“N-nona Anna Lloyd?” dengan nada yang sedikit terdengar seakan seperti bertanya, Reinhard Bern menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Pantas saja mereka birsikap aneh” pikirnya saat bertemu kedua pengawal keluarga Bern di depan pintu tadi.
Anna menyambut tangan pria itu tanpa sikap anggun khas bangsawan dan menjabat tangan Reinhard Bern seperti seorang pria. “Senang bertemu dengan Anda tuan Bern, saya Anna Lloyd.” Ucapnya dengan nada tegas.
Anna berniat menghilangkan kesan pertama yang baik, namun orang dihadapannya yang terpesona itu tidak memakan umpannya.
Setelah menggenggam tangan Anna cukup lama, dengan sikap kikuk Reinhard Bern menoleh ke kanan dan kiri mencari dimana letak tempat duduk di ruangan itu.
Saat menemukan set meja yang sebenarnya hanya berjarak 3 meter dari tempat mereka berdiri, dia dengan agak tergagap mengajak Anna untuk duduk disana.
Setelah menarik salah satu kursinya, dia mempersilahkan Anna duduk disana dan dia kemudian mengambil tempat di seberang gadis itu.
Reinhard Bern hampir tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat di hadapannya saat ini. “Mengapa sangat berbeda dari cerita yang ku dengar?” Pikirnya.
Seorang sumber terpercaya pernah bercerita padanya, bahwa Anna Lloyd adalah seorang gadis suram yang tidak memiliki semangat hidup. Itu sangat berbeda dari penampilan orang yang berada dihadapanya saat ini, yang tampak anggun dan percaya diri.
“Apakah Anda sudah menunggu lama, nona Lloyd?”
“Tidak, saya juga baru tiba, tuan Bern.” Sahut Anna yang kemudian tersenyum padanya.
“Ah… y-ya…”
Selalu mendapat jawaban dengan cepat setelah dia bertanya, Reinhard Bern merasa canggung.
Reinhard Bern seperti kehilangan akal pikirannya. Dia kebingungan mencari bahan obrolan untuk mencairkan suasana canggung itu.
Dia yang biasanya tidak pernah merasa canggung saat berinteraksi dengan gadis-gadis cantik yang selama ini berusaha mendekatinya, seakan kehilangan ide pembicaraan saat berada di hadapan Anna Lloyd.
Hal itu sangat berkebalikan dengan Anna yang tampak tenang dan sama sekali tidak terlihat canggung. Dia duduk di hadapan pria itu dengan anggun bak seorang ratu.
Setelah dapat kembali ke akal sehatnya, akhirnya Reinhard Bern bisa memikirkan bahan obrolan untuk mencairkan rasa canggungnya. “Apakah Anda dulu juga bersekolah di sekolah milik yayasan Black Diamond, nona Lloyd?”
Anna mengangguk. Masih sambil mempertahankan senyumnya. Itu adalah sikapnya yang biasa dia tunjukkan saat tidak terlalu senang berinteraksi dengan lawan bicaranya.
“T-ternyata kita sekolah di tempat yang sama.” Ucap Reinhard Bern dengan sedikit tergagap saat masih mendapatkan tanggapan singkat dari gadis cantik dihadapannya itu, yang bahkan tidak repot-repot berbicara.
Dia lalu berdehem untuk menghilangkan sesuatu yang sepertinya mengganjal di tenggorokannya yang membuatnya agak sulit berbicara.
“Sayang sekali sepertinya kita tidak pernah bertemu disana.”
“Karena Anda lebih tua enam tahun dari saya. Anda sudah lulus tiga tahun, sebelum saya menjadi siswi baru disana.”
“B-benarkah?” Reinhard Bern tiba-tiba tersadar dengan kebodohannya.
Melihat lawan bicaranya tampak kikuk, Anna akhirnya merasa bersalah dan kembali berbicara “Tidak masalah. Anda mungkin tidak mempelajari profil saya sebelumnya.”
“Oh… hahaha… M-maafkan saya…” sahut Reinhard Bern sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Saat Reinhard Bern ingin kembali memulai obrolan, salah seorang pria yang tadi mengantarkan Anna, tiba-tiba masuk ke dalam ruangan dan menghentikan niatnya.
Pria itu hanya berdiri di dekat pintu masuk dan menatap dengan enggan pada Reinhard Bern, yang seketika meminta izin pada Anna Lloyd untuk meninggalkannya sebentar.
“Maaf, boleh saya permisi sebentar, nona Lloyd?”
“Silahkan, gunakan waktu Anda tuan Bern.” Sahut Anna dengan sedikit senyuman di bibirnya dan ingin rasanya mengucapkan terima kasih pada pengawal itu karena telah membuat pria itu pergi dari hadapannya.
Berbeda dengan Anna, dengan perasaan kesal, Reinhard Bern bangkit dari tempat duduknya dan buru-buru menghampiri pengawalnya itu.
“Ada apa?” Bisiknya pada pria itu saat mereka sudah berdiri berhadapan.
Pria itu tampak sangat gelisah hingga membuat Reinhard Bern sangat tidak nyaman. Reinhard Bern akhirnya berbalik dan kembali menghampiri Anna dan dengan wajah menyesal dia meminta izin untuk meninggalkan ruangan sebentar dan berjanji akan kembali sebelum makanan pembuka mereka dihidangkan.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Anna, Reinhard Bern kembali berbalik dan dengan cepat kembali pada pengawalnya dan membawanya keluar ruangan.
Anna Lloyd tidak merasakan hal mencurigakan apapun saat melihat Reinhard Bern sepertinya memiliki raut wajah yang sedikit terganggu dengan kehadiran pengawalnya tadi.
Dia sudah dapat memperkirakan bahwa pria sepertinya pasti sangat sibuk. Hal itu justru baik baginya yang sebenarnya sangat tidak menyukai pertemuan ini.
Untuk mengisi waktu, Anna mengambil smartphonenya dan menghubungi Miyuki melalui pesan yang dibalas gadis itu dengan cepat.
10 menit berlalu sampai akhirnya pintu yang berjarak 10 meter darinya itu terbuka. Anna menoleh ke arah pintu dengan malas pada awalnya.
Namun saat dia melihat orang yang baru saja masuk melalui pintu itu, kedua matanya melebar dan dengan tanpa disadarinya, dia sampai berdiri dari kursinya.
“Cassey?”
Cassey Lloyd berjalan dengan tidak terburu-buru menghampiri adik tirinya yang terlihat sangat terkejut dengan kehadirannya.
“Hai Anna…” sapa Cassey yang kemudian tersenyum padanya.
“Kenapa kau ada di sini?” tanya Anna dengan wajah yang tampak bingung saat mengingat ucapan Bimo Gandri yang mengatakan bahwa kakak tirinya itu sedang mengikuti pelatihan.
Cassey tertawa saat mendengar pertanyaan itu sambil terus berjalan menghampiri Anna.
“Apa kau tidak suka aku berada di sini dan… mengganggu kencanmu?” Cassey balik bertanya, dengan raut wajahnya yang mengeras tampak tidak menyukai pertanyaan Anna.
Mendengar pertanyaan itu, membuat Anna mengerutkan keningnya. Terutama saat dia melihat perubahan pada wajah saudari tirinya itu.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Dan kenapa dia tampak tidak senang?” pikir Anna Lloyd.
Saat sudah berada dekat dengan Anna, Cassey menampilkan senyum jahatnya. Senyuman yang sama sekali belum pernah Anna lihat dari wajah kakak tirinya yang terkenal sangat ramah dan lemah lembut itu.
“Ada apa Cassey? Dan kenapa kau bisa berada disini?” ulang Anna yang merasa ngeri dengan senyuman aneh kakak tirinya itu.
“Karena aku begitu menyayangimu adik ku…” sahut Cassey sambil mendekatkan wajahnya pada wajah adiknya, yang tentu saja menjauhkan wajahnya karena merasa aneh dengan sikap kakaknya itu yang seperti bukan Cassey yang selama ini dia kenal.
“Menyayangi? Apakah dia bisa membaca pikiranku dan ingin menggantikanku untuk menikahi Reinhard Bern?” pikir Anna Lloyd sambil sedikit menunduk menatap kedua mata Cassey yang memiliki tubuh sedikit lebih pendek darinya.
Sambil melangkah mundur dan memaksakan senyumnya, Anna kembali berbicara dengan maksud bercanda. “Apakah kau ingin menggantikanku untuk menikahi Reinhard Bern?” ucap Anna. Dia sebenarnya berharap Cassey akan menjawab ‘ya’ dan dia akan sangat bersyukur jika hal itu menjadi kenyataan.
Karena jika Cassey menyayanginya, tentu dia mau menyelamatkannya dengan menggantikannya menikahi pria itu.
Namun, secara tiba-tiba Cassey mengangkat salah satu tangannya dan menjambak rambut Anna.
Dia menarik rambut saudari tirinya itu hingga menghancurkan jalinan rapi yang terbentuk di bagian atas kepalanya dan menariknya hingga rambutnya kini menjadi berantakan.
•••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
范妮·廉姆
AK mampir kak
2023-04-13
1
༅⃟🥂ALINA_12࿐✅
hayoooo kenapa tuh bisa canggung 🤭🤭
2023-02-13
1