Ledakan ledakan kecil yang memporak porandakan lantai batu, dan bangunan toko di sekitar tempat pertempuran mereka berempat, mulai meluas ke mana mana.
Para penghuni di dalam pertokoan, banyak yang berlarian berhamburan, menyelamatkan diri mereka.
Mereka memang hanya bisa, memaki, mengutuk, sambil melarikan diri meninggalkan harta mereka, pergi mencari selamat.
Karena harta bisa di cari, benda bisa di beli, tapi kalau nyawa tidak akan ada gantinya.
Setelah puluhan jurus berlalu, belum juga ada hasilnya, masing masing mulai mengeluarkan jurus rahasia mereka.
Ketiga orang dari sekte pedang suci, bergerak terbang mundur menjauhi Nan Thian.
Masing masing berusaha menghimpun kekuatan puncak mereka.
Mereka bertiga mengangkat pedang mereka diatas kepala, terlihat pusaran angin dan pusaran cahaya berbentuk spiral mengelilingi seluruh tubuh mereka.
Pedang diatas kepala mereka, terlihat semakin lama semakin terang, membentuk bola cahaya putih, sebesar kepala manusia dewasa.
Kedua tangan mereka, yang memegang pedang, juga terlihat bergetar hebat.
Mereka akhirnya dalam satu teriakan keras secara kompak.
menebaskan pedang mereka, dari atas kebawah, langsung menerjang kearah Nan Thian .
"Hyaaaaaat...!"
"Hyaaaaaat...!"
"Hyaaaaaat...!"
"Singggg..!"
"Singggg..!"
"Singggg..!"
Tiga buah bola cahaya melesat menerjang kearah Nan Thian , di susul dengan tubuh ketiga orang itu, yang menyatu dengan pedang mereka ikut menerjang ke depan .
Nan Thian yang sudah menghimpun tenaga Qian Kun Im Yang Sen Kung, dia segera melepaskan jurus .
"Phoenix api dan Naga es, mengacaukan langit dan bumi.."
Untuk memperhebat daya serangannya, menghadapi serangan dari tiga arah Nan Thian menambahkan 1/4 kekuatan api dan es surgawi kedalam serangan jurus tersebut.
Naga es muncul dari langit, Phoenix api muncul dari bawah tanah, segera menerjang serangan yang datang dari tiga arah itu.
"Boooommm...!"
Terjadi Ledakan cahaya merah biru putih di udara, diakhiri dengan tubuh tiga orang itu terpental keluar dari arena pertarungan.
Mereka bertiga jatuh menabrak wuwungan genting rumah di belakang mereka, hingga hancur berantakan.
Orang pertama terlihat jatuh tergeletak di dalam sebuah rumah, dalam kondisi tubuh hangus, mengeluarkan bau sangit daging di bakar.
Bentuknya tinggal onggokan daging hangus, tidak berbentuk lagi.
Orang kedua jatuh tergeletak di halaman depan sebuah rumah besar.
Juga dalam kondisi sama dengan orang pertama.
Orang ketiga tidak lagi berbekas, tubuhnya hancur berserakan menjadi serpihan es beku.
Energi Api dan Es Surgawi, terlalu dahsyat untuk manusia awam seperti mereka.
Tenaga sakti itu adalah energi dewa kahyangan, yang tidak sembarang manusia biasa mampu menyambutnya.
Level ketiga orang itu masih terlalu rendah, untuk menjadi kelinci percobaan ilmu Nan Thian .
Melihat hasil kesudahan dari jurus yang dia lepaskan, Nan Thian menghela nafas panjang.
Lalu dia segera melesat ke arah pertempuran Kim Kim, sampai di sana, dia melihat pertempuran di sana juga sudah berakhir.
Kim Kim baru saja kembali ke wujud manusia nya, sambil tersenyum ceria.
Dia melayang kehadapan Nan Thian dan berkata,
"Kamu kenapa kemari ?"
"Khawatir dengan keadaan ku..?"
"Tumben..?"
"Jangan bilang mulai menyukai ku..?"
"Sayang nya aku hanya tertarik sama dia.."
Ucap Kim Kim dengan gayanya yang lucu dan menggemaskan.
Nan Thian menggelengkan kepalanya dan berkata,
"Terlalu banyak berkhayal.."
"Malas meladeni mu.."
Belum selesai ucapan nya, Nan Thian sudah bergerak terbang menuju menara Pagoda.
