Saat mereka mencoba untuk bangun berdiri, begitu melihat penampakan wajah Kim Kim.
Seketika wajah mereka semua berubah pucat pasi, bahkan ada beberapa yang sudah basah celananya.
Mereka pada terlihat ketakutan dan gemetaran, hingga sulit bergerak dan berbicara.
Sedangkan rekan rekan mereka, yang tadinya tertawa tawa menyaksikan ulah mereka.
Kini semuanya sudah menghilang kedalam tenda, di tempat itu, satupun tidak ada lagi orang yang tersisa.
Semuanya pada memilih bersembunyi di dalam tenda .
Tempat yang tadinya ramai dan agak berisik, mendadak menjadi sepi dan hening.
Hingga suara tarikan dari hembusan nafas pun, bisa terdengar dengan sangat jelas.
Kim Kim sengaja membuka moncong nya, memamerkan taring taringnya, yang panjang, tajam dan runcing runcing, kearah puluhan prajurit, yang sedang duduk ketakutan di atas tanah.
Kim Kim bergerak selangkah demi selangkah menghampiri mereka.
Mereka terlihat merangkak mundur kebelakang, sambil menatap kearah Kim Kim, dengan ekspresi wajah ngeri hingga sulit bersuara.
Setelah merasa cukup puas mempermainkan mereka, Kim Kim menghentikan langkahnya.
Lalu berbalik badan dan berjalan meninggalkan mereka.
Saat memunggungi mereka, Kim Kim sudah kembali lagi kewujud manusia nya, seorang gadis cantik yang imut-imut.
Tidak lagi menyeramkan seperti tadi.
Kim Kim dengan langkah santai meninggalkan tempat tersebut, dia langsung pergi mengunjungi kemah nya Yue Lin.
Ditempat lain, Nan Thian dengan bertanya tanya pada prajurit prajurit jaga, yang sedang melakukan patroli.
Dia akhirnya mendapatkan informasi letak letak beberapa tempat penting perkemahan tersebut.
Setelah mendapatkan informasi yang dia inginkan, dia langsung bergerak menuju bagian dapur.
Di mana tempat mandi militer terletak tidak terlalu jauh dari tempat tersebut.
Nan Thian langsung ikut bergabung dengan prajurit lain, mandi bersama sama di sana.
Selesai mandi, Nan Thian menuju bagian dapur mengambil beberapa butir Pao tanpa isi.
Sambil makan ransum kering militer itu, dia berjalan.
menuju lapangan pelatihan pasukan Zhu Yuan Zhang.
Pagi pagi sekali sudah terlihat pasukan Zhu Yuan Zhang. berlatih dengan penuh semangat, di bawah Tang He dan Zhang Yu Chun.
Nan Thian segera berjalan menghampiri kedua Jendral itu.
"Selamat pagi Jendral Tang Jendral Zhang.."
Tegur Nan Thian sambil menjura kearah mereka.
Kedua Jendral itu buru buru membalasnya dengan ucapan yang sama.
"Mari ikut bergabung Yue Ta Sia, mohon bantu menilai dan berikan sedikit petunjuk, untuk pelatihan pasukan kami.."
Nan Thian mengangguk dan berkata,
"Kalau pertempuran formasi, aku tidak berani sembarang beri petunjuk, takut mengacaukan keselarasan formasi."
"Tapi bila satu lawan satu, saya akan berikan sedikit petunjuk menyerang dan bertahan.."
Ucap Nan Thian.
Selesai berkata Nan Thian segera menghampiri salah seorang prajurit, yang berada paling depan dan dekat dengan nya.
Prajurit itu berlatih dengan bertelanjang dada, sehingga terlihat otot otot tubuhnya, yang melingkar lingkar dan menonjol indah.
"Hei..! kamu kemarilah.."
Ucap Nan Thian sambil melambaikan tangannya kearah prajurit tersebut.
Prajurit itu awalnya ragu, baru setelah di pastikan dia yang di panggil.
Dia pun segera berlari menghampiri Nan Thian, dengan tombak dan tameng di tangannya.
Saat berdiri di hadapan Nan Thian, Nan Thian pun berkata,
"Siapa nama mu..?"
"Zhou Xing Ce tuan, panggil saja A Xing."
Jawab prajurit itu cepat.
"Baik A Xing, kamu coba tunjukkan pergerakan yang sedang kamu latih ke aku, sambil kamu bergerak mengikuti petunjuk arahan dari atasan mu.."
"Mulailah.."
Ucap Nan Thian sambil berdiri santai menunggu A Xing bergerak.
Tang He mengerti maksud dari, Nan Thian.
Dia sangat gembira, ini adalah kesempatan langka yang jarang ada.
Dia segera mulai berteriak keras ke arah A Xing.
"Satu..!"
A Xing langsung mengikuti petunjuk dari atasan nya, dia segera bergerak menusukan tombak nya, terarah ke dada Nan Thian.
Nan Thian hanya menggeser kakinya sedikit kesamping.
Tubuhnya tahu tahu sudah muncul di samping tubuh A Xing.
Hanya dengan satu ketukan ringan di siku kanan A Xing, yang sedang terjulur lurus kedepan.
Lalu Nan Thian berputar sedikit sambil menebaskan telapak tangan terbuka ke tengkuk A Xing yang terbuka.
Seketika itu juga, A Xing merasa tangannya yang memegang tombak mati rasa.
Sehingga dia terpaksa melepaskan pegangan pada gagang tombak di tangannya.
Sebelum dia sempat melakukan sesuatu tengkuk nya sudah terkena hantaman.
Sesaat dia langsung nyungsep mencium tanah, karena pandangan matanya terasa gelap.
Kejadian yang berlangsung dengan begitu cepat, bahkan Tang He belum mengeluarkan perintah ke dua.
Bawahan yang dia latih selama ini, sudah nyungsep dalam satu gebrakan.
Hal ini segera membuka mata Tang He dan Zhang Yu Chun, bahwa kemampuan pasukan mereka masih sangat lemah.
Nan Thian buru buru membantu A Xing berdiri dan berkata,
"A Xing kamu lakukan lagi sekali lagi, aku akan memberi contoh dalam tempo lambat.."
"Setelah itu baru kita perbaiki pergerakan pertama mu itu.."
Nan Thian setelah memberi petunjuk ke A Xing, dia segera melihat kearah prajurit lain yang ada ditengah lapangan.
"Kalian semua perhatikan baik baik, agar tidak sampai mengulangi kesalahan yang sama..!"
Para prajurit itu dengan kompak menjawab siap.
Mereka segera fokus melihat pergerakan A Xing rekan mereka di depan sana.
A Xing sendiri mengikuti petunjuk dari Nan Thian dia segera bergerak mengulangi serangannya.
Nan Thian sekali ini melakukan gerakan lambat sambil memberi petunjuk dengan suara sedikit di keraskan.
"Saat menusuk lengan kanan ini jangan kaku, dan terlalu lurus agak sedikit di tekuk kebawah..."
"Pegangan pada gagang bagian depan tombak, jangan kaku, dan terlalu erat pegangan nya."
"Agak sedikit di longgarkan, agar tombak mudah di gerakkan gerakan, baik untuk menusuk lawan, maupun untuk menangkis kesamping dan kebelakang."
"Posisi kaki depan dan belakang mu, juga tidak boleh kaku, luwes tapi kuat."
"Jangan terlalu doyong kedepan, secukupnya saja, seperti ini.."
"Sehingga saat lawan mu mampu menghindar dan menyerang mu dari sisi ini.."
"Kamu bisa melakukan gerakan begini, mempertahankan diri, sekaligus berbalik menyerang."
"Ingat dan latih baik baik pergerakan ini, di medan perang nanti, gerakan ini akan mampu menolong nyawa mu.."
Ucap Nan Thian memberi petunjuk sekaligus nasehat.
A Xing di depan sana, menjadi contoh buat rekan rekannya ditengah lapangan sana.
Nan Thian mengamati dan memberi petunjuk langsung.
Kemudian dia berkeliling.
Memeriksa pergerakan mereka yang di tengah lapangan, bila ada yang salah, dia akan berikan petunjuk dengan sabar.
Sambil membantu membenarkan pergerakannya.
Tang He dan Zhang Yu Chun menatap kearah Nan Thian dengan penuh kagum.
Setelah pergerakan mereka sudah mantap, baru dilanjutkan ke pergerakan berikutnya.
Tang He dan Zhang Yu Chun juga mendapatkan petunjuk dan pengarahan dari Nan Thian dalam kemampuan ilmu silat mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Agus
lanjut
2023-05-03
4
Bernadeth Meilan
A xhiang
2023-03-15
3
Muslimin
hebat
2023-03-02
2