Setelah sampai di kantor kini Kiara idak mau turun karena takut banyak orang akan mengenalinya.
Hal itu membuat Raffi berpikir akan banyak yang tidak suka dengan dirinya selanjutnya. Bahkan bisa saja banyak pesaing musuh yang mengincar Kiara karenannya.
“Kak aku gak mau masuk, lihatlah banyak sekali orang – orang disini. Nanti takutnya malah yang tidak – tidak kak.”
“Benar apa kata Nyonya Muda, takutnya akan terjadi yang buruk untuk kedepannya.” Ucap Gilang setuju dengan ucapatan Kiara.
“Aku pulang ke masion saja Kak.”
“Gak bisa! Kamu harus ikut masuk kedalam.” Raffi terus menolak Kiara saat pulang ke rumah.
“Kak kalau ikut bagaimana turunku. Nanti mereka mengaliku kak.” Brontak Kiara sudah didalam mode badmoodnya.
“Gilang apa tidak ada kain?” tanya Raffi.
“Untuk apa kak kain?” tanya Kiara.
“Tunggu kayaknya ada deh selimut di belakang masih baru, kan itu buat jaga jaga kalau lo mau tidur, gue turun ambilkan dulu.” Lalu Gilang mengambil selimut di bagasi mobil dan memberinya ke Raffi.
“Kamu diam saja, turun.” Lalu Raffi membungkus seluruh badan Kiara menyisakan kepalannya saja.
“Sekarang kita turun, Gilang bantuin saya.”
“Kiara kamu tetap diam ya nanti saja tetap kasih udara buat kamu bernafas.”
“Iya kak, tapi aku tetap saja takut kak.”
“Gak usah takut, ada suami kamu disini.” Lalu Kiara tersenyum dan menuruti apa kata Raffi.
Kini seluruh mata menuju Raffi membopong selimut, mulai ada yang berbisik bisik tentang siapa yang di bawa oleh Tuan Mudanya tersebut. Namun tak berani berbuat apapun. Jadi mereka hanya bergosip belakang.
Siapa yang digendong Tuan Muda Raffi itu ya?
Mungkin kekasihnya
Tapi biasanya kekasih Tuan Muda tidak disembunyikan seperti itu.
Mungkin saja kekasih barunya
Beruntung sekali wanita itu mempunyai kekasih tampan seperti Tuan Muda
Banyak sekali perbincangan bisik bisik tersebut, Kiara mendengarnya hanya. bisa tersenyum kecut namun tak bisa dipungkiri juga dia belum siap untuk saat ini. Dia juga memilih untuk tersembunyi seperti yang dilakukan papa Wijaya dulu seperti ini.
Raffi memberi kode kepada Gilang untuk mengatasi keributan ini dengan cepat Gilang paham apa maksud dari Raffi.
“Lanjutkan perkerjaan kalian. Tidak perlu banyak berbicara.” Gilang menegur karyawan disana. Lalu menyusul Raffi menuju lift.
“Maaf Tuan Muda atas kesalahan kami, ampuni kamu.” Salah satu karyawan disana. Lalu mereka semua membubarkan diri dan melanjutkan pekerjaannya.
“Ahkirnya bisa lega.” Kiara menghirup udara banyak – banyak karena Kiara menahan untuk berdiam diri seperti patung takut jatuh saat Raffi menggendongnya.
“Maaf sudah buat kamu kesulitan bernafas.” Raffi sambil merapikan rambutnya yang berantakan.
“ Kak mana makanan yang tadi aku beli?” tanya Kiara.
“Gilang akan segera membawanya Ki.” Lalu Gilang masuk ke dalam ruangan.
“Gilang ambilakan makanan yang tadi dibeli.” Perintah Raffi lalu dianggukin Gilang. Kini Kiara masih cemberut saja, ia ingin segera pulang dan tiduran di kamar saja.
