Kini Raffi menyuruh Gilang mencari tau aa yang terjadi di resto tadi. Ia bingung bagaimana Kiara tau kalau Susan memberi makanannya racun.
Kiara bagaimana bisa tahu kalau Susan memberi racun. Pantas saja tadi tiba - tiba dia sakit perut tapi saat ingin ke rumah sakit dia malahan ingin makan.
Aku jadi merasa tidak enak sudah menyakiti hatinya. Maafkan aku Kiara aku sudah salah dengamu.
Benar tidak lama kemudian Raffi mengetahui CCTV dari dapur tersebut seorang perempuan memasukkan sesuatu kedalam piring Kiara. Dan ia mengetahui orang tadi menemui Susan.
“Jadi ini semua akal -akalnya Susan? Astaga Raffi lo harusnya bisa waspada untuk keamanan istri lo sendiri arhhh.” Raffi melemparkan barang dan kini jatuh di berantakan.
Ia segera keluar ke ruang kerja. Karena beberapa perkerjaan tidak bisa ditinggalkan.
Kiara hanya bisa cemberut pasalnya sangat kesal sekali dengan wanita licik itu, rasanya ia ingin melenyapkan dengan cepat namun dia gak mau juga.
“Kangen Kak Raffi. Masa aku udah pindah kamar capek capek malahan enak banget aku langsung baikan gitu aja. Gak deh. Aku gak mau.” kini Kiara berperang dengan otaknya sendiri satu sisi ia ingin Raffi namun ia juga masih kesal dengan suaminya sendiri.
Akhirnya ia tertidur di bawah kasur saat bermain game. Sedangkan Raffi merasakan ada yang kurang saat ingin tidur. Ia melihat sisi samping. Tidak ada istrinya kecilnya. Lalu ia mengambil kunci cadangan. Dan ia terkejut melihat istrinya kecilnya tidur di bawah.
Dengan cepat Raffi menggendong istrinya menuju kamarnya kembali. Ia tetap ingin tidur bersama. Walaupun besok Kiara marah ia akan menerima konsekuensinya.
“Selamat tidur istri kecilku, jangan marah marah terus. Aku minta maaf sudah membuatmu kesal.” lalu mengecup kening istrinya dan bibir mungil istrinya juga.
Kini Raffi memeluk istrinya dan ikut terlelap. Kiara merasa nyaman saat didekat Raffi sehingga tidak terdengar ganguan sama sekali.
Paginya Raffi bangun lebih dulu, ia menunggu istrinya bengun. Kiara juga ikut bangun melihat tangan kekar melingkar i perutnya dan ia menemukan suaminya tidur dikamarnya sendiri bukan kamar tamu.
Kiara tidak memberi ekspresi apapun ia segera mengalihkan tangan tersebut namun susah.
“ih... Kak Raffi tangannya awas berat tau.” kesal Kiara saat ingin melepaskan diri namun Raffi dengan cepat mengeratkan pelukannya.
“Sebentar saja aku merindukanmu Kiara.” suara khas Raffi saat bangun tidur. Raffi yang tidak mau membuat Kiara tambah kesal kini membiarkan Kiara memarahinya.
“Apa kakak bilang? Merindukanmu? Gak sadar diri! ” sinis Kiara.
“Oke Ki, aku salah maafkan aku ya. Kamu jangan kayak gini lagi ya. Aku gak bisa jauh dari kamu Ki apalagi kalau tidur pisah kayak tadi malam.” Raffi mencoba menjelaskan karna dirinya semalam tidak bisa tidur apalagi tidak ada Kiara disampingnya.
“Udah deh kak, mending urus aja tuh pacar kakak sendiri sampe lupa istri.” Kiara masih kesal meninggalkan Raffi tambah merasa bersalah.
Kali ini Kiara tidak mau turun tangan lagi ia udah mulai kesal dengan semuanya. Kiara mulai bekerja di kamar tamunya ia terus saja kesal dengan suaminya.
Namun ia ingat harus menyiapkan sarapan untuk Raffi juga dengan terpaksa menuruni lift karena malas berjalan dan membuatkannya roti pisang bakar coklat dan juga susu hangat.
Gilang sudah datang melihat roti bakar yang sedang di buatnya. Bertepatan dengan Raffi baru saja tiba.
“Ki duduk kita sarapan sekarang.” ujar Raffi mereka bertiga duduk. Namun tiba tiba Gilang.
“Nona Muda boleh saya minta rotinya sepertinya sangat lezat.” mata Gilang berbinar saat Kiara membawa roti.
“oh baiklah ini buat kamu semua. Silakan habiskan aku membuatnya dengan toping pisang coklat dan ini sangat lezat sekali.” Kiara memberi semua roti panggangnya ke Gilang semuanya didepan mata Raffi.
Dengan cepat Raffi mengambil semuanya. Lalu Kiara mengerutkan kepala.
“Kak, jangan diambil itu aku yang bikin. Sini balikin.” cetus Kiara.
“Fi ayolah bawa sini, itu terlihat sangat lezat. Kiara memberinya untukku.” kesal Gilang.
“Gak ada, ini buatan istri untuk suami. Kamu makan yang lain. Atau suruh koki sini siapkan makanan mu pasti bisa.” sinis Raffi saat Gilang mengambilnya.
Raffi buru buru memakan roti panggang buatan Kiara dan benar sangat lezat lumer coklatnya pisangnya juga manis.
Kiara yang melihat Raffi menikmati roti buatannya ikut tersenyum. Namun tiba tiba Gilang mengambil semuanya dengan cepat dan langsung memakannya.
Raffi sudah geram karena rotinya diambil kini mereka seperti lomba balapan makan roti dan roti tersisa satu potong lagi. Mereka hendak berebut namun Kiara lebih dulu memakannya.
“Gimana enak rotinya?” tanya Kiara sambil mengunyah rotinya. Mereka berdua hanya mengangguk memberi jawaban bahwa rotinya benar benar enak.
“Kiara aku mau lagi, bisa buatkan untuk suamimu?” pinta Raffi kini ia ingin terus roti panggang buatan istrinya.
“Sama aku juga Nyonya ini sangat lezat. Bahkan diluar sana rasanya lebih enak buatan Nyonya sendiri.” Gilang juga ikut ikutan. Kiara pusing dibuat dengan tingkat dia manusia didepannya.
“Sekarang kalian pergi ke kantor dan kerja sana! ” namun Raffi menarik tangan Kiara.
“Aku bosnya jadi kalau aku tidak kerja juga tidak akan miskin Kiara.” Raffi membela diri karena ia tidak akan miskin juga kalau tidak bekerja.
“Terserah kalian aku, oh ya kak Raffi nanti aku mau ke kampus untuk liat - liat.” izin Kiara kepada Raffi.
“Aku ga izinin kamu Ki, lebih baik kamu dari online saja. Aku gak bisa jaga kamu kalau aku di kantor.”
“Tapi kak aku udah isi formulir untuk datang ke sana, tapi kak Raffi tenang saja. Aku ditemani Beni.”
“Gilang kosongkan jadwal meeting saya semua. ”
“Kak ga boleh gitu, yaudah iya gak jadi. Kuliahnya online aja kalau gitu. ” kesal Kiara tapi dia juga malas kalau harus masuk kampus terus. Beni juga mengatakan aman untuk kuliah di rumah juga.
“Gitu dong, ini namanya istri nurut sama suami.” sambil mengecup bibir Kiara. Sontak Kiara langsung memukul dada Raffi karena malu apalagi ada Gilang didepannya.
“Fi gue tunggu di mobil, serasa gue patung disini.”
“Kak ih malu tau ada Gilang juga didepan ngapain cium cium gitu.”
“Gak ada, kamu cantik banget. Dah aku berangkat ya. Kalau mau pergi atau kemana bilang sama suami jangan bertindak sendirian Kiara. Kamu ini istriku jadi aku gak mau terjadi sesuatu sama kamu untuk seperti kemarin. Dan aku minta maaf untuk yang kemarin.” ucap hangat Raffi mampu membuat Kiara terbang di atas langit dia langsung memeluk suaminya.
“Kak nanti kalau pulang bawa es krim.” ritih Kiara saat melepaskan pelukan.
“Tidak perlu menunggu aku pulang, secepatnya akan datang sendiri oke?” lalu Kiara dengan senyuman manisnya. Ia bersyukur Raffi kadang manis dengannya walaupun banyak keselnya juga.
“Iya kak, yaudah kita keluar kasihan Gilang nungguin kak. ”
“Biarkan saja.” Raffi mulai merasakan nyaman saat berada di dekat Kiara bahkan sangat senang dan tak ingin jauh darinya juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments