengah. Jika mengingat kejadian tadi, dia sangat tidak suka.

"Ada hubungan apa kamu dengannya?Apa dia itu kekasihmu? Jadi kamu masih berhubungan dengan pria lain? kamu itu calon istriku. Kamu sudah tidak boleh berhubungan dengan pria manapun! Sekalipun dia itu temanmu tapi tetap kamu tidak boleh dekat dengan pria lain!"

Kini Viona yang mendelik mendengar ocehan Marshal. Seperti dugaan Viona sebelumnya, setelah menyetujui penawaran itu dan melihat sikap Marshal yang melarangnya pergi mendaki, dia jadi tahu jika hidupnya akan semakin diatur oleh Marshal. Tidak bisa memperoleh kebebasan sesuka hati lagi. Belum menikah saja sudah seperti ini, bagaimana nantinya jika pernikahan itu sudah terjadi?

"Aku hanya ingin mengingatkanmu," Marshal terlihat serius. Menyampingkan duduknya tepat menghadap Viona. "sekarang, kamu sudah menjadi calon istriku. Seharusnya tidak dekat lagi dengan laki-laki mana pun karena aku tidak suka. Apalagi tadi aku melihatmu berpelukan dengannya," Marshal menggelengkan kepalanya. "aku sangat-sangat tidak suka. Jadi, mulai sekarang, jangan dekat lagi dengan laki-laki mana pun, paham!"

Viona melongo melihat Marshal. Apa harus sampai seperti itu Marshal mengaturnya? Dia tidak menyangka jika Marshal juga akan merenggut kebebasannya dalam bergaul. "Tuan ... saya mohon, Tuan jangan semakin ikut campur urusan saya! Masalah saya mau dekat dengan siapapun, itu hak saya. Urusan saya. Tuan tidak berhak ikut campur urusan saya. Tuan ini bukan siapa-siapa bagi saya. Jadi, saya mohon Tuan jangan mengatur hidup saya seperti ini!" tutur Viona mencoba selembut mungkin karena kesal merasa tertindas saat ini.

Mata Marshal melotot mendengar keberanian dari Viona yang membantahnya. "Heh, kamu ini calon istriku. Sudah sepantasnya aku mengatur hidupmu. Aku punya hak untuk melarang-larang dirimu. Kita sebentar lagi akan menikah dan kamu tidak bisa membantahku seperti itu, melainkan harus menuruti semua kemauanku! Kenapa kamu ini susah sekali diatur, huh?"

  Batas kesabaran Viona runtuh. Emosinya sudah tidak bisa dibendung lagi. Satu hal yang paling tidak Viona sukai dalam hidupnya, yaitu dikekang. Dia suka kebebasan. Sekarang dia merasa geram pada sikap Marshal yang semakin seenaknya.

"Tuan, saya ini baru calon istri Tuan. Baru CALON ISTRI, belum jadi istri Tuan. Kenapa Tuan sudah mengatur hidup saya? Maaf, jika saya tidak sopan. Tapi, saya sangat tidak suka dikekang berlebihan seperti ini. Kita memang akan menikah dan menjadi suami istri. Tapi, bukan berarti Tuan juga bisa melarang saya untuk berteman. Saya jug-" Viona tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena jari telunjuk Marshal sudah menempel di depan bibirnya yang otomatis mengatup.

"Sst ... jangan membantahku!" Marshal menatap tajam Viona. "Kamu tidak suka dikekekang, bukan? Maka, menurutlah padaku, karena aku juga tidak suka dibantah!"

Dengan wajah kesalnya Viona terdiam. Apa maksud ucapan Marshal barusan? Kalimatnya memiliki makna tersirat, tetapi Viona tidak bisa mengira apa maksud sebenarnya dari kalimat tersebut.

Tatapan sinis Viona pancarkan untuk menembus pandangan Marshal. "Kita belum menikah, tapi Tuan sudah mengatur hidup saya. Kenapa? Kenapa Tuan sampai bersikap seperti ini pada saya? Saya juga manusia yang butuh kebebasan, Tuan."

