Bab 9 Pertarungan Berdarah (3)
Ayah Wang hanya tersenyum ketika melihat keyakinan yang terpampang jelas dari wajah Xiao Chen. Karena, bagi semua di dunia pendekar untuk menjadi sangat kuat dibutuhkan jiwa pendekar.
Jiwa pendekar yang memiliki kecepatan level yang sangat cepat tentu saja sudah dipastikan akan memanjat menjadi petarung yang sangat hebat.
Tapi, sepertinya Anda telah mendengar lelucon yang paling lucu di dunia ini selama hidupnya. Karena apa, karena Anda mendengar Xiao Chen akan mendominasi di dunia pendekar walaupun tidak memiliki jiwa pendekar.
Mungkin Anda tidak tahu bahwa rata-rata untuk semua orang dari lahir sudah memiliki jiwa pendekar. Jiwa paling rendah adalah level 1.
Peraturan itu sudah tertanam selama ratusan tahun Jika Anda ingin menjadi pendekar, yang hebat tentu saja Anda harus memiliki jiwa pendekar walaupun memiliki satu level.
Maka dari itulah selama beberapa tahun Ayah Wang baru melihat ada seseorang yang tidak memiliki jiwa pendekar bahkan satu level sedikitpun sehingga, mendengarkan kata-kata yang sangat lucu itu tentu saja menghina sedemikian rupa.
Terlebih lagi, Xiao Chen akan berkata mengingat wajah Anda karena sudah mempermalukan sedemikian rupa sehingga sekarang bagaimanapun Anda masih tidak percaya dengan pembalasan dari Xiao Chen.
“Aku tidak tahu betapa tingginya langit, tapi aku juga merasa sangat tidak percaya dengan ketinggian cita-citamu, hahahaha!”
Xiao Chen melihat sarkas dari ayah Wang, tentu saja tidak terima dan berkata berbalik sembari ada nada-nada yang sangat mengejek. “Tua bangka.. lebih baik tidak mengeluarkan suara, karena suara kamu sungguh sangat jelek bahkan ketika tertawa itu sangat bau..”
"Bajingan!"
Ayah Wang sangat marah langsung tidak terima dia melompat meluncur lagi untuk menyerang Xiao Chen. Tapi sayangnya, Xiao Shi menghadang tepat di hadapan.
Ketika Xiao Shi mengunuskan pedang kepada ayah Wang, Xiao Chen memberikan instruksi. “Ayah, tidak perlu sungkan-sungkan untuk menolong ku, Ayah, tidak perlu khawatir karena aku sudah memiliki pertahanan diri...!”
Xiao Shi serius akhirnya setuju kepada apa yang dikatakan oleh putra sendiri bagaimanapun dia juga ingin tahu bagaimana anak sendiri memiliki teknik yang sangat ajaib tanpa menggunakan jiwa pendekar.
Xiao Shi mengangguk setuju. “Baik nak, serahkan ini kepadamu dan berhati-hatilah..!”
"Baik ayah,” seru Xiao Chen kemudian tangan kanannya membuat kepalan dan diarahkan kepada ayah Wang yang sedang terbang menuju kepada Xiao Chen.
Untung saja, masa pendinginan dari jimat serangan balik sudah berakhir. Sehingga, Xiao Chen tidak perlu repot-repot untuk mengeluarkan jimat tinju, selebihnya Anda hanya melambaikan tangan secara ringan maka dari tangan Anda itu keluar kekuatannya sangat menakutkan dari serangan balik Jimat.
Kemudian Anda melihat bahwa Ayah Wang sudah dekat di hadapan Xiao Chen. Dan Anda mungkin sudah menembak siapa pemenangnya dan siapa yang akan kalah.
Bahkan jika Anda berada di situasi pertempuran seperti itu, yang sedang menonton mungkin akan menghina Ayah Wang karena sudah tertipu oleh bocah bernama Xiao Chen.
Namun sayangnya, ayah Wang hatinya tertutup amarah dan kebencian kepada Xiao Chen, sehingga jika Anda memberi nasehat itu, percuma saja tidak akan digubris.
Lebih baik, Anda menonton pertunjukan ini di tempat yang nyaman.
Di pertempuran.
Saat ini, Xiao Chen tiba-tiba bibirnya melengkung seperti bulan sabit karena sedang menghina kepada ayah Wang, Xiao Chen juga berpikir Apakah Ayah Wang sungguh Tidak kapok karena tidak menyadari ketika tangan itu sudah pernah patah akibat jimat serangan balik yang dimiliki sendiri.
Di sisi Ayah Wang sangat bingung, ketika melihat raut wajah Xiao Chen yang memiliki wajah yang sangat menghina kepada diri sendiri, bagaimanapun Xiao Chen tidak memiliki jiwa pendekar bisa-bisanya, masih berdiri sangat tenang dan menghina kepada diri sendiri.
Sebaiknya Anda membereskan Xiao Chen secepatnya agar tidak menjadi ancaman di masa depan bagi Anda.
Ayah Wang yang sudah memiliki raut wajah mengerikan langsung membutuhkan 2 detik sudah tiba di hadapan Xiao Chen, tangan itu mengepal sangat keras sehingga urat-urat itu keluar dari kulit sehingga mempermudah orang untuk melihat.
Setelah mereka berdua saling berhadapan akhirnya kedua tinju itu langsung bersentuhan satu sama lain.
"Sikat!"
"Bam!"
"Crack!"
"Ahhhh!"
Ayah Wang setelah beradu tinju dengan kepalan tangan Xiao Chen entah kenapa dari jari lengan sampai ke bahu langsung hancur seketika karena akibat efek gelombang kecut dari jimat serangan balik yang dimiliki Xiao Chen.
Xiao Chen juga senyum tipis langsung menggunakan jimat peledak yang sudah ditempelkan di tangan kiri langsung menyentuh dada Ayah Wang.
Sekali lagi terdengar suara petasan yang satu kali meledak di hadapan kedua orang itu.
"Bom!"
"Engah!"
"Swosh!"
Ayah Wang terlempar ke belakang sekitar 10 meter sembari mengeluarkan darah manis dari mulutnya dan tidak sampai begitu saja setelah mendarat di tanah dia berguling-guling sekitar 6 kali.
Setelah memukul ayah Wang, Xiao Chen mengangguk dan tersenyum tipis setelah itu tatapannya diarahkan kepada Wang Xiang.
“Lihat, aku adalah sampah bagi orang-orang semua yang memandang kepadaku. tapi kalian semua adalah seseorang pendekar bagaimana mungkin akan kalah dengan julukan sampah seperti grup ini sungguh sangat memalukan ckckck.” Xiao Chen mengatakan yang sangat meremehkan seperti apa yang dikatakan dia tidak habis pikir karena, mana mungkin seseorang pendekar akan kalah dengan sampah itulah yang dirasakan kepada Xiao Chen katanya kepada semua orang khususnya di keluarga Wang.
Karena di ejek, akhirnya Wang Xiang marah.
“Brengsek.. berani sekali menyerang ayahku tidak akan ku maafkan..!!” Wang Xiang berlari mendekati ayahnya kemudian mengecek keadaan ayahnya.
Setelah melihat keadaan Ayah sendiri tiba-tiba sok karena tangan itu sudah hancur dada itu juga penuh luka yang sangat mengerikan tapi untungnya masih hidup dan masih menetap ke arah Wang Xiang penuh rasa sakit akibat luka yang diderita.
Wang Xiang menggertakan giginya dia ingin menyerang Xiao Chen, namun ada suara lirih yang sangat kecil seperti lilin yang akan meredup.
“Kali ini, kita harus mundur percuma saja anak itu sungguh aneh kita tidak tahu jenis peralatan apa yang memperlengkapi bocah sialan itu... uhuk..uhuk..”
“Tapi Ayah..!” balas Wang Xiang tidak terima perlakuan dari Xiao Chen karena telah membuat ayah sendiri begitu menyedihkan.
“Uhuk...uhuk... hentikan egomu itu kita harus mundur terlebih dahulu kita sudah kalah...!” Ayah Wang menginstruksi agar anak sendiri tidak begitu gegabah karena kehilangan akal sehat akibat emosi.
Dari nasehat Ayah Wang, akhirnya mereka berdua mengangguk dan menggunakan jurus pelarian diri sehingga mereka berdua sudah hilang dari hadapan pandangan Xiao Chen dan lainnya.
Karena pihak keluarga Wang sudah melarikan diri akhirnya di tempat itu menjadi sunyi dan senyap. Jika Anda berada di tempat itu, mungkin Anda akan melihat banyak pengawal dari keluarga Wang yang sudah mati menyisakan darah berpacaran di tanah-tanah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 735 Episodes
Comments
eryco
kacau balau.
2024-09-12
1
Purwanto aza
mungkin yg ngarah kepalanya pernah terbentur tembok kali.......🤣🤣🤣🤣
2024-08-02
1
Budi Purdan
hilangkan kata anda,agar lebih enak dibaca
2024-06-28
0