Bagian 1 : Anna Lloyd
☆☆☆
Tahun 2050.
Di sebuah ruang bawah tanah, di pinggiran Kota C.
“Apakah ada kemajuan?”
Anna Lloyd bertanya pelan sambil menutup pintu di belakangnya saat sudah berada di dalam ruang Miyuki Nakano, rekan bisnis, yang baru dikenalnya dalam 1 tahun belakangan.
Setelah selama 3 hari Miyuki tidak kunjung keluar dari ruangan kerjanya, Anna penasaran dengan perkembangan pekerjaan Miyuki hingga memutuskan untuk pergi mengunjunginya.
Tanpa perlu berbalik, karena sudah tahu siapa yang baru berbicara padanya, Miyuki mengangkat tangan dan mengacungkan ibu jarinya. "Banyak kemajuan.” Sahutnya kemudian.
Sambil menyesap isi minuman kaleng di tangannya, Anna menatap pada tumpukan mangkuk mie instan dan botol air mineral yang berserakan di atas meja.
“Jadi dia cuma makan makanan instan selama tiga hari ini," pikir Anna yang kemudian mengalihkan tatapannya pada 5 monitor yang menjadi fokus Miyuki.
Dia tahu apa yang sedang Miyuki lakukan, namun tidak mengerti dengan kode-kode yang tertera pada semua layar tersebut.
Miyuki yang sedang duduk di sampingnya, mendongak dan menoleh pada rekannya itu.
“Yang kita perlukan sekarang adalah mencari kristal sihir untuk melakukan uji coba.”
Anna hampir tertawa saat mendengar kalimat itu.
“Kau pikir kita bisa mendapatkannya begitu saja saat mencarinya?”
Untuk mendapatkan kristal sihir, mereka harus masuk ke dalam sebuah Dungeon, bertarung dan mengalahkan monster-monster di dalamnya, kemudian, baru menambang kristal-kristalnya.
Masalahnya, mereka berdua hanyalah Hunter tak berlisensi. Dan yang terpenting, mereka adalah Hunter peringkat F. Peringkat terendah dalam Sistem Hunter.
Anna akhirnya tertawa saat tak bisa lagi menahannya, karena kalimat itu begitu lucu baginya.
Namun, saat dia melihat ekspresi serius pada wajah Miyuki, Anna segera memperbaiki kalimatnya.
“Aku akan membeli kristal-kristal sihir itu,” ucap Anna, dengan kesungguhan di wajahnya. “Berapa banyak kristal sihir yang kau butuhkan?” tanyanya kemudian.
“Aku hanya…,” Miyuki kembali berpikir, uang yang dibutuhkan sangat banyak untuk membeli barang yang dia perlukan hingga kalimat ‘hanya’ sangat tidak tepat. “Maksud ku… kita butuh sepuluh kristal sihir yang sudah diolah,” lanjutnya.
Anna mengangguk kecil.
Karena hanya melihat anggukan itu, yang dia rasa tidak jelas maksudnya, Miyuki terus menatapnya.
Untuk mendapatkan 10 kristal sihir yang sudah diolah, mereka membutuhkan biaya sebesar 25.000 Dollar.
Miyuki tidak yakin apakah Anna masih memiliki uang sebesar itu. Karena untuk membangun laboratorium dan membeli tempat mereka saat ini saja, gadis itu sudah mengeluarkan biaya sebanyak 5.000.000 Dollar.
Anna dapat menangkap arti tatapan Miyuki, lalu ia pun tersenyum.
“Aku akan mendapatkannya, beri aku waktu tiga hari, ok?” ucap Anna yang kemudian kembali tersenyum padanya.
Namun, saat tidak melihat respon apapun dari Miyuki, dia akhirnya memperjelas kalimatnya.
"Aku punya banyak uang. Aku hanya meminta waktu untuk membeli kristal sihir itu tanpa diketahui keluarga ku.”
Mendengar jawaban itu, kedua mata Miyuki berbinar dan dia tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya.
Itu mungkin senyuman tulus kedua yang pernah Anna lihat dari gadis itu. Miyuki biasanya selalu menjaga ekspresi wajahnya agar tampak cool dengan sangat baik.
Untuk seseorang berwajah imut sepertinya, menurut Anna, hal itu sebenarnya sangat tidak cocok.
“Terima kasih. Aku akan memanfaatkannya sebaik mungkin!” ucap Miyuki dengan nada suaranya yang juga terdengar ceria.
Anna akhirnya tertawa saat mendengar ucapan Miyuki. Suara Miyuki sungguh lucu. Sangat serasi dengan wajahnya cantik-imut nya yang berbeda dengan kecantikan anggun yang Anna miliki.
“Kalau begitu, aku akan kembali sekarang, kakekku kembali hari ini.” Ucap Anna sambil meremas kaleng minuman yang telah kosong.
“Kakekmu?”
“Ya…, sudah tiga tahun kami tidak bertemu dan aku sangat merindukannya.” Sahut Anna sambil berjalan menuju tong sampah dan melemparkan kaleng yang telah remuk itu kedalamnya.
"Aku akan membawa kristal sihirnya saat aku kembali tiga hari lagi.”
Miyuki tidak terlalu mendengarkan kata-kata Anna. Dia lebih fokus melihat apa yang baru Anna lakukan.
Miyuki tiba-tiba menyadari keadaan ruangannya yang sangat berantakan dengan bungkus-bungkus makanan instan yang berserakan di meja dan sebagian bahkan berhamburan di lantai.
Dengan malu, Miyuki akhirnya memunguti sampah-sampah tersebut dan membuangnya ke dalam tong sampah juga.
Walaupun terlihat tidak terlalu berminat dengan apa yang sedang Miyuki lakukan, namun ada senyuman tipis tampak di bibir Anna saat dia berjalan menuju pintu.
“Dia benar-benar orang yang lucu,” pikir Anna, yang sebenarnya tidak bermaksud untuk menyindir Miyuki dengan apa yang baru dia lakukan. Dia hanya sudah terbiasa langsung membuang sampah yang telah digunakannya.
Miyuki langsung menyusul Anna yang sudah pergi meninggalkan ruang kerjanya, setelah selesai membuang sampah-sampah itu.
“Aku akan melakukan uji coba final sekali lagi sementara menunggumu kembali.” Ucap Miyuki saat sudah berada di samping Anna, berjalan di koridor gelap yang akan membawa mereka ke lantai atas.
“Kenapa kau tidak berjalan-jalan saja sementara menungguku kembali? Kau hampir tidak pernah meninggalkan laboratorium mu.” Ucap Anna, memberikan saran pada Miyuki, yang dia tahu hampir tidak pernah keluar dari laboratorium dan ruang kerjanya walaupun hanya untuk menghirup udara segar di atas sana.
“Apakah kau tidak menyiapkan makanan instan untuk ku?”
Mendengar pertaanyaan balik yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang baru saja dia katakan, Anna sedikit memiringkan kepalanya dan menoleh pada Miyuki.
“Aku sudah menyiapkannya kemarin. Semuanya ada di kulkas.” Sahut Anna.
Dia tahu Miyuki tidak tertarik untuk keluar dari bawah tanah karena lebih mengkhawatirkan persediaan makanannya dibandingkan dengan dirinya yang harus ‘terjebak’ di tempat itu. Hal itu terbukti dari anggukan Miyuki yang kemudian tersenyum senang pada Anna.
“Yah…, aku hanya harus menunggu selama tiga hari jika ingin memakan makanan lezat dari Asian Soul.” Ucap Miyuki yang kini memiliki ekspresi sedih di wajahnya.
Sungguh perubahan emosi yang sangat cepat yang berhasil membuat Anna tertawa.
Namun, Anna segera menghentikan tawanya saat mendengar gema suaranya memantul di koridor. Itu sedikit mengejutkannya karena dia tanpa sengaja melakukannya.
“Kau tinggal pergi ke sana kalau kau mau. Dan juga, kau sudah hampir dua minggu tidak pernah terkena cahaya Matahari, kan?”
“Aku akan terkena cahaya Matahari sebentar lagi.” Sahut Miyuki dengan cepat.
Yang dia maksudkan adalah saat mengantarkan Anna sampai keluar bangunan nanti.
Mereka berdua kemudian tertawa sambil terus berjalan melalui koridor gelap yang terletak di bawah tanah itu tanpa memperdulikan lagi pantulan suara di sepanjang koridor.
•••
Ruang bawah tanah itu terhubung dengan sebuah bangunan kecil diatasnya yang adalah sebuah toko bunga yang Anna bebas sewakan pada seorang gadis yang kebetulan juga seusia dengannya.
Anna dan gadis itu bertemu secara tidak sengaja, saat ia menawarkan bunga pada Anna, di sebuah kafe yang berada tidak jauh dari toko bunga.
Saat itu, Anna sedang berkeliling bersama agen properti, melihat-lihat bangunan yang cocok untuk membuat sebuah laboratorium tersembunyi.
Mengetahui latar belakang gadis penjual bunga itu, Anna pun tergerak untuk membantunya agar tidak berjualan bunga keliling lagi, bahkan meminjaminya modal untuk usahanya tersebut.
Anna juga memberikan tempat usaha agar dia tidak melakukan bisnis dengan berkeliling lagi. Karena kebetulan, bangunan diatas laboratorium yang Anna beli tidak digunakan.
•••
Rin, gadis penjual bunga yang saat itu sedang menata bunga-bunganya langsung berdiri dan menyapa Anna, saat dia melihat Anna baru saja keluar dari ruangan pribadinya yang terhubung ke ruang bawah tanah.
“H-Hallo...,” sapa Rin dengan sedikit tergagap saat mengetahui Anna kali ini tidak keluar seorang diri.
Walaupun Rin sudah dua kali bertemu dengan Miyuki, namun dia tidak akrab dengan Miyuki yang terlihat susah untuk di ajak berbicara.
Miyuki hanya mengangguk kecil sebagai jawaban atas sapaan itu tanpa ada perubahan ekspresi di wajahnya.
“Hallo Rin..., apakah penjualan hari ini bagus?”
“Ya... te-terima kasih... berkat mu...“
“Kenapa kau selalu mengatakan itu setiap kali kita bertemu?” potong Anna sembari menepuk pundak Rin yang bertubuh sedikit lebih pendek darinya.
Rin terdiam saat mendengar kata-kata orang yang dia anggap sebagai dewi penyelamatnya. Gadis itu memang memiliki rasa hormat dan rasa terima kasih yang tulus pada Anna, penolongnya.
Karena jika bukan karena bantuan Anna, dia dan adiknya mungkin masih berjualan bunga secara berkeliling dan tidak akan memiliki banyak pelanggan seperti yang dia miliki sekarang.
•••
Anna masih berbicara pada Miyuki beberapa menit lagi sampai Miyuki akhirnya meninggalkan mereka dan kembali ke laboratoriumnya.
Melihat Miyuki pergi tanpa pamit padanya, Rin merasa bahwa gadis itu sepertinya entah tidak menyukainya atau memang tidak suka bergaul dengan sembarang orang.
“Tidak usah terlalu dipikirkan. Dia hanya pemalu.” Ucap Anna yang seakan bisa membaca pikiran Rin.
Ia kemudian tersenyum pada Rin yang tampak salah tingkah setelah mendengar ucapannya.
"Dan dia akhirnya tidak menerima cahaya Matahari lagi…," gumam Anna sambil menatap pintu yang baru saja tertutup di belakang Miyuki.
“Ngomong-ngomong, aku tidak akan kesini dalam tiga hari ke depan.” Ucap Anna yang akhirnya menoleh kembali pada Rin. "Kalau Miyu butuh sesuatu, apa kau bisa membantunya?”
“Tentu. Serahkan pada ku."
“Baiklah, aku akan memberitahukan itu pada Miyu melalui pesan. Sampai jumpa lagi Rin.”
Anna akhirnya pergi meninggalkan tempat itu dan kembali ke apartemennya yang berada tidak jauh dari situ.
...
Anna Lloyd...
•••••••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
Donita S
jadi ini anna yg nongol di hunter system
2023-09-28
1
Yeyi
kangen novel buatan kak nika
2023-09-24
1
Tiana
wah visual nya cantik👍😘
2023-07-02
1