Alis Marshal bertaut dalam. Viona benar-benar berani padanya. Dia kira, Viona akan mudah dikendalikan karena setahunya Viona gadis yang baik dan ramah, juga penurut terhadap orangtuanya. Tapi, kini ... gadis yang dia ingin nikahi ini sepertinya punya sifat yang sedikit keras kepala. Sedikit kemungkinan untuk Marshal bisa mengendalikannya dengan cepat.

"Apa kamu lupa sedang berhadapan dengan siapa? Kamu mau menuntut kebebasan padaku, di saat nasib banyak orang berada di tanganku?" Marshal menyeringai melihat tubuh Viona menegang. Dari reaksi Viona barusan, dia akhirnya tahu di mana kelemahan Viona supaya bisa menurut padanya.

Rio masuk ke dalam mobil. Duduk di balik kemudi setelah keheningan lama menemani Marshal dan Viona di dalam sana. Mobil mulai melaju setelah Marshal memberikan perintah.

"Ingat, jangan pernah membantahku dan juga jangan pernah meninggikan suaramu di hadapanku!"

Vion yang semula melirik ke luar jendela, langsung menoleh pada Marshal saat suara bisikan penuh penekanan itu masuk indera pendengaran.

"Semuanya akan aman di tanganku, jika kamu menuruti semua kemauanku!"

Viona kembali mengalihkan pandangan dengan emosi yang tertahan. Sungguh malangnya nasibmu, Viona! Sirnalah sudah kebebasan hidupnya. Dia akan terjerat dengan Marshal dan terkekang olehnya.

Marshal pasti akan mengatur hidupnya lebih dari saat ini. Perjalanan Viona masih panjang. Apakah dia bisa bertahan jika harus terus berdekatan dengan Marshal? Apalagi nanti mereka akan menikah dan tinggal dalam satu atap. Pasti sangat sulit bagi Viona untuk menjalaninya.

Tapi, tak apa. Perlahan Viona memang

harus mengikhlaskan semuanya. Dia melakukan semua ini demi menyelamatkan banyak orang. Demi kebahagiaan keluarganya juga. Meskipun terpaksa, tapi Viona berharap ini akan membawa kebahagiaan di akhirnya.

Terpopuler

Comments

Michelle Avantica

Michelle Avantica

Haiiissh Marshal ini emang terobsesi sama Viona sejak kecil ya...sabar viona ngadepin Bos yg seenak jidatnya kek Marshal

