”Cari makan, didepan belok kiri nanti kita makan disitu aja.” Kiara sudah muak dengan semua dramanya.
Gilang melihat Raffi dengan arti setuju lalu mereka segera ke restoran yang di inginkan Kiara.
Kiara dengan lahap memakan sajian di depan matanya. Ia benar benar sangat lapar sekali. Gilang dan Raffi hanya bisa melihat dengan tatapan tanda tanya. Kiara menyadari suaminya sedang menatap dirinya bingung tidak peduli lagi. Untung saja Beni siap memberi solusi agar Nona Mudanya tidak kelaparan.
“Ki pelan-pelan makannya, aku ga minta kok.” Raffi hanya bisa pasrah tentang kelakuan istrinya itu. Dia mengambil tisu mengelap pinggiran bibir istrinya yang berantakan.
Gilang melihat pemandangan tersebut hanya bisa tersenyum dan senang. Tapi juga bingung tadi Kiara sakit sekarang kayak orang kesurupan makannya.
“Nyonya Muda saya tidak akan memakannya jadi kalau Nyonya masih lapar ambil saja.” Ujar Gilang mengerti karena Kiara melihat piringnya sudah habis.
“Kak Raffi tolong naikkan gaji Asisten mu sekarang, dia sangat mengerti sekali.” Kiara sambil menggoda suaminya dan juga mengedipkan mata sebelah kepada Gilang.
“Apapun yang kamu mau Kiara.” Jawab Raffi lembut kepada istrinya.
Kini mereka menikmati makan siang yang tertunda. Kiara sudah selain dan minum namun tiba - tiba rambutnya disiram sama air oleh seorang wanita.
“Aduh maaf sengaja.” seorang wanita tersenyum penuh kemenangan saat menyiram minuman Raffi ke rambut Kiara.
Kini Kiara sudah mengerti apa yang harus dilakukan jadi dia tidak mau meladeninya.
Raffi dan Gilang juga terkejut saat Susan menyiram Kiara. Dengan geram Kiara menampar Susan.
Plakkk
Tamparan keras bahkan disudut bibir Susan keluar darah, Raffi melihat hal itu langsung menatap tajam Kiara.
“Kiara kamu apa- apaan menamparnya seperti itu. Lihat lah dia sampai berdarah. Aku gak nyangka ya kamu bisa kasar sama sesama wanita.” suara dingin Raffi membuat Kiara menegang saat suaminya sendiri membela orang lain di banding istrinya. Susan yang mendapat dukungan dari mantan kekasihnya tersebut hanya terseyum dan memanfaatkan situasi ini.
“Fi lo yang apaan bela wanita lain, harusnya lo bela istrinya lo Kiara.” geram Gilang saat Raffi mengatakan hal tersebut dengan Kiara.
“Raffi liat dia, bahkan tidak punya rasa takut atau salah denganku.” kini Susan mengadu kepada Raffi untuk mendapatkan belaan lebih.
“Sekarang kamu minta maaf sama Susan karena kamu sudah menamparnya.” ujar dingin Raffi kepada Kiara yang menatap tajam. Namun Kiara tidak takut sama sekali dengan tatapan yang diberikan suaminya.
“Maaf kak? Gak dulu.” lalu Kiara mengambil tasnya dan pergi meninggalkan restoran tersebut. Tak lama mobil didepannya melintas ia tau itu mobil Beni segera masuk.
Beni hanya bisa diam dan tidak mau ikut campur masalah dengan Raffi. Ia akan menuruti kemauan istrinya.
“Ben ke masion Raffi sekarang. Aku lelah sekali.” Kiara hanya manatap tatapan kosong kedepan.
Benar dugaanku. Dia wanita yang licik. Kamu juga sama saja kak. Sama - sama tidak punya otak untuk berfikir. Kita lihat saja nanti.
Kiara tak sadar menjatuhkan air matanya, namun dengan segera ia mengusapnya dengan cepat. tak ingin terlihat lemah di depan Beni. Dan Beni menyadari hal itu.
“Menangislah Nona jika membuat Anda tenang. Maafkan saya, saya tidak bisa mencegahnya takut Nona akan marah dengan saya.”
“Tisu Nona, tolong bersihkan diri Anda terlebih dulu.” Kini Kiara mengelap dirinya sendiri dengan tisu. Ia tidak mau menangisi hal bodoh seperti itu.
