Persiapan Pelepasan Sekolah

Setelah melewati hari bersama Raffi, ia masih cuek dan sangat sibuk dengan pekerjaannya. Sempat ia meninggalkan Kiara pergi dan baru pulang paginya. Kiara juga berusaha menjadi istri yang baik menyiapkan kebutuhan suaminya. Tiba saatnya hari dimana pelepasan sekolah tiba. Ia meminta izin ke Raffi agar ia menami sebagai perwakilan dari keluarganya.

“Jadi aku harus ikut ke sekolah kamu?” tanya Raffi di sela makan malamnya.

“Iya kak, karena harus ada pendamping keluarga kak. Kalau misalnya kakak sibuk biar Beni saja yang nemenin aku kak.” Lirih Kiara dengan kecewa karena Raffi gak bisa datang.

“Yaudah kamu sama Beni dulu saja, kalau misal kerjaanku selesai aku menyusul ke sekolah.” Tolak Raffi karena ia merasa kerjaannya sangat banyak dan cukup sulit ditinggalkan.

“Hm okelah.” Pasrah Kiara karena mengerti suaminya sibuk sekali.

“Aku duluan ya, habiskan makanannya.” Pamit Raffi yang selalu meninggalkan meja makan tanpa menunggunya terlebih dulu. Dengan kecewa Kiara makan sendiri.

Sabar Kiara, kamu kuat. Kak Raffi harus bisa buat kamu suka sama kamu sendiri. Ucap Kiara dalam hatinya.

“Beni bagaimana perusahaan? Tadi aku beberapa mengecek berkas ada sedikit masalah tentang masalah keuangan yang tidak sesuai dengan datanya bukti pegeluarnya. Bisakah kamu menemui bendahara keuangannya untuk menanyakan masalah ini. Karena jumlahnya bener bener jatuh Ben.” Perintah Kiara sambil menatap laptop, ia sudah mulai bekerja dari jarak jauh. Beni selalu memberinya laporan yang memang Kiara harus pantau dan ditandatangi juga.

“Benar Nona saya juga sedang menyelidiki ini, dari beberapa bukti yang saya dapat uang ada yang masuk didalam rekening milik pribadi yakni atas nama Heri Susanto selaku pemegang keuangan perusahan Nona.” Jelas Beni, karena memang pasalnya Heri Susanto memang sering menggelapkan uang perusahan untuk kebutuhan pribdanya sendiri.

“Minggu ini carilah pengganti yang jujur, keluarkan dia dari perusahan. Pastikan ia tidak masuk dalam cabang yang lainnya.” Kiara memang mempunyai sifat yang tegas seperti Wijaya, karena Wijaya sering kali mengatakan untuk hal hal yang harus dilakukan agar karyawan terus jujur dan melukan pekerjaan yang baik.

Kiara juga lancar mengatur perusahan. Karena sebelum Wijaya meninggal ia juga bekerja dalam jauh dengan arahan Wijaya untuk melatih dirinya.

“Baik Nona, saya akan lakukan segera mungkin.” Beni melanjutkan pekerjaannya lagi.

“Aku ke kamar dulu ya Ben, takutnya Kak Raffi marah lagi gara gara seharian aku disini.” Lalu pergi meninggalkan ruangan kerja Papanya.

Dikamar Raffi tengah membalas chat dari Susan. Ia mengabari bahwa sebentar lagi akan kembali ke sana. Awalnya wanita itu marah- marah tapi dengan susah payah Raffi membujuk bicara lewat telfon akhirnya tidak marah lagi.

“Aku kangen banget sama kamu sayang, cepatlah pulang!” balas Susan dengan emoticon sedihnya.

“Iya sama aku juga merindukanmu, tunggu aku ya. Setelah pulang nanti kita jalan jalan.” Bujuk Raffi karna dirinya memang sudah merindukan kekasihnya. Entah apa saya dirasakan dirinya. Ia dilanda rasa bimbang, ia tidak bisa meninggalkan wanita yang ia cintainya. Tapi ia juga tidak mau menyakiti istrinya. Jadi ia akan membicarakan langsung dengan Susan.

Pesan diakhiri karena perbedaan jam 12 jam jadi disana masih malam. Susan mungkin sudah tidur disana. Tak lama pintu terbuka, mendapati sosok Kiara sambil membawa makanan ringan untuk dirinya.

“Kak, kue tadi aku menyuruh bibi membuatnya.” Ujar Kiara dengan senyumnya yang manis.

“Iya terimakasih taruhlah dimeja.” Jawab Raffi tanpa menatap istrinya.

“Kak, masih banyak ya pekerjaannya. Kak Raffi sibuk terus dari kemarin. Apa perlu aku bantuin kak? Kiara lumayan ngerti kok kak.” Ujar Kiara karena melihat suaminya kelelahan.