2021-02-07

1

👑

👑

semangka
semangat kakak

2020-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 Tawaran
2 Aku harus bagaimana?
3 Apa aku harus menyetujuinya?
4 Penolakan
5 Menemui Putri Pratama
6 Mencurigakan
7 Makan siang
8 Penawaran kembali
9 Aku tidak bisa bersabar lagi.
10 Viona menyetujuinya?
11 Tidak mendapat jawaban
12 Menyampaikan keputusan
13 Menyetujui
14 Setelah Persetujuan
15 Mulai Tercekat
16 Siapa laki-laki itu?
17 Baru Calon Istri
18 Kenapa Kamu Membuatku Patah Hati?
19 Menikahlah dengannya, aku sudah ikhlas.
20 Ta'aruf
21 Minggu depan?
22 Saya meminta keadilan, boleh?
23 Bertemu Calon Mertua
24 Nikah
25 Ritsleting
26 Dia punya kekasih
27 Pikiran Konyol Nona
28 Menapaki Rumah Marshal
29 Begadang
30 Tidak percaya
31 Hanya Pelayan
32 Terlambat bangun
33 Bulan Madu?
34 Amanda?
35 Tidak marah
36 Kuli Panggul Macho
37 Guling Bernyawa
38 Tugas baru
39 Kondisi Sendi
40 Berkunjung
41 Cucu
42 Masih ada harapan
43 Terjebak sandiwara
44 Rahasia
45 Bosan
46 Ceraikan Dia
47 Diantar Pulang
48 Alasan
49 Istriku, bukan pelayan
50 Kekasih suamiku
51 Bukan saya, sungguh!
52 Itu ... Sendi?
53 Bendera Perang
54 Akan Kutunggu Jandamu!
55 Saya mencintainya, Tuan.
56 Bukan balas dendam
57 Lunch Box
58 Senang diperhatikan
59 Kesal
60 Maaf
61 Info!
62 Izin
63 Membujuk
64 Miskin
65 Apa kamu sudah mencintai Marshal?
66 Petuah
67 Hey, there! This your collections.
68 Status dan Cinta itu berbeda
69 Tidak mengerti
70 Tamparan
71 Bagaimana mau bahagia, jika cinta saja tidak ada?
72 Negosiasi
73 Perdebatan
74 Akibat mata rabun
75 Kembali tunduk
76 Berkenalan dengan Zean
77 Terlalu Rumit
78 Jatuh Cinta
79 Kejadian Tidak Senonoh
80 Zahra
81 Ditinggal ke luar kota
82 Check in Hotel
83 Bertemu Sendi
84 Patah Hati
85 Memuakkan!
86 Ketahuan
87 Pilih salah satu atau tidak dua-duanya?
88 Kacau
89 Kemarahan Kembali
90 Alasan Kebencian
91 Tanpa Sepengetahuan Marshal
92 Bersiap Mengakhiri Hubungan
93 Membujuk Michelle
94 Menginginkan perceraian?
95 Luapan Perasaan
96 Ke Persidangan?
97 Benar-benar pergi
98 Kenapa?
99 Mungkin kembali akan jadi solusi
100 Visual
101 Mulai sekarang, saya yang berkuasa.
102 Hanya satu bulan
103 Peluklah sesuka hati Tuan.
104 Kecelakaan
105 Kabar Mengejutkan
106 Tidak Berarti Apapun
107 Malah Semakin Memperburuk Hubungan
108 Seorang Marshal Mencintai Istrinya?
109 Cinta atau Obsesi?
110 Mengalah
111 Istri Keras Kepala
112 Menjenguk Sendi
113 Kamu mau nikahin seorang janda, kan?
114 Ruyam
115 Uji Coba?
116 Ternyata Hanya Obsesi
117 Menghindari untuk Memulai kembali
118 Awal Baru
119 Ratu dan Lebah Jantan
120 Takdir
121 Bertemu Lagi Dengannya
122 Harus Melupakan!
123 Khawatir
124 Aku Mencintaimu, Zahra.
125 Isi Dompet
126 Koleksi?
127 Cinta Pertama
128 Kamu Cinta Terakhirku
129 Selir?
130 Berapa istrimu sebenarnya?
131 Sikap Istri Tergantung Sikap Suami
132 Kalo Kamu Seperti Ini, Aku Pasti Gak Nyaman.
133 Pacaran Setelah Menikah
134 Keuntungan Berinvestasi
135 Suamiku Tampan
136 Undangan
137 Tidak Akan Memaksa
