Yue Lin menatap kearah adiknya dengan prihatin dan berkata,
"Apa karena bibi guru Zi Zi.."
"Bukankah waktu itu, kamu sendiri yang memutuskan menolak nya dan memintanya menikah dengan sepupunya..Li siapa itu aku lupa namanya..?"
Ucap Yue Lin sambil menatap kearah Nan Thian dengan penasaran.
Nan Thian tersenyum sedih, mengalihkan pandangannya kembali menatap kearah sungai dan berkata,
"Kakak benar, aku lah penyebab kekacauan itu.."
"Aku yang terlalu pengecut dan terlalu banyak berpikir, tidak berusaha mempertahankan nya.."
"Aku tidak tegas, menolak permintaan Kakek paman guru yang keliru.."
"Akhirnya menyebabkan semua berubah menjadi tragedi, Xu San hancur, ayah terluka, mereka berdua pun hilang di tengah laut tidak tahu hidup atau mati.."
Ucap Nan Thian dengan wajah penuh sesal.
Yue Lin sangat terkejut mendengar kabar Xu San hancur ayahnya terluka.
Dia segera memegang pundak Nan Thian dan berkata,
"Adik siapa pelakunya..!?"
"Bagaimana keadaan ayah sekarang..!?"
Nan Thian menghela nafas panjang, lalu dia menoleh menatap kearah kakak nya.
Memegang tangan kakaknya dengan hangat dan berkata,
"Kakak tenang saja,..ayah baik baik saja.."
"Kakek paman guru Fei Yang ada di Xu San membantu pemulihan nya.."
"Mengenai siapa pelakunya, kakak hanya perlu tahu.."
"Dalam hal ini, dia tidak bersalah, aku lah yang justru bersalah padanya.."
"Aku penyebab semua kekacauan ini."
"Aku telah membuat dia kehilangan akal sehat, kehilangan arah, bahkan aku telah mutuskan masa depannya yang cerah, dengan memotong sebelah tangannya.."
"Aku sungguh berdosa padanya, bila dia masih hidup dan ingin membalas dendam.."
"Aku tidak akan menolaknya."
"Aku akan dengan sukarela menggantikan sebelah tangan nya dengan nyawa ku.."
Ucap Nan Thian serius.
"Sebenarnya apa yang telah terjadi, ?"
Tanya Yue Lin sambil menatap Nan Thian .
Nan Thian menghela nafas panjang, lalu dia mulai menceritakan sekilas semua apa yang dia tahu ke kakak nya.
Setelah menyelesaikan ceritanya Nan Thian berkata,
"Sudahlah, yang lalu biarlah berlalu, bila mereka masih hidup dan datang menuntut ku.."
"Aku pasti akan membayar seluruh hutang ku pada mereka hingga lunas.."
"Mumpung masih ada waktu, aku akan membantu kakak mengusir penjajah tiran itu.."
"Kemudian melunasi janji ku pada Kim Kim, setelah itu aku pun bisa menghadapi mereka dengan tenang, kapan pun mereka muncul kembali.."
Ucap Nan Thian mengemukakan apa yang jadi pemikiran nya saat ini.
Yue Lin menepuk pundak adiknya dengan lembut dan berkata,
"Menyerah bukan pilihan terbaik, berbicara baik baik dengan pikiran tenang, itu baru benar.."
"Biar kemampuan kakak rendah, tapi bila ada yang berani menyentuh mu, kakak juga tidak akan tinggal diam.."
Nan Thian tersenyum prihatin dan berkata,
"Itu tidak perlu kak, kakak tidak boleh ikut campur.."
"Itu masalah pribadi ku dan akulah yang berhutang dengan mereka.."
"Kakak sendiri punya hutang dan tanggung jawab terhadap keluarga kakak.."
Nan Thian menatap Kakak nya dengan serius dan berkata,
"Kak apa target kita berikutnya adalah Zhang Shizheng di Su Zhou..?"
"Bila ya, laporkan lah pada Yang Mulia, biar kita segera berangkat pergi menahlukkan nya."
"Lebih cepat tentu lebih baik.."
Ucap Nan Thian sambil menatap Kakak nya.
Yue Lin mengangguk dan berkata,
"Kamu benar adik ku,.. target kita memang Su Zhou.."
"Tapi sebelum bergerak, kita harus punya langkah dan perencanaan yang matang, berdasarkan informasi yang berhasil kita kumpulkan.."
"Pertempuran di Medan perang, yang penting adalah kemenangan akhir.."
"Bila tidak direncanakan dengan matang, yang rugi adalah kita.."
Ucap Yue Lin memberikan penjelasan berdasarkan pengalaman nya.
Nan Thian yang tidak paham dengan pertempuran yang di lakukan secara masal.
Dia akhirnya hanya bisa menganggukkan kepalanya, menanggapi nasehat dari kakak nya.
Yue Lin menatap kearah Nan Thian dengan serius dan berkata,
"Aku akan coba menemui ayah mertua ku, untuk merundingkan nya, agar kita secepatnya bisa bergerak.."
Nan Thian mengangguk pelan dan berkata,
"Silahkan saja, kapan pun kakak sudah siap kabari saja.."
"Kak,.. ayo kita kembali ke tempat pelatihan pasukan.."
Yue Lin mengangguk dan berkata,
"Ayo.."
Mereka berdua segera kembali ke arena pelatihan.
Saat tiba di arena pelatihan, Nan Thian kembali sibuk terjun memberikan petunjuk kepada pasukan yang sedang berlatih keras itu.
Sedangkan Yue Lin setelah berbicara sebentar dengan Zhu Yuan Zhang.
Zhu Yuan Zhang segera memanggil Xu Da, Zhang Yu Chun, Tang He mengikutinya menuju perkemahannya, untuk melakukan perundingan penahlukkan Su Zhou.
Hanya Nan Thian, Lan Yu, yang tidak di ikut sertakan dalam perundingan tersebut.
Menjelang sore, Nan Thian akhirnya menyudahi pelatihan nya.
Lan Yu yang masih berada di lokasi, membantu Nan Thian mengatur pembubaran barisan pelatihan untuk beristirahat sejenak.
Sebelum kemudian pasukan itu di ijin kan untuk kembali ke tenda perkemahan mereka masing masing.
Seluruh barisan mundur dengan teratur kembali ke tenda masing masing.
Tapi semua pasukan tidak ada yang berani lewat didepan Kim Kim, yang sedang berbaring santai bersandaran di bawah sebatang pohon besar, yang rindang.
Mereka pada mengambil jalan memutar, berusaha menjauhi gadis imut imut itu.
Mereka masih trauma, dan dari cerita mulut ke mulut, cerita itu menyebar dengan sangat cepat, sehingga tidak ada lagi prajurit yang berani mencoba mendekati atau pun menggoda Kim Kim.
Nan Thian sendiri setelah berpamit dari Lan Yu, dia segera pergi mengunjungi tenda kakak nya.
Tapi kedatangan Nan Thian hanya di sambut oleh Ying Mei kakak iparnya, dan keponakan perempuan nya, yang baru berumur satu tahun.
Keponakan nya masih berada dalam gendongan ibunya, cara berbicara nya pun masih kurang benar.
Tapi bocah cilik itu sangat lucu dan menggemaskan, dia sangat murah senyum jarang menangis.
Hal ini membuat Nan Thian cukup terhibur dengan kehadiran bocah cilik itu diantara mereka.
Terhadap Ying Mei, Nan Thian tidak berbicara banyak masalah pribadinya.
Dia hanya bercerita garis garis besarnya saja, Nan Thian berusaha menjaga jarak, agar tidak timbul salah paham dengan kakak nya.
Ying Mei yang paham jalan pikiran Nan Thian, dia juga tidak mendesak nya.
Sehingga mereka hanya ngobrol ngobrol biasa saja, justru kehadiran Kim Kim di sana.
Ying Mei malah lebih banyak mendapatkan informasi dari Kim Kim.
Karena saat ini, di dunia ini yang paling tahu dan paling mengerti perasaan dan pikiran Nan Thian, selain dirinya sendiri hanyalah Kim Kim ini yang paham.
Untung nya Nan Thian sering bertindak memotong pembicaraan Kim Kim, baru agak sedikit di rem bocor nya masalah pribadinya.
Tapi bagi Ying Mei yang cerdas, sedikit sedikit informasi itu, sudah lebih dari cukup bagi dia, untuk merangkai rangkai nya sendiri.
Sehingga diam diam, Ying Mei selalu menatap kearah Nan Thian dengan penuh prihatin.
Dia sangat kasihan dengan nasib asmara dan penderitaan hidup Nan Thian, yang hampir tiada habis nya, sejak dia meninggalkan Xu San, di saat usianya masih belia hingga saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Eko Jatmiko
kahe
2023-06-25
3
Dian Dian
ni awal crita dh karakter mcx bodoh dan oon,,pasti bab berikutx tmbh ga karuan
2023-06-18
2
Bobo Hot
Ganti judul ternyata MC nya masih goblok dan selalu merasa paling bersalah walau dia yg terdzolimi. Apaan mau memberikan nyawa kpd anak tdk tahu balas budi itu?
2023-06-10
2