Setelah mengantarkan suaminya berkerja, Kiara menyuruh pelayan untuk membersihkan meja makannya. Beruntung mereka senang karena Kiara tidak pernah merepotkan sama sekali bahkan enggan untuk macam macam di masion.
“Gilang kirimkan semua macam es krim ke masi on berserta alat mesin es krim juga. Agar Kiara bisa memakan berbagai macamnya.” ujar Raffi karena tidak mau Kiara menunggu Es krim nya lama sampai dia pulang.
Kiara mulai mengecek dan memantau perusahaannya. Kini perusahaan tersebut sudah mulai stabil dari kasus Heri Susanto dan telah menggunakan uang untuk kebutuhan pribadinya. Namun saat itu Kiara mengingat sesuatu.
Heri Susanto tidak akan diam begitu saja saat aku sudah membuat menderita. Bahkan dia akan mencoba untuk membalas dendam kepada ku atau bahkan dengan suamiku sendiri. Aku harus lebih hati hati untuk hal ini. Aku tidak boleh lengah saat musuh untuk masuk ke dalam.
Ketukan pintu membuyarkan lamuan Kiara, lalu ia segera membukanya.
“Maaf Nyonya, dibawah pesanan Anda sudah datang. ” ujar pelayan sopan.
“Pesanan apa Bi? Perasaan aku tidak memesan apapun.” Jawab Kiara bingung.
“Tadi Tuan Muda Raffi berpesan kalau Es Krim permintaan Nyonya akan datang.” jelas pelayan tersebut.
Lalu Kiara akan segera turun ia bingung, dia meminta es krim kepada suaminya belum ada 1 jam mengapa cepat sekali datangnya.
Kiara buru buru bersiap diri dan turun ke bawah.
“Ya Tuhan ini bukan es krim tapi pabrik es krim. ” ujar Kiara kaget. Karena banyak sekali macam es krim bahkan kulkas es krim terdapat 8 kulkas dengan berbagai es krim yang berbeda.
“Ini kenapa ada alat kaya ini.” tanya Kiara kepada orang yang tengah menatanya.
“Ini mesin Es krim Nyonya.” jelas singkat orang tersebut. Karena Raffi berpesan agar bersikap sopan kepada istrinya kalau perlu tidak usah berbicara.
“Suamiku benar benar gila. Lagipula aku cuma minta es krim satu gak sebanyak ini. Terus buat apa banyak kayak gini. ” Kiara terus mengomel kesal dengan kelakuan suaminya.
Dia kembali ke kamarnya lalu menelpon suaminya. Sementara Raffi tengah ada meeting di ruang rapatnya.
Drttt drttt....
Ponsel Raffi berbunyi saat ia meeting namun izin untuk mengangkatnya. Sebelum menekan layar hijau dia sudah tau kenapa istrinya ini menelponnya.
“Hallo Kak Raffi. Kiara ganggu gak?” tanya istrinya.
“Sangat mengganggu, ada apa emangnya.”
“Ini dibawah banyak sekali es krimnya, siapa yang mau makan ini kak.” kesal Kiara.
“Gapapa biar kamu ga bosan saja.”
“Sayang banget uangnya sebanyak itu buat beli es krim doang ih kak Raffi nih ya bener bener nyebelin. tau ah yaudah kalo gitu. Bye.” Kiara kesal sekali dia jadi berpikir biar gak bosan makan es krim aja deh.
Ya ampun gini ya nikah rasanya sama anak kecil. Harus bener bener sabar. Pasti sekarang dia lagi ngomel ngomel. Jadi pengen pulang. Batin Raffi dia senang saat melihat Kiara kesal sendiri. Karena lucu.
“Kita lanjutkan, silakan.” Raffi kembali meeting tapi pikirannya ke Kiara.
Setelah meeting selesai, kini Raffi mengurus pekerjaannya agar cepet pulang. Entah rasanya ingin terus berada di dekat Kiara.
“Fi gue perhatiin dari tadi lo senyam senyum sendiri, baru kali ini lo kaya gitu.” ujar Gilang penasaran dengan sabahatnya takut kerasukan setan.
“Gak ada, kosongkan jadwal setelah makan siang.” Perintah Raffi ke Gilang.
“Mau kemana? tumben banget.” tanya Gilang.
“Mau pulang, kemana lagi.” sinis Raffi.
“esttt tunggu dulu jangan bilang lo udah mulai suka sama istri lu sendiri?”
“Emang suka, terus dimana masalahnya. Istri sendiri gak ada salahnya juga.” Gilang ikut tersenyum akhirnya Raffi mulai ada rasa dengan Kiara.
“Syukurlah kalau lu udah ada rasa, kalau belum siapa tau Kiara bisa dengan gue. Gue gak suka orangnya cantik tapi dia.” Gilang memang kurang cocok dengan Kiara. Entah mungkin belum kenal atau gimana tidak tau juga.