“Tidak perlu sebaiknya kamu persipan karena setelah pulang dari kelulusan kita langsung terbang ke Amerika. Aku sudah menyiapkan pesawat juga.” Perintah Kiara, ia tahu karena sebelumnya sudah ia bicarakan.

“Sudah siap kok kak, semuanya sudah clear. Tinggal mempersiapkan diri saja.” Jawabnya memang semunya sudah disiapkan sebelumnya dengan Bi Siti juga Beni juga.

“Tidurlah bukannya kamu selalu tidur siang. Siapkan dirimu untuk besok pagi.” Sambil menatap Kiara.

“Hmm... Kiara ingin liat Kak Raffi saja. Ini berkas- berkasnya perlu diselesaikan ya kak? Kiara bantu ya.” Lagi lagi Raffi menghela nafas. “Tidak usah Kiara, bentar lagi aku juga udah selesai ini.” Tolak Raffi karena jujur sebenarnya dirinya juga capek tapi bagaimana lagi. Hingga Gilang yang disana juga kewalahan.

“Gak papa kak, bentar aku ambil laptop dulu.” Ia membuka lemari mejanya mengambil laptopnya. Karena ia punya banyak sekali laptop. Ia mulai mengetik beberapa hal membuat laporan dan mengambil berkas yang ada didepan Raffi.

Raffi melihat tindakan tersebut tersenyum. “Memang kamu ngerti? Yang ada aku harus kerja dua kali Kiara, jadi tidak perlu cukup kamu diam atau perlu kamu tidur sana.” Ujar Raffi yang terus menolak bantuan istrinya.

“Bisa kak, biar Kak Raffi bisa ikut aku ke pelepasan besok.” Memang ini akal-akalnya Kiara saja karena ia ingin membuktikan kepada semuanya kalau Kiara bukan anak kecil yang manja. Bahkan ia juga kerap memenangkan lomba bahkan seminar dibeberapa tempat juga.

Satu jam mereka tengah bersibuk, Kiara berusaha agar cepat selesai segera mungkin. Dan kini ia selesai dulu dari Raffi.

“Selesai. Tinggal kirim dan sudah.” Lega dirinya sudah mengirim laporan kepada email yang dituju juga tanpa Raffi mengecek lebih dulu.

“Cepat sekali kamu, mana aku cek dulu.” Pinta Raffi.

“Ini kak, sudah aku send sekalian. Dan aku mau mandi. Gerah.” Lalu meninggalkan suaminya. Raffi memeriksa pekerjaan Kiara cukup rapi juga. Dan ya ga terlalu buruk pikirnya.

Apa aku dampingi saja ya besok, yaudah deh sebagai tanda makasih juga. Lalu Raffi meletakkan laptopnya karena ia mendapati telpon dari Gilang.

“FI LAPORAN LO KEREN BANGET, SAMPE BISA MEMBUAT MEREKA PERCAYA BEGITU SAJA DAN LANGSUNG SETUJU WAHH SENENG BANGET GUE.” Gilang disana bicara keras sangking senangnya. Bagaimana bisa laporan yang dibuat Kiara bersaungkutan tentang kerja sama dengan perusahan yang cukup menguntungkan bahkan perusahaan tersebut membagi hasil 50% darinya. Ini keuntungan besar sekali.

“Gak usah teriak teriak bisa gak sih, sakit telinga gue!” bantah tak salah dingin Raffi pasalnya ia sampe menjauhkan telponnya.

“Ya sorry kan gue refleks dong saking senengnya.” Bela Gilang. Lalu Raffi dengan kesal mematikan telponnya. Ia kembali melihat laporan yang dibuat Kiara, ia membaca ulang cukup tertarik dengan kata yang dibuatnya. Bahkan sangat yakin dengan isinya. Ia tak terlepas senyum.

Kini Kiara sedang dipoles dengan tipis untuk membuat kesan yang elegan. Ia juga tidak mau terlalu berlebihan dalam tampilan ini.

“Nona sangat cantik sekali kalau dipoles, seperti boneka wajah Nona.” Puji mereka saat semuanya sudah selesai. Mereka kagum dengan Kiara, selain cantik ia juga rendah hati dan baik.

“Kalian jangan berlebihan seperti itu, Kiara kan sudah cantik.” Jawab Kiara.

Dibawah Raffi berserta orangtuanya ada juga Beni yang sengaja mengosongkan jadwalnya untuk Kiara tak henti menatap wanita menuruni tangga dengan dress selutut depan dan ada belahan di pinggirnya. Membuat kesan elegan sekali.

Ya Tuhan cantik sekali dia, ujar Beni. Dia terlihat berbeda saat diberi polesan di wajahnya. Kiara memang jarang sekali dandan tapi ia juga sering merawat dirinya agar terlihat sehat.