138 Dilabrak
139 Tidak Menyangka
140 Yang Sebenarnya ...
141 Berusaha Tegas Menghadapi
142 Manda, berhenti mengatainya!
143 Suami Berkencan, Istri Asyik Main Game.
144 Aku Mau Kamu
145 Minta dihamili?
146 Apa yang terjadi?
147 Amanda Bunuh Diri
148 Manda, Bertahanlah!
149 Menyinggung
150 Masalah Kesiapan
151 Ditinggal Lagi
152 Rahma Menangis
153 Melepaskan
154 Konsultasi
155 Manja
156 Hadiah
157 Honeymoon?
158 Viona Cemburu?
159 di Belakang Marshal
160 Membujuk Marshal Yang Sakit
161 Mau Makan Karena Ciuman
162 Bisikkan Michelle
163 Dia Tersinggung
164 Ingin Pulang
165 Sebuah Pengkhianatan
166 Membunuh Rio
167 Ada Apa Ini?
168 Rencana Berhasil
169 Dipermainkan
170 Ingin Jadi Istri Kamu Seutuhnya
171 Tibalah Saatnya
172 Keberhasilan
173 Kekesalan Viona
174 Kesal Berlanjut
175 Bukan begitu, Sayang.
176 Aku Makin Sayang Sama Kamu
177 Bersyukur Jadi Istri Marshal
178 Cukup Marshal Saja!
179 LDR-an. Melepas Rindu Lewat Sambungan
180 Kepanikan
181 Kecemasan
182 Ukiran Nama di Cincin Nikah
183 Penyebab Kebakaran
184 Gelisah
185 Pulang
186 Nyonya Pejabat
187 Malu
188 Orang suruhan nona Amanda
189 Viona Cemburu
190 Marshal Kecelakaan
191 Kekejaman Marshal
192 Penangkapan Amanda
193 Demi Kamu
194 Buronan
195 Dilema Lagi
196 Balik Lagi
197 Amanda Telah Dipenjara
198 Marshal Berbeda
199 Masalah Kecebong
200 Marshal Ingin Punya Anak
201 Membujuk Viona
202 Predator
203 Aquarium Buat Nyonya
204 Kapan Akan dipanggil Papa?
205 Membujuk Lewat Lina
206 Viona Menyosor Marshal
207 Lebih Baik
208 Semakin Manis?
209 Belanja Bareng Mertua
210 Membeli Pakaian Seksi?
211 Mau Punya Anak Seperti Zean?
212 Viona Ingin Berkencan
213 Berkencan
214 Ya ... nanti.
215 Akan Berangkat Bulan Madu
216 Melakukannya di Kamar Mandi?
217 Grand Opening
218 Nyonya Marshal Cemburu
219 Terakhir
220 Kantor Marshal
221 Nyonya Kesal, Kesal, KESAL!
222 Cemburu Viona Menyeramkan
223 Apa aku bisa menjadi seorang ibu, Chal?
224 I-iya
225 Viona yang Agresif
226 Kenapa harus dengan wanita itu?
227 Chal, aku rindu.
228 Kenapa Garmita yang menerima teleponnya?
229 Apakah Marshal masih mencintainya?
230 Viona Diculik
231 Siapa Laki-Laki Itu?
232 Semua Ide Rio
233 Kejutan yang tidak Mengejutkan
234 Negeri Sakura
235 Honeymoon Macam Apa Ini?
236 Pagi Cerah!
237 Nyonya Senang, Marshal Menang.
238 Chidorigafuchi
239 Tokyo Tower
240 Belanja Oleh-Oleh
241 Kabar Buruk
242 Berat Hati
243 Perhatian Viona
244 Viona Hilang
245 Kembali Meminta Untuk Bercerai
246 Mereka Sama-Sama Tersiksa
247 Viona Hamil?
248 Embrio
249 Rahma Siuman
250 Rujuk Uhuy!
251 Marshal Diusir
252 Sabar, Chal ...
253 di Bawah Kolong Meja
254 Bangun
255 Sabar
256 Nyonya dan Tuan
257 Si Dedek
258 Mirip Mama atau Papa?
259 Latihan Melahirkan
260 Viona Harus Ngidam
261 Rrrr ... hentikan!
262 Tidak Ingin Anaknya Mirip Marshal
263 Si Jagoan
264 Dasar gak peka!
265 Nama untuk Tuan Kecil
266 Viona Terjatuh
267 Mari Bersiap Bersama!
268 Memenangkan Perang
269 Akhir dari Sebuah Perjalanan
270 Huh, Extra Part!
271 Holaaaaaa ....
Episodes

