Bab 19 Menonton
Xiao Shi juga tidak akan memaksa untuk mengikuti rekrutmen sekte, baginya kebahagiaan putra sendiri yang paling penting.
Sekarang jika banyak orang yang menghina putra sendiri sudah tidak merasakan rasa takut jika terjadi apa-apa dengan putra sendiri. Karena sekarang sudah memiliki modal untuk melawan beberapa pembuli jika berani menggertak anak sendiri.
“Aku tidak akan memaksamu nak, melihat kamu bahagia dan melakukannya apa yang kamu suka Ayah mendukungmu," ucap Xiao Shi sambil tersenyum lembut kepada Xiao Chen, karena Xiao Chen anak satu-satunya dia tidak ingin terjadi sesuatu kepada putra sendiri.
Untuk merekrut putranya memasuki sekte, tentu sangat tidak mudah, yang pertama banyak orang yang menghina, dan tentu saja masih banyak para pendekar yang secara terang-terangan untuk memprovokasi.
Walaupun Xiao Chen sekarang mempunyai modal untuk melawan, tapi sepatunya sebagai Ayah yang baik akan khawatir.
Di samping Xiao Chen melihat antusias dan ketulusan yang di pancarkan oleh Xiao Shi hatinya menjadi melunak dan berkata terimakasih. “Ayah, yakinlah alasan penolakan itu juga karena ada hubungannya dengan, jurus yang aku kembangkan,"
Xiao Shi tersenyum dan berkata. “Baiklah nak, aku sudah tahu apa alasanmu, selagi itu adalah keperluan untuk meningkatkan kekuatanmu, maka ayah akan mendukungnya.”
“Baik ayah, aku akan pergi ke belakang rumah untuk berlatih..” Xiao Chen membuat ijin.
“Baik!” Xiao Shi mengangguk dan melihat putra sendiri begitu girang berlari ke belakang rumah, setelah itu, dirinya pergi dan duduk di kursi empuk dan berkata lagi kepada dirinya sendiri.
“Nak, semoga kamu akan menjadi naga di antara naga yang bisa meningkatkan harga diri keluarga Xiao yang sudah menurun beberapa dekade,”
Xiao Shi menghela nafas panjang, lalu mencoba untuk mengambil satu cangkir teh untuk di minum.
"Seruput!"
Xiao Shi meminum teh beberapa saat sehingga tanpa sadar memikirkan dari waktu ke waktu ketika anak sendiri dihina sedemikian rupa dan sekarang memiliki kekuatan yang bisa kembalikan martabat keluarga Xiao, akhirnya tanpa sadar bibir itu tersenyum tipis seperti bulan sabit.
Setelah menghabiskan satu cangkir teh akhirnya dia pergi menemui putra sendiri yang sedang di belakang pekarangan rumah.
“Hmmm aku ingin tahu bagaimana anakku sedang berlatih,” ucap Xiao Shi sambil berjalan pelan menuju ke belakang rumah.
Setelah satu batang dupa berlalu, akhirnya sudah tiba di belakang rumah sendiri yang cukup luas. Namun ketika melihat anak sendiri yang sedang berguling-guling di tanah dan wajah itu menjadi sangat lebam seperti babi akhirnya mendekati.
“Ahhh nak, apa yang terjadi Kenapa banyak semut ngeroyoki mu...!” Xiao Lan berteriak panik.
“Ahh Ayah, tidak apa-apa ini hanyalah semut Rangrang untuk berlatih teknik racun ku..” Sambil menggelinding di tanah, Xiao Chen berkata dengan kesakitan kulit seperti gatal-gatal yang sangat luar biasa.
Seketika langsung menggunakan jimat melati racun untuk melumpuhkan sesaat semut rangrang tersebut. Setelah sudah menggunakan jimat melati racun, akhirnya semut yang sangat besar-besar itu terjatuh pingsan di tanah.
Xiao Chen setelah melumpuhkan lusinan semut langsung mengambil daging ayam yang sudah mati dan tidak lupa untuk menggunakan darah sendiri dan dicampur-campurkan ke daging ayam tersebut.
Dan disini lah Xiao Chen merombak teknik racun dan teknik beberapa jimat diperbadukan sehingga memunculkan teknik jimat baru yaitu kontrak hewan. kontrak hewan itu akan berfungsi ketika semut rangrang itu memakan daging ayam yang sudah dilumuri darah sendiri yang sudah ada mantra jimat.
Tapi, untuk menjinakkan semut rangrang tersebut tidak berlangsung Satu kali Saja melainkan setiap hari harus dirawat seperti sedang merawat anak sendiri, setiap hari Xiao Chen harus memberikan setidaknya beberapa potong daging ayam yang telah dilumuri darah dan mantra jimat kontrak hewan, sehingga semut rangrang tersebut akan lambatnya hari menjadi jinak menurut kepada perintah Xiao Chen.
Satu batang dupa berlalu akhirnya semut rangrang tersebut bangun dari pingsannya langsung menyerbu daging ayam satu ekor penuh yang sudah dilumuri darah dan jimat kontrak langsung memakan sangat lahap seketika tiba-tiba semut yang memakan daging ayam, tiba-tiba langsung bercahaya warna merah.
Cahaya merah itu menandakan bawah menjinakkan semut itu cukup berhasil. Tidak membutuhkan lama 1 ekor ayam utuh dimakan habis oleh semut rangrang sampai Hanya menyisakan tulang-tulang saja.
Pada saat itu, selama kurang lebih 4 hari Xiao Chen menjinakkan semut rangrang itu sangat ulet dan sangat giat bahkan untuk memberikan makanan ayam sangat terjadwal.
Bahkan hanya membutuhkan 4 hari sarang semut rangrang itu membesar menjadi 4 kali lipat dari ukuran semangka. Kini Xiao Chen langsung menggunakan pengetahuan dari Gu Qinseng, yaitu untuk memecahkan koloni semut rangrang.
Setelah dipecah menjadi tiga koloni akhirnya Xiao Chen memerintahkan pelayan untuk memberi pakan ayam utuh setiap jam yang sudah dijadwalkan.
Sampai pada suatu hari akhirnya seminggu sudah berlalu Xiao Chen dan para pelayan, memberi pakan kepada semut rangrang untuk dijinakkan,
Saat ini, seminggu telah berakhir akhirnya Xiao Shi datang mendekati putra sendiri yang sedang memberi pakan semut rangrang.
“Nak, Hari ini adalah hari beberapa sekte rekrutmen mencari murid yang jenius, walaupun kamu tidak ikut, ayo kita pergi menonton pertunjukan perkelahian dari jenius pendekar,” kata Xiao Shi.
Akhirnya Xiao Chen menoleh ke arah Ayah tersebut lalu berkata dengan tersenyum. “Baik ayah, mari kita menonton pertunjukan yang cukup menegangkan mata,”
Setelah itu Xiao Chen tidak lupa untuk memerintahkan beberapa ratus semut rangrang untuk memasuki ke cincin pemberian Gu Qinseng.
Semut itu bertujuan untuk melindungi dirinya dengan serangan diam-diam.
“Baiklah nak, ayo!” Xiao Shi langsung meraih tubuh Xiao Chen dan langsung terbang sangat jauh dan sangat cepat seperti jet tempur, padahal anak sendiri sudah bisa terbang tapi karena tidak terlalu memikirkan akhirnya Xiao Lan tidak mengetahui.
Hanya membutuhkan beberapa nafas akhirnya mereka berdua sudah tiba di tempat aula yang sangat luas dan di tengah-tengahnya ada lapangan untuk, pertarungan para pendekar melamar sekte tertentu.
Setelah Xiao Chen sudah tiba di pertarungan tersebut akhirnya mereka berdua langsung duduk sambil melihat bagaimana cara para pendekar berkelahi.
Tentu saja, ketika sudah tiba di aula pertarungan tersebut banyak para pendekar dan para penonton yang menghina ke arah Xiao Chen, namun sayangnya Xiao Chen tidak tergerak oleh hinaan tersebut.
Xiao Chen hanya menganggap hinaan itu adalah angin musim semi yang begitu semilir.
Di kejauhan Wu Lian dan satu wanita lagi melihat bahwa ada Xiao Chen sedang duduk sangat jauh melihat pertarungan antara pendekar akhirnya tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 735 Episodes
Comments
juharto delle
Xiao Lan Xiao Shi
2023-12-31
2
Narraherry
hajar mereka Chen dengan semut rang2..🤭🤭🤭🤭🤭
2023-12-09
0
Dhika aja
kocak lah
2023-11-28
1