“ Saya terima nikahnya Kiara Natasya binti Wijaya dengan mas kawin tersebut tunai. ” Satu tarikan nafas Raffi mengucapkan ijab kabul dengan lantang dan tegas.
Kiara yang mendengar kata sah tersebut menjatuhkan air matanya tanpa henti. Raffipun sama dia harus menikah dengan orang yang tidak ia cintai sama sekali.
Detik itu pula Wijaya menghempaskan nafas terakhirnya. Hingga satu ruangan tersebut menangis. Kiara terus menangis memegang tangan ayahnya. Dia bingung sekarang sudah tidak punya siapa siapa lagi.
“Raffi om titip Kiara tolong jaga dia.” Permintaan Wijaya untuk terakhir kalinya. Berharap Raffi bisa menjadi suami yang baik untuk Kiara.
“Iya om, Raffi akan jaga Kiara om.” Jawab Raffi dengan penuh yakin, sedangkan Kiara hanya menangis menatap ayahnya Menghembuskan nafas terakhirnya.
“Pa, jangan tinggalin Kiara. Kiara sendiri Pa, ayo bangun Pa.” Berontak Kiara yang tidak terima dengan keadaan. Dia terus menangis hingga kehilangan kesadarannya lalu pingsan.
“Kiara, ya ampun. Raffi cepat bantu Kiara. Panggilkan dokter. Papa akan urus Wijaya kamu urus Kiara Raffi.” Bantah Papa Bram dengan panik melihat semunya ini. Dokter dan suster terus memeriksa keadaan.
“Mohon maaf pasien tidak dapat diselamatkan, dia sudah berpulang.” Jawab dokter yang memeriksa keadaan Wijaya. Lalu suster dan yang lain melepas peralatan yang menempel di tubuh Wijaya. Lalu menutupnya dengan kain putih seluruh wajahnya.
Bramantyo dan Ina menangis, dia tidak menyangka sahabatnya akan pergi secepatnya ini. Padahal mereka punya keinginan ingin menua bersama. Namun, semua hanya mimpi untuk sekarang.
“Pa, papa yang sabar ya. Jangan kaya gini, sekarang Wijaya sudah tenang pa bersama dengan istrinya. Papa harus kuat hingga sampe pemakaman pa.” Ina menangkan suaminya, karna Bram terus menundukkan kepala.
“Iya Ma, semua sudah diatur yang kuasa, kita harus memenuhi keinginan Wijaya untuk menjaga Kiara seperti anak kita sendiri Ma.” Bram mulai tenang, dia tidak mungkin terus bersedih karna ia juga memikirkan Kiara.
“Yaudah pa kita liat Kiara dulu di ruangannya, suster bilang Kiara sudah sadar.” Lalu mereka menuju ke tempat Kiara, sambil menunggu pemakaman Wijaya.
Diruang Kiara terus menangis dalam diam, ia sudah sadar tapi memilih untuk diam dan tidak bicara dengan Raffi. Raffi duduk disampingnya juga diam, dia juga bingung harus bicara apa.
Lalu Bramantyo dan Ina datang, dia mulai bicara menjelaskan kelanjutan untuk pemakaman Wijaya.
“Kiara kalau kamu gak kuat, kamu disini saja ya. Biar kami yang urus pemakaman Papa kamu. ” Ina angkat bicara karna ia mengerti Raffi tidak akan bicara dan akan terus diam.
“Gak kok tante, Kiara udah kuat. Udah gapapa Kiara ikut. Kiara kamu melihat papa untuk terakhir kalinya di rumahnya. ” bantah Kiara dengan terus menurunkan air matanya.
“Yaudah, tadi Beni juga udah bilang akan ada orang kesini untuk membawa pakaian mu. Kamu istirahat dulu. Raffi temani Kiara, mama sama papa mau urus administrasi dulu.” menatap tajam Raffi, dan Raffi hanya menganggukan kepalanya.
“Mau kemana?” tanya Raffi tiba tiba Kiara bangun dari tempat tidurnya.
“Minum.” Singkat Kiara. Lalu Raffi dengan terpaksa mengambil gelas minum di naskah samping Kiara.
“Minumlah” lalu membantu Kiara minum, Kiara yang mendapat perlakuan tersebut merasa aneh.
“Yakin udah kuat? kalau masih pusing istrahat dulu aja. Masih ada waktu katanya pemakaman masih ada beberapa yang diurus” jelas Raffi. Karna bagaimanapun juga ia sekarang suami istri walaupun terpaksa dengan pernikahan ini.
Kiara diam mendengarkan penjelasan sang suami. Ia bingung harus gimana lagi. Matanya sudah sembab bengkak. Dia sudah tidak peduli dengan dirinya sendiri, dia merasa sudah tidak ada artinya hidup.
Tak lama kemudian pintu terbuka, asisten rumah tangganya Bi Siti membawa paper bagian berisi pakaian Kiara.
“Non bibi turut berduka cita ya Non, semoga Tuan Wijaya disana tenang dan senang bertemu dengan nyonya Candri juga. Non Kiara harus kuat ya bibi ada disamping Non Kiara terus.” ucap Bi Siti dengan menangis.
Kiara hanya bisa diam dan kembali menangis lagi.
“Iya bi, gapapa bi. Makasi bibi sudah mau ada disamping Kiara terus, oh ya bi bantu Kiara bersiap ya. Kiara mau mendampingi papa untuk terakhir kalinya bi.! ” Kiara harus menerima semuanya.
Kini pemakaman sudah selesai dan diakhiri dengan Doa. Kiara yang tadi terus memaksa lalu jatuh dan dengan terpaksa menggunakan kursi roda karena keadaannya masih belum pulih. Dia syok dan kaget dengan semuanya yang secara tiba tiba.
Kiara memaksakan diri memeluk baru nisan ditengah papa dan mamanya dia menangis terus.
Mama liat, papa pergi ninggalin Kiara selama-lamanya. Kiara udah ga punya siapa siapa lagi ma. Keinginan Mama yang Kiara nikah sama kak Raffi terkabulkan Ma. Kiara janji akan menjadi istri yang baik dan patuh kepada kak Raffi seperti mama patuh kepada papa ma. Kiara berbicara dalam hati dengan sesegukan menangis di nisan sang mama.
“Raffi kamu liat, apa kamu mau tetep nyakitin Kiara. Dia hanya sebatang kara tolong papa mohon sama kamu jadilah suami yang tanggung jawab untuknya.” bisik Bramantyo kepada Raffi.
Raffi melihat pemandangan tersebut, ada hal yang aneh di benak hatinya merasa tidak rela melihat Kiara terpukul tersebut.
“Sayang ayo kita pulang, hari sudah semakin sore terlihat juga mendung nak. Sudah kamu jangan sedih terus nanti mereka juga ikut sedih lihat kamu begini nak.” Ina terus membujuk Kiara agar mau pulang tapi Kiara tetep diam.
“Bantar lagi tante, tante pulang dulu aja gapapa. Biar bi Siti yang nemenin Kiara.”
Tolak Kiara karna ia memang masih ingin disini.
“Kamu mau pulang ikut tante atau ke rumah kamu dulu nak? Biar Raffi yang nemenin kamu. Kalian sudah menikahkah jadi kalian harus bersama.” Ina terus membujuk. Kiara kaget ia baru ingat. Ia harus kemana tiba-tiba raut wajah Kiara jadi bingung.
“Ma biar Raffi ikut Kiara dulu aja, gapapa kan? Kalau aku ikut kamu dulu, nanti kalau keadaan sudah baik kita bicarakan lanjutnya gimana.” Sela Raffi karna ia tau apa yang dipikirkan oleh wanita itu.
“Iya Kak, makasih pengertiannya.” jawab Kiara dengan lega.
“Yaudah mama sama papa mending pulang dulu, biar Raffi yang jaga Kiara disini.” semuanya kaget dengan ucapan Raffi tapi Bramantyo juga curiga dan tak percaya dengan apa yang baru saja Raffi bilang.
Mereka semua pergi, meninggalkan Raffi dan Kiara seorang diri. Raffi setia menatap pergerakan istrinya. Dengan cepat ia membohongi tubuh Kiara. Ya Kiara pingsan karna memang kondisinya kurang baik. Lalu membawanya ke rumah Kiara. Raffi masih ingat alamat rumah Kiara sama seperti dulu, karna mereka tidak pernah pindah rumah.
Raffi membopong Kiara menuju kamarnya. Bi Siti memanggil dokter pribadi keluarga Wijaya tersebut.
Raffi menunggu di sofa kamar Kiara, mulai memikirkan apa kelanjutan dari semuanya ini. Ia ingin menikah satu kali seumur hidupnya. Lalu ia sudah janji kepada almarhum Wijaya untuk menjaga Kiara. Tapi bagaimana dengan Susan sang kekasih yang ada di luar negeri, bahkan dia belum memperkenalkan dengan Bramantyo dan Ina. dia sudah melamarnya beberapa waktu lalu untuk ingin menikah. Tapi semuanya menjadi seperti ini.
Kalau kalian jadi Raffi gimana? Bingung gakk?
Kalau kalian jadi Kiara gimana guys?
Bantu koment dan share ya ke teman teman lainnya. Selamat membaca, love dari akuu❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Febby Fadila
itu namax simalakama ya
2024-06-20
0
Bang Yos
binggung si rumit kayak nya
2023-02-01
1