Kiara kini masih tidur pulas dan sudah melewatkan jam makan siang 2jam yang lalu. Raffi tidak tega jika ia membangunkan istrinya yang masih tidur terlelap seperti itu.
Dengan berat hari Raffi menunggu istri bangun. Ia sudah bolak balik mengecek istrinya namun tetap saja tak kunjung bangun. Akhirnya Raffi menyelesaikan pekerjaannya di samping istrinya di tempat tidur.
Kiara yang merasa lapar akhirnya bangun dan melihat suaminya tengah fokus bekerja disampingnya. Ada rasa hangat saat Kiara tau suaminya berada di dekatnya.
“Sudah bangun kamu?” tanya Raffi saat melihat pergerakan Kiara.
“Heem, pukul berapa ini kak?” tanyannya. Lalu Raffi menutup laptopnya dan meletakkan di samping meja dekatnya. Ia ikut berbaring bersama Kiara.
“Gimana tidurnya? Nyenyak gak atau gimana?” tanya Raffi sambil mendekap istrinya. Kiara sebenarnya masih malu jika berada di samping suaminya namun ia harus mulai membiasakan dirinya.
“Sangat nyaman sekali kak, bahkan aku sanggat lapar.” kini Kiara dalam wajah cemberut saat mengelus perutnya karena lapar.
“Yasudah ayo bangun, kita makan siang dulu.” lalu ikut membantu Kiara bangun.
“Iya kak, tapi aku mau minum air putih dulu.”
“Botol tadi sudah habis Ki?” Kiara mengangguk sebagai jawaban sudah habis. Lalu Raffi mengambilnya dan memberikan kepada istrinya.
“Minum dulu, pelan - pelan. Sudah?” tanyanya.
“Sudah kak, ayo kita makan.” tanyanya karena ia sangat lapar sekali.
Kini mereka bertiga pergi untuk mencari restoran terdekat. Gilang selalu setia ikut dengannya. Kiara yang kini sudah biasa dengan Raffi tak malu lagi jika memegang tangannya ataupun bersandar didekatnya. Karena itu Raffi juga tidak masalah dengan yang dilakukan Kiara. Bagaimana pun juga istrinya.
“Sudah sampai Tuan dan Nyonya mari kita turun.” Gilang masih canggung saat dekat dengan Kiara. Karena pasalnya Kiara selalu memberi tatapan datar kepadanya.
“Ki kita turun sekarang.” Mereka turun dan masuk ke dalam restoran. Banyak sekali mata yang melihat Kiara dengan tatapan tidak suka. Toh juga Kiara sudah tidak peduli lagi.
Flashback
“Kak kalau kita keluar masa aku harus di bungkus pake kain lagi.” tanya Kiara dan Raffi mengingatnya karena ia membawa Kiara keluar maka ia harus siap mendapatkan resiko yang ditanggungnya.
“Ya gimana lagi Ki, aku juga gak mau kamu kenapa kenapa jadi gapapa ya kalau keluar dari sini dengan cara tadi?” tanya Raffi dengan hati hati.
“Gak mau a kak, aku gapapa keluar biasa aja tapi aku pake masker, sama ini jaket punyanya kak Raffi. Dan aku pake wig rambut aja biar gak kenal orang orang gimana? ” Kiara dengan cepat mengambil jaket dan wig rambut. Karena Beni sebelumnya juga memikirkan keadaan Kiara terlebih dulu.
“Kamu bener gapapa kalau mau keluar publik? Kiara ini bukan Indonesia jadi disini kemungkinan banyak sekali bahaya atau hal hal yang akan terjadi kedepannya.”
“Kalau terjadi sesuatu sama aku, kak Raffi gimana? ” tanya Kiara ia ingin tau seberapa peduli suami terhadap dirinya.
“Kamu akan aman sama aku Ki, aku gak akan biarkan begitu saja kamu disakiti sama orang lain. Aku janji akan selalu menjaga kamu sampai kapanpun itu Ki. ” Kiara melihat mata Raffi ia tidak menemukan kebohongan sama sekali.
“Iya kak, terimakasih sudah menjaga Kiara kak.” sambil memegang tangan suaminya.
“Kamu tidak perlu khawatir, atau berpikir yang tidak tidak ya. Aku sudah menjadi suami kamu Ki, jadi apapun yang akan kamu alami aku akan mempertanggung jawabannya. Jadi kamu tenang aja oke. Aku selalu ada di samping kamu.”
“Terimakasih suamiku yang ganteng.” Kini Kiara memeluk suaminya. Raffi dengan senang hati membalas pelukan tersebut.
“Kak Gilang pesan yang mana?” kini mereka sudah siap memesan makanan di resto tersebut.
Setelah semuanya sudah kini makanan tak lama datang, namun Kiara melihat makanan miliknya dengan tatapan aneh.
Seperti tidak biasanya tampilan dalam makananku, atau ada orang yang berani mencelakakanku. Tapi siapa? Astaga Kiara belum ada satu jam kamu publik kan diri udah ada yang jahat sama kamu. Harus hati - hati aku untuk selanjutnya kali ini. Aku akan lapor dulu kepada Beni.
“Kak aku ke toilet bentar ya, tungguin aku bentar aja.” Kini Kiara pergi ke toilet ia langsung masuk dan membuka hpnya memberi tau kepada Beni yang terjadi di resto ini.
Beni kamu selidiki apa yang terjadi di resto ini, kenapa makanan yang mereka sajikan kepadaku terasa aneh. Aku rasa mereka berniat mencelakakan ku.
Baik Nona muda saya akan menyelidiki segera mungkin. Nona muda tolong lebih waspada lagi. Saya akan tetap memantau dari jauh Nona.
Baiklah Ben, terimakasih.
Sama - sama Nona Muda.
Namun tak lama Kiara ingin kembali menyusul Raffi tiba tiba akan orang masuk kedalam toilet tersebut.
Bagaimana sudah kamu selesaikan tugasmu?
Sudah Nona, saya sudah memberinya ke dalam makanan yang sudah di sajikan.
Bagus, kita lihat saja. Pergi sana.
Kamu tidak akan ku biarkan diam saja mendapatkan Raffi. Aku akan balas semuanya. Gara gara kamu Raffi meninggalkan ku demi pernikahan bodoh kalian.
Kiara mendengarkan ucapan mereka terkejut. Ia mengerti jadi kemungkinan wanita ini adalah kekasih dari suaminya.
Untung saja aku selalu belajar banyak hal dari papa. Jadi mulai sekarang aku harus hati hati. Kemungkinan juga Kak Raffi akan mudah terpengaruh dengan liciknya wanita itu.
Ia langsung mengabari Beni mengenai kejadian ini. Lalu untuk segera Beni mengirimkan orang mata mata tentang pergerakan Susan ini.
Kiara kini kembali ke meja makan bersama suaminya. Dan juga Gilang tengah sibuk menatap ponsel begitupun Raffi yang masih mengecek beberapa pekerjaan miliknya.
“Maaf kak Raffi sama Kak Gilang menunggu lama, perut Kiara tiba tiba mules banget atau tadi gara gara kebanyakan makan cemilan yang dibeli kak Gilang ya.” Kiara sedikit berbohong agar ia tidak mereka tidak memakan makanan didepan mereka.
Raffi mendengar ucapan Kiara menatap tajam Gilang. Lalu berahli kepada Kiara yang terlihat khawatir.
“Bener perutnya sakit?” Tanya lembut Raffi kepada Kiara.
“Iya kak, ini aku pengen ke kamar mandi lagi. Mules banget kak. Kenapa ya kak?” Kini Kiara sudah ingin menangis langsung cepat Raffi membawa Ke depakannya. Dan Kiara sontak menjatuhkan makanannya.
Cetarrrr
Makanan Kiara berserakan di lantai. Ia tidak peduli banyak mata yang menatap Kiara. Kini dengan cepat Raffi menggendong Kiara membawa pergi dari restoran tersebut.
Seorang wanita yang melihat itu hanya tersenyum puas karena usaha berhasil.
Ini baru pemula Raffi, kamu sudah meninggalkan aku jadi aku pastikan kamu tidak akan mendapatkan wanita itu. Dia akan mati. Ia berucap dengan diri sendirinya.
Raffi membawa Kiara menuju mobil dan Gilang langsung membawa kecepatan tinggi untuk menuju rumah sakit. Dan tiba tiba - tiba Kiara merasa ia sangat lapar sekali karena menunda jam makan siang. Jadi ia berfikir untuk kembali ke masion saja.
“Kak kita ke masion saja, aku gak mau ke rumah sakit.” Kini Raffi melonggarkan pelukannya.
“Kita ke rumah sakit dulu, Gilang cepatlah kau sangat lambat sekali.” Raffi benar benar khawatir.
“Gak mau kak, aku lapar sekali ayo makan dulu hiks... ” Kiara sudah tidak tahan akhirnya menangis.
Gilang mendengar perkataan dari Kiara lalu mengerem mendadak dan diberi tatapan tajam oleh Raffi.
“Sorry Sorry gue kaget, tadi Nyonya Muda bilang lapar? Jadi kita kemana dulu? ”
“Cari makan, didepan belok kiri nanti kita makan disitu aja.” Kiara sudah muak dengan semua dramanya.
Gilang melihat Raffi dengan arti setuju lalu mereka segera ke restoran yang di inginkan Kiara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments