Heri Susanto kini tengah tersenyum karena ia berhasil mengambil uang perusahaan yang cukup menguntungkan. Ia kini tengah meeting dengan salah satu perusahaan yang cukup besar. Ia tak sia - sia kan kesempatan ini untuk mendapatkan untung.
Kini mereka sudah ada didalam privat room restoran agar lebih menjaga privasi dari banyak orang.
Terlihat Raffi dan Gilang dengan wajah datarnya masuk ke dalam ruangan tersebut. Dengan senang hari Hari dan manajernya mempersilahkan untuk masuk.
“Selamat Pagi Tuan Heri Susanto.” Sapa Gilang dengan dingin. Membuat Heri langsung menelan dulah dengan susah karena Gilang berhasil membuatnya takut dengan tatapan yang. Belum lagi dengan Raffi.
“Selamat Pagi Tuan Raffi dan Asisten Gilang, silakan duduk.! ” Kini mereka sudah siap untuk membahas meeting hari ini tentang kerja sama antara Perusahaan Aleksander dengan Perusahaan Bramanesa milik Raffi.
Kini Gilang mengecek berkas perjanjian milik Heri, dan menurutnya cukup oke. Raffi mengambil dan lalu menandatangani tiba tiba pintu terbuka.
“Kiara, sedang apa kau?” tanya Raffi kaget istrinya datang kemari mengenakan pakaian kerja kantor. Kiara melirik Heri dengan bingung lalu menyusul Raffi segera didekatnya.
“Suamiku, aku bosan dirumah jadi aku mau ikut kerja saja.” sontak belabakan Raffi mendengar penuturan ucapan Kiara.
Apa? Jadi Tuan Raffi sudah menikah? Tapi Istrinya sepertinya masih muda sekali ini. Tapi kenapa tidak ada humor kalau dia sudah menikah. Batin Heri Susanto bingung melihat mereka.
“Kiara kamu tahu dari mana kalau aku disini?” sontak membuat Gilang kaget pasalnya Raffi tidak pernah bicara lembut kepada siapapun. Kini didepan mata nya sendiri ia bicara lembut kepada istrinya.
“Hehe tanya ke kantor kamu. Tadi aku ke sana katanya kamu meeting disini yaudah aku langsung ke sini.” sambil memegangi tangan suaminya.
“Kamu tunggu dulu ya aku lagi ada meeting, jadi aku gak bisa di tinggal dulu?” jelas Raffi.
“Oh meeting? Dengannya? ” Kiara menatap sinis arah Heri yang terus memeberi tatapan tajam denganya.
“Turunkan pandangan anda terhadap istri saya Tuan Heri Susanto.” Raffi kini giliran memberi tatapan tajam ke Heri yang menatap tajam istrinya tak suka.
“Maaf Tuan!” sambil menundukkan kepala.
“Suamiku kamu yakin mau berkerja sama dengan pria serakah ini” tanya lembut Kiara memeluk Raffi. Raffi hanya bisa menuruti kemauan istrinya ini.
“Apa maksud Nyonya mengatai saya seperti itu.” Geram Heri Susanto terhadap Kiara ia mulai terbawa emosi dan tidak terima atas hinaan kepada dirinya.
“Tuan Heri, turunkan bicara anda kepada Nyonya saya.” kini Gilang juga memberi tatapan tajam kepadanya.
“Maaf Tuan, silakan kita lanjutkan meeting kita ini. Karna saya tidak mau membuang buang waktu terlalu lama.”
“Baiklah aku yang akan melanjutkan meeting ini dengan baik Tuan Heri Susanto yang terhormat.”
“Baiklah disini Tuan Heri rela memberikan saham perusahaan sebesar 60 persen ke perusahaan suami saya? Oh banyak sekali. Suamiku apa kau tidak merasa heran kenapa pria serakah ini mau memberi banyak sekali dana ini.” kini Kiara marah marah sendiri membuat Raffi menahan senyum karena Kiara terlihat lucu.
“Itu sudah biasa Ki, kalau dalam kerja sama seperti ini. Bahkan ada yang memberi keseluruhan hartanya juga dengan jaminan.” jelas Kiara.
“Maaf Nyonya ini sudah kesempatan dari atasnya saya untuk memberi jaminan tersebut untuk kerja sama ini.” jelas Heri Susanto tanpak gugup.
Semua mengetahui jika Heri gugup namun Raffi belum juga paham maksud dari istrinya begitupun Gilang kalaupun rugi juga gak masalah.
“Oh ya? Anda pandai sekali berbohong Heri Susanto.”
“Ki ada apa?” tanya heran Raffi karena istrinya benar bener dingin.
“Bukankah atasan anda sudah memperingati untuk memberinya 20% kenapa jadi 60%? Apa Anda kurang dengan gaji ada perbulan? Atau Anda juga kurang dengan uang uang yang Anda ambil dari perusahaan masuk ke dalam rekening pribadi Anda? Wah Anda tidak pandai dalam menyembunyikan kebohongan selama ini. Hahaha. ” Kiara tertawa kini Raffi pun dibuat terkejut dengan pernyataan istrinya apalagi Gilang.
