“Sabarlah sedikit lagi, saat Hunter dari Guild Black Diamond sudah berada di dalam Dungeon nanti, kau bisa beristirahat.” Ucap Gus Stevin saat melihat Wang Liu Gong yang terus menerus menggosok kedua matanya untuk menahan kantuk.
“Tapi kenapa mereka sangat lama?” gerutu Wang Liu Gong sambil melihat jam di ponselnya.
Gus Stevin menatap ke arah gerbang Dungeon sambil berbicara. “Ini adalah Dungeon dengan peringkat B, mungkin mereka membutuhkan waktu untuk memilih kembali Hunter-hunter yang akan melakukan raid.”
Wang Liu Gong tersenyum miris mendengar itu. Bukan hendak meremehkan Guild Black Diamond. Yang membuatnya tampak menyesal adalah karena sebuah guild besar, Black Diamond, yang merupakan guild nomor satu di Kota C bahkan membutuhkan waktu untuk memilih tim raid yang akan menyelesaikan Dungeon tersebut.
“Kenapa kau tersenyum seperti itu?” tanya Gus Stevin saat melihat senyuman aneh rekannya.
“Jika Guild nomor satu di kota kita sampai membutuhkan waktu lama untuk memilih Hunter yang akan melakukan raid, bagaimana jika Dungeon dengan peringkat B banyak bermunculan di Kota C dalam waktu bersamaan?”
Mendengar apa yang baru saja rekannya katakan, Gus Stevin merinding.
Dungeon dengan peringkat B sangat jarang sekali muncul. Dungeon berperingkat B adalah Dungeon dengan peringkat yang sangat tinggi dan hanya 1 level lebih rendah dari Dungeon dengan level tertinggi, peringkat A.
Untuk mengalahkan monster-monster di Dungeon berperingkat B, membutuhkan sedikitnya 5 Hunter dengan peringkat A. Sedangkan di Kota C, tak banyak Hunter yang telah mencapai peringkat A.
Sangat jarang memang ada Dungeon berperingkat B yang muncul di seluruh dunia, terutama yang berperingkat A.
Biasanya Dungeon yang banyak bermunculan adalah peringkat yang lebih rendah yakni peringkat C, D dan yang terbanyak adalah peringkat E.
Tapi, bagaimana jika dalam waktu yang hampir bersamaan Dungeon peringkat B bermunculan di Kota C? Hal itulah yang membuat Gus Stevin tiba-tiba menggigil saat membayangkannya terjadi.
Melihat rekannya tampak merenungi apa yang baru saja dikatakannya, Wang Liu Gong menepuk pundak rekannya itu sambil memaksakan tawanya.
“Jangan terlalu di pikirkan. Tidak mungkin Hunter-hunter dari kota lain akan membiarkan kita dan membuat Dungeon Break besar terjadi lagi seperti sebelas tahun lalu.”
Gus Stevin kemudian berkomentar. “Tapi, bukankah Dungeon Break besar kedua yang terjadi sebelas tahun lalu itu karena Dungeonnya berperingkat S?”
Wang Liu Gong menggelengkan kepalanya. “Itu hanya desas desus.”
Dia kemudian melihat-lihat sekitarnya untuk memastikan tidak ada rekan mereka yang lain, yang akan mendengar ucapannya berikutnya.
“Ku dengar, itu hanya isu yang di buat Amerika, Jepang dan Cina agar tidak disalahkan karena terlambat mebantu Asia Tenggara yang akhirnya menyebabkan semua negara di Asia Tenggara runtuh.” Ucapnya dengan suara setengah berbisik.
Gus Stevin mengangguk. Mana mungkin ada yang lebih sulit lagi dari Dungeon berperingkat A? Sedangkan untuk menyelesaikan Dungeon berperingkat A saja, membutuhkan sedikitnya 5 Hunter berperingkat S yang merupakan peringkat tertinggi di system Hunter dunia.
Walaupun masih ada peringkat SS yang merupakan Hunter dengan peringkat tertinggi saat ini, namun hanya ada 12 Hunter yang seperti itu di dunia. Mereka sudah berada di level legendaris karena untuk melakukan upgrade experience point sampai ke level itu, membutuhkan banyak biaya. Biasanya, mereka di bantu biaya oleh negara atau Asosiasi dari negara asalnya.
Walaupun demikian, mereka juga tidak akan sanggup untuk menaklukan semua Dungeon secara bersamaan seandainya Dungeon berperingkat A banyak bermunculan.
•••
Tanpa sepengetahuan dua orang itu, Anna telah menguping pembicaraan mereka yang membuatnya penasaran dengan seberapa sukarkah mengalahkan monster yang berada di dalam Dungeon di hadapannya itu.
Anna memperhatikan petugas-petugas yang lain yang sedang melakukan persiapan di sekitar gerbang.
Dengan beberapa pertimbangan apakah dia akan ketahuan atau tidak jika langsung menyelinap masuk ke dalam gerbang, akhirnya gadis itu memutuskan untuk nekad melakukannya.
Dengan menyamarkan energi Mana ditubuhnya sampai hampir hilang, Anna akhirnya melesat, menuju gerbang Dungeon tersebut dan menghilang kedalamnya.
Penyusupannya itu berhasil, karena tak satupun dari 5 orang yang berada paling dekat dengan gerbang, dapat merasakan kehadiran gadis itu.
•••
Suasana di dalam Dungeon itu anehnya sama sekali berbeda dari apa yang pernah dia baca di internet ataupun di dengarnya dari cerita-cerita anggota keluarganya.
Dari yang diketahuinya, seseorang akan merasakan mual atau pusing saat pertama kali melewati gerbang karena energi sihir yang bercampur dengan udara di dalam Dungeon. Bahkan manusia biasa akan langsung mati jika tidak sengaja masuk kedalamnya.
Anna tidak merasakan salah satu dari dua hal tersebut. Gadis itu dapat langsung bergerak dengan bebas di antara semak belukar yang memenuhi area tempatnya berada.
Anna bahkan dapat merasakan sejumlah energi sihir bertumpuk di beberapa tempat dan dapat menebak bahwa disanalah monster-monster penghuni Dungeon berada.
Anehnya, dia merasa, energi sihir berkekuatan besar yang berasal dari monster-monster di dalam Dungeon ini, sepertinya bisa di atasinya.
Tapi Anna mengabaikan pemikiran itu.
Tujuannya kali ini hanyalah untuk melihat-lihat keadaan di dalam Dungeon ini saja.
Karena terburu-buru agar tidak terpergok tim yang akan melakukan raid, Anna langsung pergi dengan cepat menuju tempat dimana energi sihir yang paling besar berada.
Dia memilih untuk melakukan perjalanan di udara. Anna terbang tinggi untuk menghindari area yang dipenuhi semak belukar dan peopohonan tinggi agar tidak menghambat perjalanannya.
Geogfais Dungeon agak mirip dengan hutan-hutan di bumi. Hanya saja, pohon yang tumbuh di sana agak lebih besar. Anna bahkan sempat melihat ada beberapa hewan yang mirip rusa dan dari energi sihirnya, dia menebak itu bukanlah monster yang akan menjadi lawan tim raid.
Tidak membutuhkan waktu lama, Anna dapat melihat puluhan monster yang tampak sedang menari-nari dan bermain-main di sekitar api unggun, dan beberapa diantara mereka tampak sedang membakar daging di api tersebut sambil bernyanyi-nyanyi.
Pemandangan itu membuatnya bertanya-tanya apakah mereka benar-benar ganas seperti yang diceritakan orang-orang?
Tertarik dengan 'obrolan' dan nyanyian mereka yang, menurut Anna', memiliki suara bagus, dia akhirnya turun dan menghampiri monster-monster yang menurut ingatannya adalah monster berjenis Orc.
“Hallo...” sapa Anna saat sudah berada dekat dengan kerumunan monster.
Monster-monster itu sangat terkejut dengan kehadiran Anna. Mereka sama sekali tidak bisa merasakan kehadiran gadis itu jika dia tadi tidak menyapa mereka.
Karena sama sekali tidak bisa merasakan kehadirannya, monster-monster itu tahu jika makhluk asing di hadapan mereka itu sangat berbahaya. Setelah saling bertukar pandang beberapa kali, monster-monster itu berhamburan mengambil senjata-senjata mereka dan mulai menyerang gadis itu.
Melihat sambutan yang tidak ramah dari Orc, Anna terkejut.
Dia mengira bahwa monster-monster itu mungkin akan berbicara dan mengenalinya terlebih dulu sebagai kawan atau lawan, mengingat mereka tadi sepertinya lagi dalam keadaan gembira karena dari apa yang gadis itu dengar tadi, mereka sedang merayakan hasil penangkapan hewan buruan mereka yang besar.
Anna ingin langsung pergi saat melihat niat monster-monster itu yang sepertinya bukan ingin menyambut kedatangannya dan hanya ingin menyerangnya.
Gadis itu ingin menghindari pertarungan karena kali ini dia hanya bermaksud untuk melihat-lihat keadaan Dungeon dan makhluk-makhluk penghuninya saja.
Dia lebih memilih mencoba bertarung di Dungeon yang berperingkat lebih rendah. Karena dari apa yang dia dengar dari pembicaraan dua orang di luar gerbang tadi, Dungeon ini sangat berbahaya.
Dengan cepat monster-monster itu berhasil mengepungnya. Beberapa monster bahkan sudah mulai menyerangnya menggunakan senjata yang mirip sebuah pentungan dan ada juga yang mirip sebilah pedang.
Anna berlompatan untuk menghindari serangan-serangan mereka. Dia kemudian merebut salah satu senjata yang mirip sebuah pentungan, saat senjata itu lewat di samping tubuh rampingnya.
Tidak ingin repot menghindari amukan para Orc, gadis itu akhirnya memutuskan untuk kembali terbang tinggi.
“Ternyata mereka memang tidak bersahabat” pikir Anna.
Jantungnya berdetak kencang karena terkejut dengan serangan mendadak dari semua monster. Walaupun gerakan mereka tampak lambat di matanya dan dia memiliki energi Mana yang jauh lebih besar dari monster-monster tersebut, namun gadis itu sama sekali tidak punya pengalaman bertarung dengan monster.
Anna mengalihkan pandangannya pada Orc yang bertubuh jauh lebih besar dibandingkan Orc lain yang baru saja bangkit dari tempat duduknya. Monster itu mengacung-acungkan jarinya pada Anna sambil berteriak-teriak seakan sedang marah.
Beberapa saat kemudian, puluhan anak panah yang mengandung energi sihir beterbangan menuju tempat Anna berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
Ayano
Mungkin berbeda di tiap orang kali efeknya. Tergantung kemampuan mana seseorang atau mungkin tingkatnya kali
2023-07-20
0
Ayano
In other words, nunggu waktu end. Sekaligus muncul tuh kek mendekati kiamat buat kalian
2023-07-20
0
Ayano
Senyum karena ngenes sama esmoni
2023-07-20
0