Hanya dengan 5 kali muncul menghilang, di wuwungan atap rumah di bawahnya.
Nan Thian sudah kembali duduk di puncak wuwungan menara Pagoda tingkat 9.
Tak lama kemudian Kim Kim ikut menyusul berbaring di sebelah nya.
"Aku mau tidur ngantuk, bila ada sesuatu baru panggil aku .."
Ucap Kim Kim tanpa beban.
Dia segera meringkuk tidur di sana memunggungi Nan Thian , sebentar saja gadis itu sudah pulas terlelap dalam mimpi nya.
Nan Thian melepas jubah luarnya, menyelimuti tubuh temannya yang mungil.
Lalu dia sendiri melanjutkan meditasi nya, hingga matahari terbit dari arah timur.
Sinarnya yang muncul menyapa pelupuk matanya yang terpejam, segera menyadarkan Nan Thian dari proses Siu Lian energi langit dan bumi.
Sesaat kemudian Kim Kim pun ikutan memguletkan badannya, lalu dia bangun duduk, menguap sambil menutupi mulutnya, yang terbuka dengan punggung tangannya .
"Apa dari semalam sampai sekarang, para cecunguk itu, tidak ada yang datang kemari lagi..?"
Tanya Kim Kim santai.
Nan Thian menggelengkan kepalanya dan berkata,
"Kelihatannya sih tidak, aku tidak mendengar ada pergerakan spesial dari semalam sampai sekarang.."
"Hmmm,.. kelihatannya mereka sudah hilang nyali nya ."
Ucap Kim Kim sambil tersenyum puas.
Nan Thian menggeleng dan berkata,
"Aku rasa tidak semudah itu, mereka adalah sebuah sekte besar.."
"Di atas mereka tentu masih ada yang lain, yang lebih hebat lagi.."
"Ada dua kemungkinan, satu mereka belum tiba."
"Dua mereka sudah tiba, tapi mereka memilih menunggu, yang lebih hebat dari mereka tiba, baru bergerak bersama-sama.."
"Kita masih harus berhati-hati.."
Ucap Nan Thian mengemukakan pemikiran nya.
Kim Kim mengibaskan tangannya dan berkata,
"Terserah lah mau satu mau dua, yang penting aku mau kembali dulu ke penginapan, mau mandi mau makan sepuasnya.."
"Kamu mau menunggu silahkan, aku tidak.."
"Bila nanti ada keributan, aku baru muncul.."
"Sampai nanti, ! aku pergi dulu..!"
Ucap Kim Kim sambil melayang turun dari menara, lalu dia terbang menuju penginapan.
Nan Thian hanya bisa tersenyum pahit, Kim Kim memang punya kebebasan penuh, dia tidak bisa mengendalikannya.
Nan Thian juga ikut melayang turun, dia berjalan kaki berkeliling di sekitar nya.
Membeli beberapa butir bakpao di pinggir jalan, lalu dia membawa nya kembali ke bagian paling puncak pagoda.
Nan Thian untuk sementara waktu terpaksa menumpang tinggal di puncak pagoda tanpa ijin.
Agar memudahkan dia melakukan pengawasan keamanan keluarga Zhu, Xu, Tang, Zhang dan Lan.
3 hari 3 malam Nan Thian mengawas di sana, tidak ada pergerakan apapun dari sekte pedang suci.
Kim Kim juga tidak pernah sekalipun hadir di sana, dia lebih nyaman beristirahat dan makan puas di restoran penginapan.
Baru pada malam ketiga, menjelang tengah malam, di saat suasana sudah sunyi.
Nan Thian merasakan ada hawa yang tidak biasa sedang bergerak mendekat.
Saat Nan Thian mencoba untuk memastikan nya, dia melihat ada 4 bayangan bergerak di depan satu bayangan menyusul di belakang.
Mereka berlima bergerak dengan sangat cepat, mendekati kearah pagoda tempat dia berada.
Mereka sekali ini tidak lagi mengincar keluarga Zhu, Xu, Tang, Zhang dan Lan.
Tapi langsung menuju kearahnya, kelihatannya mereka sangat yakin dan percaya diri, dengan bala bantuan yang menjadi tulang punggung mereka berempat.
Nan Thian segera melayang turun dari puncak pagoda, untuk menyambut kedatangan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Agus
ini yg di tunggu2
2023-05-03
4
joe timor
goooooo
2023-03-28
1
joe timor
ok
2023-03-28
1