“Cantik banget anak perempuan Mama.” Mama Ina tak henti henti kagum dengan penampilan Kiara.

Benar cantik sekali dia, seperti beda orang. Seperti bukan Kiara. Batin Raffi menatap Kiara yang ada disampingnya.

“Hehe... ih mama jangan begitu Kiara malu.” Jawab malu – malu Kiara karena dari tadi ia mendapatin pujian dari orang rumah.

“Kita langsung berangkat saja ya..” mereka langsung masuk kedalam mobil. Papa Bram menuju mobilnya bersama Istrinya.

Kiara duduk dibelakang dengan Raffi, Beni mengemudi dengan kecepatan sedang. Raffi lagi – lagi mencuri pandangan ke Kiara.

“Kak nanti pulang dulu atau langsung ke bandara?” tanya Kiara menatap Raffi. Pasalnya Raffi juga menyuruh orang membawa perlengkapannya ke Bandara.

“Pulang dulu saja sama ambil barang di rumah.” Jawab Raffi, dan diangguki Kiara.

Setalah tiba di sekolah, Kiara dan Raffi berjalan dan diikuti Beni dari belakang disusul Papa Bram dan Mama Ina juga. Semua mata manatap mereka bagaikan pasangan yang serasi satunya cantik dan berprestasi dan satunya tampan sekali mereka tidak melihat keburukan sekali.

Tiba – tiba Raffi menggandeng pinggang Kiara karena ada lelaki yang memandang Kiara sampe tak berkedip. Kiara yang mendapat perlakuan tersebut mengerti ia menuruti saja. Lalu ia duduk ditempat yang sudah disiapkan oleh panitia.

Acara pelepasan tiba dimulai dari berbagai pidato sambutan dan lainnya. Serta ada nama siswa –siswi berprestasi salah satunya Kiara yang memperoleh juara satu. Hal itu membuat bangga semunya termasuk Beni tak henti henti mengucapkan selamat.

“Selamat Kiara, kamu memang pantas mendapatkannnya.” Ucapan dari Raffi membuat Kiara senyum tiada henti. Ia sampe tak terasa menjatuhkan air matanya. Ia mengingat Papa Mamanya. Melihat hal itu buru – buru Raffi menggenggam tangan istri kecilnya.

“Jangan menangis, nanti setelah ini kita ke makam dulu sekalian pamitan sama mereka ya.” Entah mengapa Raffi tahu jika Kiara mengingat orangtuanya.

Teman teman gimana ceritanya, aku usahain supaya kalian suka ya. Love dari aku. Tolong komen ya untuk kritik sarannya, terimakasih jangan. Lupa share ke lainnya.❤❤❤

Terpopuler

Comments

Febby Fadila

Febby Fadila

semangat kiara..