“Ki ada apa? Bentar lagi Gilang datang jadi tunggu ya KI.” Raffi tahu istrinya lagi mode badmood.
“Mau pulang, mau rebahan di kamar. Aku capek.” Ha capek? Perasaan aku tadi gak ngapa- ngapin deh kok capek ya. Kiara bingung harus apa.
“Kamu bisa di kamar Ki, disitu ada kamar.” Ujar Raffi untuk menuju kamar saja.
“Kak Raffi berarti sering bawa perempuan ke sini ya? Kok ada kamarnya.”
“Engga Ki, biasanya kalau aku lembur malas pulang jadi tidur disana.” Raffi menjelaskan karena jika ia lelah jadi dia menginap di kamarnya.
“Terserahlah, aku mau rebahan. Kak antarkan kesana.” Lalu Raffi mengantarkan Kiara ke dalam kamarnya. Dan juga Raffi memberikan makanan yang di minta istrinya tadi.
“Sudah. Sekarang kak Raffi kerja sana. Aku mau sendiri dulu.” Sambil memakan makanannya.
“Yasudah aku kerja dulu, nanti jam makan siang kita pulang ke masion saja.” Lalu Raffi mendekati Kiara mengecup keningnya.
Cupp
Raffi mengecup keningnya dan membuat Kiara malu pipi meronanya, dia juga senang kalau Raffi pergi atau apa tidak luput untuk menciumnya. Tapi tetap saja Kiara belum terbiasa dengan sikap dan diberikan oleh suaminya itu.
“ Jangan terlalu banyak makan Ki, istriharat atau kamu bisa tidur juga aku keluar dulu. Kalau ada apa apa panggil saja ya.” Ujar Raffi dan Kiara hanya menggangguk tersenyum.
“Bosen banget, tahu gini tadi aku dimasion saja. My Goddd aku harus apa ini. Gak bawa laptop.” Kiara bicara sendiri sambil makan di atas kasur.
“Kerja saja lah lewat handphone masih bisa.” Lalu Kiara membuka ponsel dan ya batlow karena lupa cas.
“Kak Raffi bosen, 2 jam cuma makan sama nonton tv doang gak seru. Aku lelah. Ikut kak Raffi kerja saja lah jam makan siang juga masih 1 jam lagi.” Lalu Kiara menyusul suaminya terlihat fokus sekali ia mengurungkan niatnya. Takut menggangu lalu ia ingin masuk ke dalam kamar lagi.
“Ada apa ki?” Raffi menatap istrinya yang tersenyum.
“Kak Raffi tahu tadi aku buka pintu?” tanya Kiara masih senyum imutnya.
“Tahu lah Ki, kan kelihatan.” Raffi masih terus menatap layar laptop dan jarinya masih sibuk berkerja.
“Kak Kiara bosan sekali didalam.” Adu Kiara saat ini kepada suaminya.
“Kamu bisa tidur istirahat Ki jika bosan, atau makanannya kurang? Aku bisa nyuruh Gilang untuk membelinya.”
“Gak mau sudah itu cukup.” Lalu Kiara duduk di kursi hadapannya Raffinya sambil menenggelamkan wajahnya di meja.
“Kak aku ingin pulang saja, di masion sepi sekali. Aku gak punya teman.” Raffi masih diam ia tahu istrinya sedang mengantuk. Maka Raffi tidak banyak respon dari istrinya. Lalu tak lama Kiara terlihat tidur.
“ Hmm bener bener ya punya istri kayak kamu, manja iya bawel iya astaga Ki kamu ini buat aku pusing sekali.” Lalu Raffi menggendong Kiara menuju kamar lagi dan menidurkannya agar tidak sakit kalau tidur di meja tadi.
Kiara maafkan aku, sudah membuatmu seperti ini. Aku akan selesaikan pekerjaanku segera mungkin agar kamu tidak bosan seperti ini. Lalu mencium kening Kiara dan meninggalkan Istrinya tidur dengan nyenyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments