Episode 17

"Mama?" tanyaku tidak percaya.

"Ya Zexlys. Ini aku."

***

"Aku yang membuat pisau naga itu, untuk melindungi kamu dari Lamashtu yang sudah berulang kali mengincarmu. Pada waktu itu, ibumu memintaku untuk membuat senjata yang bisa melindungimu kapan saja."

"Ibuku?" tanyaku lirih.

"Ya! Aku dan ibumu berteman baik. Dan sebagai ular laut dengan separuh darah manusia, mudah bagiku untuk membuat sebilah pisau. Aku naik ke daratan selama beberapa waktu, untuk menemukan kayu Gaharu yang konon ditakuti Lamashtu."

Aku menatap wanita di depanku tanpa berkedip.

"Setelah menemukan kayu Gaharu, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuatnya menjadi sebuah pisau. Pada waktu itu, suasana di daratan cukup mencekam karena teror Lamashtu.

Sampai akhirnya, Lamashtu bisa menemukanmu yang masih cukup kecil, karena ibumu membawamu ke daratan untuk bertemu denganku.

Ibumu dan Lamashtu bertarung hebat. Tepat disaat Lamashtu hampir menghabisi ibumu, ayahmu datang untuk menolong. Aku dan ibumu menunggu waktu yang tepat untuk menyerang Lamashtu dengan pisau Gaharu. Sayangnya, saat kesempatan itu tiba, pisau yang kubuat tidak berfungsi maksimal.

Lamashtu yang marah, melihat ke arah ibumu, dan kembali menghajarnya berulang kali. Namun, eberuntungan masih berpihak pada ibumu. Tepat disaat Lamashtu hampir menghabisinya kembali, teman-teman ayahmu, yaitu naga penguasa elemen lain datang dan berhasil mengusir Lamashtu."

"Lalu bagaimana?" Aku bertanya dengan suara semakin lirih.

"Ibumu bisa bertahan dan mengambil keputusan yang sangat kusesali karena tidak melarangnya."

"Apa?" tanyaku lagi.

"Ia mengorbankan dirinya, dan memintaku untuk membuat kembali pisau Gaharu dengan mata pisau yang terbuat dari ekor peraknya. Kamu tau sendiri, naga ekor perak memiliki ekor yang sangat tajam. Dengan ijin dari ayahmu, aku mengikuti kemauan ibumu dan membuatmu kehilangan seorang ibu. Saat sudah selesai, ayahmu yang menyimpan pisau tersebut."

Aku menghembuskan napas panjang dan melempar pandangan ke arah laut.

"Saat kamu sedikit lebih besar, teror Lamashtu dimulai lagi. Pada saat itu, aku dan ayahmu serta penguasa elemen lain sepakat untuk menjadikanmu umpan. Namun keberuntungan belum berpihak pada kami. Lamashtu datang menyergapmu, di saat penguasa elemen lain belum datang, sehingga membuat ayahmu bertarung dengannya. Saat itulah, ayahmu berhasil melukai Lamashtu dengan pisau Gaharu. Aku yang tidak memiliki kekuatan untuk melawan Lamashtu, hanya bisa bersembunyi dan meraihmu, sesaat setelah ayahmu tiada. Sejak saat itu, aku mulai mengurusmu.

Aku tetap mengawasi Lamashtu. Dalam keadaan terluka karena pisau Gaharu, ia melarikan diri ke sebuah perkampungan terpencil dan mulai mempengaruhi manusia, agar bisa ia gunakan sebagai kaki tangan. Keinginannya terpenuhi, ia bisa mendapatkan korban secara rutin, dan manusia yang menolongnya mendapat imbalan keabadian."

"Tumbal?" tanyaku.

"Ya. Katakanlah tumbal. Ia mendapatkannya dari manusia yang menyembahnya. Aku mencari informasinya terus secara diam-diam dengan bantuan para siluman yang hidup di hutan-hutan. Itulah kenapa, aku tidak menolak saat para tetua dan penduduk menjadikanku persembahan. Setelah menghilang karena dijadikan persembahan, aku lebih leluasa mencari informasi tentang Lamashtu."

"Ini cukup rumit," keluhku seraya mengusap kening.

"Setelah kamu memban*tai hampir semua penduduk pesisir pantai, Lamashtu datang kembali. Aku yang ingat jika pisau Gaharu tertinggal di rumah kita dulu, mengikutinya ke sana. Sayangnya pisau itu sudah berpindah tangan ke salah satu tetangga kita dulu.

Saat Lamashtu ingin menyerang anak tetangga kita, orang tua anak itu melempar pisau tersebut yang kembali melukai Lamashtu cukup parah. Karena takut, keluarga anak itu pindah dari pesisir pantai, entah ke mana. Di waktu itulah, aku berkesempatan untuk mengambil pisau itu lagi, dan baru bisa memberikannya padamu dengan perantara seorang pemuda."

"Mama yang mengirim pemuda itu ke tokoku?"

"Ya. Aku belum bisa menunjukkan diri padamu untuk sebuah alasan. Itu kenapa, aku mengirim pemuda itu."

Aku kembali menghembuskan napas oanjang. Semua teka-teki mulai terurai satu persatu.

"Selama Lamashtu dikurung di gunung berapi, kekuatannya tidak sepenuhnya hilang karena manusia yang menyembahnya secara rutin memberikan persembahan."

"Manusia yang menyembahnya, berumur panjang juga?" tanyaku.

"Ya. Lamashtu memberikan keabadian dengan membuat manusia itu bisa berpindah raga dari satu ke yang lainnya."

"Jadi manusia yang merupakan pengikutnya, sudah berumur ratusan tahun ...," ucapku lirih.

"Ya, Zexlys. Selain itu, manusia yang menjadi pengikutnya bertambah banyak. Salah satunya manusia yang datang ke gunung berapi dan mengorbankan manusia lain, sehingga Lamashtu bisa membuka segel, lalu kabur.

Untuk menyembunyikan diri dari kejaran para naga penguasa empat elemen, dia menggunakan Siren. Selain untuk mencari korban, keberadaan Siren bisa menghapus jejaknya. Tidak akan ada yang mengira jika Siren membantunya."

"Ya, mama benar. Aku sendiri cukup kaget saat mendengar jika para Siren membantunya. Oh iya, apakah ada cara untuk menghabisi Lamashtu selamanya?"

"Ada," jawab mama. "Tikam manusia pengikutnya dengan pisau Gaharu saat sedang berpindah tubuh. Di saat itulah, Lamashtu dalam posisi paling lemah. Apalagi jika ternyata manusia yang ia masuki adalah manusia yang memiliki kelebihan dari alam semesta."

Aku terhenyak dan tenggelam dalam pemikiranku sendiri.

"Jangan salahkan temanmu. Dia tidak bersalah sama sekali karena kaburnya Lamashtu. Aku bertemu dengannya saat ia sedang kebingungan dan berusaha mencari jejak Lamashtu. Percayalah, saat ini ia sangat menyesali kejadian itu."

Netraku secara spontan melihat ke arah Kayes yang duduk agak jauh dariku. Seketika rasa iba dan bersalah muncul, karena sudah mencurigai, serta membuatnya terluka.

Terpopuler

Comments

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

hmmm.. budhe dan ponakan yg datang ke Memento Mori kek nya pengikut Lamashtu deh...

2023-01-28

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!