2024-06-20

0

Cantikawiwin Wiwin

Cantikawiwin Wiwin

istibet bgt cerita torr

2023-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar Mengejutkan
2 Menikah Dengan Terpaksa
3 Mulai Perhatian
4 Lembaran Baru
5 Raffi Masih Dingin
6 Persiapan Pelepasan Sekolah
7 Pamit
8 Tentang Susan Kekasih Raffi
9 First Kiss
10 Sarapan
11 Mengungkapkan Kebohongan
12 Kantor
13 Makan Siang Tertunda
14 Membela Wanita Lain
15 Roti Panggang
16 Es Krim
17 Es Krim Part 2
18 Makanan Beracun
19 Dendam
20 Keributan Di Kantor
21 Perasaan Cinta Kiara
22 First Date Kiara dan Raffi
23 Serangga yang Meresahkan
24 Akhir dari Semuanya
25 Menantu Kesayangannya
26 Rencana Kiara
27 Gagal
28 Rencana Mario
29 Flashback Kejadian di Hotel
30 Belanja dengan Mertua
31 Masalah di Perjalanan
32 Kiara dalam Bahaya
33 Tiba-tiba Sakit
34 Bunga Kupu-kupu
35 Kerjasama Nona Levs
36 Pergi Diculik
37 Tak Berdaya
38 Permainan Kiara
39 Sifat Kejam Beni
40 Drama Kiara
41 Dibalik Fakta
42 Rencana Bulan Madu
43 Hamil
44 Pantai
45 Sate Ayam
46 Ayam Goreng
47 Berkunjung ke Makam
48 Kembali Ke Mansion
49 Kabar Hamil
50 Bayi Kura-kura
51 Perselisihan Nona Levs
52 Membujuk Bumil
53 Baikan
54 Matahari
55 Apa Kabar Matahariku?
56 Kemarahan Raffi
57 Sadar Akan Kehilangan
58 Kesedihan Raffi
59 Akhir dari Michelle
60 Mencoba Memperbaiki
61 Kita Pisah
62 Flashback ( part 1 )
63 Flashback ( part 2)
64 Perjalanan Baru
65 Jalan ke Zoo
66 Dia Kembali
67 Cerita dengan Beni
68 Selesai dan Perkenalan
69 Cinta yang Besar
70 Menikmati Cake
71 Tentang Gilang
72 Acara Weekend
73 Roti Bakar
74 Memetik Hasil
75 Firasat Buruk
76 Kecelakaan
77 Berjuang Hidup dan Mati
78 Lahir Baby Lucu
79 Hadiah dari Tuhan
80 Berjuang tanpa Bantu
81 Bahagia dengan Mereka
82 Rasa Cinta Raffi
83 Persiapan Pulang
84 Sambutan Kedatangan
85 Tidak akan Menyesal
86 Sakit
87 Suami yang Baik
88 Meu Menikah Denganku?
89 Perdebatan di Jalan
90 Mencari Review Makanan
91 Review Makanan
92 Kekhawatiran Beni
93 Tidak Pernah Salah
94 Kebahagiaan dengan Uang
95 Nela Sakit
96 Alena yang Sopan
97 Rasanya Menjadi Nyamuk
98 Salah Menaruh Perasaan
99 Berjuang Mendapatkan Cinta
100 Kekhawatiran Akan Terjadi
101 Waktu Berjalan
102 Masalah Freya
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Kabar Mengejutkan
2
Menikah Dengan Terpaksa
3
Mulai Perhatian
4
Lembaran Baru
5
Raffi Masih Dingin
6
Persiapan Pelepasan Sekolah
7
Pamit
8
Tentang Susan Kekasih Raffi
9
First Kiss
10
Sarapan
11
Mengungkapkan Kebohongan
12
Kantor
13
Makan Siang Tertunda
14
Membela Wanita Lain
15
Roti Panggang
16
Es Krim
17
Es Krim Part 2
18
Makanan Beracun
19
Dendam
20
Keributan Di Kantor
21
Perasaan Cinta Kiara
22
First Date Kiara dan Raffi
23
Serangga yang Meresahkan
24
Akhir dari Semuanya
25
Menantu Kesayangannya
26
Rencana Kiara
27
Gagal
28
Rencana Mario
29
Flashback Kejadian di Hotel
30
Belanja dengan Mertua
31
Masalah di Perjalanan
32
Kiara dalam Bahaya
33
Tiba-tiba Sakit
34
Bunga Kupu-kupu
35
Kerjasama Nona Levs
36
Pergi Diculik
37
Tak Berdaya
38
Permainan Kiara
39
Sifat Kejam Beni
40
Drama Kiara
41
Dibalik Fakta
42
Rencana Bulan Madu
43
Hamil
44
Pantai
45
Sate Ayam
46
Ayam Goreng
47
Berkunjung ke Makam
48
Kembali Ke Mansion
49
Kabar Hamil
50
Bayi Kura-kura
51
Perselisihan Nona Levs
52
Membujuk Bumil
53
Baikan
54
Matahari
55
Apa Kabar Matahariku?
56
Kemarahan Raffi
57
Sadar Akan Kehilangan
58
Kesedihan Raffi
59
Akhir dari Michelle
60
Mencoba Memperbaiki
61
Kita Pisah
62
Flashback ( part 1 )
63
Flashback ( part 2)
64
Perjalanan Baru
65
Jalan ke Zoo
66
Dia Kembali
67
Cerita dengan Beni
68
Selesai dan Perkenalan
69
Cinta yang Besar
70
Menikmati Cake
71
Tentang Gilang
72
Acara Weekend
73
Roti Bakar
74
Memetik Hasil
75
Firasat Buruk
76
Kecelakaan
77
Berjuang Hidup dan Mati
78
Lahir Baby Lucu
79
Hadiah dari Tuhan
80
Berjuang tanpa Bantu
81
Bahagia dengan Mereka
82
Rasa Cinta Raffi
83
Persiapan Pulang
84
Sambutan Kedatangan
85
Tidak akan Menyesal
86
Sakit
87
Suami yang Baik
88
Meu Menikah Denganku?
89
Perdebatan di Jalan
90
Mencari Review Makanan
91
Review Makanan
92
Kekhawatiran Beni
93
Tidak Pernah Salah
94
Kebahagiaan dengan Uang
95
Nela Sakit
96
Alena yang Sopan
97
Rasanya Menjadi Nyamuk
98
Salah Menaruh Perasaan
99
Berjuang Mendapatkan Cinta
100
Kekhawatiran Akan Terjadi
101
Waktu Berjalan
102
Masalah Freya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!