Setelah membicarakan mengenai kembali ke Amerika kini Papa Bram dan Mama Ina pamit pulang. Kiara menghantarkan mereka sampe didepan pintu.
“Mama pulang dulu ya sayang, nanti kamu besok atau kapan kapan main ke rumah mama ya. Raffi ajak menantu mama yang cantik ini untuk main ke rumah.” Menatap tajam ke arah Raffi sambil memeluk Kiara dengan penuh sayang.
“Iya ma besok Raffi ajak ke rumah.” Sambil memeluk mama nya juga. Kini bertiga berpelukan seperti teletabis di film.
“Raffi jaga istri kamu, Kiara papa pamit pulang dulu. Bilang saja sama kita kalau Raffi jahat atau nyakiti kamu bahkan buat sedih kamu. Kamu langsung bilang kita saja oke?” ujar Papa Bram penuh dengan ketegasan.
“Iya Papa Bram, siap deh nanti Kiara bakal bilang kalau Kak Raffi macem macem sama aku hehe...” sambil senyum yang sangat manis kepada mertuanya. Setelah itu mereka pulang kerumahnya. Kini mereka berdua menatap kepergian mobil hingga menghilang.
“Ayo masuk, kamu harus istirahat.” Ujar Raffi mengajak istrinya kembali masuk ia terus mengingat kondisi Kiara. Wanita tersebut masih terlihat pucat sekali.
“Ayo Kak.” Jawab Kiara.
Setelah sampai dikamar Kiara merebahkan diri dikasur karena jujur ia merasa kondisinya menurun. Raffi menyuruh untuk tiduran dikasur, sedangkan ia mengambil laptop mengejarkan beberapa perkerjaan yang sempat tertunda.
Kiara menatap Raffi dengan rasa kagum, karena ia tak henti henti terseyum dengan manis kepada sang suaminya. Namun, senyum itu tak dilihat oleh Raffi ia tengah fokus di laptopnya.
Sesekali Raffi melihat istri kecilnya, ia tersenyum saat mendapati Kiara tertidur dengan pulas. Ia terus berkerja menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin . Tiba- tiba telpon berbunyi menampilkan nama Gilang, asisten pribadi Raffi.
“Kapan kembali kesini, tadi lu bilang gak jadi terbang besok. Kenapa?” tanya Gilang dengan santai. Gilang termasuk sahabat dekatnya ayahnya. Dia berteman sejak masih kuliah semester awal. Lalu ia dekat dengan Raffi dan saat itu juga Raffi sedang mencari orang yang jujur dan dapat dipercaya omongannya. Gilang pada saat itu juga ikut serta membantu mencari otang yang ia cari untuk Raffi.
Alhasil Gilang sendiri juga bersedia menjadi Asisten Pribadinya apalagi Raffi sudah banyak membantu juga di dalam hidup Gilang. Jadi pada saat tertentu saja mereka bicara menggunakan bahasa formal. Sedangkan di lain hal mereka akan seperti biasannya.
“Mungkin 2 minggu lagi. Kenapa? Bukannya kalau sudah gue suruh buat kirim semua file yang perlu dikerjakan. Jadi masalahnya dimana?” sengit Raffi dengan nada datarnya.
“Ya kan ada beberapa pertemuan yang harus lo hadiri juga Fi, tapi bisa diwakili juga.” Jawab santai Gilang.
“Lo atur saja baiknya bagaimana.” Jawab Raffi lalu memutuskan telpon sepihak dengan Gilang.
“Dih dimatiin, dasar laki-laki aneh. Eh kok dia lama bener ya di Indonesia sampe 2 minggu banget. Ada apa ya aneh sekali. Mending gue cari tahu sendiri dulu sebelum dengerin cerita dari Raffi sendiri kalik ya.” Batin Gilang lalu menghubungi kemanan yang sudah ditugaskan untuk menjaga Raffi.
“Cari tahu apa yang terjadi disana. Saya tunggu 10 menit lagi.” Putus sambungan ia langsung bergegas masuk ke dalam apartemennya.
Ting.
Apa jadi Raffi menikah dengan perjodohan dari orangtuanya. Lalu bagimana dengan Susan. Pasti wanita tidak tahu diri itu mengamuk gak jelas. Syukurlah ternyata doa gue dikabulin. Lagipula ge juga gak terima jika Raffi sama Susan. Wanita selalu menghabiskan uang laki-lakinya dan suka cari sana sini.
Lagipula gue heran kenapa Raffi mau sama itu wanita. Bener bener ya Raffi jika sudah cinta lupa semunya. Otak saja sampe gak dipake. Gilang senyam senyum sendiri sambil membayangkan bagimana bisa sahabatnya memiliki kekasih buruk seperti susan itu.
Pov Raffi.
Raffi Bramatyon merupakan CEO diperusahaannya milik keluarga Matyon. Perusahan ini sudah turun termurun dari keluarganya. Jadi dia termasuk pewaris tunggal dikeluarga ini. Kakeknya bernama Matyon sudah tiada dan mewariskan kepada Bram alias Bramtiyon. Karena perkembangan perusahaan semakin pesat akhirnya Bram menyuruh Raffi untuk memimpin salah satu perusahan yang ada di Amerika.
Lalu Raffi bekerja keras hingga kini perusahannya semakin besar dan pesat lebih dari sebelumnya. Banyak perusahan juga ikut menawarkan kerja sama. Namun sikap dingin Raffi terkenal di sana, berbeda dengan saat di Indonesia dihadapnnya keluarga. Raffi terlihat cerita tidak dingin.
Hingga ia meminta Gilang menjadi Asistennya untuk bekerja sama dengannya. Gilang sendiri memiliki sifat sama seperti Raffi namun ia masih ramah senyum. Apalagi bawel cerewet orangnya. Dia juga tidak takut dengan Raffi, bahkan Gilang sendiri sudah dianggap saudara sendiri. Jadi mereka terus bersama-sama hingga saat ini.
Kini jam menunjukkan sore, Raffi masih bertarung dengan pekerjaannya yang belum lepas dari tadi. Kiara bangun melihat suaminya masih setia di laptop ada perasaan sedih, namun ia sudah terbiasa karena keluargannya juga dulu sangat sibuk sekali.
Papa Mama semoga kalian tidak salah memilih suami seperti Kak Raffi. Dulu Kiara anggap Kak Raffi sebagai kakak sendiri ternyata anggapan Kiara salah. Kini telah menjadi suami Kiara pa ma. Kiara harap kalian tenang dan senang disana.
“Kak.” Panggil Kiara menghampiri suaminya.
“Iya? Kamu sudah bangun?” tanya Raffi tanpa mengalihkan tatapannya yang tetap fokus dilaptopnya.
“Kak.” Panggil Kiara lagi. Dan detik itu juga Raffi menatap wajah istrinya itu dengan penuh kesal karena menggu waktunya. Pasalnya Raffi orang yang tidak suka diganggu jika sudah fokus dengan pekerjaan bahkan ia membiarkan orang orang yang bicara dengannya enggan mendengarkan sama sekali.
“Kenapa?” tanya malas Raffi menatap Kiara.
“Lapar, ayo makan bareng kak!” ajaknya karena ia merasa lapar melewatkan makan siangnya dengan tidur.
“Kamu duluan saja, aku masih ada banyak kerjaan yang harus aku lakukan.” Tolak Raffi terus menatap laptopnya.
Dengan penuh kecewa Kiara meninggalkan kamar menuju ruang makan, ia mengambil makanan secukupnya lalu makan sendiri.
Kenapa ya sikapnya dingin banget, pantesan tadi siang gak dingin kayak ini. Apa kerjaan Kak Raffi banyak banget ya sampe cuek in aku begitu terus. Kiara berbicara sendiri sambil makan melamun karena mikirkan perubahan Raffi yang begitu.
Astaga sadar Kiara. Kamu ini siapanya jangan berharap lebih. Ia terus berperang terhadap dirinya sendiri. Ia tiba tiba bingung apa yang diucapkan tadi pagi. Kiara meragukan ucapan Raffi. Ia bingung harus bagaimana.
Sebenarnya mama sama papa lagi rencanain hal apa sih rasanya berat banget ma. Kiara gak tahu kalau Kiara kini harus dipaksa kuat menghadapi hal-hal kayak gini.
Tak terasa ia tidak memakan makanannya karena terus diam. Dia meninggalkan meja makan menuju kolam ikan hias. Ia memberi makan ikan hias tersebut untuk menenangkan pikirannya. Ia juga mengambil air untuk menyirami tanaman bunga yang ia tanam.
Ini mengingat waktu bersama dengan mama nya yang sudah dengan bunga begitupun Kiara juga sangat menyukai bunga. Serasa waktu sudah selesai ia kembali masuk kedalam rumah.
“ Beni tunggu.” Sapa Kiara memanggil Beni sambil setengah berlari. Karena ia memanggil Asisten pribadi itu dengan sebutan nama.
“Nona jangan lari, ada apa Nona memangil saya?” tanya Beni.
“Hm baju wisudaku sudah selesai belum?” tanya Nona Kiara karena ia mengingat baju kelulusan yang ia pesan dari butik Mamanya.
“Sudah Nona, besok mereka akan mengantarnya kesini.” Jelas Beni.
“Ada yang aku ingin bicarakan sama kamu Ben, mari ke ruang kerja papa saja.” Ajak Kiara menuju tempat kerja papanya.
“Aku ingin bicara mengenai kepemimpinan perusahaan Ben, mungkin ada beberapa perusahaan yang akan aku ambil ahli sendiri tapi secara privat. Aku tidak ingin mengambil risiko jika aku mengambil tindakan dengan data dataku yang terpapang apalagi aku masih sangat muda. Mungkin saja mereka bisa memanfaatkan keadaanku Ben. Jadi aku ingin kau membantu aku untuk mempermudah melakukanya. Aku sudah banyak belajar papa sellau mengajariku juga beberapa hal yang cukup sulit dan semoga saja aku sudah bisa lancar untuk kedepannya.” Jelas Kiara bagaimanapun juga ia harus adil untuk menjalankan perusahan dari papanya yang sudah dibangun merintis secara nol.
“ Baik Nona saya mengerti maksudnya. Tuan Wijaya juga sebelumnya sudah membicarakan ini dengan saya. Karena di dalam dunia bisnis itu sangat kejam jadi sekarang Nona juga tanggung jawab saya. Lalu bagaimana dengan Tuan Raffi? Apa dia tidak marah jika Nona akan tetap bekerja.” Tanya Beni penuh ragu, karena bagaimana pun Kiara sudah menikah pasti akan susah menjadi istri dan mengurus perusahan ayahnya.
“Aku bisa mengaturnya. Kamu usahakan untuk menutup semuanya agar tidak ada yang tau. Boleh saja tahu beberapa asal mereka mau tutup mulut mereka.” Penuh senyum Kiara menjelaskan semuanya dengan Beni.
Kiara memang anak yang cukup mendiam, namun diamnya adalah emas. Dia selalu belajar hal hal yang diluar dugaan tapi papanya selalu melarang untuk melakukan hal tersebut. Jadi mau tidak mau ia menuruti semua keinginan papanya. Karena papa Wijaya adalah satu-satunya orang yang ia punya selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Dea Saputri
Jangan lupa like dan komen teman-teman agar author lebih semangat lagi uploadnya😁
2023-02-16
0