“Ben aku akan tinggal diam saja seperti itu jika ada orang yang mengganggu ku. Aku tidak terima di perlakuan seperti itu. Aku juga kecewa dengan Raffi yang membela wanita lain di bandingkan istrinya. ”
“Saya mengerti Nona, namun mungkin Tuan Muda juga tidak akan diam saja jika Nona berbuat seperti tadi apalagi menamparnya dengan keras seperti itu.” jelas Beni yang tidak mau menyakiti Kiara.
“Aku harus lebih berhati hati dengannya. Bahkan dengan suamiku sendiri yang baru saja beberapa minggu ini. ” Kiara sambil tersenyum kecut.
“Saya akan memantau lebih banyak lagi Nona, kita akan segera tiba. Tolong Nona bersiap diri karena Tuan Muda menunggu Anda didepan sudah.” ujar Beni memberi kode kepada Kiara.
“Baiklah Ben, terimakasih sudah membantu hari ini. Lanjutkan pekerjaanmu. Jangan lupa tetap awasi aku dari jangkauan mu.”
“Baik Nona, jangan lupa istrahat.” Lalu Beni meningalkan Kiara yang sudah memasuki masion.
Setelah kejadian tadi Raffi menyadari ia telah berbuat menyakiti hati Kiara. Dengan segera ia meninggalkan Susan yang terus memanggilnya dan Gilang menahan Susan agar tidak terus mengganggu hidup bos mudanya tersebut.
“Lo bisa gak sih, jauh jauh dari hidup gue. Lo itu biang masalah dari dulu.” lalu meninggalkan Susan begitu saja yang masih teriak teriak.
Awas aja ya lo perempuan tidak tau diri, sekarang pasti lo lagi nangis nangis takut dimarahin sama Raffi haha.... Apalagi Raffi tidak sudah saat wanitanya terluka.
Kini Susan penuh kemenangan saat Kiara pergi begitu pun Raffi dengan emosinya.
Raffi mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi menuju masion, saat sudah sampai masion penjaga bilang Kiara belum pulang jadi ia menunggu di ruang tamu. Gilang tidak mau ikut campur kembali ke kantor karena semua pekerjaan harus ia atasi.
Kiara masuk ke dalam masion tanpa memperdulikan Raffi yang sedang menunggunya lalu menuju tangga ke kamarnya.
“Kiara! ” Raffi memanggilnya namun wanita itu masih diam.
Jelas saja Kiara diam, melihat suaminya membela wanita lain dibandingkan istrinya sendiri.
“Kiara tunggu hei... ” dengan cepat Raffi mengejar
Kiara.
“Kiara aku mau bicara sama kamu, kamu jawab bisa gak! ” tegas Raffi yang terbawa emosi.
“Apa?! ” tanya Kiara berhenti menatap suaminya.
“Aku gak mau lagi lihat kamu kasar kayak tadi Kiara, aku tau dia salah sama kamu tapi kamu gak boleh nampar kayak gitu sembarangan.” kini Raffi sudah terbawa emosi dengan cepat Kiara mengangguk kepalanya.
“Baiklah kak Raffi aku tidak akan menggangu dia lagi, maafkan aku.” lalu Kiara menuju kamarnya dan menguncinya.
Raffi terus mengetuk pintu untuk dibukakan namun tak kunjung. Akhirnya pintu terbuka namun Kiara membaww tas berisi barang barangnya.
“Kiara kamu mau kemana?”tanya panik Raffi saat Kiara membawa barang barangnya.
“Pindah ke kamar tamu, aku ingin tidur sendirian.” jawab dingin Kiara menuju kamar tamu dan menutup pintu dengan keras.
Kiara mulai merebahkan dirinya dan membuka HP bermain game dia tidak peduli Raffi terus memanggilnya dengan geram Kiara membuka pintu.
“Kiara kita udah nikah, gak bisa dong kalau kamu pindah kamar kayak gini. Aku gak izinin kamu. sekarang kembali ke kamar.” emosi Raffi mulai mereda dan bicara nya sudah seperti biasa.
“Kenapa, bukannya Kak Raffi masih suka sama wanita tadi sampai jelas jelas membela dan menghawatirkan orang lain dibandingkan istrinya sendiri. Padahal harusnya kak Raffi khawatir denganku. Jika tadi di resto aku tidak beralasan sakit perut. Kemungkinan aku sudah mati keracunan makanan yang diberi oleh wanita yang kak Raffi bela itu.” Geram Kiara lalu menutup pintu.
Raffi bahkan tidak menyadari hal itu, ia semakin bersalah kepada istrinya namun ia harus mencari tahu apa yang terjadi.
Kiara kamu kenapa sih, aku gak bela dia. Aku cuma gak mau kamu jadi wanita yang kasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments