Nan Thian yang melakukan pengamatan secara diam diam, akhirnya menjatuhkan pilihannya pada seorang target.
Nan Thian mulai bergerak mengikutinya, saat target bergerak memisahkan diri.
Dari caranya bersikap terhadap rekannya, Nan Thian memperkirakan target ini kemungkinan adalah orang penting.
Bila bisa menangkapnya, tentu dia akan bisa memperoleh informasi yang tidak sedikit.
Untuk itu Nan Thian mulai diam diam, bergerak mengikutinya dari jarak yang cukup jauh dan aman.
Nan Thian tidak khawatir kehilangan jejak, karena bila pun terjadi, dia punya Kim Kim yang bisa membantunya menemukan target.
Tapi Target itu sangat licin, berulang kali, saat dia merasa ada yang mengikutinya.
Dia akan mencari cara, untuk kabur dari Nan Thian, tapi berkat Kim Kim di sisinya, Nan Thian pada akhirnya selalu berhasil menemukan nya.
Setelah tiga kali mencoba meloloskan diri, tapi selalu mengalami kegagalan.
Target itu akhirnya memilih duduk santai di sebuah rumah makan pinggir jalan.
Sambil pura pura minum, dia diam diam selalu mengedarkan pandangan matanya mencari cari, siapa orang usil yang terus membuntutinya itu.
Saat Nan Thian dan Kim Kim dengan sikap santai memasuki restoran, target akhir nya tersenyum sinis.
Kini dia segera paham, siapa yang terus membuntutinya.
Nan Thian yang sempat melihat senyuman sinis targetnya, dia segera sadar, targetnya telah mengetahui, atau minimal curiga dengan nya.
Tanpa banyak pikir, Nan Thian langsung membelokkan langkah kakinya, menghampiri target.
Baru saja target ingin mencabut pedang, kepala gagang pedang nya, justru tertahan oleh ujung sepatu Nan Thian.
Bagaimana pun target ingin memaksa mencabut pedang, tetap saja.
Pedangnya tidak bisa bergeming, meninggalkan sarung nya.
Target ingin melayang kan tangan nya yang lain pergi menyerang Nan Thian.
Tapi bahunya keburu tertahan oleh cengkeraman tangan Nan Thian .
"Aihhhhh..!"
Keluh si target, karena tubuhnya telah di tekan paksa untuk duduk kembali di bangkunya.
Dia tidak bisa berkutik, di bawah tekanan cengkraman Nan Thian.
Saking kesalnya, sudut mata target sampai mengalirkan air mata.
Di bawah tekanan Nan Thian, si target terpaksa duduk di samping Nan Thian.
Melihat sikap target, Nan Thian segera curiga target ternyata adalah seorang gadis muda, yang sedang menyamar jadi pria.
Sambil tersenyum santai Nan Thian segera berkata,
"Jujurlah, ceritakan semuanya apa yang sedang kalian rencanakan di kota ini.."
"Bila jujur, aku akan melepaskan mu.."
Kim Kim di sebelah Nan Thian menggelengkan kepalanya, saat mendengar cara interogasi Nan Thian .
Dengan cara interogasi seperti itu, hingga langit ambruk pun, tidak bakal dapatkan informasi dari gadis tengil di hadapan mereka ini.
Tapi dia masih bersabar ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Aku Pei...!"
Ucap gadis itu membalas dengan meludahi wajah Nan Thian .
Melihat apa yang di lakukan oleh gadis itu, hilang lah kesabaran Kim Kim.
Rohnya segera keluar dari jasad kasar nya, berpindah masuk lewat lubang telinga Nan Thian , langsung menyatu kedalam tubuh Nan Thian.
Nan Thian tentu saja kaget akan kelakuan Kim Kim, tapi dia tidak sempat mengurusinya.
Karena saat itu, dia harus cepat urus air liur, yang di ludahkan oleh target kearahnya.
Dengan cepat Nan Thian menggunakan telapak tangan gadis itu, untuk menyambut air liur gadis itu sendiri.
Kim Kim segera berkata,
"Dari sini aku yang urus, kamu diam saja.."
Belum selesai berkata, dengan cepat telapak tangan gadis itu, tanpa bisa dia kontrol.
Sudah di kendalikan oleh Kim Kim untuk menyeka kening hingga wajahnya sendiri.
Sehingga gadis itu yang mencium bau aneh dari telapak tangannya sendiri, beberapa kali berekspresi ingin muntah.
Dia semakin kesal, hingga airmata kembali jatuh dari kedua sudut matanya.
"Tak perlu mempelototi ku, bekerjasama lah, maka kamu bisa hindari, menanggung siksa hidup hidup..'
Ucap Kim Kim yang kini mengendalikan tubuh Nan Thian .
Nan Thian sendiri juga sadar, dia tidak ahli dalam hal interogasi.
Apalagi terhadap seorang wanita, dia akan kesulitan dan agak canggung jika harus memaksa dengan ancaman.
Jadi dia memutuskan pasrah dan mengamati saja.
"Kau mimpi..!"
"Aku lebih baik mati.."
Ucap gadis itu galak.
"Mau mati takutnya tidak semudah itu.."
Ucap Kim Kim sambil tersenyum dingin.
"Kau mau apa..!?'
Bentak gadis yang menyamar jadi pria itu sedikit khawatir.
Kim Kim sambil tersenyum berkata,
"Kamu seorang gadis menyamar jadi pria aku tahu.."
"Aku seorang pria kamu juga tahu.."
"Menurut mu, bila aku membawa mu kedalam kamar penginapan, lalu menelanjangi mu, membuktikan kamu seorang gadis.."
"Selanjutnya kamu boleh pikirkan sendiri apa yang akan terjadi?.."
Ucap Kim Kim santai.
"Kau...kau..kau... bajingan rendah..!"
"Bila terjadi sesuatu dengan ku, kakek ku pasti tidak akan mengampuni mu..!"
Bentak gadis itu galak.
Padahal dia mulai panik dan ketakutan, oleh ancaman Nan Thian, yang lebih menakutkan daripada maut."
"Bagi seorang gadis muda seperti dirinya, ancaman seperti itu jauh lebih menyeramkan daripada kematian itu sendiri."
Nan Thian mengerutkan keningnya dan berkata pelan menegur Kim Kim,
"Kamu jangan berbicara kelewatan dan sembarangan.."
"Ingat kamu sedang mewakili ku berbicara.."
"Bawel tutup mulut mu, buka matamu..tunggu saja hasilnya.."
Balas Kim Kim jutek dalam pikiran mereka masing-masing.
Di luar Kim Kim menanggapinya dengan senyum dingin, dan melanjutkan berkata,
"Siapa kakek mu, mengapa aku harus takut dengan nya..?"
"Dasar lucu.."
"Sebaliknya kamu yang harus takut, bila kamu.membuat ku kesal.."
"Setelah aku puas dengan mu, aku akan menambahkan beberapa gores di wajah mu yang putih halus ini.."
"Kira kira kedepannya kamu akan bisa jadi apa..?"
Ucap Kim Kim sambil tersenyum sadis, dia sengaja menggunakan tangan Nan Thian, untuk coba menyentuh wajah gadis itu.
Gadis itu otomatis menghindar, dengan menarik wajahnya menjauh.
Tapi Kim Kim yang nakal tidak berhenti, dia malah mengulurkan tangannya mengejar, sedangkan tangan lainnya, yang mencengkram bahu, menahan dan menarik.
Sehingga tidak terhindari lagi, wajah halus gadis itu, hingga keleher nya di belai oleh telunjuk Nan Thian yang sedikit ditekuk.
Gadis itu otomatis berteriak kaget,
"Tidak,..! kau tidak boleh lakukan itu..!"
"Dasar bajingan, aku membenci mu..!"
"Aku..aku..aku akan adu nyawa dengan mu..!"
"Dasar biadab..!"
Bentak gadis itu memaki maki Nan Thian kalang kabut.
Dia terlihat semakin panik.wajahnya merah padam menahan sensasi aneh di dalam dirinya.
Ada rasa malu, kesal, marah tapi tidak tahu kenapa juga ada rasa geli nyaman dan ingin lebih di belai oleh Nan Thian, yang meski rambutnya memutih semua tapi wajah itu sorot mata itu, sangatlah tampan gagah dan sangat menarik.
Kim Kim sedikit banyak bisa baca jalan pikiran gadis menyamar itu,
Sambil tersenyum Kim Kim berkata,
"Kamu boleh memaki sepuas mu.."
"Ayo ikut.."
Ucap Kim Kim sambil mengeratkan cengkraman tangannya.
Dia terus menyeret paksa gadis menyamar itu bergerak mengikuti langkahnya, menuju deretan kamar penginapan yang mulai terlihat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Agus
di selesaikan ya thor
2023-05-03
4
Henry Sbr
serem amat interogasinya 😁😁
2023-04-27
1
Agus Nawardi
Hehehe.....
2023-03-16
2