Updated 271 Episodes

1
Tawaran
2
Aku harus bagaimana?
3
Apa aku harus menyetujuinya?
4
Penolakan
5
Menemui Putri Pratama
6
Mencurigakan
7
Makan siang
8
Penawaran kembali
9
Aku tidak bisa bersabar lagi.
10
Viona menyetujuinya?
11
Tidak mendapat jawaban
12
Menyampaikan keputusan
13
Menyetujui
14
Setelah Persetujuan
15
Mulai Tercekat
16
Siapa laki-laki itu?
17
Baru Calon Istri
18
Kenapa Kamu Membuatku Patah Hati?
19
Menikahlah dengannya, aku sudah ikhlas.
20
Ta'aruf
21
Minggu depan?
22
Saya meminta keadilan, boleh?
23
Bertemu Calon Mertua
24
Nikah
25
Ritsleting
26
Dia punya kekasih
27
Pikiran Konyol Nona
28
Menapaki Rumah Marshal
29
Begadang
30
Tidak percaya
31
Hanya Pelayan
32
Terlambat bangun
33
Bulan Madu?
34
Amanda?
35
Tidak marah
36
Kuli Panggul Macho
37
Guling Bernyawa
38
Tugas baru
39
Kondisi Sendi
40
Berkunjung
41
Cucu
42
Masih ada harapan
43
Terjebak sandiwara
44
Rahasia
45
Bosan
46
Ceraikan Dia
47
Diantar Pulang
48
Alasan
49
Istriku, bukan pelayan
50
Kekasih suamiku
51
Bukan saya, sungguh!
52
Itu ... Sendi?
53
Bendera Perang
54
Akan Kutunggu Jandamu!
55
Saya mencintainya, Tuan.
56
Bukan balas dendam
57
Lunch Box
58
Senang diperhatikan
59
Kesal
60
Maaf
61
Info!
62
Izin
63
Membujuk
64
Miskin
65
Apa kamu sudah mencintai Marshal?
66
Petuah
67
Hey, there! This your collections.
68
Status dan Cinta itu berbeda
69
Tidak mengerti
70
Tamparan
71
Bagaimana mau bahagia, jika cinta saja tidak ada?
72
Negosiasi
73
Perdebatan
74
Akibat mata rabun
75
Kembali tunduk
76
Berkenalan dengan Zean
77
Terlalu Rumit
78
Jatuh Cinta
79
Kejadian Tidak Senonoh
80
Zahra
81
Ditinggal ke luar kota
82
Check in Hotel
83
Bertemu Sendi
84
Patah Hati
85
Memuakkan!
86
Ketahuan
87
Pilih salah satu atau tidak dua-duanya?
88
Kacau
89
Kemarahan Kembali
90
Alasan Kebencian
91
Tanpa Sepengetahuan Marshal
92
Bersiap Mengakhiri Hubungan
93
Membujuk Michelle
94
Menginginkan perceraian?
95
Luapan Perasaan
96
Ke Persidangan?
97
Benar-benar pergi
98
Kenapa?
99
Mungkin kembali akan jadi solusi
100
Visual
101
Mulai sekarang, saya yang berkuasa.
102
Hanya satu bulan
103
Peluklah sesuka hati Tuan.
104
Kecelakaan
105
Kabar Mengejutkan
106
Tidak Berarti Apapun
107
Malah Semakin Memperburuk Hubungan
108
Seorang Marshal Mencintai Istrinya?
109
Cinta atau Obsesi?
110
Mengalah
111
Istri Keras Kepala
112
Menjenguk Sendi
113
Kamu mau nikahin seorang janda, kan?
114
Ruyam
115
Uji Coba?
116
Ternyata Hanya Obsesi
117
Menghindari untuk Memulai kembali
118
Awal Baru
119
Ratu dan Lebah Jantan
120
Takdir
121
Bertemu Lagi Dengannya
122
Harus Melupakan!
123
Khawatir
124
Aku Mencintaimu, Zahra.
125
Isi Dompet
126
Koleksi?
127
Cinta Pertama
128
Kamu Cinta Terakhirku
129
Selir?
130
Berapa istrimu sebenarnya?
131
Sikap Istri Tergantung Sikap Suami
132
Kalo Kamu Seperti Ini, Aku Pasti Gak Nyaman.
133
Pacaran Setelah Menikah
134
Keuntungan Berinvestasi
135
Suamiku Tampan
136
Undangan
137
Tidak Akan Memaksa
138
Dilabrak
139
Tidak Menyangka
140
Yang Sebenarnya ...
141