“Berani? Awas aja sampai lu pegang istri gue, tangan lo langsung berubah.”
“Gue juga gak akan tinggal diam gitu aja.” bantah Gilang. Pasalnya mereka sama sama punya ego yang tinggi tapi mereka sudah tahu harus bersikap gimana.
Kiara kini tengah kesal. Semua pelayan dalam masion takut.
“Bi, bibi. Sini deh.” Kiara keluar dari lift sambil memanggil ketua pelayan di masion tersebut.
“Iya Nyonya Muda saya di sini.” sambil menghampiri Kiara.
“Bi tolong panggil semua pelayan kesini sekarang.” Ujar Kiara sambil menuju kulkas pendingin es krim dan mengambil satu rasa coklat.
“Baik Nyonya, tunggu sebentar.” Bibi tua langsung memanggil semuanya tanpa terkecuali sesuai perintah dari Nyonya Mudanya.
“Kalian semua dan Bibi tolong ambilkan Kiara makan siang.” kini Kiara mengamati pelayan penjaga satu persatu ada sekitar 31 orang entah apa tugas dari mereka Kiara juga tidak tau.
“Ada yang bisa kami bantu Nyonya Muda?” tanya pria penjaga di masion ini.
“Gak ada saya hanya ingin mengahafalkan wajah kalian saja. Jadi tolong jangan tegang seperti itu biasa saja.” Kiara sambil tersenyum. Kan semua pelayan penjaga menghela nafas lega berbarengan.
“Hah.... ” mereka semua kompak mengemhempuskan nafas bareng.
“Heiii apa kalian tahun kepadaku? Seperti aku akan membunuh kalian semua yang menatapku dengan tegang sekali.” Kiara tertawa karena mereka seperti anak kecil.
“Baik Nyonya sesuai perintah.” kini mereka sudah bersikap biasa saja.
“Ini Nyonya Muda makan siangnya. Selamat makan Nyonya.” lembut bibi kepada Kiara.
“Terimakasih Bibi tolong bibi duduk disampingku. Aku ingin segera makan. Dan kalian semua aku izin makan dulu ya.” Kiara meminta izin kepada semua orang untuk makan terlebih dulu.
“Nyonya pelan - pelan makanan masih banyak kalau kurang bisa saya bawakan lagi.” kini Bibi terus menatap Nyonya Mudanya sangat cantik bahkan lucu saat makan seperti anak kecil.
Kiara makan dengan lahap, sambil menghafal wajah mereka dengan teliti. Ia tidak mau kalau di masionnya ada orang lain tidak ia kenali. Maka ia berpikir untuk menghafalkan wajah mereka semua.
“Sudah bibi, terimakasih. Sekarang kalian semua ikut saya.” Kini Kiara bersebelahan dengan Bibi menuju tempat penyimpanan Es krim. Karena Kiara mau semua Es krim ada di ruang tengah.
Kiara memberikan es krim semua kenapa pelayan dan penjaga masion tersebut. Mereka terus menolak namun Bibi memintanya agar menerima. Bibi tidak ingin membuat Nyonya Mudanya kesal seharian cukup di pagi hari tadi saja sudah membuat orang pusing se masion.
“Baiklah semua sudah menerima?” tanya Kiara.
“Sudah Nyonya.” jawab salah satu dari mereka.
“Kalau kalian tidak suka dengan yang aku berikan pilih sendiri saja tak apa. Hei kamu singkirkan meja ini.” Kini ruang tengah sudah seperti ruang keluarga. Mereka takut jikan Tuan Muda Raffi mengetahui makan habis semuanya.
Kiara duduk di sofa sambil memakan es krim. “Kalian duduklah tak apa jangan berdiri terus aku capek melihatnya.”
“Maaf Nyonya kami seperti ini saja.” Jawab Bibi yang ada disamping Kiara.
“Bibi tolong suruh mereka duduk sambil memakan es krim ini. Aku hanya ingin teman untuk memakan bareng saja bibi.” Kiara mulai capek melihat semua orang berdiri seperti dirinya di kepung.
“Baiklah Nyonya sesuai perintah, kalian semua duduk dan makan lah es krim dari Nyonya Muda.” Perintah Bibi lalu mereka menurut dan mulai memakan es krimnya.
“Maaf Nyonya Muda sepertinya saya izin harus kembali ke depan untuk memastikan keamanan masion Nyonya.” salah satu pengawal karena takut mengenai kelonggaran keamanannya.
“Duduk dan makan, atau aku akan melaporkan kepada suamiku?”
“Ampuni saya Nyonya.” Mereka mulai memakan es krim. Kiara tidak akan bosannya dengan es krim. Karena sedari kecil ia sangat suka es krim.
Sementara didalam hati semua pelayan dan pengawal mereka takut akan terjadi sesuatu karena mereka sudah yakin jika Tuan Mudanya tahu maka akan habis semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments