Episode 16

"Kenapa Lamashtu bisa kabur dari pengawasanmu di gunung berapi, Kayes? Apa ada yang kamu sembunyikan?" Aku bertanya dengan suara menekan dari belakang tubuhnya. Tanganku memegang erat pisau, yang saat ini menempel di lehernya.

Di pagi hari, begitu Memento Mori buka, Kayes datang mengunjungiku. Ia memintaku datang ke pulau pesisir pantai untuk menemui seseorang yang entah siapa. Namun, setelah sekian lama menunggu, sosok yang dimaksud Kayes tidak juga muncul, sehingga membuatku luar biasa kesal.

"Berhenti curiga padaku Zexlys!" seru Kayes. Dengan tiba-tiba, ia memegang tanganku, dengan tangannya yang sangat panas. Seketika aku melepaskan pisau yang sedari tadi menempel di lehernya.

"Buktikan kalau kecurigaanku salah!" balasku dengan mengibaskan tangan ke arah laut. Butiran-butiran air laut terangkat di udara, dan membeku sebelum meluncur cepat ke arah Kayes. Beberapa tetesan air melukai pipi dan menancap di tangannya. Dalam hitungan detik, air yang membeku itu meleleh.

Sepertinya aku memancing amarah Kayes, karena ia menatapku dengan mata yang sudah sepenuhnya hitam. Dengan telapak tangan yang diarahkan padaku, kobaran api biru yang cukup besar menyambarku cepat.

Aku menghindar namun tidak ayal tubuhku kepanasan. Pandangan mata yang sudah mulai memerah, membuat langit berkedip karena petir yang tercipta.

Di belakang Kayes, gelombang air laut sudah menjulang setinggi tiga meter dan menunggu perintahku untuk menggulung si naga api itu.

"Aku tidak bersalah!" sentak Kayes membela diri dan membuatku kembali menciptakan beberapa butiran air beku yang menghunjam seluruh tubuhnya. Seolah tidak cukup, tubuhnya tergulung air laut dan terbawa hingga ke tengah perairan.

Ia tidak menyerah semudah yang kukira. Dengan tubuh melayang, ia kembali menghampiriku dan mengobarkan kembali api dari telapak tangannya. Untungnya, aku dengan cepat membuat perisai dari air yang membeku.

Untuk membalas, beberapa petir menyambarnya tepat di depanku, sehingga membuatnya jatuh bersimpuh di atas pasir. Dengan cepat, aku mendekat dan kembali menodongnya dengan pisau naga.

Kayes mengangkat kedua tangan tanda menyerah. "Ya, ada yang aku sembunyikan. Namun aku bersumpah demi alam semesta. Aku tidak pernah melepaskan Lamashtu."

"Ceritakan padaku! Silas bilang, kamu sedang turun gunung saat Lamashtu kabur. Bagaimana bisa? Sedangkan gunung berapi milikmu terisolir dan sulit dijangkau oleh siapapun."

"Karena ada manusia yang datang ke gunung!" seru Kayes dengan wajah kesal. "Jangan tanya aku kenapa ada manusia yang begitu nekat datang ke gunung berapi untuk sesuatu yang tidak masuk akal."

"Jelaskan, atau dalam beberapa saat, kamu hanya akan tingga nama, sebagai salah satu naga penguasa api yang berkhianat!" desisku.

"Aku tidak bisa menjelaskannya dengan detail Zexlys. Aku juga masih terlalu bingung dengan apa yang sedang terjadi. Yang jelas, beberapa waktu sebelum Lamashtu kabur, ada manusia-manusia yang datang ke gunung berapi. Mereka menaruh banyak persembahan di kaki gunung."

"Lanjutkan!" desisku tajam.

"Para manusia ini pada awalnya datang ke hutan dekat gunung berapi tempat Lamashtu dikurung. Lama kelamaan mereka mendekat dan menaruh persembahan secara rutin di kaki gunung."

"Persembahan?" Aku bertanya tidak mengerti.

"Ya. Berupa beberapa bagian tubuh manusia yang sudah terpotong menjadi beberapa bagian. Terakhir kali, mereka menyakiti salah seorang pria yang sedang berkemah di hutan, untuk kemudian di bawa ke kaki gunung."

"Lalu?" kejarku.

"Itu alasan kenapa aku turun dari gunung. Tidak boleh ada darah yang tumpah dari seorang manusia, di tempat kita mengurung Lamashtu, semua segel akan terlepas."

"Sepertinya kamu terlambat!" Aku berseru dengan perasaan kesal dan berhenti menodong Kayes.

"Semua salahku. Aku tidak memikirkan kemungkinan jika ada manusia yang datang ke hutan tempat gunung berapi, di mana Lamashtu dikurung," balasnya lesu.

Aku membuang napas kasar dan duduk di sebelahnya.

"Aku maklum jika kamu dan yang lainnya curiga. Namun aku bisa menjamin, jika aku tidak pernah sekalipun mempunyai pikiran untuk membebaskan Lamashtu," tambah Kayes.

"Tunggu. Biar kuperjelas. Jadi, Lamashtu kabur dan kembali bangkit, saat kamu turun gunung untuk mencegah tumpahnya darah manusia, tapi kamu terlambat. Begitu?"

"Ya," jawab Kayes.

"Untuk apa para manusia itu ke gunung? Apa yang mereka cari, hingga bisa mengorbankan manusia lain?"

"Kamu tau? Ada banyak manusia yang memilih jalan pintas untuk mewujudkan keinginan mereka, dengan bekerja sama dengan jiwa-jiwa yang jahat. Mereka mendapat apa yang mereka mau, dan jiwa-jiwa jahat itu semakin kekal di dunia," jelas Kayes.

"Mereka datang untuk memuja Lamashtu?" tanyaku tidak percaya.

"Menurutku begitu. Lamashtu bisa dengan mudah mewujudkan apa yang para manusia inginkan, dengan imbalan tertentu."

"Lalu, siapa sosok yang kamu ceritakan, sehingga memintaku datang ke sini?" tanyaku lagi.

"Seorang wanita. Saat aku sedang mencari Lamashtu sesudah ia kabur, aku bertemu dengannya. Darinya aku juga tau ada beberapa Siren yang terlibat."

"Jadi selain Siren, Lamashtu juga menggunakan manusia?" Aku bertanya dengan napas tercekat.

"Ya. Hanya sebatas itu yang aku tau, Zexlys."

Jawaban Kayes yang meragukan, membuatku membalikkan badan menghadapnya dan mencekal lehernya erat. Tidak lupa, pisau naga sudah kuhunuskan, tepat di dada kirinya. "Maaf Kayes, tapi ceritamu terdengar mengada-ada."

"Jangan main pisau sembarangan, Zexlys," ucap sebuah suara lembut wanita, tepat dari arah belakangku.

Aku menoleh dan terhenyak. Mataku menatap tidak percaya sosok wanita yang dulu sering kupanggil mama. Sudah ratusan tahun lalu, saat aku terakhir melihatnya, ketika dibawa ke balai pertemuan untuk dirias sebagai persembahan. Kenyataan jika mama masih hidup dengan wajah yang masih sama membuatku yakin jika ia bukanlah seorang manusia seperti yang kukira selama ini.

"Jangan main pisau sembarangan, Zexlys. Kamu bisa terluka," ucapnya lembut.

Terpopuler

Comments

Andini Andana

Andini Andana

mama.. oh mama.. 🎶

2023-01-28

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!