Berusaha Tegas Menghadapi
142
Manda, berhenti mengatainya!
143
Suami Berkencan, Istri Asyik Main Game.
144
Aku Mau Kamu
145
Minta dihamili?
146
Apa yang terjadi?
147
Amanda Bunuh Diri
148
Manda, Bertahanlah!
149
Menyinggung
150
Masalah Kesiapan
151
Ditinggal Lagi
152
Rahma Menangis
153
Melepaskan
154
Konsultasi
155
Manja
156
Hadiah
157
Honeymoon?
158
Viona Cemburu?
159
di Belakang Marshal
160
Membujuk Marshal Yang Sakit
161
Mau Makan Karena Ciuman
162
Bisikkan Michelle
163
Dia Tersinggung
164
Ingin Pulang
165
Sebuah Pengkhianatan
166
Membunuh Rio
167
Ada Apa Ini?
168
Rencana Berhasil
169
Dipermainkan
170
Ingin Jadi Istri Kamu Seutuhnya
171
Tibalah Saatnya
172
Keberhasilan
173
Kekesalan Viona
174
Kesal Berlanjut
175
Bukan begitu, Sayang.
176
Aku Makin Sayang Sama Kamu
177
Bersyukur Jadi Istri Marshal
178
Cukup Marshal Saja!
179
LDR-an. Melepas Rindu Lewat Sambungan
180
Kepanikan
181
Kecemasan
182
Ukiran Nama di Cincin Nikah
183
Penyebab Kebakaran
184
Gelisah
185
Pulang
186
Nyonya Pejabat
187
Malu
188
Orang suruhan nona Amanda
189
Viona Cemburu
190
Marshal Kecelakaan
191
Kekejaman Marshal
192
Penangkapan Amanda
193
Demi Kamu
194
Buronan
195
Dilema Lagi
196
Balik Lagi
197
Amanda Telah Dipenjara
198
Marshal Berbeda
199
Masalah Kecebong
200
Marshal Ingin Punya Anak
201
Membujuk Viona
202
Predator
203
Aquarium Buat Nyonya
204
Kapan Akan dipanggil Papa?
205
Membujuk Lewat Lina
206
Viona Menyosor Marshal
207
Lebih Baik
208
Semakin Manis?
209
Belanja Bareng Mertua
210
Membeli Pakaian Seksi?
211
Mau Punya Anak Seperti Zean?
212
Viona Ingin Berkencan
213
Berkencan
214
Ya ... nanti.
215
Akan Berangkat Bulan Madu
216
Melakukannya di Kamar Mandi?
217
Grand Opening
218
Nyonya Marshal Cemburu
219
Terakhir
220
Kantor Marshal
221
Nyonya Kesal, Kesal, KESAL!
222
Cemburu Viona Menyeramkan
223
Apa aku bisa menjadi seorang ibu, Chal?
224
I-iya
225
Viona yang Agresif
226
Kenapa harus dengan wanita itu?
227
Chal, aku rindu.
228
Kenapa Garmita yang menerima teleponnya?
229
Apakah Marshal masih mencintainya?
230
Viona Diculik
231
Siapa Laki-Laki Itu?
232
Semua Ide Rio
233
Kejutan yang tidak Mengejutkan
234
Negeri Sakura
235
Honeymoon Macam Apa Ini?
236
Pagi Cerah!
237
Nyonya Senang, Marshal Menang.
238
Chidorigafuchi
239
Tokyo Tower
240
Belanja Oleh-Oleh
241
Kabar Buruk
242
Berat Hati
243
Perhatian Viona
244
Viona Hilang
245
Kembali Meminta Untuk Bercerai
246
Mereka Sama-Sama Tersiksa
247
Viona Hamil?
248
Embrio
249
Rahma Siuman
250
Rujuk Uhuy!
251
Marshal Diusir
252
Sabar, Chal ...
253
di Bawah Kolong Meja
254
Bangun
255
Sabar
256
Nyonya dan Tuan
257
Si Dedek
258
Mirip Mama atau Papa?
259
Latihan Melahirkan
260
Viona Harus Ngidam
261
Rrrr ... hentikan!
262
Tidak Ingin Anaknya Mirip Marshal
263
Si Jagoan
264
Dasar gak peka!
265
Nama untuk Tuan Kecil
266
Viona Terjatuh
267
Mari Bersiap Bersama!
268
Memenangkan Perang
269
Akhir dari Sebuah Perjalanan
270
Huh, Extra Part!
271
Holaaaaaa ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!