Setelah berbincang selama kurang lebih setengah jam lamanya, Gina akhirnya pamit untuk pergi mandi dan Anna juga kembali ke kamarnya.
Saat sudah berada di dalam kamar, Anna membuka lemari pakaian dan mengambil salah satu gaun tidur yang berwarna putih. Sebenarnya, hanya ada satu pilihan warna gaun tidur saja disana.
Gina telah memberitahu dan mengizinkannya untuk memakai pakaian yang berada dilemari sebagai baju ganti karena pakaian-pakaian itu memang sudah Gina sediakan untuknya sejak beberapa hari lalu untuk berjaga-jaga seandainya gadis itu sadar, walaupun dokter mengatakan padanya bahwa kemungkinan itu sangat kecil.
Setelah mengganti jubah mandi ke gaun tidur, dia kemudian pergi ke tempat tidur dan membaringkan tubuhnya di atas nya lalu memejamkan kedua matanya.
Anna masih tidak mengetahui sejauh mana kekuatan yang saat ini dimilikinya jika dibandingkan dengan Hunter-hunter yang berada di Bumi. Apakah dia setara dengan Hunter berperingkat A?
Tapi mengingat apa yang bisa dilakukannya pada pulau di planet asing tersebut, dia berpikir bahwa dia mungkin lebih baik dari mereka.
Salah satu alasan kenapa dia berpikir demikian, karena dia dapat merasakan energi Mana yang Gina miliki.
Energi sihir yang Gina miliki, terasa jauh lebih kecil dibandingkan miliknya. Sedangkan dari yang ia ketahui dari cerita Gina tadi, Gina adalah Hunter berperingkat A.
Anna menjadi penasaran dengan tingkat yang saat ini dimilikinya. Peringkat S? Atau peringkat legendaris SS yang hanya dimiliki oleh 13 orang di dunia ini?
Dia harus pergi ke dalam Dungeon untuk mengujinya, atau mengukur tingkat energi Mana-nya dengan alat pendeteksi khusus yang dimiliki Asosiasi.
Anna kemudian mengalihkan pikirannya dan mengingat pembicaraan lain yang dia lakukan dengan Gina tadi.
Gina, di hari kematian Anna, menemukan keadaannya yang sudah terluka parah. Dan dia, tentu saja, sangat penasaran dengan apa yang telah menimpanya.
Gina mengatakan, bahwa Anna sempat kehilangan kesadaraannya dan dia juga berpikir bahwa Anna saat itu sudah mati. Tapi, dengan sangat mengejutkan, Anna tiba-tiba bangun kembali dan memegang tangannya saat dia hendak menghubungi Asosiasi Hunter untuk melaporkan kejadian itu.
"Tolong bawa aku pergi dari sini. Cepat, kita sudah tidak punya banyak waktu. Tolong sembunyikan aku."
Itulah kalimat yang dia katakan sebelum akhirnya pingsan dan tidak sadar selama 15 hari kemudian.
"Apakah aku benar-benar melakukannya?" pikir Anna.
Walaupun Gina tetap menuruti permintaannya, tapi dia juga penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan orang yang telah dia tolong dan juga mengenai identitasnya.
Akhirnya, secara diam-diam, Gina menyelidiki kejadian itu dengan tindakan awal menghubungi beberapa kenalannya di Asian Soul untuk meminta rekaman CCTV.
Namun, Gina pada akhirnya menemui jalan buntu karena rekaman CCTV itu dan bahkan juga rekaman-rekaman CCTV dari gedung-gedung di sekitar restoran Asian Soul, sepertinya telah disabotase.
Hal itu menjadi dugaannya, karena bahkan dirinya dan teman-temannya yang pada saat hari kejadian sedang makan malam di tempat itu, tidak tampak pernah ada disana dari hasil yang dilihat di rekaman CCTV.
Pemeriksaan pada para staf restoran tidak mungkin dilakukan. Untuk melakukan pemeriksaan itu, Gina perlu melaporkan kejadiannya terlebih dulu pada Asosiasi Hunter dan memiliki bukti agar surat pemeriksaan dapat dikeluarkan dan tim penyidik dari Asosiasi Hunter dapat menindaklanjutinya.
Satu-satunya saksi yang ada hanyalah Anna Lloyd. Tapi Anna sendiri bersikeras untuk menangani masalah keluarga itu seorang diri.
“Apakah Cassey berkomplot dengan orang-orang di Asian Soul?” pikir Anna yang tiba-tiba membuka kedua matanya.
Dia mendesah pelan saat tidak dapat menyimpulkannya.
Anna kembali memejamkan kedua matanya dan memikirkan langkah apa yang akan dia ambil untuk membuka perbuatan Cassey di hadapan keluarganya. “Apakah aku sebaiknya pulang saja dan langsung menggertaknya?” gumamnya.
Anna kembali membuka kedua matanya saat mendengar suara pintu di buka dan di tutup di kejauhan. Beberapa detik kemudian dia mendengar suara air yang mengalir dari pancuran. Dia menduga bahwa itu pasti berasal dari kamar mandi di kamar Gina, yang saat ini pasti sedang mandi.
Anna kembali memejamkan kedua matanya. Namun hanya beberapa detik saja dan dia membuka kedua matanya lagi.
Anna perlahan bangun dari ranjang lalu duduk di tepiannya.
Dia menatap sekeliling ruangan dan tersenyum saat mendengar suara seseorang yang sepertinya sedang berendam di dalam bak mandi, di dalam kamar mandi yang terletak di pojok ruangan.
“Ternyata kekuatanku benar-benar nyata.” Gumam Anna yang kemudian tersenyum.
Anna berjalan-jalan di dalam kamar itu, melihat-lihat ke atas meja dan menemukan sebuah smartphone disana.
Dia mengetuk layar smartphone, bermaksud untuk membuka layar smartphone itu namun layarnya terkunci.
Anna mendekatkan smartphone itu ke wajahnya dan mematikan layarnya, sedikit memiringkan smartphone itu dan menatap layarnya dari samping dengan seksama.
Beberapa saat kemudian, Anna kembali menyalakan layar dan memasukkan kode rahasia dan kunci keamanan smartphone berhasil ditembusnya.
Anna memilih aplikasi pesan dan membaca beberapa pesan disana.
Dia berpikir apakah sebaiknya membawa smartphone itu untuk mengecek pesan-pesannya lebih jauh, tapi membatalkan niatnya dan akhirnya meletakkan kembali benda itu ke tempatnya semula.
Perhatiannya kemudian beralih ke laci meja. Dia akhirnya membuka laci itu dan menemukan dua buah benda yang sangat dikenalnya. Itu adalah smartphone miliknya dan juga kunci kamarnya di toko bunga yang terhubung dengan ruang bawah tanah dimana Miyuki seharusnya berada.
Anna mengambil barang miliknya itu dan hanya menggenggamnya di salah satu tangannya, karena gaun tidur yang dikenakannya tidak memiliki satupun kantong.
Ketika Anna ingin menutup laci itu, dia merasakan energi sihir aneh dari bagian laci yang agak dalam. Anna menarik laci itu lebih jauh dan menemukan sebuah botol kecil disana.
“Pil? Pil apa ini?”
Anna mendekatkan botol transparan berisi pil yang memiliki energi sihir kasar di dalamnya.
Pada saat itu, orang yang berada di dalam kamar mandi sepertinya mengetahui keberadaannya di dalam kamar, karena Anna mendengar orang itu tiba-tiba keluar dari dalam bak mandi dengan gerakan yang sangat lembut, seakan sedang berhati-hati agar gerakannya tidak terdengar.
Anna juga dapat mendengar orang itu dengan perlahan berjalan ke arah pintu dan membuka pintu kamar mandi selembut mungkin.
Anna menutup kembali laci meja, namun tetap memegang botol tadi untuk dibawanya. Lalu, dengan pikirannya, Anna mematikan lampu kamar, saat orang itu sudah membuka pintu kamar mandi dan keluar dari sana.
Melihat lampu kamarnya tiba-tiba padam, orang yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi tentu saja terkejut. Dengan kewaspadaan dia berjalan perlahan sambil berusaha menajamkan pendengarannya.
Saat dia masih mengendap-endap sambil terus fokus pada pendengarannya, tiba-tiba lampu kamarnya kembali menyala.
Cassey Lloyd terdiam membeku saat melihat seseorang bergaun putih berdiri di dekat meja dengan rambut panjangnya yang menutupi seluruh bagian wajah.
Tubuh Cassey gemetar pada saat itu juga. Dan dia merasakan lemas di kedua lututnya yang membuanya jatuh terduduk.
Gadis bergaun putih itu kemudian tertawa dengan suara yang sangat mengerikan.
Saat suara tawanya semakin meninggi, lampu kamar tiba-tiba kembali padam.
Bersamaan dengan itu, suara tawa melengking tadi juga lenyap.
Dalam keadaan itu, Cassey yang benar-benar ketakutan hanya membeku di tempatnya dengan tubuh yang gemetaran. Dan dia mengompol.
Beberapa detik kemudian lampu kembali menyala.
Cassey menemukan wajah yang tertutup rambut berada tepat di depan wajahnya.
Dia berteriak dengan sekuat tenaga sambil menendang-nendang ke arah makhluk, yang menurutnya adalah hantu. Tapi kedua kakinya tidak menyentuh apapun selain udara kosong.
Lampu kembali padam.
Cassey akhirnya mengamuk. Memukul dan menendang ke segala arah namun kedua tangan dan kakinya tetap tidak menyentuh apapun.
Saat lampu kembali menyala, kamarnya kosong.
***
Anna, yang kini berada di ruangan lain, tertawa riang saat mendengar suara teriakan Cassey yang sangat nyaring dari tempatnya kini berada. Tak lama kemudian terdengar suara benda dihancurkan.
Cassey baru saja menghancurkan pintu kamarnya dan melarikan diri dari dalam kamarnya.
“Ck... Hunter rupanya takut pada hantu” gumam Anna.
Tak lama kemudian, kegaduhan terdengar di lantai bawah bangunan yang merupakan kediaman putri keluarga Lloyd.
Cassey Lloyd yang panik langsung melompat ke lantai satu begitu dia menghancurkan pintu kamarnya tadi.
Pelayan-pelayan yang mendengar suara teriakannya segera bangun dan berlari berhamburan keluar kamar untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Mereka menemukan Cassey terduduk gemetar dengan bertelanjang di lantai dan berteriak-teriak seperti orang gila sambil menunjuk ke arah lantai dua dimana kamarnya berada.
Anna mengabaikan keributan itu dan duduk di kursi, di depan meja rias dan menatap ke sekeliling ruangan.
Ruangan itu adalah kamar tidurnya. Kamarnya tampak tidak berubah. Walaupun sudah dua minggu tidak ada yang menempati, kamar itu sepertinya tetap dibersihkan setiap hari oleh para pelayan karena ruangan itu sangat bersih.
Anna menatap pada pantulan wajahnya di dalam cermin dan teringat kembali pada apa yang penata rias katakan padanya di hari kematiannya. Ingatan itu kemudian membawanya pada Reinhard Bern. Pria yang sepertinya sangat menyukainya saat pertemuan pertama mereka.
“Apakah dia juga tidak melaporkannya?”
Cassey seharusnya tidak bersantai di bak mandinya hari ini jika Reinhard Bern melaporkan kejadian itu pada Asosiasi Hunter.
Karena sekaya dan seterpandang apapun keluarga Lloyd, mereka tidak akan lolos dari hukuman berat karena telah melanggar undang-undang pembunuhan terutama pada Hunter yang lebih lemah.
Anna berusaha mengingat-ingat gerak-gerik Reinhard Bern di hari itu. Tapi menurut ingatannya, tidak ada hal mencurigakan apapun dari pria itu.
“Sepertinya aku memang harus menemuinya untuk mencari tau sendiri.”
Anna akhirnya pergi ke lemari pakaiannya untuk mengambil salah satu hoodie dan topi baseball koleksinya yang biasa digunakannya saat pergi ke pinggiran Kota C untuk menemui Miyuki. Untuk itu jugalah dia mengambilnya. Anna tidak perlu mengambil pakaiannya, karena Gina sudah menyediakan pakaian juga untuknya.
Saat Anna sudah selesai mengemas barang-barangnya dan hendak kembali ke kamarnya yang berada di apartemen Gina Stewart, dia mendengar beberapa langkah kaki mendekati pintu kamar.
Anna akhirnya membatalkan niatnya, lalu berbalik dan berdiri menghadap pintu. Dia sedikit mengacak-acak rambutnya dan menutupi wajahnya kembali dengan rambut panjangnya.
•••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
Ayano
Aam..... mereka manusia juga wak 😏😅
2023-06-04
0
Ayano
Sekaan gak bisa tidur dengan tenang
2023-06-04
1
Ayano
Berasa kek ngeliat orang mati suri pasti pas Anna bangun 🤣
2023-06-04
0