Apa Kiara milik perusahaan Aleksander? Batin Gilang yang terus memperhatikan keributan didepannya.
“Apa maksud Nyonya menuduh saya yang tidak tidak? ” tanya geram Heri Susanto karena ada orang yang tau mengenai uang yang ia curi.
“Saya tidak menuduhh Anda Heri Susanto. Saya hanya berbicara fakta. Oh soal ini? Berkas ini ya? Kalau berhasil dalam proyek kerjanya bisa bisa perusahaan milik atasan Anda akan bangkrut. Srekkkk” Kiara sudah muak dengan ini semua ia mengambil berkas lalu merobeknya dan ia juga membakar nya didepan semuanya.
“Mulai sekarang Anda angkat kaki dari perusahaan saya. Beni urus semua kerugian yang dia makan selama ini.” Beni kini masuk membawa surat pemecatan dan ada catatan juga ia tidak bisa bekerja dimana pun berada.
“Anda pikir siapa berani mengambil keputusan seperti ini?” tanya emosi Heri kepada Kiara.
“Apa kamu tidak terima?” tanya Kiara juga ikut sebel dengan pria tua di depannya.
“Berani sekali Anda kepada saya.” Heri ingin menampar Kiara dengan cepat Kiara menutup mata dan Raffi menahan tangan Heri dengan cepat.
“Jauhkan tangan kotor Anda dengan istri saya.”
Dengan cepat Raffi menyuruh untuk segera pergi dari ruangan ini.
“Akhrhhhhgg.... Awas kau Kiara aku akan membalas semuanya.”
Kiara yang sudah keluar dari ruangan tersebut hanya diam. Ia juga kaget kalau harus mengungkapkan kebenarannya selama ini. Kini ia khawatir suaminya akan marah dengannya.
Apa ini, haruskan aku memberi tahu semunya. Bagaimana pun aku tidak mau berbohong dengan suamiku sendiri. Aku takut kak Raffi marah denganku karena aku bersikap seperti itu.
Nona semoga baik baik saja. Beni juga ikut merasakan hawa tidak baik baik saja.
“Ki kamu ikut mobil aku, Beni silakan lanjutkan pekerjaan mu.”
“Baik Tuan Muda, saya permisi. Nona saya juga permisi.” kini Beni juga ikut meninggalkan mereka.
“Ki masuk! Gilang ke kantor sekarang.” mereka menuju kantor namun selah tiba di depan perusahaan. Kiara tiba tiba merasakan perutnya sakit.
“Kak bisa mampir ke supermarket bentar gak?” tanya Kiara
“Bisa Ki, Gilang depan ada supermarket kita kesana dulu.” kini mereka tiba di depan supermarket.
“Kak bisa beliin aku minum sama makanan gak? Aku lapar hehe... ” ujar Kiara kini Gilang turun membawa semua jenis makanan dan minuman bahkan banyak sekali.
“Kak Raffi marah ya sama Kiara?” tanya Kiara dengan hati hati.
“Enggak Ki, justru aku terimakasih sama kamu udah bantu aku tadi. Gak tau jika kamu gak datang tadi. Mungkin aku akan dapat banyak masalah yang akan datang.” jawab Raffi.
“Kak sebenarnya Alexander perusahaan itu milik Kiara.” jujur Kiara.
“Oh ya? semua orang tau?” tanya Raffi pasalnya ia benar tidak pernah bertemu dengan CEO yang ada dalam perusahaan tersebut. sebagaian hanya perwakilan terus menerus.
“Iya kak, papa tahu soal ini. Dulu Papa bilang dunia bisnis itu kejam. Tapi aku tetep pengen terjun ke bisnis. Dan papa juga izinkan dengan jaga privasi aku.” jelas Kiara.
“Benar, memang dunia bisnis itu kejam Ki. Aku sebagai suami kamu gak izin in kamu untuk ikut turun.” Kiara kaget bukan main tentang ucapan suaminya.
“Tapi kak, aku udah bangun perusahaan iku cukup lama. Masa gak boleh ikut turun langsung.” dengan cemberut Kiara tidak terima dengan ucapan suaminya.
“Aku khawatir istri aku Ki, jadi kamu ngerti kan maksud aku?” ujar Raffi sambil mengelus rambut Kiara.
“Hmmm iya, yaudah aku mau kembali ke masion aja kak.” jawab Kiara dengan sinis.
“Ini Nyonya Muda makanan dan minuman nya. Saya tidak tau Nyonya suka yang mana jadi semua saya beli.” Ujar Gilang membawa banyak sekali jajan.
“Terimakasih kak Gilang, aku suka semuanya.” sinis Kiara terhadap Kiara.
“Iya Nyonya sama sama.” Gilang tetap membalas dengan sopan.
“Ke kantor sekarang.”
“Gak mau kak, Kiara mau ke masion aja. Kak Gilang anter Kiara dulu.”
“Jadi kita kemana ini?” Gilang bingung karena permintaan mereka.
“Kantor. Saya tidak menerima penolakan.” ujar Raffi dan Kiara terus kesal sambil membuka makanan dan memakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments